Anda di halaman 1dari 18

BAB 7

TEORI HUMANISTIK:
ABRAHAM MASLOW DAN CARL ROGERS

A.PENDAHULUAN
A.PENDAHULUAN

Teori Abraham Maslow dapat dinamakan dengan teori Dinamika-Holistik. Teori ini
mengasumsikan keseluruhan kepribadian manusia yang termotivasikan secara konstan oleh
suatu kebutuhan atau kebutuhan lainnya. Dalam teori ini juga menyatakan bahwa manusia
memiliki potensi untuk tumbuh menuju kesehatan psikologis, yaitu self-actialization atau
aktualisasi diri.
Dalam mencapai kebutuhan aktualisasi diri, maka manusia harus memuaskan
kebutuhan pada tingkat dasarnya terlebih dahulu, seperti : rasa lapar, rasa aman, rasa
dicintai, dan rasa dihargai. Setelah manusia dapat memenuhi setiap kebutuhan pada tingkat
dasarnya, maka manusia baru dapat mencapai aktualisasi diri. Teori motivasi Maslow itu
bergerak secara hierarkis yang berawal dari tingkat bawah ke atas. Oleh karena itu teori ini
sering dikatakan sebagai teori Hierarki Kebutuhan Maslow.
Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada struktur kepribadian. Namun
demikian ada dua komponen yang dibahas bila bicara tentang struktur kepribadian menurut
Rogers, yaitu : organisme, medan fenomena, dan self.
1) Organisme, mencakup : (a) makhluk hidup, (b) realitas subjektif, dan (c) holisme.
2) Self terbentuk melalui medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu,
bersifat integral dan konsisten, menganggap pengalaman yang tak sesuai dengan struktur
self sebagai ancaman, dan dapat berubah karena kematangan dan belajar.
Menurut Rogers, organisme mengaktualisasikan dirinya menurut garis-garis yang
diletakkan oleh hereditas. Ketika organisme itu matang maka ia makin berdiferensiasi, makin
luas, makin otonom, dan makin tersosialisasikan. Rogers menyatakan bahwa pada dasarnya
tingkah laku adalah usaha organisme yang berarah tujuan untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhannya sebagaimana dialami, dalam medan sebagaimana medan itu dipersepsikan.
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan, namun dia yakin
adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses
organisme menjadi semakin kompleks, otonom, sosial, sdan secara keseluruhan semakin

1
aktualisasi diri. Rogers menyatakan bahwa self berkembang secara utuh-keseluruhan,
menyentuh semua bagian-bagian. Berkembangnya self diikuti oleh kebutuhan penerimaan
positif, dan penyaringan tingkah laku yang disadari agar tetap sesuai dengan struktur self
sehingga dirinya berkembang menjadi pribadi yang berfungsi utuh.

Sekilas Biografi Abraham Maslow

Abraham Maslow lahir di Manhattan, New York, Amerika Serikat pada

tanggal 01 April 1908. Dia merupakan anak sulung dari tujuah bersaudara.

Kepribadiannya sebagai seorang anak ialah sebagai anak yang pemalu, rendah diri,

dan depresi. Masa kanak-kanaknya dirasakan kurang bahagia, namun kendati

demikian ia memiliki bakat intelektual yang tinggi. Maslow memperoleh pendidikan

tinggi di City College New York, yaitu pada jurusan hukum. Maslow pun melanjutkan

studi kedoktoran pada tahun 1934 di University of Winconsin. Dalam perjalanan

studinya Maslow sempat menjadi asisten pribadi Thorndike seorang psikolog, dan

akhirnya ia pun berkecimpung dalam dunia psikologi.

BAB II
ISI

TEORI DINAMIKA- HOLISTIK ABRAHAM H. MASLOW

A. We Are Basically Good, Not Evil

Menurut Maslow setiap orang memiliki kodrat bawaan yang pada hakikatnya

adalah baik atau sekurang-sekurangnya netral. Kodrat manusia menurut

pembawaannya tidak jahat. Ini adalah suatu konsepsi baru karena banyak teoritikus

berangggapan bahwa beberapa insting adalah buruk atau antisosial yang harus

dijinakkan dengan latihan dan sosialisasi.

