Anda di halaman 1dari 14

Mata kuliah: Psikologi Kepribadian

Dosen Pengampu: Dr. Sitti Murdiana, S. Psi., M. Si., Psikolog

Rahmat Permadi, S. Psi., M. Psi., Psikolog

ABRAHAM MASLOW & CARL ROJER

KELAS A

AHMAD MUFLIH (1871041032)

AINUN MUTMAINNAH (1871041038)

ADELIN IFDHALIA MARHAM (1871042008)

ANDI NURUL GHINA (1871042068)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat
serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul
“Abraham Maslow & Carl Roger” ini. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita
haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah
pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan
satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Selanjutnya dengan
rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya
selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah
yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan. Kami ucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah
ini. Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah
kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Makassar, 10 April 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abraham Harold Maslow dilahirkan di Broklyn, New York pada tanggal 1 April
1908. Dia dapat di pandang sebagai Bapak dari Psikologi humanistik. Pada awalnya,
Maslow yang anak imigran Rusia ini adalah seorang yang behavioris. Karena merasa
tidak puas dengan Psikologi behavioristik dan psikianalisis, Watson mencari alternatif
psikologi yang fokusnya adalah manusia dengan ciri-ciri eksistensinya. Maslow
memutuskan untuk belajar psikologi terutama karena pengaruh behaviorisme Watson.
Melalui penelitian-penelitiannya di Universitas Wisconsin, dengan menggunakan teori-
teori Watson, Maslow menemukan berbagai persamaan antara kera dan manusia. Akan
tetapi ada suatu peristiwa yang menyebabkan ia meninggalkan behaviorisme. Yaitu
kelahiran anaknya yang pertama, “Halilintar yang membereskan segala sesuatu”, begitu
dia menggambarkan pengalaman itu. “Saya akan berkata bahwa siapa saja yang
mempunyai seorang bayi tidak dapat menjadi seorang behavioris”. Dia terpesona oleh
misteri kehidupan dan bukan dengan mengontrolnya sebagaimana dikemukakan oleh
behaviorisme. Karena itu Maslow kemudian beralih ke psikologi holistik dan
humanistik. Gerakan psikologi humanistik mulai di Amerika Serikat tahun 1950 dan
terus berkembang. Para tokohnya berpendapat bahwa psikologi terutama psikologi
behavioristik mendehumanisasi manusia. Sekalipun psikologi behavioristik
menunjukkan keberhasilannya yang cukup spektakuler dalam bidang-bidang tertentu,
namun sebenarnya gagal untuk memberikan sumbangan dalam pemahaman manusia
dan kondisi eksistensinya.

Dalam suasana ketidakpuasan terhadap psikologi behavioristik, muncul berbagai


macam buku ataupun artikel yang berkisar pada penekanan soal person. Misalnya
Maslow dengan bukunya yang berjudul “motivation and personality”, bukunya Allport
yang berjudul “Becoming”, yang menekankan pada sifat-sifat yang ada pada manusia.
Karena itu para Ahli psikologi humanistik mengarahkan perhatiannya pada
“humanisasi” psikologi, yang menekankan pada keunikan manusia. Manusia adalah
makhluk yang kreatif, yang dikendalikan bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidak sadaran
“psikoanalisis” melainkan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri. Menurut
Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada
masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus mempelajari kedalaman sifat manusia,
selain mempelajari prilaku yang tampak juga mempelajari prilaku yang tidak tampak,
mempelajari ketidak sadaran sekaligus mempelajari kesadaran, instropeksi sebagai
suatu metode penelitian yang telah di singkirkan, harus dikembalikan lagi sebagai
metode penelitian psikologi. Psikologi harus mempelajari manusia bukan sebagai tanah
liat yang pasif, yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari luar tetapi manusia adalah
makhluk yang aktif, menentukan geraknya sendiri, ada kekuatan dari dalam untuk
menentukan prilakunya.

