PENDAHULUAN
Jika kita lihat sejarah orang-orang terdahulu mereka sangat menjaga nilai
kesopanan terhadap guru mereka. Lantas apa yang membuat nilai kesopanan itu
menjadi menurun dizaman sekarang ini. Mungkinkah budaya kesopanan itu akan
hilang jika zaman tersbut berganti. Lantas apa yang membuat murid zaman
sekarang kurang menjaga kesopanan terhadap guru mereka.
Kesopanan harus mulai ditanamkan sejak kecil dalam suatu keluarga. Orang
tua harus mendasari anak mereka dengan mengajari mereka tentang adab dan
kesopanan kepada orang yang lebih tua, atau kepada guru-guru mereka. Dalam hal
ini keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertaman dan utama.
Kemudian juga tidak kalah penting lembaga pendidikan juga mempuyai pengaruh
dalam mendidik para siswanya dan menanamkan nilai kesopanan.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah Sikap Sopan
Terhadap Guru diantaranya adalah sebagai berikut :
Adapun tujuan penulian makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Dan selain itu, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menggambarkan pengamalan nilai-nilai pancasila yang terkandung dalam sila
kedua. Selain itu juga, untuk menjawabpertanyaan yang terdapat dalam rumusan
masalah, diantaranya sebagai berikut :
4. Untuk menjelaskan apa saja cara untuk menanamkan nilai kesopanan kepada
seorang murid terhadap seorang guru
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita menjelaskan apa itu sikap sopan, terlebih dahulu kita katahui
tentang apa itu sikap dan apa itu sopan. Yang pertama apa itu sikap? Secara
bahasa, sikap (attitude) adalah perilaku, sedangkan menurut istilah, sikap adalah
pikiran dan perasaan yang mendorong kita untuk bertingkah laku terhadap aspek-
aspek yang terdapat dalam suatu lingkungan masyarakat.Sedangkan arti sopan
yang pertama adalah secara bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah hormat dan takzim, beradab, baik kelakuannya. Sedangkan menurut
istilah, sopan adalah suatu aturan dan tata cara yang berkembang secara turun
temurun dalam suatu budaya dalam masyarakat yang bisa bermanfaat dalam
pergaulan antar sesama sehingga terjalin suatu hubungan yang akrab, saling
pengertin serta saling menghormati. Beberapa ahli juga menjelaskan tentang
definisi sopan santun. Diantaranya sebagai berikut :
1. Menurut Chaplin (2006), sopan adalah aturan yang mengatur hukum sosial
atau adat atau perilaku.
2. Menurut Hurlock (1990), sopan adalah kebiasaan adat istiadat atau aturan
perilaku yang sudah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
3. Menurut P.J.S Poerdaminta, sopan adalah ajaran moral dari perbuatan baik
dan buruk.
Misalnya saja didaerah barat, disana akan dianggap biasa saja dan wajar
jika seorang laki-laki dan perempuan bertemu dan kemudian mereka menyapa
dengan mencium pipi. Dan ini akan sebaliknya jika hal itu dilakukan di Indonesia,
akan menjadi hal yang tidak baik oleh masyarakat Indonesia.
Sopan santun merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan sosial
suatu wilayah masyarakat tertentu. Karena dengan menunjukkan sikap sopan
santun maka orang tersebut akan dihargai dalam masyarakat tersebut.
كنا جلوسا ً في المسجد إذ خرج رسول[ هللا فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير ال يتكلم أحد منا
“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas
kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR.
Bukhari).
Ini merupakan contoh sikap seorang sufi yang mencerminkan sikap hormat
kepada guru mereka. Sikap ini seharusnya ditanamkan kepada para pelajar sebagai
bentuk penghormatan kepada gurunya.
Begitu pentingnya kesopanan itu, sikap ini mempunyai banyak manfaat yang akan
diperoleh oleh orang yang bersikap sopan, diantara manfaat itu antara lain :
3. Ilmu yang diterima dari guru akan bermanfaat bagi orang lain.
6. Seorang guru tidak akan selalu diatas muridnya. Ilmu dan kelebihan
merupakan anugerah Allah, dan Allah akan memberikan anugerah tersebut kepada
orang yang dikehendakinya.
