Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL OBSERVASI

KENAKALAN REMAJA DAN TINGKAH LAKU ANAK ASRAMA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Pemahaman Individu Teknik Non Tes

Dosen: Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M.Si

Disusun oleh:

Mischel Ruth Berkati Zega 132018010

Heny Antono 132018017

Kristiana Sofia Imani 132018019

Jessica Agustin Sailana 132018039

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2019
PRAKARTA

Puja dan Puji syukur saya hantukan kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberikan banyak nikmat dan berkat, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan hasil observasi dengan judul ’Kenakalan Remaja dan Tingkah Laku anak
Asrama’ dengan baik tanpa kekurangan suatu apapun. Penyusunan laporan ini
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pemahaman Individu Non Tes yang
diampuh oleh dosen Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M.Si. dalam proses
penulisannya tak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami berterimakasih atas segala partisipasi dan kontribusi dalam
membantu penyusunan hasil observasi ini.

Meski disusun secara maksimal, namun kami sebagai manusia biasa


menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Demikian, yang dapat
kami sampaikan. Terimakasih.

Salatiga, 25 Mei 2019

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan anak asrama yang berasal dari daerah lain atau kota lain
biasa dikatakan dengan anak pendatang, sangat berbeda dengan daerah
yang mereka tinggali untuk sekarang ini. Contohnya, bisa kita lihat dari
segi sosial dimana cara berkomunikasi mereka berbeda (aksen/logat),
begitu juga budaya yang mereka bawa tidak semuanya dapat diterima di
tempat yang ditinggali sekarang. Sehingga mau tak mau mereka yang
berasal dari daerah lain atau kota lain harus bisa menyesuaikan diri dengan
daerah yang mereka tinggali. Tidak hanya itu, merekapun juga harus
mampu menghargai antar mahasiswa lain dengan cara memberikan rasa
sopan santun, dengan rasa sopan santun yang di tonjolkan oleh antar
mahasiswa bisa memberikan efek yang baik dalam hubungan sosial
mereka.

Kehidupan anak asrama tidak dapat terlepas dari anak asrama yang
lain. Ada pula kenakalan yang mereka lakukan dalam kehidupanya sehari
hari di asrama yang mengganggu mahasiswa lain. Kenakalan ini biasanya
di dapat oleh pasangan yang sedang berpacaran di sekitar asrama, yang
dimana mempunyai aturan-aturan dalam kunjungan. Peraturan yang
diberikan ini seharusnya mampu menjadi pedoman mahasiswa dalam
kehidupan sehari-hari dan tidak mengganggu mahasiswa .

Oleh karena itu observasi ini dibuat untuk mengetahui kenakalan


remaja dan penyesuaian yang dilakukan oleh anak asrama terhadap
lingkungan sekitar dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penyesuaian anak asrama terhadap lingkungan sekitar?


2. Bagaiman perilaku berpacaran di asrama?
3. Bagaimana perubahan tingkah laku mereka setelah diberi konsekuensi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui penyesuaian yang dilakukan anak asrama terhadap


lingkungan sekitar.
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku berpacaran remaja di asrama.
3. Untuk mengetahui perkembangan perliaku setelah di beri konsekuensi.

D. Manfaat Hasil Observasi

1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai perilaku sosial anak
asrama, dan untuk melatih kemandirian penulis dalam menyusun
skripsi nantinya sehingga dengan adanya observasi ini penulis
mengerti lebih jelas mengenai topic yang dibahas.
2. Bagi pembaca
Menambah pengetahuan mengenai kenakalan remaja anak asrama
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Remaja

Kata remaja berasal dari bahasa inggris “adolescence” yang diadopsi dari
bahasa latin “adolescere” yang artinya bertumbuh (to grow) dan menjadi matang
(to mature). Kata bendanya “adolesceantia” yang berarti remaja. Lerner, Boyd dan
Du (2010) mengartikan remaja sebagai periode kehidupan dengan karakteristik
biologis, kognitif, psikologis dan sosial yang sedang berubah dalam pola yang
saling berkaitan dari yang sebelumnya bersifat anak-anak ke kondisi yang kini
disebut bersifat dewasa. Pada waktu sedang berlangsung perubahan pada
karakteristik-karakteristik perkembangan tugas individu disebut remaja.

