SEBAYA
cica118sh@gmail.com, marsha17rizka@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar mahasiswa dapat menarik kesimpulan
dari perubahan perilaku teman sebaya. Menarik kesimpulan dengan mencari dan mengetahui
penyebab atau yang melatarbelakangi dari adanya perubahan perilaku dari individu tersebut.
Penelitian ini juga bermaksud bagaimana mahasiswa dapat menerima dan menyikapi dari adanya
perubahan perilaku dari teman sebaya. Bagaimana atribusi dari mahasiswa untuk atau pada
perubahan perilaku ini terutama pada teman sebaya. Apakah perubahan perilaku yang ada akan
mempengaruhi penilaian satu sama lain dan interaksi dari hubungan pertemanan yang ada.
Penelitian ini juga untuk mengetahui peran dari atribusi sosial terhadap mahasiswa untuk
menyikapi perubahan perilaku dari teman sebaya. Mengetahui pengaruh dari atribusi dari
perubahan perilaku yang ada dan mengetahui pengaruh perubahan perilaku terhadap atribusi
sosial. selain itu juga untuk mengetahui dampak dari pengaruh atribusi sosial terhadap perilaku
dan perubahan perilaku terhadap atribusi sosial.
Abstract
This research is for knowing how much college student can get the conclude from behavior
changing of contemporaries friend. Get the concude with search and knowing cause or what who
was backgrounding of behavior changing from that person or that individu. This research mean
to how student college can get to admit and respond or react to behavior changig of
contemporaries friend was belong. How atribution from student college for or to behavior
changing even more so belong to contemporary friends. To know what if behavior changing can
give effect to each other friend assessment adn interaction from firiend relationship belong. This
research is mean to get know about role from social atribution from student college against
contemporaries friend behavior changing. Get to know about effect from that social atribution.
Moreover, to get know how big impact from social atribution against behavior and behavior
changing because social attribution.
PENDAHULUAN
Perubahan perilaku mungkin sudah tidak asing lagi untuk didengar, sering kali
kita dijumpai dengan perubahan perilaku seseorang baik itu dalam keluarga, hubungan,
pertemanan dan lain sebagainya. Tentu adanya perubahan perilaku yang tada pada
seseorang sering terjadinya penyimpangan seperti prasangka yang tidak baik, kecurigaan
dan menduga-duga dengan tanggapan yang kurang baik. Sedangkan seseorang
mengalami perubahan perilaku bukan hal yang negatif saja namun perubahan perilaku
yang baik itu perubahan yang positif. Dengan begitu kita perlu adanya pemahaman
terhadap diri sendiri dan orang lain yang mengalami perubahan perilaku. Sehingga saat
ada seseorang mengalamai perubahan perilaku membuat kita akan mencari tahu sebab-
sebab apa yang membuat seseorang itu berubah. Terutama kita sebagai makhluk sosial
yang memperlukan interaksi dengan orang lain perlu memahami mengapa seseorang bisa
mengalami perubahan perilaku, terutama pada kalangan mahasiswa.
Upaya kita untuk memahami sebab dari perubahan perilaku seseorang dapat kita
lakukan dengan atribusi sosial. Menurut Baron & Byrne (1997) atribusi sosial adalah
proses yang kita lakukan untuk mencari penyebab dari perilaku orang lain sehingga
mendapatkan pengetahuan mengenai karakteristik stabil dari orang tersebut. Kemudian
menurut Heider atribusi sosial bersifat abstrak, ambigu, dan normatif (dalam Abdul, A R
, 2013). Abstrak disini adalah atribusi yang berussaha untuk mengubah sesuatu yang
sifatnya konkret-kontekstual menjadi sesuatu yang sifatnya abstrak dan umum. Kemudian
ambigu berarti atribusi yang merupakan proses pengurangan atau pereduksian dari
informasi yang tidak pasti. Dan normatif adalah atribusi yang merupakan proses penilaian
yang kemudian akan dipakai oleh individu untuk digunakan dalam memahami,
memprediksi dan juga mengendalikan lingkungan dari individu tersebut.
Hasil Penelitian
Atribusi sosial yang dapat kita lakukan tidak terjadi setiap saat, namun ada dua
situasi yang dapat kita lakukan untuk melakukan atribsui sosial. dua situasi itu menurut
Taylor, Peplau, dan Sear (1997) (dalam Abdul, A R , 2013) yaitu yang pertama situasi
yang tidak diharapkan atau tidak biasa, kemudian kedua adalah situasi negative,
menyakitkan dan tidak menyenangkan. Situasi yang tidak diharapkan atau tidak biasa
misalnya kita mempunyai teman yang dikenal pendiam namun suatu saat dia menjadi
agresif, dari perilaku teman kita yang tidak biasnaya membuat kita untuk melakukan
atribusi mengenai perilaku yang tidak bias aitu. Untuk situasi negatif misalnya Ketika
kita yakin dan optimis saat mengerjakan soal ujian dengan jawaban yang benar namun
kenyataannya tidak, dengan begitu kita akan melakukan atribusi sosial sehingga kita
dapat mencari-cari jawaban yang sesuai dan diharapan.
Saat kita melakukan atribusi sosial itu tidak terjadi begitu saja, namun saat kita
melakukannya ada faktor penyebab yang membuat kita melakukan atribusi sosial. Untuk
mengetahui sebab terjadinya atribusi sosial kita perlu mengetahui dan memahamu
terlebih dahulu mengenai teori-teori yang berkaitan dengan atribusi sosial. teori-teori
atribusi yaitu (1) Theory of Naïve Psychology, (2) Correspondent Infence Theory, (3)
Convanration Theory.
