Anda di halaman 1dari 18

MASLOW’S THEORY OF HUMAN MOTIVATION

A. Pendahuluan
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang diberi kelebihan
berupa akal pikiran untuk melakukan proses berpikir dan menganalisa hal-hal
yang terjadi dalam kehidupannya, juga diberi rasa untuk lebih peka dengan
lingkungan sekitarnya. Proses berpikir dan usaha penyelesaian masalah dari
setiap pengalaman yang diperoleh manusia akan menghasilkan suatu
kesimpulan yang dapat menjadi pegangan oleh manusia yang bersangkutan
dalam menyelesaikan permasalahan serupa berikutnya atau menghasilkan
pengetahuan.
Manusia pasti mengalami fluktuasi rasa dan pengalaman selama
perjalanan hidupnya. Tidak selamanya manusia merasakan kebahagiaan,
kesuksesan dan terpenuhinya semua kebutuhan dalam satu waktu. Ada saatnya
manusia pasti akan merasakan kebalikannya, mengalami ketidakbahagiaan,
kekecewaan, kegagalan juga tidak terpenuhinya semua kebutuhan. Suatu hal
manusiawi bila manusia mengalami dan menjalani kehidupannya secara utuh.
Manusia membutuhkan pengalaman dan perjuangan untuk tetap dapat
bertahan hidup dan membuktikan jati dirinya. Keberhasilan dan kegagalan
adalah sesuatu yang sepatutnya dialami oleh manusia. Hal ini yang menjadi
dasar lahirnya teori humanistik yang diawali oleh Carl Roger dan Abraham
Maslow.
Teori humanistik berkembang sekitar tahun 1950, sebagai teori yang
menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Dikritik karena kedua
teori tersebut hanya memandang manusia sebagai bidak atau pion yang tidak
berdaya, dikontrol oleh lingkungan dan masa lalu, dan sedikit sekali
kemampuan untuk mengarahkan diri. Para ahli humanistik memiliki
pandangan tentang hakikat manusia yaitu 1) manusia memiliki dorongan
bawaan untuk mengembangkan diri; 2) manusia memiliki kebebasan untuk
merancang atau mengembangkan tingkah lakunya; 3) manusia adalah
makhluk rasional dan sadar. (Yusuf & Nurihsan, 2011 hlm 142).

1
Bahasan yang disajikan dalam karya ilmiah ini meliputi: (1)
perjalanan hidup Maslow, yaitu bahasan mengenai perjalanan hidup Maslow
dari kecil sampai dewasa; (2) teori kebutuhan Maslow, yaitu bahasan
mengenai ketujuh teori kebutuhan Maslow; dan (3) kepribadian sehat yaitu
bahasan mengenai metaneeds, metapathologi dan aktualisasi, Serta dibahas
pula kaitan implikasi teori humanistik terhadap bimbingan dan konseling pada
bagian Pembahasan. Adapun sumber bacaan yang dijadikan referensi utama
yaitu Mastering Counselling Theory. (Colledge, Ray. 2002), didukung
beberapa referensi tambahan yaitu diantaranya Personality Theories: Melacak
Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Terjemahan. (Boeroe, C.
George. 2013). Motivasi dan Kepribadian 2: Teori Motivasi dengan
Pendekatan Kebutuhan Manusia. Terjemahan. (Maslow, Abraham M. 1993).
Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern. Terjemahan. (Friedman &
Schustack. 2008). Teori Kepribadian. (Yusuf & Nurihsan. 2011). Psikologi
Konseling Edisi Revisi. (Hartono & Soedarmadji. 2013)

B. Pembahasan
1. Teori Maslow Tentang Motivasi Manusia
Bab ini menguraikan tentang teori psikologi yang berguna yang
dapat digunakan oleh konselor dalam mengkombinasi teori Roger’s dan
teori Frankl dan pendekatan lainnya.
a. Perjalanan Hidup Maslow
Maslow Lahir pada tanggal 1 April 1908 di Brooklyn, New York
sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara. Kedua orang tuanya adalah
penganut Yahudi tidak berpendidikan yang berimigrasi dari Rusia
menuju Amerika. Dalam perjalanan hidupnya, Maslow berkembang
dalam iklim keluarga yang kurang menyenangkan, merasa tidak
bahagia dan terisolir. Orangtuanya tidak memberikan kasih sayang yang
penuh, sering dihukum hanya gara-gara kesalahan kecil. Pada usia
remaja, Maslow merasakan rendah diri yang sangat dalam (inferiorty
complex) karena penolakan-penolakan dari orang tuanya. Tidak heran