Remaja biasanya merujuk pada individu yang sedang pada rentang usia remaja
dan pubertas. Di awal abad ke seduapuluh, G. Stanley Hall (1904, dalam
Santrock, 2010) menyatakan bahwa masa remaja merupakan waktu
berlangsungnya “storm and stress”, yang berdasarkan riset mutakhir kejadian ini
tidak sepenuhnya benar karena banyak remaja yang sukses menangani masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

B. Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah tingkah laku yang melampaui batas toleransi orang
lain atau lingkungan sekitar serta suatu tindakan yang dapat melanggar norma-
norma dan hukum. Secara sosial kenakalan remaja ini dapat disebakan oleh suatu
bentuk pengabaian sosial sehingga remaja ini dapat mengembangkan bentuk
perilaku yang menyimpang.

Hurlock (1999), menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran


hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat
seseorang atau remaja yang melakukanya masuk kedalam penjara.
C. Aspek- Aspek Kenakalan Remaja
Loeber (dalam Kartono, 2003), menyatakan bahwa aspek-aspek kenakalan
remaja dapat dibagi menjadi :
a. Melawan otoritas (pemimpin)
Pada umumnya remaja sering kali tidak mau patuh pada otoritas atau
pemimpin serta dengan adanya aturan yang di tetapkan oleh pemimpin
b. Tingkah laku agresif
Remaja cenderung memiliki sifat agresif dan cenderung sedikit tertutup
serta sering melanggar norma-norma yang ada
c. Implusif
Diusia remaja anak sering kali bertindak tanpa berpikir atau tanpa
memikirkan tindakan itu terlebih dalam artian tidak memikirkan resiko
dari apa yang dilakukan

Berdasarkan pendapat-pendapat yang dinyatakan di atas, maka aspek-


aspek dan kenakalan remaja adalah melawan otoritas, tingkah laku agresif,
perilaku yang melanggar identitas, dan perilaku yang dapat membahayakan diri
sendiri maupun orang lain.

D. Pengertian Tingkah Laku Sosial

Untuk mengetahuii pengertian tingkah laku sosial terlebih dahulu kita harus
mengerti pengertian dari tingkah laku dan sosial itu sendiri. tingkah laku adalah
suatu tindakan yang dilakukan seseorang terhadap diri sendiri maupun oranglain
guna mencapai suatu tujuan. Sosial adalah suatu aspek kehidupan yang membahas
mengenai kehidupan bermasyarakat secara luas dan mendalam.

Pengertian Tingkah Laku Sosial menurut Ahli:

Tingkah laku sosial adalah aktivitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang
lain atau sebaiknnya dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lain yang
sesuai dengan tuntutan sosial. ( Hurlock, 1991: 262)
E. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Sosial

1. Kerjasama

Sejumlah anak belajar untuk bermain dan bekerja secara bersama dengan anak
lain. Sehingga semakin banyak kesempatan yang mereka miliki untuk melakukan
sesuatu bersama-sam semakin cepat mereka belajar melakukannya dengan cara
bekerjasama.

2. Persaingan

Jika persaingan merupakan dorongan bagi anak-anak untuk berusaha sebaik-


baiknnya, hal itu akan menambah sosialisasi mereka.

3. Kemurahan hati

Kemurahan hati sebagaimana terlihat pada kesediaan untuk berbagi sesuatu


dengan anak lain, sehingga menghasilkan penerimaan sosial.

4. Hasrat akan penerimaan sosial

Jika hasrat untuk diterima kuat, hal itu mendorong anak untuk menyesuaikan
diri dengan tuntutan sosial.

5. Simpati

Simpati dilakukan dengan cara menolong seseorang yang sedang mengalami


kesedihan dan juga menghiburnya sehingga tidak terbawa arus kesedihan terus
menerus.

6. Empati

Suatu tindakan yang dilakukan anak untuk bisa turut merasakan apa yang
telah dilaksakan oleh orang lain dengan cara memahami keadaan yang ada.

7. Ketergantungan

Ketergantungan terhadap orang lain dalam banyak hal akan mendorong anak
untuk berperilaku dalam cara yang diterima sosial.
8. Sikap ramah

Adanya kesediaan untuk melakukan sesuatu bersama orang lain dengan


mengekspresikan kasih sayang.

