Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing

variabel yang digunakan. Variabel adalah atribut dari sekelompok orang atau

objek penelitian yang mempunyai kriteria yang sama, Sugiyono (2005:2).

Penjelasan variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sub Sektor Perkebunan

PDRB Sub Sektor Perkebunan merupakan jumlah nilai

produksi neto barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi

Sub Sektor Perkebunan di Kabupaten Kediri selama jangka waktu tertentu

yaitu satu tahun. Dalam penyajian ini PDRB Sub Sektor Perkebunan

dihitung berdasarkan produksi macam-macam perkebunan dalam satuan

kwintal.

2. Sub Sektor Unggulan

Dalam pengembangan suatu sektor, pengembangan tidak

dapat dilakukan serentak pada semua sub sektor perekonomian akan tetapi

diprioritaskan pada pengembangan sub sektor-sub sektor yang potensi

berkembangnya cukup besar atau biasa disebut sebagai sub sektor

unggulan. Karena sub sektor ini diharapkan dapat tumbuh dan

berkembangpesat sehingga dapat merangsang sub sektor-sub sektor lain

37
38

yang terkait untuk berkembang mengimbangi sub sektor

unggulan tersebut.

3.2. Jenis dan Sumber Data

3.2.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka

dan berkala (time series).

3.2.2. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari perpustakaan milik lembaga-

lembaga pendidikan dan kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri

dan Provinsi Jawa Timur.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

dua cara yaitu :

1. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan membaca buku-buku

literatur sebagai bahan pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data sekunder yang

diperlukan dalam penelitian ini. Data diperoleh dengan mengambil laporan


39

maupun catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas

di dalam penelitian ini.

3.4. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

3.4.1. Analisis LQ (Location Quotient)

Analisis LQ merupakan cara untuk mengukur konsentrasi dari

suatu kegiatan ekonomi dalam suatu daerah dengan cara membandingkan

peranannya dalam perekonomian daerah tersebut dengan peranan kegiatan

ekonomi sejenis pada lingkup yang lebih luas (regional atau nasional).

Analisis LQ merupakan suatu alat analisis untuk menunjukkan

basis ekonomi suatu wilayah terutama dari kriteria kontribusi. Alat analisis

ini juga dipakai untuk mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan dalam suatu

daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian

regiaonal atau nasional. Perhitungan basis tersebut menggunakan variabel

PDRB wilayah atas suatu kegiatan dalam struktur ekonomi wilayah.

Adapun formulasi perhitungan LQ adalah sebagai berikut :

LQ = Vaji/Vaii

PDRBj/PDRBi

Dimana : Vaji = Jumlah PDRB Sub Sektor Perkebunan

Kabupaten/Kota

Vaii = Jumlah PDRB Sub Sektor Perkebunan Provinsi


40

PDRBj = Jumlah PDRB Sub Sektor Perkebunan Total

Kabupaten/Kota

PDRBi = Jumlah PDRB Sub Sektor Perkebunan total

Provinsi

3. Dari perhitungan yang diperoleh, dapat diartikan dalam dua kategori,

yaitu: Bila nilai LQ < 1, menunjukkan bahwa Sub Sektor Perkebunan

tersebut bukan Sub Sektor Perkebunan basis. Bila LQ > 1, Menunjukkan

bahwa Sub Sektor Perkebunan tersebut adalah Sub Sektor Perkebunan

basis.

3.4.2 Analisis Shift Share

Analisis ini berasumsi bahwa perubahan perekonomian suatu

periode merupakan kumulatif dari perubahan tahun – tahun sebelumnya.

Alat ini menganalisis beberapa komponen perubahan regional maupun

daerah yang mempengaruhi struktur ekonomi daerah tersebut.

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa perubahan perekonomian suatu

daerah dipengaruhi oleh variabel kesatuan wilayah yang lebih luas yaitu

dalam hal ini Kabupaten atas komponen pertumbuhan perekonomian,

bauran industry dan keunggulan kompetitif.

Analisis Shift Share dapat digunakan untuk mengkaji pergeseran

struktur perekonomian daerah yang bertingkat lebih tinggi.

Perekonomian daerah yang didominasi oleh Sub Sektor Perkebunan


41

yang lamban pertumbuhannya akan tumbuh di bawah tingkat

pertumbuhan perekonomian daerah di atasnya.

Metode analisis ini dapat digunakan untuk memproyeksikan

pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan sebagai alat analisis dalam riset

pembangunan pedesaan (Taufik, 2007 : 5)

Data yang bisa digunakan untuk analisis Shift share adalah

pendapatan perkapita (Y/P), PDRB (Y) atau tenaga kerja (e) dengan

tahun pengamatan pada rentang waktu tertentu, misalnya 2005 – 2012.

Pertumbuhan ekonomi dan pergesaran struktur suatu perekonomian

daerah ditentukan oleh tiga komponen :

1. Provincial Share (PS) yang digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan atau pergesaran struktur perekonomian suatu daerah

(kecamatan) dengan melihat PDRB Sub Sektor Perkebunan daerah

pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh pergeseran

pertumbuhan perekonomian daerah yang lebih tinggi (provinsi).

Hasil perhitungan tersebut akan menggambarkan peranan wilayah

provinsi yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah

Kabupaten.