Sebenarnya masih banyak lagi manfaat yang akan kita dapat dari sikap
sopan tersebut. Kesopanan terbentuk dari kebiasaan masyarakat daerah itu sendiri.
dalam lingkungan pendidikan, misalnya saja lingkungan sekolah, biasanya sangat
jarang siswa yang memiliki sikap sopan terhadap seorang guru. Seperti halnya juga
dalam lingkungan perkuliahan, sangat jarang juga yang hormat atau bersikap sopan
kepada doen mereka. Itu karena kebiasaan-kebiasaan lingkungan perkuliahan
tersebut. Dan juga didalam lingkungan perkuliahan sangat jarang diajarkan kepada
mahasiswanya tentang nilai sikap. Jadi memang begitu hasilnya jika tidak ada
penanaman nilai kesopanan dalam suatu lingkungan.
Sebagai seorang murid kita harus mempunyai sikap atau rasa tawadlu`
terhadap guru kita. Harus bisa menempatkan seorang guru pada tempatnya. Karena
guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Setidaknya kita harus belajar sedikit untuk
lebih menghargai guru kita. Guru juga merupakan orang tua kita disekolah.
Percuma saja jika seorang murid itu sangat pandai tetapi tidak bisa bersikap sopan
terhadap guru kita.
Lalu bagaimana cara kita untuk menghormati atau bersikap sopan kepda seorang
guru, diantaranya adalah sebagai berikut :
Sikap ini merupakan sikap yang sederhana dan mudah dilakukan, akan tetapi
mempunyai manfaat yang sangat banyak.
Maka tidaklah pantas bagi seorang murid berjalan didepan seorang guru.
Jika ingin berjalan didepan seorang guru, maka kita harus meminta ijin terlebih
dahulu. Itu menunkkan ketawadlu`an seorang murid terhadap guru.
Jika didalam ruang kelas maka tidak sopan pula kita duduk ditempat duduk
guru kita. Hal ini kental dengan sikap orang jawa yang sangat menjunjung tinggi
untuk tidak duduk ditempat duduk guru.
4. Mentaati perintahnya
Bicaralah yang penting saja dan jangan berbicara suatu hal tidak disukai oleh
seorang guru.
Misalnya bila kita ingin ketoilet, maka hendaknya kita harus meminta izin terlebih
dahulu. Jika guru kita tidak mengizinkan maka terimalah dengan tidak
menguirangi rasa hormat kita.
Segeralah meminta maaf apabila kita melakukan salah kepada guru kita.
Buatlah guru kita merasa nyaman ketika didalam kelas maupun dimana saja.
Adapun hal-hal yang bisa diterapkan oleh seorang guru disekolah untuk
menanamkan sikap sopan terhadap guru, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Peran sekolah dalm membiasakan sikap sopan santun dan rasa hormat dapat
dilakukan dengan memberi contoh sikap sopan dan santun yang ditunjukan oleh
guru. Dengan contoh atau model dari guru ini siswa dengan mudah dapat meniru
sehingga guru dapat dengan mudah menanamkan sikap sopan santun.
3. Guru agama, guru pendidikan moral pancasila dan guru BK dapat melakukan
pembiasaan yang dikaitkan dalam penilaian secara afektif. Penilaian pencapaian
kompetensi dalam 3 mata pelajaran ini hendaknya difokuskan pada pencapaian
kompetensi afektif. Sedangkan kompetensi kognitif hanya sebagai pendukung
mengusaan secara afektif.
Manusia yang paling berjasa terhadap seseorang adalah kedua orang tua.
Melalui keduanya Allah mentakdirkan keberadaannya. Ibunya yang telah
mengandungnya selama sembilan bulan dengan penuh susah payah. Ibunya yang
telah menyusuinya selama masa yang telah dikehendaki oleh Allah. Ibunya yang
mengasuhnya, merawatnya dan menyayanginya semasa kecilnya. Demikian juga
ayahnya yang membanting tulang untuk memenuhi segenap kebutuhannya, dan
mendidiknya hingga dewasa. Ayahnya yang melindunginya dari berbagai
marabahaya.