9. Sikap tidak mementingkan diri sendiri

Adanya kemauan dan dorongan untuk berbagi dengan orang lain dan berusaha
memikirkan orang lain daripada mementingkan diri sendiri.

10. Meniru

Meniru perilaku sosial anak-anak yang baik akan mendorong anak semakin
meniru hal-hal yang baik pula dan bisa menambah daya penerimaan sosial yang
ada.

11. Perilaku kelekatan

Perilaku yang dilakukan guna meningkatkan persahabatan dengan anak yang


lain.

F. Pengaruh Sosial Mempertajam Perilaku Kita

Kita, sebagaimana yang diamati Aristoteles jauh-jauh hari, adalah hewan


sosial. Kita berbicara dan berpikir dengan kata-kata yang kita pelajari dari orang
lain. Kita suka menjalin hubungan , suka memiliki, dan suka dipikirkan secara
baik. Matthias Mehl dan James Pennebaker (2003) menguantifikasi perilaku sosial
mahasiswa University Of Texas dengan mengundang mereka untuk memakai
perekam microcassette dan microphone. Setiap 12 menit sekali selama jam kerja
mereka, computer akan merekam secara diam-diam selama 30 detik. Meskipun
waktu observasi hanya dilakukan selama hari kerja (termasuk di kela), namun
hamper 30 persen waktu mahasiswa dohabiskan dalam percakapan. Hubungan
adalah bagian penting manusia
G. Sikap Pribadi dan Watak Juga Mempertajamkan Perilaku

Kekuatan internal merupakan hal yang penting. Kita butuh rumput liar yang
pasif yang dapat tertiup dengan mudah oleh angin sosial. Sikap dalam diri kita
mempengaruhi perilaku kita. Sikap politik kita mempengaruhi perilaku memilih
kita. Sikap kita terhadap rokok mempengaruhi kerentanan kita terhadap tekanan
teman sebaya untuk merokok. sikap kita terhadap orang miskin mempengaruhi
kemauan kita untuk membantu mereka. (sebagaimana yang akan kita ketahui,
sikap kita yang akan membibing kita untuk percaya pada hal-hal tersebut yang
menekankan kita untuk bertanggung jawab dan memikirkannya).

Watak kepribadian juga mempengaruhi perilaku kita. Menghadapi situasi yang


sama, orang yang berbeda dapat bereaksi berbeda pula. Menjadi tahanan politik
bertahun-tahun, seseorang dapat memancarkan kepahitan dan balas dendam.
Orang lain, seperti Nelson Mandela dari Afrika Selatan, mencari rekonsiliasi dan
kesatuan dengan musuh lamanya. Sikap dan kepribadian mempengaruhi tingkah
laku kita.

H. Social Learning menurut Albert Bandura

Teori belajar sosial temuan A Bandura disebut juga teori observational


learning, yaitiu sebuah teori belajar yang relative masih baru dibandingkan dengan
teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut behavioristic lainnya,
Bandura memandang perilaku individu semata-mata refles otomatis atas stimulus
(S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antar
lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri.

Prinsip dasar belajar menurut teori belajar sosial bahwa yang dipelajari
individu tersebut terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan
(imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih
memandang pentingnnya conditioning atau pembiasaan. Melalui pemberian
reward dan punishment, seorang individu akan berpikir dan memutuskan perilaku
sosial mana yang perlu dilakukan.
BAB III

METODOLOGI OBSERVASI

Dalam hasil observasi, penulis menggunakan metode kualitatif yaitu


berdasarkan hasil observasi kepada anak-anak asrama berstatus mahasiswa
UKSW di asrama mahasiswa UKSW jl.Kartini no.11A kota Salatiga.

A. Setting pengamatan
Pengamatan dilaksanakan di asrama mahasiswa UKSW jl.Kartini no.11A
kota Salatiga dengan cara mengamati secara langsung tingkah laku sosial
serta kenakalan remaja yang dilakukan dan terjadi pada mahasiswa
tersebut.

B. Sample pengamatan
Pengamatan ini dilakukan kepada anak-anak penghuni asrama unit 6 dan
unit 7 yang berstatus mahasiswa UKSW dengan jumlah populasi 4 orang
yang terdiri dari 2 pasangan kekasih.