2
B. Motivation : A Hierarchy of Needs
Dalam diri manusia terdapat Hierarki Kebutuhan-Kebutuhan. Maslow

mengasumsikan bahwa dalam hampir setiap manusia, dan sudah barang tentu dalam

hampir setiap bayi yang baru lahir, terdapat kemauan yang aktif kearah kesehatan,

impuls kearah pertumbuhan, atau kearah aktualisasi potensi-potensi manusia. Dari sini

Maslow mengemukakan suatu teroi tentang motivasi manusia antara kebutuhan dasar

atau basic needs dan meta kebutuhan (meta needs). Manusia memiliki kebutuhan pada

tingkat dasar dan akan bergerak menuju tingkat yang lebih tinggi secara hierarki.

Kebutuhan ini digambarkan dalam suatu piramida kebutuhan.

C. How Is Personality Organized?


Bagi Maslow unit kepribadian yang mendasar adalah sindrom kepribadian.

Sindrom kepribadian adalah sesuatu yang terorganisir saling ketergantungan, gejala

struktur kelompok. Dalam studinya pada dua sindrom, yaitu harga diri dan rasa aman,

Maslow menyebutnya holistik analytic methology. Analisis Maslow tentang rasa aman

dan kepribadian dibuatnya menjadi beberapa level:

Sindrom Kepribadian Level 1 Security – Inscurity


Subsindrom Level 2 Kekuatan – Ketundukkan
Sub-subsindrom Level 3 Prasangka – Egalitarianism
Sub-sub-subsindrom Level 4 Warna Kulit – Karakteristik manusia lebih dalam
Sub-sub-sub-subsindrom Level 5 Perbedaan Individu – Persamaan Individu

D. Self-Actualizing People : The Peak Experience and the D- and B- Realm

Ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami pengalaman puncak merasa

lebih terintegrasi, lebih bersatu dengan dunia, lebih menjadi raja atas diri mereka

3
sendiri, lebih spontan, kurangmenyadari ruang dan waktu, lebih cepat dan mudah

menyerap sesuatu.

Untuk mengetahui pengalaman Maslow mengguakan dua metode, yaitu D dan B

realsm. D adalah defisiensi, individu yang hanya puas dengan memenuhi kebutuhan

dasarnya saja. Sedangkan B adalah being, ketika kebutuhan dasar dan motif-

motifnyua sudah terpenuhi individu akan mulai fokus pada motivasi aktualisasi diri

dan memperkuat eksistensi dirinya.

E. Encouraging Self-Actualization

Maslow tidak mengemukakan teori formal tentang perkembangan kepribadian.

Dia lebih fokus pada perkembangan aktualisasi diri, yaitu ide-ide tentang bagaimana

indiividu dapat mengaktualisasikan dan bagaimana pendidikan dan masyarakat dapat

mendorong aktualisasi diri. Aktualisasi diri juga dapat dimunculkan di sekolah.

Carl R. Rogers- Teori Humanistik

A. Eduring Aspects of Personality

Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada struktur kepribadian. Namun

demikian ada dua komponen yang dibahas bila bicara tentang struktur kepribadian

menurut Rogers, yaitu : organisme, medan fenomena, dan self.

1) Organisme, mencakup : (a) makhluk hidup, (b) realitas subjektif, dan (c) holisme.

2) Self terbentuk melalui medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang

tertentu, bersifat integral dan konsisten, menganggap pengalaman yang tak sesuai

dengan struktur self sebagai ancaman, dan dapat berubah karena kematangan dan

belajar.

4
B. Personality Dynamics

Menurut Rogers, organisme mengaktualisasikan dirinya menurut garis-garis

yang diletakkan oleh hereditas. Ketika organisme itu matang maka ia makin

berdiferensiasi, makin luas, makin otonom, dan makin tersosialisasikan. Rogers

menyatakan bahwa pada dasarnya tingkah laku adalah usaha organisme yang berarah

tujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya sebagaimana dialami, dalam

medan sebagaimana medan itu dipersepsikan.

C. The Development of Personality

Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan, namun dia yakin

adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses

organisme menjadi semakin kompleks, otonom, sosial, sdan secara keseluruhan

semakin aktualisasi diri. Rogers menyatakan bahwa self berkembang secara utuh-

keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagian. Berkembangnya self diikuti oleh

kebutuhan penerimaan positif, dan penyaringan tingkah laku yang disadari agar tetap

sesuai dengan struktur self sehingga dirinya berkembang menjadi pribadi yang

berfungsi utuh.