2
jika semasa kanak-kanak dan remaja, Maslow menjadi anak penyendiri
dan menghabiskan hari-harinya dengan buku yang dipinjamnya dari
perpustakaan dekat rumahnya.
Karena sangat berharap anak-anaknya berhasil di dunia baru,
kedua orangtuanya memaksa Maslow dan saudara-saudaranya belajar
keras agar meraih keberhasilan di bidang akademik. Maslow
melanjutkan studi ke Universitas Cornel, kemudian ke Wisconsin
bersama sepupunya Bertha dalam bidang psikologi. Pada usia 20 tahun
dia menikah dengan Bertha dan dikaruniai dua orang putri.
Pernikahannya membawa kebahagiaan baginya, karena dia merasa
memiliki perasaan berharga dan bermakna dalam hidupnya, yang
sebelumnya tidak dimilikinya.
Ketertarikannya pada bidang psikologi mengantarkan dia untuk
dapat bergaul dengan beberapa pemikir Eropa Adler, Fromm, Horney
dan psikolog-psikolog Gestalt dan Freudian. Sejak tahun 1951 sampai
1959 Maslow mengajar di Universitas Brandeis di Walthman
Massachussets. yang akhirnya semakin membentuk konsep psikologi
humanistik Maslow yaitu mempelajari seberapa banyak potensi yang
dimiliki untuk perkembangan dan pengungkapan diri manusia secara
penuh. Sesuai hal itu, Maslow selalu berhubungan dengan orang yang
sehat. Dia tidak mau memandang manusia disekelilingnya sebagai
orang yang tidak sehat (neurotis) sebagaimana yang diungkapkan oleh
Freudian.
Kariernya terus menanjak sampai pada tahun 1967 Maslow
terpilih sebagai Presiden Asosiasi Psikologi Amerika. Diakhir
kehidupannya Maslow menjadi salah seorang ahli psikologi yang
popular dan banyak menerima penghargaan dari berbagai pihak Dia
menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya
meninggal pada tahun 8 Juni 1970 karena serangan jantung.
Menjelang akhir hayatnya, Maslow menyatakan ada empat
kekuatan dalam psikilogi : pertama, psikologi Freudian dan psikologi

3
“dalam” lainnya; kedua, psikologi behaviorisme; ketiga, psikologi
humanisme-nya termasuk psikologi eksistensialis Eropa; dan keempat,
psikologi transpersonal yang bertitik tolak dari filsafat Timur. (Boeroe,
C. George. 2013 hlm 261). Teori Maslow yang terkenal adalah
Piramida Teori Kebutuhan Maslow yaitu 1) kebutuhan fisiologis; 2)
kebutuhan rasa aman; 3) kebutuhan pengakuan dan kasih sayang; 4)
Kebutuhan akan harga diri atau penghargaan; 5) Kebutuhan Kognitif; 6)
Kebutuhan Estetika; dan 7) Aktualisasi Diri.
b. Maslow’s Research among the Blackfoot Indians
Pada tahun 1938, Maslow melakukan penelitian Antropologi
terhadap Suku Blackfoot Kanada untuk melihat tingkat pemenuhan
kebutuhan yang berlaku. Beberapa anggota suku yang memiliki
kelebihan kekayaan selalu berbagi dengan anggota suku yang
membutuhkan. Hal ini menandakan bahwa ketika satu kebutuhan sudah
terpenuhi oleh satu anggota suku sedangkan angota suku yang lain
masih membutuhkannya dan memperjuangkan untuk memenuhi maka
anggota suku yang bercukupan ini akan dengan sukarela berbagi
pemenuhan kebutuhan. Bagi mereka, kekayaan itu adalah memenuhi
kebutuhan orang lain, mereka tidak pernah khawatir dengan masa
depannya, karena dengan kebiasaan saling melengkapi kebutuhan itulah
mereka yakin, bahwa masa depan mereka pasti akan tetap terpenuhi.
c. Maslow’s Hierarchy of Human Needs
Maslow adalah anggota dari Sekolah Psikologi dan Sosiologi
Chicago, dan seperti rekannya Carl Rogers, ia percaya bahwa
aktualisasi diri adalah kekuatan pendorong dari kepribadian manusia,
seperti yang dijelaskan di dalam bukunya Motivation and Personality
(1954). Aktualisasi diri ditempatkan pada tingkat kebutuhan tertinggi,
namun sebelum mencapai tingkat kebutuhan tertinggi tersebut, manusia
harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan dasar, rasa aman, cinta,
harga diri, kognitif, dan estetika.