C. Jenis pengamatan
Pengamatan partisipan dan pengamatan sistematis

D. Teknik dan instrument pengumpulan data


Teknik penelitian dengan data kualitatif didapat dengan melakukan
pengamatan. Instrument pengumpulan data dengan pernyataan yang
dilampirkan terdiri dari 5 pernyataan.

E. Teknik analisis data


Teknik analisi data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dari hasil
pengamatan berupa deskriptif dan reflektif. Hasil pengamatan deskriptif
menjelaskan tentang jawaban pengamatan yang sesuai dengan perumusan
masalah dan tujuan tentang Kenakalan Remaja Anak Asrama.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi :

Observer : Jessica

Observe : Zarya dan Wijaya

Jumlah observe : 2 orang

Nama observe : Zarya dan Wijaya

No. Variable/sub variabel Hasil


1. Ada/tidaknya sikap Ada, kedua subyek melanggar peraturan
melawan aturan yang di yang ditetapkan kepala asrama yaitu
tetapkan oleh pemimpin di batasan jam bertamu di asrama dan
asrama. batasan memasuki lingkungan asrama.
2. Ada/tidaknya tingkah laku Tidak ada, kedua subyek tidak
yang sengaja dilakukan melakukan tingkah laku yang merugikan
(agresif) yang merugikan orang lain.
orang lain.
3. Ada/tidaknya resiko yang Tidak ada, kedua subyek melanggar
dipikirkan sebelum peraturan yang berlaku di asrama tanpa
melakukan tindakan. memikirkan resiko yang akan mereka
dapat beserta dampak yang akan
ditimbulkan.
4. Ada/tidaknya sikap ramah Salah satu subyek terlihat kurang ramah
yang ditunjukan saat apabila bersama dengan orang lain, tetapi
bersama orang lain. salah satunya terlihat ramah saat bersama
dengan orang lain.
5. Ada/tidaknya perilaku Kedua subyek berani melakukan
menyimpang yang dilihat penyimpangan karena melihat contoh
dan ditiru dari orang lain. dari kelompok lain yang melakukan hal
sama.
Hasil observasi :

Observer : Jessica

Observe : Lidya dan Roland

Jumlah observe : 2 orang

Nama observe : Lidya dan Roland

No. Variable/sub variabel Hasil


1. Ada/tidaknya sikap Ada, kedua subyek terlihat melanggar
melawan aturan yang di peraturan yang ditetapkan kepala asrama
tetapkan oleh pemimpin di yaitu batasan jam bertamu di asrama.
asrama.
2. Ada/tidaknya tingkah laku Kedua subyek terlihat tidak melakukan
yang sengaja dilakukan tingkah laku yang merugikan orang lain.
(agresif) yang merugikan
orang lain.
3. Ada/tidaknya resiko yang Ada, kedua subyek terlihat memikirkan
dipikirkan sebelum terlebih dahulu resiko beserta dampak
melakukan tindakan. yang akan ditimbulkan, hal dini dapat
dilihat dari perilaku kedua subyek yang
tidak lagi melanggar batasan jam
bertamu.
4. Ada/tidaknya sikap ramah Kedua subyek terlihat menunjukan sikap
yang ditunjukan saat yang sangat ramah ketika bersama
bersama orang lain. dengan orang lain.
5. Ada/tidaknya perilaku Kedua subyek terlihat tidak melakukan
menyimpang yang dilihat perilaku menyimpang karena meniru
dan ditiru dari orang lain. tindakan dari orang lain.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, kami menyimpulkan bahwa
kenakalan remaja dapat ditemui dilingkungan sekolah, masyarakat,
maupun di asrama UKSW dan penyebabnya dikarenakan banyak faktor.
Seperti, sikap melawan aturan, tingkah laku yang disengaja (agresif),
melakukan sesuatu tanpa memfikirkan dampaknya. Dimana kenakalan
yang dilakukan oleh anak-anak remaja ini wajar terjadi, karena remaja
sedang merujuk pada masa remaja, dimana sedang berlangsungnya waktu
“storm and stress". Tidak semua remaja gagal dalam masa ini, diantara
mereka dapat menangani masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa ini dengan baik.
Ada pun beberapa aspek pada kenakalan remaja ini, yaitu (1) melawan
otoritas (pimpinan), di asrama pasti ada aturan-aturan yang di tetapkan
oleh pemimpin/kepala asrama untuk membuat anak-anak tersebut menjadi
disiplin dan tekun, namun masih banyak saja aturan-aturan yang dilanggar.
(2) Tingkah laku agresif yang dimaksud yaitu tingkah laku atau perbuatan
yang dilakukan secara sengaja dan merugikan orang lain, tetapi anak-anak
di asrama tersebut tidak pernah melakukannya. (3) Implusif, mereka juga
masih bertindak/melakukan hal tanpa memikirkan resiko yang akan
mereka dapatkan, namun subyek yang kedua masih memikirkan
dampak/resiko yang timbul. (4) Sikap ramah, sikap ketika mereka
berhadapan/berhubungan dengan orang lain terjalin dengan baik, namun
salah satu subyek terlihat kurang ramah. (5) Meniru, anak-anak sering
belajar atau mengetahui sesuatu dari hal yang dia lihat dan kemudian
ditiru, baik itu positif maupun negatif. Dan ini juga yang terjadi pada anak
asrama di UKSW, mereka berani melakukan hal penyimpangan, karena
melihat kelompok yang lain melakukan hal penyimpangan tersebut.
Sedangkan, subyek yang kedua tidak melakukan penyimpangan (meniru)
walau melihat kelompok lain melakukannnya.
B. Saran
Sebaiknya, keluarga dan pihak asrama saling bekerjasama dalam
mengawasi mahasiswa yang tinggal di asrama UKSW. Sehingga,
penanggung jawab di asrama lebih memperhatikan dan mengawasi
mahasiswa yang tinggal di asrama UKSW. Dan diharapkan kenakalan
remaja yang terjadi dilingkungan asrama dapat berkurang atau
ditanggunglangi.
DAFTAR PUSTAKA