Sejak teori kepribadiannya dirumuskan, Rogers memperluas program penelitian

terapinya dengan memasukkan pengujian inferensi-inferensi atau kesimpulan-

kesimpulan yang ditarik dari teorinya itu, antara lain: (a) Penelitian-penelitian

Kualitatif, (b) Analisis isi, (c) Skala Penilaian, (d) “Q-Technique”, (e) Penelitian

Eksperimental tentang Konsep Diri, dan (f) Pendekatan-pendekatan Empiris Lain

5
BAB III

PEMBAHASAN

Abraham H. Maslow (Dinamika- Holistik )

Abraham Maslow dalam banyak tulisannya khususnya lihat Motivation and

Personality (1954, edisi yang direvisi, 1970), Toward a Phsychology of Being

(1968a), dan The Farther reacher of Human Nature (1971)] mendukung segi

pandangan dinamik, holistik yang banyak kesamaannya dengan pandangan Goldstein

dan Angyal teman sekerjanya di Universitas Brandeis. Maslow beranggapan bahwa

pendiriannya tergolong dalam bidang psikologi humanistik yang luas, yang disebutnya

sebagai “mazhab ketiga” dalam psikologi Amerika, dua yang lainnya adalah

behaviorisme dan psikoanalisis.

Penting untuk diperhatikan bahwa tidak seperti Goldstein dan Angyal yang

meletakkan dasar pandangan mereka pada penelitian tentang orang-orang yang

mendapat cedera otak dan gangguan jiwa, Maslow menggunakan hasil-hasil

penelitiannya tentang orang-orang yang sehat dan kreatif untuk sampai pada

perumusan-perumusan tertentu tentang kepribadian.

Maslow mencela psikologi karena “konsepnya yang pesimistik, negatif, dan

terbatas” tentang manusia. Ia berpendapat bahwa psikologi lebih banyak memikirkan

kelemahan manusia daripada kekuatan-kekuatannya; psikologi semata-mata meneliti

dosa-dosa dan mengabaikan kebajikan-kebajikan. Psikologi telah melihat hidup ini

dari sudut pandang individu yang berusaha mati-matian untuk menghindari perasaan

sakit, bukan mengambil langkah-langkah aktif untuk mencampai kematangan dan

kebahagiaan. Maslow bertanya dimanakah psikologi yang berbicara tentang

6
kegirangan, kegembiraan, cinta, dan kesejahteraan sama tuntasnya sebagaimana ia

berbicara tentang kesengsaraan, konflik, rasa malu, dan permusuhan? Psikologi “telah

dengan sengaja membatasi dirinya pada hanya setengah dari batas kekuasaannya yang

sah, yakni sisi yang lebih gelap dan kotor”. Maslow sudah berusaha menyajikan sisi

lain dari gambar, yakni paruh bagian yang lebih terang, lebih baik, untuk memberikan

suatu potret pribadi secara utuh, Maslow (Calvin & Gardner, 1993:107.) menulis

sebagai berikut:

Sekarang biarlah saya mengemukakan secara singkat dan pertama-tama secara


dogmatis hakikat dari konsepsi yang baru berkembang tentang manusia yang
sehat secara psikiatris ini. Pertama dan yang paling penting dari semuanya
adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri yang
hakiki, suatu krangka struktur psikologis yang dapat dipandang dan dibicarakan
secara analog dengan struktur fisiknya, yakni bahwa manusia memiliki
kebutuhan-kebutuhan, kapasitas-kapasitas, dan kecenderungan-kecenderungan
yang bersifat genetik, beberapa diantaranya adalah sifat khas dari seluruh sifat
manusia... dan yang kedua adalah unik untuk masing-masing individu.
Keduanya terkandung konsepsi bahwa perkembangan yang benar-benar sehat,
normal, memenuhi potensi-potensi, dan dalam menuju kematangan mengikuti
garis-garis kodrat yang tersembunyi. Ketiga, sekarang jelas kelihatan bahwa
psikopatologi pada umumnya disebabkan oleh pengingkaran atau penelantaran,
atau pembelotan kodrat manusia yang hakiki. Apakah yang psikopatologis?
Segala sesutau yang mengganggu atau menggagalkan atau membelokkan jalan
aktualisasi diri adalah psikopatologis. Apakah psikoterapi atau untuk hal itu
adakah psikoterapi khusus? Setiap cara yang membantu mengarahkan orang-
orang ke jalan aktualisasi-diri dan perkembangan menurut garis-garis yang
ditentukan oleh kodrat batinnya adalah psikoterapi.