Theory of Naïve Psychology teori yang alamiah artinya kita dapat mengetahui
sebab akibat dengan hanya beberapa informasi berdasarkan apa yang dikemukakan oleh
Heider. Dari teori ini kita dapat menarik makna dari sebuah kejadian yang akan membuat
kita dapat memahami lingkungan disekitar dan dunia sosial. Dalam memahami dunia
sosial yang baik kita dapat melakukan dengan Common Sense Pshychology atau Naïve
Psychology. Dengan Common Sense Pshychology kita dapat membuat kesimpulan-
kesimpulan seperti waktu diantara dua peristiwa, urutan diantara satu peristiwa,
kesamaan antara dua peristiwa, dan suatu peristiwa yang sering kali dianggap sebagai
sebab akibat dari penyebab tunggal yang berpengaruh pada apakah suatu hubungan sebab
akibat dapat diketahui atau tidak.
Dari teori-teori tersbut kita dapat menarik kesimpulan bahwa saat melakukan
atribusi sosial ada faktor penyebab selain sifatnya yang alamiah yang dimiliki setiap
manusia. Atribusi sosial juga dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yang
ada pada diri seseorang. Dari faktor-faktor itulah kita dapat melakukan atribusi yang baik
kepada orang lain dan terutama pada diri sendiri.
Perilaku
Perilaku atau aktivitas merupakan sebuah respon yang diterima oleh individu dari
stimulus yang mengenai individu. Perilaku juga dapat dialamu oleh individu dengan
refleksif dan non-refleksif. Refleksif ini merupakan perilaku yang datang secara spontan
ataun dengan sendirinya dan respon secara langsung dari stimulus yang diterima.
Sedangkan non-refleksif ini merupakan perilaku yang dikendalikan oleh pusat kesadaran
atau otak (Walgito, B . 1980). Contohnya Ketika kita diharuskan untuk memilih perilaku
mana yang harus kita lakukan maka akan memprosesnya dengan cara berpikir untuk
memilih perilaku yang baik agar membawa manfaat yang baik kepada kita.
Perilaku juga dapat dibentuk sesuai dengan apa yang diharapkan. Ada tig acara
pembentukan perilaku, yaitu dengan kondisioning atau kebiasaan, pengertian, dan
menggunakan model. Pembentukan secara kondisioning atau kebiasaan ini dengan cara
membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, sehingga dengan kebiasaan
tersebut pada akhirnya akan terbentuklah perilaku yang diharapkan itu. Pembentukan
perilaku dengan pengertian ini adalah dengan memberikan penjelasan yang baik dan jelas
terhadap perilaku yang diambil. Dan pembentukan perilaku dengan menggunakan model
misalnya orangtua meberikan contoh yang baik dalam berperilaku dengan begitu anaknya
akan menirukan apa yang dilakukan oleh orangtuanya.
Perubahan perilaku
- Perubahan Alamiah
Perilaku yang berubah karena keadaan bawaan dari kodrat manusia, sebagai contoh
perubahan perilaku yang terjadi karena faktor usia.
- Perubahan Terencana
Teori perubahan perilaku juga dikemukakan oleh Kurt Lewin (1970) yang
berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara
kekuatan-kekuatan pendorong dan kekuatan-kekuatan penahan. Perilaku dapat
berubah apabila ketidak seimbangan anayata kedua kekuatan tersebut didalam diri
seseorang sehingga ada 3 potensi perubhan perilaku, yaitu;
Hal ini terjadi karena adanya stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan
perilaku. Stimulus ini berupa informasi sehubungna dengan perilaku bersangkutan.
Dengan keadaan semacam ini jelas juga akan terjadi perubahan perilaku.
KESIMPULAN
Perubahan perilaku merupakan hal yang sangat sering kita jumpai. perubahan
perilaku seseorang baik itu dalam keluarga, hubungan, pertemanan dan lain sebagainya.
Tentu adanya perubahan perilaku yang tada pada seseorang sering terjadinya
penyimpangan seperti prasangka yang tidak baik, kecurigaan dan menduga-duga dengan
tanggapan yang kurang baik. Sedangkan seseorang mengalami perubahan perilaku bukan
hal yang negatif saja namun perubahan perilaku yang baik itu perubahan yang positif.
Sejatinya perubhan peerilaku jga didukung oleh atribusi sosial yang menjelaskan
bagaiaman individu mendapat informasi untuk meyimpulkan penyebab dari suatu
kejadian tertentu.
Lalu perubahan perilaku merupakan perubahan yang tejadi pada setiap manusia
dengan tujuna untuk beradaptasi atau hanya untuk sekedar menunjukan emosi.
Lalu atribusi atribusi mahasiswa terhadap perubahan perilaku teman sebaya dapat
dikatakan sangat berpengaruh karena pada dasranya mahasiswa juga merupakan
seseorang yang tentu akan melewati fase perubahan perilaku, baik perubhan perilaku
terhdap temannya yang ditunjukan maupun yang tidak ditunjukan, baik perubahan
perilaku terhadap lingkungan sosialnya untuk sekedar beradaptasi atau survive didalam
circle lingkungan sosialnya tersebut.
REFERENSI
Fadilla, A H. (2004). Gaya Kelekatan, Atribusi, Respon Emosi, Dan Perilaku Marah.