Kepribadian dalam teori Rogers intinya adalah self. Menurutnyanya konsep self
adalah kesadaran batin yang tetap dimana yang berhubungan dengan aku dan
membedakan aku dengan yang bukan aku.konsep self adalah pusat referensi dari
pengalaman. Self adalah interaksi anatara individu atau organisme dengan medan
fenomena sehingga terbentuk self. Kesadaran akan self akan membantu seseorang
membedakan dirinya dengan orang lain. Konsep self menggambarkan konsepsi orang
mengenai dirinya sendiri,ciri-ciri yang dianggap sebagai dirinya contoh “saya
cerdas,menyenangkan,jujur,”. Konsep self juga menggambarkan gambaran pandangan
diri dalam kaitannya dengan perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan
hubungan interpersonal. Struktur self adalah konsep self yang apa adanya, sedangkan
idea-self berisi gambaran diri yang diinginkan,bagaiana dirinya seharusnya,sebagai
tujuan perkembngan dan prestasi.

B. Rumusan Masalah

Apa saja teori-teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow & Carl Roger?

C. Tujuan Penulisan

Mengetahui dan memahami teori-teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow &
Carl Roger
BAB II

PEMBAHASAN

Psikologi Kepribadian

“Abraham Maslow & Carl Roger”

 Abraham Maslow

Sejarah

Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1


April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orang tua
yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai
anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan
bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang
mayoritas dihuni oleh non Yahudi. Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa
itu. Ia tumbuh di perpustakaan diantara buku-buku. Ia awalnya berkuliah umum,
namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari
Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang
bernama Bertha pada bulan Desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya
yaitu Profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada
1931, dan Ph.D pada 1934.

Teori

Manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada


dasarnya aktif,punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu ,walaupun dalam
peneletian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa
(psyche) manusia. Namun dalam penyimpulan nya ,manusia seperti ini dinamakan
pandangan holistic (whole = menyeluruh). Selain itu manusia juga harus di pandang
dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya,
perbedaan individualnya dan dari sudut pandang kemanusiaan nya itu sendiri. Karena
itu psikologi harus masuk dalam topic-topik yang selama ini hamper tidak pernah
diteliti oleh aliran-aliran behaviorisme dan psikoanaalisis, seperti cinta, kreativitas,
pertumbuhan, aktualisasi diri ,kemandirian, tanggung jawab, dan sebagainya.
Pandangan seperti ini disebut pandangan humanistic (human = manusia). Teori
Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.

Abraham Maslow ( 1908 – 1970 ) berpendapat manusia mempunyai naluri – naluri


dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:

 Kebutuhan fisik / biologis


 Kebutuhan akan rasa aman.
 Kebutuhan akan rasa dimiliki ( sense of belonging ) dan cinta.
 Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
 Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri.
 Kebutuhan estetik.

Dalam mencapai kepuasan kebutuhan, seseorang harus berjenjang, tidak


perduli seberapa tinggi jenjang yang sudah dilewati, kalau jenjang dibawah
mengalami ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil, dia akan
kembali ke jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat kepuasan
yang dikehendaki.

Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis


Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat neostatik (usaha menjaga keseimbangan
unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan
istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut
(kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang
mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.

Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan (Safety)


Sesudah kebutuhan keamanan terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan
keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari
rasa takut dan cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah
kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan
hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang.
Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging dan Love)
Sesudah kebutuhan fisiologis dari keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki
atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan.
Orang sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan, dan
kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting
sepanjang hidup. Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-Love dan
Being atau B-love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-Love; orang yang
mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang
yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya : hubungan pacaran, hidup
bersama atau perkawinan yang membuat orang terpuaskan kenyamanan dan
keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, yang
memperoleh daripada memberi. B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang
lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta
yang tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi
orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka
kesempatan orang itu untuk berkembang.

Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)


Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan
motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri :
1. Menghargai diri sendiri (self respect) : kebutuhan kekuatan, penguasaan,
kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan.
2. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other) : kebutuhan
prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi orang
penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan
bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang lain

Kebutuhan Dasar Meta : Kebutuhan Aktualisasi Diri


Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta
atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu
mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat –kemampuann potensinya.
Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya
sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa
saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai
puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini
menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhankebutuhan yang
orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu.