Maslow menambahkan sesuatu yang penting berikut ini:

Kodrat batin ini tidaklah sekuat dan senahakuasa dan tidak bisa salah seperti
insting-insting binatang. Kodrat batin ini adalah lemah, lembut, serta halus dan
mudah dikalahkan oleh kebiasaan, tekanan kebudayaan, dan sikap-sikap yang
salah terhadapnya. Meskipun lemah, namun ia jarang hilang pada orang normal
mungkin juga tidak hilang pada orang sakit. Meskipun diingkari, namun ia tetap
bertahan secara diam-diam dan selalu mendesak untuk aktualisasi (1966, hlm.
4).

7
Kepribadian berkembang melalui pematangan dalam lingkungan yang

menunjang dan oleh usaha-usaha aktif pada pihak pribadi untuk merealisasikan

kodratnya, maka daya-daya kreatif dalam manusia menyatakan dirinya dengan lebih

jelas lagi. Maslow melakukan penelitian yang intensif dan luas tentang sekelompok

orang yang mengaktualisasikan-diri. Mereka adalah orang-orang langka sebagaimana

didapati Maslow ketika ia mengumpulkan kelompok penelitiannya ini. Setelah

menemukan orang-orang yang cocok, beberapa diantaranya adalah tokoh-tokoh

lainnya adalah tokoh-tokoh historis, seperti Lincoln, Jefferson, Walt Whitman,

Thoreau, dan Beethoven, sedangkan tokoh-tokoh lainnya masih hidup pada waktu

diteliti, seperti Eleanor Rooselvelt, Einstein, dan teman-teman serta kenalan-kenalan

peneliti, maka mereka diteliti secara klinis untuk menemukan sifat-sifat mana yang

membedakan mereka dari orang-orang biasa. Ternyata inilah ciri-ciri khas mereka: (1)

Mereka berorientasi secara relaistik, (2) Mereka menerima diri mereka sendiri, orang-

orang lain, dunia kodrati seperti apa adanya, (3) Mereka sangat spontan, (4) Mereka

memusatkan diri pada masalah dan bukan pada diri mereka sendiri, (5) Mereka

mampu membuat jarak dan memiliki kebutuhan akan privasi, (6) Mereka otonom dan

independen atau berdiri sendiri, (7) Apresiasi mereka terhadap orang-orang dan

benda-benda adalah segar, bukan penuh prasangka, (8) Kebanyakkan di antara mereka

memiliki pengalaman mistik atau spiritual yang dalam, meskipun tidak perlu bersifat

religius, (9) Mereka memiliki hubungan yang mendalam sesama manusia, (10)

Hubungan mereka yang akrab dengan beberapa orang yang dicintai secara khas

cenderung mendalam serta sangat emosional, tidak dangkal, (11) Nilai dan sikap

mereka adalah demokratik, (12) Mereka tidak mencampur adukkan antara sarana dan

tujuan, (13) Perasaan humor mereka lebih bersifat filosofis dan bukan perasaan humor

8
yang menimbulkan permusuhan, (14) Mereka sangat kreatif, (15) Mereka menentang

konformiitas terhadap kebudayaan, (16) Mereka mengatasi lingkungan, bukan hanya

menghadapinya.

Teori organismik sebagai suatu reaksi terhadap dualisme antara jiwa dan dan

badan, teori tentang kemampuan (faculty psychology), dan behaviorisme stimulus

respon, telah mencapai sukses yang luar biasa. Pendirian pokok dari teori organismik

bahwa keseluruhan adalah sesuatu yang bukan merupakan jumlah dari bagian-

bagiannya, dan apa yang terjadi dengan suatu bagian terjadi juga untuk keseluruhan,

dan bahwa tidak ada bagian-bagian yang terpisah dalam organisme. Calvin dan

Gardner, 1993:113) mengatakan “apabila teori berpusat pada seluruh organisme

sebagai suatu sistem yang bersatu dan bukan pada sifat-sifat atau dorongan-dorongan

atau kebiasaan-kebiasaan yang terpisah, maka teori tersebut dapat disebut suatu teori

organismik”. Maslow menjadi salah seorang tokoh psikologi humanistik yang menarik

bagi banyak psikolog. Dalam membaca Maslow kadang-kadang sulit membedakan

antara yang bersifat inspiratif dan yang bersifat ilmiah. Beberapa pengkritik menilai

bahwa psikologi humanistik lebih merupakan pengganti agama yang bersifat sekular

daripada suatu psikologi ilmiah. Orang-orang lain berpendapat bahwa sumbangan para

