Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Pemahaman Individu Teknik Non Tes
Disusun oleh:
SALATIGA
2019
PRAKARTA
Puja dan Puji syukur saya hantukan kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberikan banyak nikmat dan berkat, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan hasil observasi dengan judul ’Kenakalan Remaja dan Tingkah Laku anak
Asrama’ dengan baik tanpa kekurangan suatu apapun. Penyusunan laporan ini
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pemahaman Individu Non Tes yang
diampuh oleh dosen Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M.Si. dalam proses
penulisannya tak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami berterimakasih atas segala partisipasi dan kontribusi dalam
membantu penyusunan hasil observasi ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan anak asrama yang berasal dari daerah lain atau kota lain
biasa dikatakan dengan anak pendatang, sangat berbeda dengan daerah
yang mereka tinggali untuk sekarang ini. Contohnya, bisa kita lihat dari
segi sosial dimana cara berkomunikasi mereka berbeda (aksen/logat),
begitu juga budaya yang mereka bawa tidak semuanya dapat diterima di
tempat yang ditinggali sekarang. Sehingga mau tak mau mereka yang
berasal dari daerah lain atau kota lain harus bisa menyesuaikan diri dengan
daerah yang mereka tinggali. Tidak hanya itu, merekapun juga harus
mampu menghargai antar mahasiswa lain dengan cara memberikan rasa
sopan santun, dengan rasa sopan santun yang di tonjolkan oleh antar
mahasiswa bisa memberikan efek yang baik dalam hubungan sosial
mereka.
Kehidupan anak asrama tidak dapat terlepas dari anak asrama yang
lain. Ada pula kenakalan yang mereka lakukan dalam kehidupanya sehari
hari di asrama yang mengganggu mahasiswa lain. Kenakalan ini biasanya
di dapat oleh pasangan yang sedang berpacaran di sekitar asrama, yang
dimana mempunyai aturan-aturan dalam kunjungan. Peraturan yang
diberikan ini seharusnya mampu menjadi pedoman mahasiswa dalam
kehidupan sehari-hari dan tidak mengganggu mahasiswa .
C. Tujuan
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai perilaku sosial anak
asrama, dan untuk melatih kemandirian penulis dalam menyusun
skripsi nantinya sehingga dengan adanya observasi ini penulis
mengerti lebih jelas mengenai topic yang dibahas.
2. Bagi pembaca
Menambah pengetahuan mengenai kenakalan remaja anak asrama
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa inggris “adolescence” yang diadopsi dari
bahasa latin “adolescere” yang artinya bertumbuh (to grow) dan menjadi matang
(to mature). Kata bendanya “adolesceantia” yang berarti remaja. Lerner, Boyd dan
Du (2010) mengartikan remaja sebagai periode kehidupan dengan karakteristik
biologis, kognitif, psikologis dan sosial yang sedang berubah dalam pola yang
saling berkaitan dari yang sebelumnya bersifat anak-anak ke kondisi yang kini
disebut bersifat dewasa. Pada waktu sedang berlangsung perubahan pada
karakteristik-karakteristik perkembangan tugas individu disebut remaja.
Remaja biasanya merujuk pada individu yang sedang pada rentang usia remaja
dan pubertas. Di awal abad ke seduapuluh, G. Stanley Hall (1904, dalam
Santrock, 2010) menyatakan bahwa masa remaja merupakan waktu
berlangsungnya “storm and stress”, yang berdasarkan riset mutakhir kejadian ini
tidak sepenuhnya benar karena banyak remaja yang sukses menangani masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Kenakalan remaja adalah tingkah laku yang melampaui batas toleransi orang
lain atau lingkungan sekitar serta suatu tindakan yang dapat melanggar norma-
norma dan hukum. Secara sosial kenakalan remaja ini dapat disebakan oleh suatu
bentuk pengabaian sosial sehingga remaja ini dapat mengembangkan bentuk
perilaku yang menyimpang.
Untuk mengetahuii pengertian tingkah laku sosial terlebih dahulu kita harus
mengerti pengertian dari tingkah laku dan sosial itu sendiri. tingkah laku adalah
suatu tindakan yang dilakukan seseorang terhadap diri sendiri maupun oranglain
guna mencapai suatu tujuan. Sosial adalah suatu aspek kehidupan yang membahas
mengenai kehidupan bermasyarakat secara luas dan mendalam.
Tingkah laku sosial adalah aktivitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang
lain atau sebaiknnya dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lain yang
sesuai dengan tuntutan sosial. ( Hurlock, 1991: 262)
E. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Sosial
1. Kerjasama
Sejumlah anak belajar untuk bermain dan bekerja secara bersama dengan anak
lain. Sehingga semakin banyak kesempatan yang mereka miliki untuk melakukan
sesuatu bersama-sam semakin cepat mereka belajar melakukannya dengan cara
bekerjasama.
2. Persaingan
3. Kemurahan hati
Jika hasrat untuk diterima kuat, hal itu mendorong anak untuk menyesuaikan
diri dengan tuntutan sosial.
5. Simpati
6. Empati
Suatu tindakan yang dilakukan anak untuk bisa turut merasakan apa yang
telah dilaksakan oleh orang lain dengan cara memahami keadaan yang ada.
