Anda di halaman 1dari 3

Autobiografi seorang Rangga Septian

4 Votes

Menceritakan kisah diri sendiri mulai dari sejak lahir hingga saat ini oleh kita sendiri
(autobiografi) bagi sebagian orang mungkin lebih mudah dilakukan jika
dibandingkan dengan membuat sebuah cerita pendek yang beralur. Tapi bagi saya, ini
merupakan pengalaman pertama dimana saya harus melakukan hal tersebut. Dan
tanpa embel-embel pembukaan, kita langsung saja ke TKP.

Pada tahun 1989, hari minggu pagi di sebuah rumah sederhana yang berada di kota
Garut pukul 09:00 WIB lahirlah seorang bayi berjenis kelamin laki-laki. Bayi tersebut
bernama Rangga Septian Putra, dan itulah saya, sang penulis.(^_^) Saya adalah putra
dari pasangan Deden Guswara dan Ai Sukaesih. Ayah saya seorang PNS yang
bekerja pada instansi pemerintahan tepatnya di Komisi Pemilihan Umum (KPU) di
kota garut. Tak jauh berbeda dengan ayah, ibu saya juga merupakan seorang PNS
namun beliau lebih tertarik dalam bidang pendidikan, beliau adalah seorang guru SD.

Bisa di bilang saya ini adalah orang sunda asli (tulen). Tak lain dan tak bukan di
karenakan kedua orang tua saya merupakan keturunan dari orang sunda. Kami semua
berasal dari daerah bumi parahiyangan.

Saya merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Kakak dan adik saya seorang
perempuan. Jadi bisa dikatakan saya adalah anak paling tampan diantara saudara saya
yang lain (^_^). Kakak saya bernama Dewi Astrid Anggiawati. Sekarang dia bekerja
di bagia Back Office pada salah satu perusahaan swasta yang ada di kota Depok.
Adik saya bernama Dewi Agneus Cahyaningrat. Dia adalah seorang mahasiswi
tingkat dua yang kuliah di salah satu Universitas swasta di kota Garut.

Saya mulai masuk ke dalam dunia pendidikan formal ketika berumur 6 tahun. Waktu
itu saya di masukan ke sebuah Taman Kanak-kanak (TK) tepatnya TK Sejahtera 5
yang tak jauh dari rumah. Satu tahun saya jalani hari-hari bersama teman saya di TK
tersebut. Dan setelah itu, jenjang pendidikan saya lanjutkan pada sebuah Sekolah
Dasar Negri, SDN Babakanloa 4. Yang saya ingat, waktu saya masih tingkat SD,
saya adalah seorang anak yang sangat jail. Akan tetapi kejailan saya dibarengi oleh
prestasi yang lumayan membanggakan. Alhamdulillah dari kelas 1 sampai kelas 6
saya selalu mendapatkan ranking 1. Dan teman-teman saya pun heran karenanya.
(^_^) Satu hal yang tidak akan pernah saya lupakan, waktu masih SD, saya sangat
benci sekali dengan jarum suntik. Jadi ketika ada petugas imunisasi datang ke sekolah
saya suka bersembunyi di WC sekolah. hehehe

Kami berlima tinggal di sebuah rumah kontrakan yang disediakan bagi PNS. Rumah
tersebut tidak begitu bagus, akan tetapi banyak kenangan yang terjadi dalam rumah
tersebut. Ketika saya duduk di bangku kelas 4 SD. Kami semua pindah ke rumah
orang tua ayah saya yang tidak jauh dari rumah kami yang sebelumnya. Rumah
tersebut masih di tempati oleh kedua orang tua saya sampai saat ini.

Sekitar taun 2002, saya masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan SMPN 1
Sukawening lah yang menjadi pilihan saya dan kedua orang tua saya pada waktu itu.
Lumayan agak sedikit susah juga untuk masuk ke sekolah ini, karena sekolahnya
termasuk sekolah favorit dan untuk masuk kita harus melalui serangkaian tes tertentu.
Tapi syukur alhamdulillah saya dapat melalui tes tersebut.

Pada tingkat pendidikan ini lah saya mulai mengenal dunia keorganisasian. Ada
beberapa pilihan badan organisasi yang ditawarkan di SMP pada waktu itu, akhirnya
saya memilih Organisasi Kepanduan (Pramuka). Banyak sekali pengalaman yang
saya dapat ketika masuk dalam organisasi ini. Dimulai dari pembagian kerja, belajar
menjadi pemimpin, belajar bertahan hidup di luar rumah (dengan ikut kemping),
menjadi pasukan pengibar bendera, dilatih keberanian, dan masih banyak lagi.