ilmuan humanis untuk dasar-dasar empiris psikologi tidak sepadan dengan tulisan-

tulisan mereka yang spekulatif. Beberapa psikolog menuduh para humanis menerima

sebagai kebenaran atas hal yang masih bersifat hipotetik, mencampuradukkan teori

dengan ideologi, dan menggantikan retorik dengan penelitian. Terlepas dari kritik-

kritik yang sejumlah besar psikologi yang dipertahankan Maslow, ada sejumlah besar

psikolog yang tertarik pada segi pandangan ini karena ia berusaha menggumuli

persoalan-persoalan manusia yang sangat penting dan kontemporer.

9
Carl Rogers (Teori yang Berpusat pada Pribadi)

Rogers diidentifikasikan dengan metode psikoterapi yang diciptakan dan

dikembangkannya. Tipe terapi ini disebut tidak mengarahkan atau berpusat pada klien.

Dalam kata-kata penciptanya sendiri, “client centered therapy” yang berhasil

dilakukan dalam kondisi yang optimal. Calvin dan Gardner (1993:128) menyebutkan

ciri utama konseptualisasi dari proses terapeutik ini adalah bahwa “apabila para klien

mempersepsikan bahwa ahli terapi memilki “unconditional positive regard”

(penghargaan positif tanpa syarat) terhadap mereka dan suatu pemahaman empatik

terhadap kerangka acuan internal (internal frame of refence) mereka, maka proses

perubahan mulai bergerak”. Selama proses ini klien-klien makin lebih menyadari

perasaan dan pengalaman mereka yang sebenarnya dan konsep diri mereka menjadi

lebih selaras dengan seluruh pengalaman organisme.

Apabila keselarasan yang bulat tercapai, maka klien akan menjadi orang yang

berfungsi sepenuhnya. Menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya meliputi sifat-sifat

seperti keterbukaan terhadap pengalaman, tidak adanya sikap defensif, kesadaran yang

cermat, penghargaan diri tanpa syarat, dan hubungan yang harmonis dengan orang-

orang lain.

Struktur Kepribadian

Toeri Rogers membagi dua konstruk yang menjadi pijakan bagi seluruh

teorinya, kedua konstruk tersebut adalah organisme dan diri (self). Secara psikologis,

organisme adalah lokus atau tempat dari seluruh pengalaman. Pengalaman meliputi

segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran organisme pada setiap

saat. Keseluruhan pengalaman ini merupakan medan fenomenal. Medan fenomenal

adalah “frame of reference” dari individu yang hanya dapat diketahui oleh orang itu

10
sendiri. “medan fenomenal tidak dapat diketahui oleh orang lain kecuali melalui

inferensi empatis dan selanjutnya tidak pernah dapat diketahui dengan sempurna”.

Harus dicatat bahwa medan fenomenal tidak identik dengan medan kesadaran. Rogers

(Calvin dan Gardner, 1993:132) “kesadaran adalah perlambangan dari sebagian

pengalaman kita”. Dengan demikian, medan fenomenal terdiri dari pengalaman sadar

(dialmbangkan) dan pengalaman tak sadar (tidak dilambangkan). Selanjutnya adalah

diri, diri merupakan salah satu konstruk sentral dalam teori Rogers, dan Ia telah

memberikan suatu penjelasan yang menarik bagaimana ini terjadi. Rogers (Calvin dan

Gardner, 1993:134) mengatakan bahwa:

Berbicara secara pribadi, saya memulai karya saya dengan keyakinan yang
mantap bahwa diri adalah sesuatu istilah yang kabur, ambigu atau bermakna
ganda, istilah yang tidak berarti ilmiah, dan telah hilang dari kamus para
psikolog bersama menghilangnya para instrokpesionis. Dari sebab itu, saya
lambat menyadari bahwa apabila klien-klien diberi kesempatan untuk
mengungkapkan masalah-masalah mereka dan sikap-sikap mereka dalam istilah-
istilah mereka sendiri, tanpa suatu bimbingan atau interpretasi, ternyata mereka
cenderung berbicara tentang diri....tampaknya jelas, ..... bahwa diri merupakan
suatu unsur penting dalam pengalaman klien, dan aneh karena tujuannya adalah
menjadi diri sejatinya.
Apabila pengalaman-pengalaman yang dilambangkan yang membentuk diri

benar-benar mencerminkan pengalaman-pengalaman organisme, maka orang yang

bersangkutan disebut berpenyesuaian baik, matang, berfungsi sepenuhnya.