7. Ketergantungan
Ketergantungan terhadap orang lain dalam banyak hal akan mendorong anak
untuk berperilaku dalam cara yang diterima sosial.
8. Sikap ramah
Adanya kemauan dan dorongan untuk berbagi dengan orang lain dan berusaha
memikirkan orang lain daripada mementingkan diri sendiri.
10. Meniru
Meniru perilaku sosial anak-anak yang baik akan mendorong anak semakin
meniru hal-hal yang baik pula dan bisa menambah daya penerimaan sosial yang
ada.
Kekuatan internal merupakan hal yang penting. Kita butuh rumput liar yang
pasif yang dapat tertiup dengan mudah oleh angin sosial. Sikap dalam diri kita
mempengaruhi perilaku kita. Sikap politik kita mempengaruhi perilaku memilih
kita. Sikap kita terhadap rokok mempengaruhi kerentanan kita terhadap tekanan
teman sebaya untuk merokok. sikap kita terhadap orang miskin mempengaruhi
kemauan kita untuk membantu mereka. (sebagaimana yang akan kita ketahui,
sikap kita yang akan membibing kita untuk percaya pada hal-hal tersebut yang
menekankan kita untuk bertanggung jawab dan memikirkannya).
Prinsip dasar belajar menurut teori belajar sosial bahwa yang dipelajari
individu tersebut terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan
(imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih
memandang pentingnnya conditioning atau pembiasaan. Melalui pemberian
reward dan punishment, seorang individu akan berpikir dan memutuskan perilaku
sosial mana yang perlu dilakukan.
BAB III
METODOLOGI OBSERVASI
A. Setting pengamatan
Pengamatan dilaksanakan di asrama mahasiswa UKSW jl.Kartini no.11A
kota Salatiga dengan cara mengamati secara langsung tingkah laku sosial
serta kenakalan remaja yang dilakukan dan terjadi pada mahasiswa
tersebut.
B. Sample pengamatan
Pengamatan ini dilakukan kepada anak-anak penghuni asrama unit 6 dan
unit 7 yang berstatus mahasiswa UKSW dengan jumlah populasi 4 orang
yang terdiri dari 2 pasangan kekasih.
C. Jenis pengamatan
Pengamatan partisipan dan pengamatan sistematis
Hasil observasi :
Observer : Jessica
Observer : Jessica
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, kami menyimpulkan bahwa
kenakalan remaja dapat ditemui dilingkungan sekolah, masyarakat,
maupun di asrama UKSW dan penyebabnya dikarenakan banyak faktor.
Seperti, sikap melawan aturan, tingkah laku yang disengaja (agresif),
melakukan sesuatu tanpa memfikirkan dampaknya. Dimana kenakalan
yang dilakukan oleh anak-anak remaja ini wajar terjadi, karena remaja
sedang merujuk pada masa remaja, dimana sedang berlangsungnya waktu
“storm and stress". Tidak semua remaja gagal dalam masa ini, diantara
mereka dapat menangani masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa ini dengan baik.
Ada pun beberapa aspek pada kenakalan remaja ini, yaitu (1) melawan
otoritas (pimpinan), di asrama pasti ada aturan-aturan yang di tetapkan
oleh pemimpin/kepala asrama untuk membuat anak-anak tersebut menjadi
disiplin dan tekun, namun masih banyak saja aturan-aturan yang dilanggar.
(2) Tingkah laku agresif yang dimaksud yaitu tingkah laku atau perbuatan
yang dilakukan secara sengaja dan merugikan orang lain, tetapi anak-anak
di asrama tersebut tidak pernah melakukannya. (3) Implusif, mereka juga
masih bertindak/melakukan hal tanpa memikirkan resiko yang akan
mereka dapatkan, namun subyek yang kedua masih memikirkan
dampak/resiko yang timbul. (4) Sikap ramah, sikap ketika mereka
berhadapan/berhubungan dengan orang lain terjalin dengan baik, namun
salah satu subyek terlihat kurang ramah. (5) Meniru, anak-anak sering
belajar atau mengetahui sesuatu dari hal yang dia lihat dan kemudian
ditiru, baik itu positif maupun negatif. Dan ini juga yang terjadi pada anak
asrama di UKSW, mereka berani melakukan hal penyimpangan, karena
melihat kelompok yang lain melakukan hal penyimpangan tersebut.
Sedangkan, subyek yang kedua tidak melakukan penyimpangan (meniru)
walau melihat kelompok lain melakukannnya.
B. Saran
Sebaiknya, keluarga dan pihak asrama saling bekerjasama dalam
mengawasi mahasiswa yang tinggal di asrama UKSW. Sehingga,
penanggung jawab di asrama lebih memperhatikan dan mengawasi
mahasiswa yang tinggal di asrama UKSW. Dan diharapkan kenakalan
remaja yang terjadi dilingkungan asrama dapat berkurang atau
ditanggunglangi.
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Observasi
Topik observasi : kenakalan remaja anak asrama
Tujuan observasi : untuk mengetahui kenakalan remaja anak
asrama
Teori pendukung :
Persepsi sosial
1. Zarya
2. Wijaya
3. Lidya
4. Roland
Pelaksanaan :
Observasi sistematis