4
Maslow mempunyai anggapan bahwa mereka yang sehat selalu
menuntut terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Pada
tahun 1943 Maslow menerbitkan sebuah makalah berjudul “Teori
Motivasi Manusia”, yang didalamnya dia menggambarkan hirarki tujuh
kebutuhan manusia. Hirarki kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan
yang sistematis, suatu kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum
kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan ini bersifat instinklif yang
mengaktifkan atau mengarahkan perilaku manusia. Sehingga terjadi
variasi perilaku dari setiap orang dalam cara memuaskannya.
Kebutuhan itu mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :
1) Kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan
yang kuat, potensial, dan prioritas; sementara yang lebih tinggi
dalam hirarki merupakan kebutuhan yang paling lemah
2) Kebutuhan yang lebih tinggi muncul terakhir dalam rentang
kehidupan manusia. Kebutuhan fisiologis (biologis) dan rasa aman
muncul pada usia anak, kebutuhan akan pengakuan dan
penghargaan muncul pada usia remaja, sementara kebutuhan
aktualisasi diri muncul pada usia dewasa.
3) Kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan dalam rangka
mempertahankan hidup, sehingga pemuasannya dapat diabaikan.
Kegagalan dalam pemuasannya tidak akan menimbulkan krisis,
tidak seperti apabila gagal dalam memenuhi kepuasan kebutuhan
yang lebih rendah. dengan alasan ini, Maslow menyebutkan
kebutuhan yang lebih rendah ini dengan kebutuhan deficit atau
defisiensi. Kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini akan
mengakibatkan defisensi (ketidaknyamanan) dalam diri individu.
4) Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi itu kurang begitu perlu
dalam rangka survival, namun kebutuhan itu memberikan kontribusi
terhadap survival itu sendiri dan juga perkembangan. Kepuasan
yang diperoleh dari kebutuhan yang lebih tinggi itu dapat
meningkatkan kesehatan, panjang usia, dan efisiensi biologis.

5
Dengan alasan ini, Maslow menamakan kebutuhan ini dengan
kebutuhan perkembangan atau berada (growth or being needs)
5) Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi sangat bermanfaat, baik bagi
fisik maupun psikis. Kondisi ini dapat melahirkan rasa senang,
bahagia dan perasaan bermakna.
6) Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan situasi eksternal
yang lebih baik (social, ekonomi, dan politik) daripada pemuasan
kebutuhan yang lebih rendah. Contoh untuk mengejar aktualisasi
diri diperlukan suasana kehidupan yang memberikan kebebasan
untuk berekspresi dan berpeluang. (Yusuf & Nurihsan. 2011 hlm
156-157).
Maslow menggambarkan manusia memiliki motivasi dalam
memenuhi sejumlah kebutuhan yang berbeda. Kebutuhan tersebut
dalam perwujudannya setiap manusia akan melakukan hal yang berbeda
sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya. Dengan kata
lain, setiap manusia mengalami suatu kebutuhan tertentu maka secara
tidak sadar akan menarik pemenuhan kebutuhan lainnya terlebih
dahulu.
Maslow menganggap bakat bukan hanya sebagai kemungkinan
atau potensi pengembangan keterampilan, tetapi juga sebagai perjalanan
kehidupan, kebutuhan batin, dorongan untuk mengembangkan
keterampilan atau keahlian. Setiap bakat memiliki kecenderungan atau
dorongan instrinsik untuk pengembangan diri yang tepat. Maslow
percaya bahwa kegagalan pribadi yang dialami manusia adalah
kegagalan untuk hidup yang sampai akhirnya dia dapat bangkit lagi
dengan segala potensi yang dimilikinya sehingga dia mencapai
keberhasilan yang dituju.
Berikut hirarki kebutuhan yang Maslow yang digambarkan
dalam bentuk piramida dan pemaparannya (Hartono & Soedarmadji.
2013 hlm 144-146. Yusuf & Nurihsan. 2011 hlm 157-161. Fahmi.
2013 hlm 109) ) :

6
self
act
uali
zati
on
aesthetic needs

cognitive needs

esteem needs

belongingness and love needs

safety and security needs

physiological needs

Gambar 1. Hirarki kebutuhan menurut Maslow

1) Kebutuhan dasar Fisiologis (Basic Physiological Needs)


Merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar dan harus
dimiliki oleh setiap manusia. Ini mencakup kebutuhan sandang,
pangan, dan papan. Untuk lebih luas yaitu kebutuhan manusia terhadap
oksigen, air, protein, garam, gula, kalsium, serta beberapa mineral dan
vitamin. Kebutuhan-kebutuhan ini mendesak untuk didahulukan
pemuasannya dibadingkan dengan kebutuhan-kebutuhan lain. Sebagai
contoh, orang yang sedang lapar, ia tidak akan terdorong untuk
melakukan aktivitas lain sebelum kebutuhan makannya terpuaskan.
Seseorang akan dapat melakukan apapun, bahkan yang tidak wajar
seperti mencuri dan membunuh untuk memenuhi kebutuhan
makannya.
Dikatakan kebutuhan dasar karena jika kebutuhan ini tidak
terpenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan berikutnya tidak akan dapat
dicapai. Dan jika kebutuhan fisiologis terpenuhi, maka individu akan
menuntut kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih tinggi, begitu
seterusnya.
2) Kebutuhan akan rasa aman (Safety/ Security Needs)

7
Bila kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi dan terperhatikan
maka lapisan kebutuhan kedua akan muncul. Semakin ingin
menemukan situasi dan kondisi yang aman, stabil, dan terlindungi.
Kebutuhan akan keamanan tersebut antara lain adalah keamanan,
kemantapan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut,
cemas dan kekalutan, ketertiban, hukum, dan lain-lain.
Namun sebaliknya, bila kebutuhan lapisan kedua dilihat secara
negatif, perhatian kita akan terfokus bukan pada persoalan lapar dan
haus, tapi pada rasa takut dan kecemasan. Kebutuhan akan rasa aman
terlihat secara jelas pada perilaku anak-anak. Apabila anak-anak
diganggu, melihat kilatan sinar, percecokan, perceraian, ungkapan
amarah, tekanan fisik dan hal yang sangat menakutkan bagi, mereka
akan langsung bereaksi seakan-akan keselamatan mereka terancam.
Oleh karena itu, kehidupan keluarga yang harmoni dan normal adalah
sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditawar bagi seorang anak.
3) Kebutuhan cinta dan rindu atau kebutuhan pengakuan dan kasih
sayang (Social Needs)
Bila kedua lapisan kebutuhan diatas sudah terpenuhi, maka
lapisan kebutuhan ketiga akan muncul. Kebutuhan akan rasa cinta dan
memiliki adalah sebuah dorongan dimana seorang individu
berkeinginan untuk menjalin hubungan relasional secara efektif atau
hubungan emosional dengan individu lain, baik yang ada di
lingkungan keluarga maupun di luarnya. Kebutuhan ini ditandai
dengan mulai merasa butuh teman, kekasih, anak dan bentuk hubungan
berdasarkan perasaan lainnya. Bila dilihat secara negatif, kita akan
semakin mencemaskan kesendirian dan kesepian.
Kebutuhan akan rasa cinta adalah sangat vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan seseorang. Jika
kebutuhan akan rasa cinta tidak terpenuhi atau terhambat, maka akan
dapat menimbulkan salah penyesuaian, seseorang akan kekurangan
rasa cinta dan haus akan cinta.

8
4) Kebutuhan akan harga diri atau penghargaan (Esteem Needs)
Maslow mengatakan bahwa ada dua bentuk kebutuhan
terhadap harga diri yaitu bentuk yang lemah, dan yang kuat. Bentuk
yang lemah adalah kebutuhan untuk dihargai orang lain, kebutuhan
terhadap status, kemuliaan, kehormatan, perhatian, reputasi, apresiasi
bahkan dominasi. Bentuk yang kuat adalah kebutuhan kita untuk
percaya diri, kompetensi, kesuksesan, independensi, dan kebebasan.
Bentuk negatif dari kebutuhan harga diri adalah rendah diri dan
kompleks inferioritas.
Seseorang yang memiliki harga diri cukup, akan memeiliki
kepercayaan diri yang lebih tinggi serta lebih produktif. Sementara
orang yang kurang memiliki harga diri akan diliputi rasa rendah diri
dan rasa yidak berdaya, yang berakibat pada keputusan dan perilaku
neurotic. Menurut Maslow harga diri yang stabil dan paling sehat
tumbuh dari penghargaan yang wajar dari orang lain.
5) Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs)
Secara alamiah manusia memiliki hasrat ingin tahu
(memperoleh pengetahuan, atau pemahaman tentang sesuatu).
Kebutuhan kognitif ini diekspresikan sebagai kebutuhan untuk
memahami, menganalisis, mengevaluasi, menjelaskan, mencari sesuatu
atau suasana baru dan meneliti.
6) Kebutuhan Estetika (Aesthetic Needs)
Merupakan ciri orang yang sehat mentalnya, dengan kebutuhan
inilah manusia dapat mengembangkan kreativitasnya dalam bidang
seni (rupa, lukis, grafis, dan patung), arsitektur, tata busana dan tata
rias. Orang yang sehat mentalnya ditandai dengan kebutuhan
keteraturan, keserasian, atau keharmonisan dalam setiap aspek
kehidupannya.
7) Aktualisasi Diri (Self Actualization)
Jika semua kebutuhan seudah terpenuhi dan terpuaskan, maka
kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri. Menurut