Prestasi yang saya dapat ketika SD tidak dapat saya pertahankan ketika SMP.
Rangking 1 yang selalu menjadi langganan didapatkan menjadi susah di dapat. Saya
hanya masuk dalam 10 besar.

Tidak hanya pada waktu SD saya mendapat pengalaman yang tidak mungkin
dilupakan, pada waktu SMP juga saya mendapatkannya. Pengalaman yang tidak akan
dilupakan ini terjadi ketika saya duduk d bangku kelas 2 SMP. Saya mendapatkan
suatu musibah yaitu kecelakaan motor. Kecelakaan ini terjadi murni karena kesalahan
saya sendiri yang mengendarai motor secara ugal-ugalan. Alhasil, saya berada di
rumah sakit selama 10 hari untuk perawatan luka yang saya dapat.

Setelah menyelesaikan pendidkan di tingkat SMP pada tahun 2005, saya pun mulai
masuk jenjang pendidikan tingkat SMA. Saya masuk ke SMAN 1 Tarogong kidul
(sekarang SMAN 1 Garut), sekolah ini bisa dikatakan sebagai SMA yang paling di
favoritkan di kota garut. Sama seperti ketika saya hendak masuk SMP, sebelum
masuk SMA ini pun saya harus menjalani sebuah tes akademis. Alhamdulillah saya
bisa melewatinya juga.

Pengalaman berorganisasi yang saya dapatkan waktu duduk di bangku SMP tidak
saya terapkan di lingkungan SMA. Tidak satu pun bidang keorganisasian yang saya
ambil pada saat itu. Bosan berorganisasi merupakan salah satu faktor utama yang
menyebabkan saya sama sekali tidak ikut bidang keorganisasian.

Pada saat penjurusan, tepatnya waktu saya duduk di kelas 2 SMA. Saya masuk
jurusan IPS. Sebetulnya bukan tidak mau masuk jurusan IPA, akan tetapi nilai mata
pelajaran kimia dan biologi saya kurang bagus. Sehingga sekolah memasukan saya ke
jerusan IPS. Dan ternyata tidak salah juga saya mendapatkan jurusan ini, selain
pelajarannya tidak begitu rumit waktu luang saya pun jadi bertambah.(^_^)

Pengalaman yang paling menarik adalah ketika saya berurusan dengan bagian
kesiswaan. Bukan karena saya menjadi anak teladan diantara yang lain, akan tetapi
karena kenakalan saya lah yang menyebabkan hal tersebut. Hal yang paling sering
membuat bagian kesiswaan marah adalah masalah rambut. Kebetulan disekolah SMA
saya, rambut seorang siswa tidak boleh gundrong (poni tidak boleh kena alis, rambut
tidak boleh kena kerah, dan rambut tidak boleh menutupi telinga), dan ketiga hal
tersebutlah yang sering saya langgar. (^_^)

Saya menuntaskan pendidikan SMA pada tahun 2008. Setelah itu saya langsung
melanjutkan ke bangku kuliah. Dan setelah dipertimbangkan, saya memilih
Universitas Gunadarma sebagai pilihan. Dengan mengambil jurusan Sistem
Informasi.

Berat juga sebenarnya jika harus meninggalkan keluarga di garut, akan tetapi ini
harus saya lakukan agar saya bisa belajar lebih mandiri tanpa harus terlalu
mengandalkan orang tua dalam segala hal. Di depok, saya tinggal bersama paman
saya (adik dari ayah). Beliau menawarkan saya tinggal bersama keluarganya, dan
tanpa berfikir panjang saya menerimanya. Alhamdulliah sedikitnya saya bisa
terbantu.

Sama halnya ketika saya masih duduk di bangku SMA, ketika kuliah saya tidak ikut
kegiatan keorganisasian. Alasannya tetap sama, bosan. Dari tingkat satu sampai dua,
kehidupan perkuliahan saya biasa-biasa saja. Bisa dibilang saya ini adalah mahasiswa
yang menganut azas “kupu-kupu” (kuliah pulang – kuliah pulang).

Sekarang saya sudah duduk di tingkat tiga. Di tingkat ini, saya mencoba melakukan
hal yang baru. Mengikuti seleksi penerimaan Asisten Laboratorium lah yang saya
pilih. Dan alhamdulillah saya diberi kesempatan oleh pihak laboratorium untuk
menjadi seorang Asisten. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat bagi saya di
kehidupan kelak. amien

Anda mungkin juga menyukai