Dinamika Kepribadian

Organisme mengaktualisasikan dirinya menurut garis-garis yang diletakkan oleh

hereditas. Rogers menambahkan suatu ciri baru kepada konsep pertumbuhan ketika Ia

mengamati bahwa tendensi gerak maju hanya dapat beroperasi bila pilihan-pilihan

dipersepsikan dengan jelas dan dilambangkan dengan baik. Seseorang tidak dapat

mengaktualisasikan dirinya kalau ia tidak dapat membedakan antara cara-cara tingkah

laku progresif dan regresif. Tidak ada suara hati dari dalam yang akan memberitahu

11
seseorang manakah jalan kemajuan itu, tidak ada keharusan organismik yang akan

mendorongnya maju. Orang harus mengetahi sebelum mereka dapat memilih, tetapi

bila mereka benar-benar mengetahui maka mereka selalu memilih untuk bertumbuh

dan bukan sebaliknya.

Perkembangan Kepribadian

Rogers (Calvin dan Garner, 1993:138), berkata: “apabila individu hanya

mengalami penghargaan positif tanpa syarat, maka tidak akan ada syarat-syarat

penghargaan, harga diri akan menjadi tanpa syarat, kebutuhan-kebutuhan akan

penghargaan positif dan harga diri tidak akan berbeda dengan penilaian organismik

dan individu akan terus berpenyesuaian baik secara psikologis dan akan berfungsi

sepenuhnya”.

Penilaian-penilaian tingkah laku anak oleh orangtuanya dan orang-orang lain

kadang-kadang positif dan kadang-kadang negatif, maka anak belajar membedakan

antara perbuatan-perbuatan dan perasaan-perasaan yang berharga (disetujui) dan yang

tidak berharga (tidak disetujui). Keadaan ini menghasilkan konsep diri yang tidak

selaras dengan pengalaman organismik. Anak berusaha menjadi apa yang orang lain

inginkan, dan tidak berusaha untuk menjadi apa yang sebenarnya diinginkannya.

Bagaimana keretakan antara diri dan organisme, serta antara aku dan orang lain

dapat disembuhkan? Rogers (Calvin dan Gardner, 1993:141) mengemukakan tiga dalil

berikut:

Dalam kondisi-kondisi tertentu, terutama pada saat ancaman terhadap struktur


diri sama sekali tidak ada, pengalaman-pengalaman yang tidak konsisten dengan
struktur diri itu mungkin diamati, dan diperiksa, dan struktur diri-nya
disesuaikan untuk mengasimilasikan dan memasukkan pengalaman-pengalaman
tersebut.

Dalam “client-centered therapy” orang menemukan dirinya berada dalam

situasi yang tidak mengancam karena konselor sepenuhnya menerima apa yang
12
dikatakan klien. Sikap menerima yang hangat pada pihak konselor ini mendorong

klien untuk menelitiperasaan-perasaan tak sadarnya dan membuat perasaan-perasaan

itu menjadi sadar.para klien dengan pelan-pelan meneliti perasaan-perasaan yang tidak

dilambangkan yang mengancam keamanan mereka.

Keuntungan sosial dari menerima dan mengasimilasikan pengalaman-

pengalaman yang tidak dilambangkan adalah bahwa orang makin memahami dan

menerima orang-orang lain. Ide ini dikemukakan dalam dalil beriku: “Apabila

individu mempersepsikan dan menerima segala pengalaman sensorik dan viskeralnya

ke dalam satu sistem yang konsisten dan terintegrasi, maka ia pasti lebih memahami

orang-orang lain sebagai individu-individu yang berbeda”. Dalam dalilnya yang

terakhir, Rogers (Calvin dan Gardner, 1993:142) menunjukkan bagaimana pentingnya

orang tetap selalu meneliti nilai-nilai yang dimilikinya untuk menjaga penyesuaian

diri yang sehat.

Apabila individu mempersepsikan dan menerima lebih banyak lagi pengalaman-


pengalaman organiknya ke dalam struktur dirinya, maka ia akan menentukan
bahwa dirinya tengah mengganti sistem nilainya sekarang yang sebagian besar
didasarkan pada intropeksi-introyeksi yang dialambangkan secara menyimpang-
lewat proses penilaian yang berlangsung secara terus-menerus.