9
Maslow, aktualisasi diri mengarahkan pada sesuatu hal yang ingin
dicapai atau yang diinginkan (becoming) sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang.
d. Metaneeds, Metapathology, and Self-actualisation
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian
yang sehat, apabila dia mampu mengaktualisasikan dirinya secara penuh.
(self actualizing person). Maslow mengungkapkan teori motivasi dengan
nama Metaneeds atau Being-value adalah tujuan dari aktualisasi diri, dan
kegagalan untuk mencapainya menyebabkan metaphatology. Seseorang
yang telah mampu mengaktualisasikan dirinya, dia akan berusaha untuk
mengembangkan potensinya secara maksimal, dengan memperhatikan
lingkungannya. Sebaliknya apabila motivasi bagi orang yang tidak mampu
mengaktualisasikan dirinya atau disebut sebagai kegagalan akan
berdampak kurang baik bagi individu, sebab dapat mengagalkan pemuasan
kebutuhan yang lainnya dan juga melahirkan metapatologi yang dapat
merintangi perkembangannya.
Maslow menganggap penyebab kenapa begitu banyak yang salah
dengan dunia sekaranga ini adalah karena terlalu sedikit orang yang masih
peduli dengan nilai-nilai ini – bukan karena di dunia sekarang terlalu
banyak orang jahat, tapi karena mereka belum memperhatikan kebutuhan
dasar mereka. Ketika orang-orang berusaha mengaktualisasikan dirinya
tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini, mereka akan
menanggapinya dengan meta-patologi – yaitu persoalan-persoalan yang
sama banyaknya dengan kebutuhan tadi. Ketika dipaksa menjalani
kehidupan tanpa nilai-nilai tadi, orang yang berusaha mengaktualisasikan
dirinya akan mengalami depresi, penderitaan, kekecewaan, kecurigaan,
alienasi, dan sinisme.
Aktualisasi diri adalah proses bawaan di mana orang cenderung
untuk tumbuh secara spiritual dan menyadari potensinya. Hanya sedikit
orang yang berhasil mengaktualisasikan diri sepenuhnya, namun banyak
yang sedang menuju arah tersebut. Aktualisasi diri pertama kali diusulkan

10
oleh Carl Jung. Menurut Jung dengan mengeksplorasi diri dan mengatasi
shadow dirinya (kekuatan gelap dalam diri kita) seseorang bisa hidup
berdampingan dengan alam, dan dengan semua manusia, komunitas di
mana setiap orang memiliki ikatan biologis yang kuat.
Ciri-ciri dari metaneeds dan metapatologis dijabarkan dalam
bentuk tabel sebagai berikut (Yusuf & Nurihsan. 2011 hlm 162) :

No Metaneeds Metapatologis
1 Sikap percaya Tidak percaya, sinis, dan skeptic
2 Bijak dan baik Benci dan memuakkan
3 Indah (estetis) Vulgar dan mati rasa
4 Kesatuan (menyeluruh) Disintegrasi
5 Enerjik dan Kehilangan semangat hidup, pasif, dan pesimis
optimis
6 Pasti Kacau dan tidak dapat
7 Lengkap Tidak lengkap dan tidak tuntas
8 Adil dan altruis Suka marah-marah, tidak tuntas
9 Berani Rasa tidak aman dan memerlukan bantuan
10 Sederhana (simple) Sangat kompleks dan membingungkan
11 Bertanggung jawab Tidak bertanggung jawab
12 Penuh makna Tidak tahu makna kehidupan, kehilangan
harapan dan putus asa.
Tabel 1. Ciri-ciri Metaneeds dan Metapologi

Ada sejumlah latihan perilaku untuk memudahkan dalam aktualisasi diri:


1. Memberi begitu banyak perhatian terhadap dunia bahwa ketika Anda
menutup mata Anda, Anda dapat menjelaskan segala sesuatu di sekitar
Anda
2. Membuat pilihan yang berisiko untuk memperluas dunia Anda, dan belajar
dari kegagalan
3. Menjadi lebih percaya pada diri sendiri
4. Ketika ragu, jujurlah untuk menyederhanakan hidup