Myers, David. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta:Salemba Humanika

Sarwono,Sarlito. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Padmomartono,Sumardjono.2013. Konseling remaja. Salatiga:UKSW

Muhamad Fahmi Idris.2013. PERBEDAAN KENAKALAN REMAJA


ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA
http://etheses.uin-malang.ac.id/1713/5/06410033_Bab_2.pdf. Diakses pada
tanggal 25 Mei 2019 Pukul 23:01 WIB
LAMPIRAN

Panduan Observasi
Topik observasi : kenakalan remaja anak asrama
Tujuan observasi : untuk mengetahui kenakalan remaja anak
asrama
Teori pendukung :

Dari G. Stanley Hall (1904, dalam Santrock, 2010) ditemukan


penjelasan bahwa:

masa remaja merupakan waktu berlangsungnya “storm and stress”, yang


berdasarkan riset mutakhir kejadian ini tidak sepenuhnya benar karena
banyak remaja yang sukses menangani masa peralihan dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa.

Dari Hurlock (1991) ditemukan penjelasan bahwa:


a) kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan
oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat seseorang atau
remaja yang melakukanya masuk kedalam penjara.
b) Hakekat tingkah laku sosial adalah aktivitas fisik atau psikis seseorang
terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi
kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial.
c) Tingkah laku sosial pada masa anak-anak mencakup:
1. Kerjasama dengan orang lain
2. Persaingan
3. Kemurahan hati
4. Hasrat akan penerimaan sosial
5. Simpati
6. Empati
7. Ketergantungan
8. Sikap ramah
9. Sikap tidak mementingkan diri sendiri
10. Meniru
11. Perilaku kelekatan

Aspek- Aspek Kenakalan Remaja

Sikap pribadi dan watak juga mempertajam perilaku

Persepsi sosial

Tingkah laku dan komunikasi nonverbal

Social learning menurut Albert Bandura

Subjek observasi : Anak-anak asrama mahasiswa UKSW

Jumlah observe : 4 orang

1. Zarya
2. Wijaya
3. Lidya
4. Roland

Setting observasi : Bertempat di lingkungan asrama mahasiswa UKSW jl.


Kartini no. 11 A

Pelaksanaan :

a. Hari/tanggal : Kamis-Minggu/23-26 Mei 2019


b. Jam : 08.00-23.00
c. Kondisi sekitar :
1. Tidak ramai
2. Sepi

Jenis observasi : Observasi partisipan

Observasi sistematis

Anda mungkin juga menyukai