Guru merupakan orang yang bejasa terhadap sang murid atau dengan kata
lain guru merupakan orang yang mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan
kepada murid diluar bimbingan orang tua dirumah, sehingga akhlakul karimah
terhadap guru perlu di terapkan sebagaimana akhlak kita terhadap kedua orang tua.
فضل العا لم على العاب[[د كفض[[ل القم[[ر على: سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول:عن ابي درداء قال
فمن اخ[[ده، انم[[ا ورث[[والعلم، وان اآل نبياء لم يورثوا دين[[ارا والدرهم[[ا, وانما االعلماء ورثة اآل نبياء،الكو كب
اخد بحظ وكفر (رواه ابو (داود (والتر مذى
Didalam ajaran tasawuf, adab kepada guru adalah sesuatu yang utama dan
pokok, karena hampir seluruh pengajaran tasawuf itu berisi tantang pembinaan
akhlak manusia menjadi akhlak yang baik, menjadi akhlak yang mulia
sebagaimana akhlak Rasulullah SAW. Seorang murid harus selalu bisa
memposisikan (merendahkan) diri di depan Guru, harus bisa melayani Guru nya
dengan sebaik-baiknya.
قال رسول[ هللا صلى هللا عليه وسلم " إنما أنا لكم مثل الوالد لولده " بأن يقصد إنقاذهم من نار اآلخرة وهو أهم
ولذلك صار حق المعلم أعظم من حق الوالدين فإن الوالد سبب الوجود:من إنقاذ الوالدين ولدهما من نار الدنيا
)(اإلحياء علوم الدين.الحاضر والحياة الفانية والمعلم سبب الحياة الباقية
Namun demikian, suatu ketika orang tua dapat berperan ganda, yaitu sebagai
orang tua dan juga sekaligus sebagai guru. Begitu seorang anak lahir, orang tua
yang pertama kali mengumandangkan kalimat tauhid dan takbir di telinga kanan
dan kiri sang anak. Begitu mau makan/minum orang tua pula yang pertama kali
mengajari berdoa, sehingga pantaslah apabila sangat banyak dalil Al-Qur’an
maupun hadits yang memerintahkan untuk berbakti serta taat kepada kedua orang
tua, antara lain sebagai berikut :
لَهُ َم[[ا أُفٍّ َواَل ْك ْال ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َما أَوْ ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُل
َ ك أَاَّل تَ ْعبُدُوا إِاَّل إِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْن َد َ ََوق
َ ُّضى[ َرب
)23( َك ِري ًما تَ ْنهَرْ هُ َما[ َوقُلْ لَهُ َما قَوْ اًل
[850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama
apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar
daripada itu.
Dalam ayat tersebut, bagitu pentingnya berbakti kepada kedua orang tua,
maka perintah berbakti kepadanya, langsung diabadikan dalam urutan sesudah
perintah beribadah kepada Allah.
، ن[[ا القاس[[م بن س[[ليم الص[[واف، [ نا بشر بن موسى األسدي، نا أبو بكر بن بالويه، أخبرنا أبو عبد هللا الحافظ
عن يعلى بن عطاء، وأبا معاوية هشيم بن بشير يحدثان، شهدت الواسطيين أبا بسطام[ شعبة بن الحجاج: قال
، رض[ا[ هللا من رض[[ا الوال[[دين: قال رس[[ول هللا ص[[لى هللا علي[[ه وس[[لم: عن أبيه عن عبد هللا بن عمرو قال،
ب[[اب- – ش[[عب اإليم[[ان لل[[بيهقي –المكتب[[ة الش[[املة7583 : (رواه ال[[بيهقي.وس[[خط[ هللا من س[[خط الوال[[دين
)337 : – صفحة16 : الخامس والخمسون من شعب اإليمان – الجزء
Dari Abdullah bin Amr, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : RIDO ALLAH
TERGANTUNG DARI RIDO KEDUA ORANG TUA, DAN MURKA ALLAH
TERGANTUNG DARI MURKA KEDUA ORANG TUA. (HR. Baihaqi : 7583,
Syu’abul iman Lil-Baihaqi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab Al-Khamis wal-
Khaksun min Syu’abnil iman, juz : 16, hal.337)
Anak wajib berbakti kepada kedua orang tua, sewaktu orang tua masih
hidup ataupun sudah wafat. Sewaktu orang tua masih hidup, berbakti kepadanya,
antara lain dengan sikap dan tutur kata yang menyejukkan, santun dan terhormat.