11
5. Mengakui kebutuhan akan disiplin, dan dengan cepat memenuhi
kebutuhan hidup
6. Membina puncak pengalaman dengan memperhatikan dunia dan perasaan
pribadi
7. Meninggalkan patologi yang bernilai dan sampah psikologis karena
mengalami banyak rasa sakit yang tidak menunjukkan sensitivitas, itu
adalah hal yang bodoh
e. The Importance of Gratification
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang
sehat, apabila dia mampu mengaktualisasikan dirinya secara penuh. (self
actualizing person). Seseorang yang telah mampu mengaktualisasikan dirinya,
dia akan berusaha untuk mengembangkan potensinya secara maksimal dan
merasakan kepuasan dalam hidupnya. Maslow sangat tertarik pada manusia
yang hidupnya diarahkan oleh kebutuhan yang lebih tinggi. Manusia yang
mencapai kepuasaan apabila mencapai kebutuhan dalam hidupnya. Akan tetapi
manusia yang belum mampu mencapai kebutuhannya dalam hidup, akan
menjadi tersiksa karena frustrasi belum mencapai kepuasan, dan mereka akan
mengorbankan segalanya untuk mencapai kepuasan tersebut. Orang-orang
yang telah memenuhi kebutuhan dasar mereka, terutama dalam beberapa
tahun-tahun awal, mereka akan mengembangkan kekuatan yang besar untuk
bertahan dengan struktur karakter mereka yang kuat dan sehat.
Maslow merasa bahwa kepuasaan paling penting datang dalam dua
tahun pertama kehidupan, dan mereka yang telah dibuat untuk merasa aman di
tahun ini cenderung tetap aman dalam menghadapi kesulitan. Manusia yang
telah mencapai kepuasan dalam hidupnya, mereka akan dapat menyelesaikan
perselisihan atau pertentangan dan pintar dalam menghadapi opini public.
Mereka merasa telah mencintai dan dicintai dan yang telah memiliki banyak
persahabatan yang mendalam, serta terhindar dari penolakan, kebencian atau
penganiayaan.
Seseorang bisa dikatakan memiliki harga diri, cinta dan keamanan
dalam metafisik dapat diartikan sebagai seseorang yang puas akan hilangnya

12
rasa lapar. Orang yang sehat dimotivasi oleh kebutuhan untuk mengembangkan
dan mengaktualisasikan potensi mereka secara penuh. Jika seorang individu
memiliki kebutuhan dasar lainnya dan rasa sakit terus menerus, maka orang
tersebut tidak sehat.
f. Pengalaman Puncak
Salah satu sifat yang menunjukkan bahwa individu telah mengalami fase
aktualisasi diri adalah jika dia mengalami pengalaman-pengalaman puncak
(peak experiences). Ada kesempatan di mana orang yang mengaktualisasikan
diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan
meluap-luap, seperti pengalaman keagamaan yang mendalam. Inilah yang
disebut Maslow “peak experience” atau pengalaman puncak. Pengalaman
puncak ini ada yang kuat dan ada yang ringan. Pengalaman puncak umumnya
dialami oleh orang yang telah mengaktualisasikan diri sepenuhnya.
Pemahaman yang didapatkan melalui pengalaman puncak ini membantu orang
untuk mempertahankan kepribadian yang dewasa. Orang seperti itu terpenuhi
secara spiritual – nyaman dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain,
mencintai dan kreatif, realistis dan produktif (Friedman & Schustack, 2008:
351). Pada orang yang teraktualisasi, perasaan “berada di puncak” ini bisa
diperolehnya dengan mudah, setiap hari; ketika bekerja, mendengarkan musik,
membaca cerita, bahkan saat mengamati terbit matahari.
Meskipun banyak teori kepribadian yang berasal dari penelitian
mengenai orang yang hysteria, neurotic, atau tidak sehat lainnya, akan tetapi
Maslow mempelajari kehidupan orang yang sehat dan ideal. Maslow
menekankan potensi positif bawaan dalam diri manusia. Orang yang mencapai
aktualisasi diri memiliki pengetahuan yang realistis mengenai dirinya dan
mampu menerima dirinya apa adanya. Orang yang belum mencapai aktualisasi
diri terkadang mengalami pengalaman puncak tetapi lebih cenderung takut
alih-alih mendapatkan pencerahan dari pengalaman tersebut. Mereka mandiri,
spontan dan menyenangkan. Mereka cenderung memiliki rasa humor yang
filosofis, dan tidak melalukan lelucon yang berbau etnis atau seksual. Meraka