Tekanannya terletak pada dua kata, yakni sistem dan proses. Sistem

menunjukkan sesuatu yang tetap dan statik, sedangkan proses menunjukkan bahwa

sesuatu tengah berlangsung. Demi penyesuaian diri yang sehat dan terintegrasi, orang

harus selalu memeriksa pengalaman-pengalaman tersebut untuk mengetahui apakah

pengalaman-pengalaman tersebut membutuhkan perubahan dalam struktur nilai.

Penelitian yang Khas dan Metode Penelitian

a. Penelitian-penelitian Kualitatif

13
Banyak dari ide-ide Rogers tentang kepribadian telah dijelaskan dengan prosedur

kualitatif, dengan cara menunjukkan manakah perubahan-perubahan yang terjadi

dalam gambaran dirinya selama terapi, dengan menggunakan catatan rekaman

tentang pernyataan-pernyataan klien.

b. Analisis Isi

Dalam penelitian awal lainnya dilakukan suatu analisa tentang perubahan-

perubahan khas dalam cara memandang diri sendiri (self reference) selama terapi.

Untuk tujuan ini Raimy menggunakan kategori-kategori berikut: cara memandang

diri sendiri yang bersifat positif atau meneguhkan, yang bersifat negatif atau

menolak, yang bersifat mendua, yang bersifat kabur, penyebutan objek-objek diluar

dan orang, dan pertanyaan-pertanyaan.

c. Skala Penilaian

Untuk tujuan ini, telah dikembangkan dua tippe skala penilaian; skala penilaian

yang mengukur sikap-sikap ahli terapi dan skala penilaian yang mengukur

perubahan dalam klien.

d. Penelitian-penelitian dengan menggunakan “Q-Technique”

Apakah Q-technique itu? Pada pokonya, Q-technique adalah suatu metode untuk

menyelidiki secara sistematis pengertian-pengertian seseorang tentang dirinya

sendiri, walaupun metode ini juga dapat dipakai untuk tujuan-tujuan lain. Orang

diberi sejumlah pernyataan dan disuruh mengelompokkannya ke dalam suatu

distribusi yang ditentukan sebelumnya dalam suatu kontinum mulai dari yang

paling khas sampai pada yang paling kurang khas sampai pada yang paling kurang

tentang orang yang mengadakan penelitian itu.

e. Penelitian Eksperimental tentang Konsep Diri

Berdasarkan teori keseimbangan kognitif dari Heider, Pilisuk (1962 (Calvin dan

Gardner, 1993:157) memprediksikan bahwa orang-orang yang dikritik secara


14
negatif dalam melaksanakan tugasnya tidak akan mengubah penilaian tentang

dirinya. Prediksi ini telah terbukti, orang-orang menggunakan bermacam-macam

rasionalisasi untuk mempertahankan gambaran diri yang menyenangkan dalam

menghadapi kritik.

f. Pendekatan-pendekatan Empiris Lain

Metode-metode lain ini didasarkan atas pendekatan dengan menggunakan kerangka

acuan eksternal (external reference of frame). Salah seorang murid Rogers telah

menggunakan juga indeks-indeks fisiologis untuk mengukur tegangan dan emosi.

Status Sekarang dan Evaluasi

Client centered therapy merupakan suatu metode perawatan yang mantap dan

telah digunakan dimana-mana. Teori Roger telah mendorong penelitian tentang

pribadi, namun tidak semua penemuan empiris mendukung teori Rogers, dan tidak

semuan hasil penelitian tentang diri bisa dikaitkan dengan Rogers. Semboyannya

bahwa “titik tolak yang paling menguntungkan untuk memahami tingkah laku adalah

kerangka acuan internal dari individu itu sendiri”. Bukan rahasia lagi bahwa kemajuan

seseorang di lingkungan universitas dan prestise profesionalnya sebagian besar

ditentukan oleh produktivitass penelitiannya dan kegiatan-kegiatan penelitian dari

para mahasiswanya. Di samping itu para psikolog akademik harus menghadapi

penelitian kritis dari teman-teman sejawatnya. Kritik utama yang dikemukakan oleh

banyak psikolog terhadap teori Rogers adalah bahwa teorinya berpangkal pada suatu

fenomenologi yang naif.

BAB IV

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

15
Berdasarkan pembahasan mengenai teori Holism dan Humanis, menurut

Maslow dan Rogers dapat ditarik kesimpulan dan implikasi sebagai berikut:

1. Holism memandang individu adalah kesatuan yang terpadu, terorganisasi, manusia

tidak dapat menjadi bagian-bagian.