Ketika mereka telah wafat, cara berbakti kepadanya, antara lain sebagai berikut :
يس ع َْن َع ْب ِد ال[رَّحْ َم ِن ب ِْن ُس[لَ ْي َمانَ ع َْن أَ ِس[ي ِد ب ِْن َعلِ ِّي ْب ِن ُعبَ ْي[ ٍد َم[[وْ لَى َ َح َّدثَنَا َعلِ ُّي بْنُ ُم َح َّم ٍد َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ إِ ْد ِر
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس[لَّ َم إِ ْذ َج[ ا َءهُ َر ُج[ ٌل
َ ال بَ ْينَ َما نَحْ نُ ِع ْن َد النَّبِ ِّي َ َك ب ِْن َربِي َعةَ ق ِ ِبَنِي َسا ِع َدةَ ع َْن أَبِي ِه ع َْن أَبِي أُ َس ْي ٍد َمال
َّ ي َش[ ْي ٌء أَبَرُّ هُ َم[[ا بِ[ ِه ِم ْن بَ ْع[ ِد َموْ تِ ِه َم[[ا قَ[[ا َل نَ َع ْم
الص[اَل ةُ َعلَ ْي ِه َم[[ا َّ ال يَا َرسُو َ[ل هَّللا ِ أَبَقِ َي ِم ْن بِرِّ أَبَ َو َ َِم ْن بَنِي َسلَ َمةَ فَق
.وص[ ُل إِاَّل بِ ِه َم[[اَ َُّح ِم الَّتِي اَل ت ِ ص[لَةُ ال[ر ِ ص[ ِديقِ ِه َما َو َ [را ُم َ [َوااِل ْستِ ْغفَا ُ[ر لَهُ َما َوإِيفَا ٌء بِ ُعهُو ِد ِه َم[ ا[ ِم ْن بَ ْع[ ِد َموْ تِ ِه َم[ ا[ َوإِ ْك
ِ َصلْ َم ْن َكانَ أَبُ[[وكَ ي
-11 : ص[ ُل – الج[[زء ِ بَاب- – سنن ابن ماجه – المكتبة الشاملة3654: (رواه ابن ماجه
) 56 : صفحة
Dari Abi Usaid Malik bin Rabi’ah, ia berkata : Ketika kami berada di
samping Rasulullah saw, tiba-tiba seorang laki-laki dari Bani Salamah datang
kepada beliau dan bertanya : Wahai Rasulullah, apakah masih tersisa sesuatu untuk
berbakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya meninggal? Beliaqu
menjawab : Ya, masih ada, yaitu : (1) berdoa untuk keduanya, (2) memintya
ampun untuk keduanya, (3) melaksanakan janji-janji keduanya setelah keduanya
meninggal, (4) memuliakan teman-teman keduanya (5) dan menyambung
shilaturrahim yang tidak tersambung sebelumnya kecuali karena keduanya. –
(HR.Ibnu Majah : 3654, Sunan Ibnu Majah, Al-Maktabah AsySyamilah, bab shil
man kaana abuuka yashilu, juz : 11, hal. 56)
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil".(QS.Al-Isra’ : 24)
Semoga kita menjadi anak yang shalih/shalihah, berbakti dan taat kepada kedua
orang tua serta menghormati guru.
Tugas seorang pendidik bukanlah satu tugas yang mudah dan bukan boleh
dilakukan oleh semua orang. Justeru itu, kerjaya sebagai seorang pendidik
dianggap sebagai satu tugas yang sangat mulia dan istemewa. Lebih-lebih lagi
dalam era yang penuh mencabar ini, menuntut pengorbanan dan komitmen yang
padu dalam mendidik anak bangsa menjadi insan yang cemerlang, berwibawa dan
sentiasa mendapat petunjuk serta keredhaan dari Allah.
