19010296
A4 Bimbingan dan Konseling 2019
marsha17rizka@gmail.com
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki banyak keunikan baik dari segi bahasa maupun seni
dan budaya yang membuat Indonesia menjadi istimewa. Salah satu bukti bahwa
Indonesia memiliki ragam keunikan diantaranya adalah terdapat keindahan sastra
dari bahasa Indonesia itu sendiri seperti contoh dimana terdapat beberapa kalimat
yang memiliki makna yang berbeda dari kalimat tersebut, adapun kalimat yang
memiliki arti langsung maupun arti tidak langsung dan lain-lain. Selain keindahan
dari segi sastra bahasa, terdapat keindahan dari seni yaitu seni musik, dimana
banyak lagu-lagu populer di Indonesia yang mengkolaborasikan keindahan sastra
dalam format lagu. Salah satu penyanyi yang menggunakan sastra didalam lagu-
lagunya adalah Muhamad Tulus Rusyidi atau yang lebih sering dikenal dengan
‘TULUS’. Diantara banyak lagu yang ia ciptakan terdapat satu album berisi lagu-
lagu yang mengandung arti literal maupun non literal yaitu album ‘Monokrom’.
Salah satu lagu dari album tersebut yang akan dibahas adalah lagu dengan judul
‘Langit Abu-Abu’. Lagu ini menjadi pokok bahasan dikarenakan memiliki
berbagai lirik yang didalamnya mengandung makna yang ambigu dan terdapat
pula majas atau gaya bahasa yang menarik untuk dibahas, terdapat berbagai
makna yang dapat dianalisis dari segi sastra dalam setiap penggalan lirik lagu
‘Langit Abu-Abu’ ini . Tujuan dari pembahasan makna lirik lagu ini adalah agar
kita bisa mengetahui gaya bahasa apa dan makna apa yang TULUS sebagai
penulis lagu coba untuk sampaikan. Dengan menggunakan teori semantik yang
didalamnya akan membahas makna literal dan non-literal, lagu berjudul ‘Langit
Abu-Abu’ ini akan dibedah makna yang terkandung didalam lagu tersebut.
PEMBAHASAN
Bait ini mengandung unsur arti literal dan non literal, dibaris pertama
dituliskan ‘Dan setelah luka-lukamu reda’ memiliki arti ketika sosok ‘kau’ sudah
kembali pulih dari rasa sedih yang sempat ia alami, merupakan kalimat yang
memiliki arti literal. Untuk baris kedua pada kalimat ‘kau lupa aku juga punya
rasa’ mengandung arti literal dimana terdapat penegasan dari sosok ‘aku’ untuk
‘kau’ yang tidak mengetahui atau tidak ingat bahwa sosok ‘aku’ memiliki
perasaan kepada ‘kau’ , kemudian dalam baris ketiga dijelaskan kemana sosok
‘kau’ ini pergi, yaitu kembali bersama dengan orang lain yang dahulu pernah
membuat luka atau membuat sosok ‘kau’ ini sedih. Masuk ke baris keempat yang
menggunakan majas sinisme dan termasuk ke dalam arti non literal karena pada
liriknya ditulis ‘Aku pernah menyentuhmu apa kau malu’ disini sosok ‘aku’
mulai merasa aneh kepada sosok ‘kau’ yang masih saja kembali kepada orang
yang telah menyakitinya dan hanya kembali untuk berkeluh kesah tentang
kesedihannya kepada sosok ‘aku’ ketika ia sudah kembali membaik dengan
perasaannya ‘kau´disini lalu kembali dengan orang lain dan sosok ‘aku´
mengatakan yang dapat diartikan bahwa “dahulu saat ‘kau’ susah datang
kepadaku, saat kau bahagia lantas pergi. Padahal aku tahu semua masalahmu,
apakah kau tak tahu seterpuruk apa kau dahulu?”
DAFTAR PUSTAKA
Parera, J. D. (2004). Teori semantik. Erlangga.
ANNISA, V. R. M. (2019). Metafora Pada Lirik Lagu-Lagu Tulus Dalam Album
Monokrom (Doctoral dissertation, Universitas Ahmad Dahlan).
Haula, B., & Nur, T. (2019). Konseptualisasi Metafora dalam Rubrik Opini
Kompas: Kajian Semantik Kognitif. RETORIKA: Jurnal Bahasa,
Sastra, dan Pengajarannya, 12(1), 25-35.
Isnaini, H. (2021). Bahasa Indonesia dan Penulisan Karya Ilmiah. CV Pustaka
Humaniora, Bandung.
Yusuf, T. (2014). Metafora Ganda Pada Kata Majemuk Bahasa. JURNAL
ISTEK, 8(1).
Putri, C. S. (2020, October). Bentuk tuturan imperatif tayangan Mata Najwa:
Topik ujian reformasi. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan
Sastra Indonesia (SENASBASA) (Vol. 4, No. 1).