13
dapat membangun hubungan yang mendalam dan intim dengan dengan orang
lain.
g. Work Motivation
Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang
dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi tersebut berkaitan erat dengan kepuasan
dan performansi pekerjaan. Motivasi memiliki pengaruh besar dalam
mendorong seseorang untuk terus mengejar cita-cita dalam hidupnya. Dalam
konsteks dunia kerja setiap individu yang memulai kerja diharuskna selalu
mengisi perjalanan rutinitasnya tersebut dengan penuh motivasi. Dan motivasi
itu mendorong tumbuhnya semangat kerja yang maksimal. Bagi setiap individu
sebenarnya memiliki motivasi yang mampu menjadi spirit dalam memacu dan
menumbuhkan semangat kerja dalam bekerja.
Motivasi muncul dalam dua bentu dasar, yaitu: motivasi ekstrinsik, dan
motivasi instrinsik. Pertama, motivasi ekstrinsik muncul dari luar diri
seseorang, kemudian selanjutnya mendorong orang tersebut untuk membangun
dan menumbuhkan semangat motivasi pada diri orang tersebut untuk
mengubah seluruh sikap yang dimiliki olehnya saat ini kearah yang lebih baik.
Kedua, motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul dan tumbuh serta
berkembang dalam diri individu tersebut, yang selanjutnya kemudian
mempengaruhi dia dalam melakukan sesuatu secara bernilai dan berarti
(Fahmi, 2013:108).
Pada tahun 1962 Maslow diundang untuk mengunjungi Non Linear
System (NLS), pengusaha paprik elektronik yang pemilikinya dan general
manager telah memperkenalkan sejumlah inovasi organisasi. Menggunakan
motivasi dan kepribadian maslow (1954) sebagai sebuah buku panduan dia
mencari cara membuat karyawan lebih bahagia dan lebih produktif.
NLS telah menerapkan perubahan sebagai berikut:
1 Peningkatan gaji untuk 25 persen di atas rata-rata San Diego
2 Penghapusan kartu hadir
3 Penghapusan denda keterlambatan dan sakit
4 Beban rekening dihapuskan

14
5 Departemen bertanggung jawab untuk catatan keuangan mereka sendiri
6 Memberikan pelatihan kepekaan kelompok kecil untuk pemimpin
7 Menyediakan pengujian bakat bagi mereka yang menginginkannya
8 Memperkenal jabatan sebagai wakil president untuk inovasi
Sebagai hasil dari semua ini, moral dan minat karyawan dalam
pekerjaan mereka telah meningkat secara dramatis dan pergantian staf adalah
sebagian kecil dari rata-rata nasional, keluhan pelanggan telah berkurang
secara signifikan, penjualan dan produktivitas telah sangat meningkat dan
seluruh suasana demokratis sekarang menembus perusahaan.
h. Authoritarianism and The Need For A Value System
Menurut Maslow, aktualisasi diri lebih berpandangan demokratis
daripada otoriter, dan ia melihat otoritarianisme, prasangka, kebosanan akut,
anhedonia (kekurangan energy), dan kehilangan tujuan merupakan penyakit
emosional yang nyata. Struktur karakter otoriter merupakan masalah yang
sangat penting melanda manusia. Dalam pandangannya itu jauh lebih buruk
dari pada panyakit medis.Semua orang termasuk anak-anak membutuhkan
system nilai yang koheren, dan tidak adanya system tersebut karena bentuk-
bentuk tertentu dari gangguan psikologi. Kenyataannya orang mendambakan
dan mencari untuk sebuah system yang koheren dengan sesuatu yang lebih
baik dari pada tidak sama sekali, namun ketidakpuasan membantu mejelaskan
mengapa otoritarianisme menarik ketika runtuhnya nilai masyarakat.
i. Perbedaan teori Rogerian dan Teori Maslow
Carl Roger dan Abraham Maslow adalah sama-sama pengikut
Humanistik. Akan tetapi terdapat perbedaan pandangan antara Roger dan
Maslow. Berikut perbedaan Teori Rogerian dan Teori Maslow:

Person Centered Therapy Humanistic Therapy

Rogers yakin bahwa kepribadian dan Perilaku manusia diarahkan oleh


perilaku adalah keunikan manusia sebagai kebutuhan dasar
hasil dari mempersepsi lingkungannya

15
Awal mula teori rogers didasarkan pada Memulai terapinya dengan
individu yang mengalami sakit jiwa, orientasi pada orang-orang sehat
sehingga terapinya lebih pada bagaimana
mengkondisikan proses terapeutik yang
memperudah proses tumbuhnya aktualisasi
diri

Rogres mengidentifikasikan pole Perkembangan individu


perkembangan individu sebagai merupakan proses untuk
kecenderungan untuk pemenuhan potensi- aktualisasi diri yang selama ini
potensi diri diabaikan.