Kerana itu, kita seharusnya bersyukur di atas pengorbanan dan jasa guru
yang telah mendidik serta membimbing kita menjadi manusia yang baik pada hari
ini. Baik guru yang terlibat secara langsung mendidik kita di sekolah mahupun
diperingkat universiti dan tidak kurang penting juga kepada guru yang mengajar
kita mengenal membaca ayat-ayat al-Quran, ilmu fardhu ain dan sebagainya.
Tanpa bimbingan dan tunjuk ajar dari mereka kita tidak mempunyai asas yang kuat
untuk mengamalkan kefardhuan asas dalam Islam. Kita sedar bahawa ilmu yang
ada pada diri kita ini sebenarnya hanyalah sedikit. Ini jelas sebagaimana firman
Allah dalam surah al-Kahfi ayat 109;
ْ ْر
ف لِ َعالِ ِمنَا ِ [ َويَع،يرنَا َ ِْس ِمنَّا َم ْن لَ ْم ي ُِج َّل َكب
َ َويَرْ َح ْم،يرنَا
َ ص ِغ َ لَي
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti (hak) orang yang berilmu
(agar diutamakan pandangannya).” (Riwayat Ahmad)
كنت أصفح الورقة بين يدي مالك صفحًا رفيقًا هيبة له لئال يسمع وقعها
Sungguh mulia akhlak mereka para suri tauladan kaum muslimin, tidaklah
hairan mengapa mereka menjadi ulama besar, ia merupakan hasil dari keberkatan
ilmu mereka serta hasil dari akhlak mulia terhadap para gurunya.
Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah (dalam kitabnya Hilyah Tolib al-Ilm)
mengatakan (mafhumnya), “Beradab lah dengan yang terbaik pada saat kamu
duduk bersama syaikhmu, gunakanlah cara yang terbaik ketika bertanya dan
mendengarkannya.”
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui.”
Di dalam al-Qur’an terdapat kisah adab yang baik seorang murid terhadap
gurunya, kisah Nabi Musa dan Khidir. Pada saat Nabi Musa ‘alaihissalam meminta
Khidir untuk mengajarkannya ilmu. Allah berfirman dalam surah al-Kahfi ayat 67;
ًصبْرا
َ إِنَّكَ لَ ْن تَ ْست َِطي َع َم ِع َي
“Khidir menjawab, sungguh engkau (Musa) tidak akan sanggup sabar bersamaku.”
Nabi Musa dengan segenap ketinggiannya di hadapan Allah, tidak diizinkan untuk
mengambil ilmu dari Khidir. Allah berfirman dalam al-Qur’an surah al-Kahfi ayat
70;
ًك ِم ْنهُ ِذ ْكرا َ فَال تَسْأ َ ْلنِي[ ع َْن َش ْي ٍء َحتَّى أُحْ ِد
َ َث ل
Jangan bertanya sampai diizinkan, itulah syarat Khidir kepada Musa. Maka
jika seorang guru tidak mengizinkan untuk bertanya maka janganlah bertanya,
tunggulah sampai guru mengizinkan bertanya.Mendoakan guru dalam kebaikan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َحتَّى يَعلَ َم أن قَد َكافَ ْئتُ ُموه،َُو َم ْن أَتَى إِل ْي ُكم َمعْروفا ً فَ َكافِئُوه فَإِ ْن لَ ْم تَ ِجدوا فَا ْدعُوا لَه
“Apabila ada yang berbuat baik kepadamu maka balaslah dengan balasan yang
setimpal. Apabila kamu tidak bisa membalasnya, maka doakanlah dia hingga
engkau memandang telah mencukupi untuk membalas dengan balasan yang
setimpal.” (HR. Bukhori dalam al-Adab al-Mufrod no. 216, lihat as-Shohihah254)
“Tidaklah aku mengerjakan sholat kecuali aku pasti mendoakan kedua orang tuaku
dan guru guruku semuanya.”