2. Maslow melihat manusia secara totalitas, hal itu dikarenakan keunikan manusia

yang mampu mengembangkan diri secara penuh, sehat, baik, normal, menuju

kepengembangan potensi secara maksimal serta sesuai dengan kodratnya.

3. Maslow mengemukakan teori tentang motivasi manusia yang membedakan antara

kebutuhan dasar (basic needs) dan meta kebutuhan (metaneeds).

4. Maslow mengubah konsep psikologi yang pesimistik, negatif, dan terbatas, yang

hanya memikirkan kelemahan manusia daripada kekuatan-kekuatannya.

5. Teori organismik pada pokoknya berkata bahwa segala sesuatu berhubungan

dengan keseluruhan, maka pemahaman yang benar terjadi karena penempatan yang

tepat suatu gejala dalam konteks seluruh sistem.

6. Client centered tehrapy bercirikan apabila para klien mempersepsikan bahwa ahli

terapi memilki “unconditional positive regard” (penghargaan positif tanpa syarat)

terhadap mereka dan suatu pemahaman empatik terhadap kerangka acuan internal

(internal frame of refence) mereka, maka proses perubahan mulai bergerak.

Apabila keselarasan yang bulat tercapai, maka klien akan menjadi orang yang

berfungsi sepenuhnya.

7. Toeri Rogers membagi dua konstruk yang menjadi pijakan bagi seluruh teorinya,

kedua konstruk tersebut adalah organisme dan diri (self).

8. Apabila individu hanya mengalami penghargaan positif, maka tidak akan ada

syarat-syarat penghargaan, harga diri akan menjadi tanpa syarat, kebutuhan-

16
kebutuhan akan penghargaan positif dan harga diri tidak akan berbeda dengan

penilaian organismik dan individu akan terus berpenyesuaian baik secara

psikologis dan akan berfungsi sepenuhnya.

9. Rogers dalam penelitiannya banyak menggunakan metode, diantaranya adalah

pendekatan kualitatif, analisis isi, skala penilaian, Q-Technique, Eksperimental,

dan pendekatan empiris lain.

10. Implikasi dari teori Maslow dalam dunia pendidkan sangat penting. Dalam proses

belajar mengajar misanya, guru mestinya memperhatikan teori ini. Apabila guru

menemukan kesulitan untuk memahami mengapa anak-anak tertentu tidak

mengerjakan pekerjaan rumah, mengapa anak-anak tidak dapat tenang dalam

kelas, atau bahkan mengapa anak-anak tidak memiliki motivasi untuk belajar.

Menurut maslow, guru tidak bias menyalahkan anak atas kejadian ini secara

langsung, sebelum memahami barangkali ada proses tidak terpenuhinya

kebutuhan anak yang berada di bawah kebutuhan untuk tahu dan mengerti. Bisa

jadi anak-anak tersebut belum atau tidak melakukan makan pagi yang cukup,

semalam tidak tidur dengan nyenyak, atau ada masalah pribadi/keluarga yang

membuatnya cemas dan takut, dan lain-lain.

11. gagasan Carl Rogers sangat berpengaruh terhadap pikiran dan praktik psikologi di

semua bidang, baik klinis, pendidikan, dan lain-lain. Lebih khusus dalam bidang

pendidikan, tentang prinsip-prinsip belajar humanistik, yang meliputi hasrat untuk

belajar, belajar yang berarti, beljara tanpa ancaman, belajar atas inisiatif sendiri,

belajar untuk perubahan.

DAFTAR PUSTAKA

17
Feist et.al. 2008. Theories of Personality. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Hall, S. Calvin & Lindzey G., 1985. Introduction to Theories of Personality. Canada:
John Wiley & Sons, Inc. Third Edition.

Hall, S. Calvin & Lindzey G., 1993. Teori-teori Holistik (Organismik-


Fenomenologis). Psikologi Kepribadian 2. Yogyakarta: Kanisiau. Editor: Dr.
A. Supratikna.

http://blog.kenz.or.id/category/psychology. 15/09/2011. Carl Rogers : Psikolog


Aliran Humanisme. Posted on Psychology

http//:psikologi.or.id/mycontents/uploads/2011/09/teori-humanistik.pdf

http://psikologikepribadian-telaah.blogspot.com/2011/09/. Hakekat Teori


Kepribadian. Posted: Isfahan

18

Anda mungkin juga menyukai