Diadaptasi dari buku Personality Theories (3rd ed) : Basic Assumption, Research and Application. Larry A., Hjelle, dan Daniel J. Ziegler. 1994

Pengaktualisasian diri menurut teori Abraham Maslow, misalnya Rina


ingin sekali dikenal teman-temannya sebagai model sebuah majalah Ibukota.
Maka untuk mengaktualisasikan dirinya, Rina menyadari akan kecantikan dan
postur tubuh yang dimilikinya dan uga bakat dibidang modeling dan punya
rasa percaya diri yang tinggi saat berhadapan dengan banyak orang. Maka rina
juga tidak malu untuk mencari banyak relasi untuk menunjang pekerjaannya.
Oleh karena itu, Rina terus berusaha merawat tubuhnya serta lebih
memperhatikan innerbeautynya agar semua temannya mengakui sebagai
seorang model yang professional.
Selanjutnya menurut Carl Rogers, lebih kepada konsep diri dan
bagaimana seseorang memahami dan mempertahankan tentang konsep dirinya
masing-masing. Misalnya, Kevin memandang dirinya tampan dan
keren, ,meskipun terkadang suka pakai pakaian yang tidak matching antara
baju dengan celana yang digunakan. Ketika menghadairi pesta, Kevin terlihat
aneh dengan warna baju merah dan celana berbunga-bunga. Saat ditegur oleh
temannya, ia mengatakan bahwa baju seperti ini lagi ngetrend pada salah satu
band favoritnya atau dikalangan artis. Dengan alasan seperti itu, Kevin dapat

16
terhindar dari kecemasan serta tetap menjaga konsep diri yang menurutnya dia
tampan.

C. Penutup
Banyak teori kepribadian didasarkan pada penelitian mengenai orang
yang hysteria, neurotic, tidak sehat atau secara psikologis terganggu. Akan
tetapi maslow mempelajari kehidupan orang yang ideal dan sehat. Maslow
berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila
dia mampu mengaktualisasikan dirinya secara penuh. (self actualizing person).
Seseorang yang telah mampu mengaktualisasikan dirinya, dia akan berusaha
untuk mengembangkan potensinya secara maksimal dan merasakan kepuasan
dalam hidupnya.
Selain itu, Maslow juga berpendapat bahwa kepribadian dan perilaku
manusia diarahkan oleh kebutuhan dasarnya. Manusia bersifat optimistic,
bebas berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman
masa kecil, dan baik. Menurutnya, kepribadian dipengaruhi oleh hereditas dan
lingkungan. Upaya-upaya yang seharusnya dilakukan oleh sekolah (guru-guru)
dalam mengembangan aktualisasi diri sebagai berikut:
1. Membantu siswa menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri.
2. Membantu siswa untuk mengeksplorasi pekerjaan.
3. Membantu siswa untuk memahami keterbatasan (nasib) dirinya.
4. Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga.
5. Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang nilai-nilai.
6. Mendorong siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam
kehidupannya.
7. Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa
aman, rasa berharga, dan rasa diakui).

D. KEPUSTAKAAN

Sumber Utama :

17
Colledge, Ray. 2002. Mastering Counselling Theory. New York : Palgrave
Macmillan.

Sumber Tambahan :
Boeroe, C. George. 2013. Personality Theories : Melacak Kepribadian Anda
Bersama Psikolog Dunia. Terjemahan. Yogyakarta : Prismasophie.

Fahmi, Irham. 2013. Perilaku Organisasi : Teori, Aplikasi dan Kasus. Bandung :
Alfabeta.

Friedman & Schustack. 2008. Kepribadian : Teori Klasik dan Riset Modern.
Terjemahan. Jakarta : Erlangga.

Hartono & Soedarmadji. 2013. Psikologi Konseling Edisi Revisi. Jakarta :


Kencana Prenada Media Group.

Maslow, Abraham M. 1993. Motivasi dan Kepribadian 2 : Teori Motivasi dengan


Pendekatan Kebutuhan Manusia. Terjemahan. Jakarta : Pustaka Binaman
Pressindo.

Yusuf & Nurihsan. 2011. Teori Kepribadian. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

18

Anda mungkin juga menyukai