“Setiap anak Adam pasti berbuat kesalahan, dan yang terbaik dari mereka adalah
yang suka bertaubat” (HR. Ahmad)
Para guru bukan malaikat, mereka tetap berbuat kesalahan. Jangan juga mencari
cari kesalahannya, ingatlah firman Allah.
ُض ُكم[ بَ ْعضًا أَي ُِحبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَن يَأْ ُك َل لَحْ َم أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموه
ُ َواَل تَ َج َّسسُوا َواَل يَ ْغتَب بَّ ْع
Allah melarang mencari kesalahan orang lain dan menggibahnya, larangan ini
umum tidak boleh mencari kesalahan siapapun. Bayangkan bagaimana sikap
seseorang jika ia mendengar aib saudara atau kawannya? Bukankah akan
menyebabkan dampak yang buruk akan hubungan mereka? Prasangka buruk akan
mencuat, jarak akan tambah memanjang, keinginan akrab pun tak terbenak lagi di
pikiran.
Lantas, bagaimanakah jika aib para ulama, dan para pengajar kebaikan yang
tersebar? Sungguh manusia pun akan menjauhi mereka, ilmu yang ada pada
mereka seakan tak terlihat, padahal tidaklah lebih di butuhkan oleh manusia
melainkan para pengajar kebaikan yang menuntut hidupnya ke jalan yang benar.
Belum lagi aib-aib dusta yang tersebar tentang mereka.
اللهم استر عيب شيخي عني وال تذهب بركة علمه مني
“Ya Allah tutupilah aib guruku dariku, dan janganlah kau hilangkan keberkahan
ilmuya dari ku.”
Namun, ini bukan berarti menjadi penghalang untuk berbicara kepada sang
guru atas kesalahannya yang tampak, justru seorang tolabul ‘Ilm harus berbicara
kepada gurunya jika ia melihat kesalahan gurunya. Adab dalam menegur
merekapun perlu diperhatikan mulai dari cara yang sopan dan lembut saat menegur
dan tidak menegurnya di depan orang banyak.
Tidak ada satupun manusia di dunia ini kecuali pernah berbuat dosa, sebaik
apapun agamanya, sebaik apapun amalnya nya, sebanyak apapun ilmunya,
selembut apapun perangainya, tetap ada kekurangannya. Tetap bersabarlah
bersama mereka dan jangan berpaling darinya.
Allah berfirman :
َواصْ بِ ْ[ر نَ ْف َسكَ َم َع الَّ ِذينَ يَ ْد ُعونَ َربَّهُم بِ ْال َغدَا ِة َو ْال َع ِش ِّي ي ُِري ُدونَ َوجْ هَهُ َوال تَ ْع ُد َع ْينَاكَ َع ْنهُ ْم تُ ِري ُد ِزينَةَ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا
َوال تُ ِط ْع َم ْن أَ ْغفَ ْلنَا قَ ْلبَهُ عَن ِذ ْك ِرنَا َواتَّبَ َع ه ََواهُ َو َكانَ أَ ْم ُرهُ فُ ُرطًا
Besar jasa mereka para guru yang telah memberikan ilmunya kepada
manusia, yang kerap menahan amarahnya, yang selalu merasakan perihnya
menahan kesabaran, sungguh tak pantas seorang murid ini melupakan kebaikan
gurunya, dan jangan pernah lupa menyisipkan nama mereka di lantunan doamu.
Semoga Allah memberikan rahmat dan kebaikan kepada guru guru kaum
Muslimin. Semoga kita dapat menjalankan adab adab yang mulia ini.
BAB III
PENUTUPAN
3.3 Kesimpulan
Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu dengan tugas utama untuk
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi murid. Guru dalam Islam juga disebut pewaris para nabi. Karena
lewat seorang guru, wahyu atau ilmu para nabi diteruskan kepada umat manusia.
Guru adalah orang yang mengajarkan kita dengan berbagai macam ilmu
pengetahuan dan mendidik kita sehingga menjadi orang yang mengerti dan
dewasa.
3.2 Saran
Disusun oleh:
Achmad Junaidi
Teknik Bisnis Sepeda Motor
SMK NEGRI 1 KALIANGET