2. Propor sional (Industry-mix) Share adalah pertumbuhan nilai

tambah bruto atau Sub Sektor Perkebunan i dibandingkan total Sub

Sektor Perkebunan di tingkat Provinsi.


42

3. Defferential Share (DS), adalah perbedaan antara pertumbuhan

ekonomi daerah (Kabupaten) dan nilai tambah bruto Sub Sektor

Perkebunan yang sama di tingkat provinsi

Suatu daerah dapat saja memliki keunggulan dibandingkan daerah

lainnya karena lingkungan dapat mendorong sektor tertentu untuk

tumbuh lebih cepat. Teknik analisis ini di awali dengan perubahan

PDRB suatu sektor di suatu daerah antara 2 periode, yaitu :


𝑡 𝑡 0
Rumus = Δ 𝑄𝑖𝑗 = 𝑄𝑖𝑗 - 𝑄𝑖𝑗

Dimana :

𝑡
Δ 𝑄𝑖𝑗 = Perubahan PDRB Sub Sektor Perkebunan kabupaten

𝑡
𝑄𝑖𝑗 = PDRB Sub Sektor Perkebunan kabupaten tahun t

0
𝑄𝑖𝑗 = PDRB Sub Sektor Perkebunan kabupaten tahun dasar

Dalam analisis ini dapat dipisahkan menjadi 3 komponen utama

yang mempegaruhi pertumbuhan ekonomi daerah diantaranya adalah :

1. Potensi Regional (PR)

Rumus :

0 𝑌𝑡
𝑃𝑅𝑖𝑗 = 𝑄𝑖𝑗 { -1}
𝑌0

2. Pergeseran Proporsional atau Propotional Share (PS)

Rumus :

0 𝑄𝑡 𝑌
𝑃𝑆𝑖𝑗 = 𝑄𝑖𝑗 { 𝑄10 - 𝑌 𝑡 }
1 0
43

3. Pergeseran yang berbeda (DS)

Rumus :

0 𝑄𝑡 𝑄𝑡
𝐷𝑆𝑖𝑗 = 𝑄𝑖𝑗 { 𝑄𝑖𝑗0 - 𝑄10 }
𝑖𝑗 1

Dimana :

𝑌𝑡 = PDRB Sub Sektor Perkebunan Provinsi periode t

𝑌0 = PDRB Sub Sektor Perkebunan Provinsi periode tahun dasar

𝑄𝑖𝑡 = PDRB Sub Sektor Perkebunan Provinsi i pada tahun t

𝑄𝑖0 = PDRB Sub Sektor Perkebunan Provinsi i pada tahun dasar

𝑡
𝑄𝑖𝑗 = PDRB Sub Sektor Perkebunan Kabupaten i sampai dengan

sektor j pada tahun t

𝑄𝑗0 = PDRB Sub Sektor Perkebunan Kabupaten i sampai dengan

sektor j pada tahun dasar

Setelah dilakukan perhitungan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan :

1. PS < 0

Maka Sub Sektor Perkebunan tersebut relative lambat ditingkat Kabupaten.

2. PS > 0

Maka Sub Sektor Perkebunan tersebut tumbuh relative cepat ditingkat

Kabupaten.
44

3. DS < 0

Maka Sub Sektor Perkebunan tersebut memliki pertumbuhan yang lebih

lambat dibandingkan Sub Sektor Perkebunan yang sama didaerah lain atau

dengan kata lain sektor tersebut tidak mempunyai keuntungan lokasional

yang baik.

4. DS > 0

Maka Sub Sektor Perkebunan tersebut memiliki pertumbuhan yang relatif

cepat dibandingkan Sub Sektor Perkebunan yang sama didaerah lain atau

dengan kata lain sektor tersebut mempunyai keuntungan lokasional yang

baik.
𝑡
5. PR < Δ 𝑄𝑖𝑗

Maka pertumbuhan produksi didaerah tersebut cenderung mendorong

pertumbuhan Kabupaten.
𝑡
6. PR > Δ 𝑄𝑖𝑗

Maka pertumbuhan produksi didaerah tersebut cenderung akan

menghambat pertumbuhan Kabupaten. (Taufik, 2007 : 6)

Bukan hanya keunggulan dari analisis ini sangat membantu terutama

diperlukan dalam analisis ekonomi regional maupun penelitian yang

berhubungan dengan perencanaan pembangunan, namun juga analisis ini

tidak terlepas dari kekurangannya, diantaranya :


45

Keunggulan analisis Shift Share :

a. Memberikan gambaran mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi,

walau analisis Shuft Share tergolong sederhana.

b. Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur perekonomian

dengan cepat.

c. Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur

dengan cukup akurat.

Kelemahan Analisis Shift Share :


a. Hanya dapat digunakan analisis ex-post

b. Masalah benchmark berkenaan dengan homithetic change, apakah t atau

(t+1) tidak dapat dijelaskan dengan baik.

c. Ada data periode waktu tertentu di tengah tahun pengamatan yang tidak

terungkap.

d. Analisis ini sangat berbahaya sebagai alat peramalan mengingat bahwa Shift

tidak konstan dari suatu period eke periode lainnya.

e. Tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antar sektor.

f. Tidak ada keterkaitan antar daerah.

Anda mungkin juga menyukai