 Carl Roger

Sejarah

Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illionos,
sebagai anak keempat dari enam bersaudara pasangan Walter dan Julia Cushing
Rogers. Carl lebih dekat dengan ibunya daripada ayahnya, yang pada masa awal
kehidupannya harus sering berpergian karena pekerjaannya sebagai insinyur sipil.

Sturktur Kepribadian
Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang,
dan ada tigakonstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya:

a. Organisme, yaitu keseluruhan individu


1) Mahkluk hidup. Organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik
dan psikologisnya dan merupakan tempat semua pengalaman, potensi
yang terdapat dalam kesadaran setiap saat,.
2) Realitas Subyektif. Organisme menganggap dunia seperti yang dialami
dan diamatinya. Realitas adalah persepsi yang sifatnya subyektif dan
dapat membentuk tingkah laku.
3) Holisme. Organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan
dalam satu bagian akan berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan
memiliki makna pribadi dan bertujuan, yaitu tujuan mengaktualisasi,
mempertahankan, dan mengembangkan diri.
b. Medan Fenomena. Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman, baik yang
internalmaupun eksternal, baik disadari maupun tidak disadari.
c. Self (Diri). Self merupakan konsep pokok dari teori kepribadian Rogers, yang
intinya adalah:
1) Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya.
2) Self mungkin meninteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya
dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.
3) Self mengejar (menginginkan) consistency
(keutuhan/kesatuan/keselarasan).
4) Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan
self.
5) Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati
sebagai ancaman.
6) Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan
belajar.

Dinamika Kepribadian

Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian padakonsep aktualisasi diri.


Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi
individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi cirri seluruh manusia. Aktualisasi diri
yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan
menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain.

a. Penerimaan Positif (Positive Regard)


Orang merasa puas menerima regard positif, kemudian juga merasa puas dapat
memberi regard positif kepada orang lain.
b. Konsistensi dan Salingsuai Self (Self Consistensy and Congruence)
Organisme berfungsi untuk memelihara konsistensi (keajegan = keadaan tanpa
konflik ) dari persepsi diri, dankongruen (salingsuai) antara persepsi self dengan
pengalaman.
c. Aktualisasi Diri (Self Actualization)
Freud memandang organisme sebagai sistem energi, danmengembangkan teori
bagaimana energi psikik ditimbulkan, ditransfer dan disimpan. Rogers
memandang organisme terus menerus bergerak maju. Tujuan tingkahlaku bukan
untuk mereduksi tegangan enerji tetapi mencapai aktualisasi diri yaitu
kecenderungan dasar organismeuntuk aktualisasi: yakni kebutuhan pemeliharaan
(maintenance) dan peningkatan diri (enhancement).

Rogers menggambarkan lima ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya


sebagai berikut:

a. Terbuka Untuk Mengalami (Openness to Experience).


b. Kehidupan Eksistensial (Existential Living)
c. Keyakinan Organisme (Organismic Trusting)
d. Perasaan Bebas
e. Kreativitas (Creativity)
client-centered
Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi terhadap apa
yangdisebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada
hakikatnya, pendekatan client-centered adalah cabang khusus dari terapi humanistik
yang menggarisbawahi tindakan pengalaman klien yang subjektif dan fenomenalnya.

Carl R. Rogers (1902-1987) menjadi terkenal berkat metoda terapi yang


dikembangkannya, yaituterapi yang berpusat pada klien (client-centered therapy).
Tekniknya tersebar luas di kalangan pendidikan, bimbingan, dan pekerja sosial. Rogers
sangat kuat memegang asumsinya bahwamanusia itu bebas, rasional, utuh, mudah
berubah, subjektif, proaktif, heterostatis, dan sukar dipahami.

Q-Technique

Q technique adalah suatu metode untukmenyelidiki secara sistematis mengenai


pengertian orang (gambaran orang) mengenai dirinya sendiri, walaupun sebenarnya metode ini
juga dapat dipakai untuk menyelidiki hal-hal lain. Orang yang diselidiki diberi sejumlah
pernyataan (statement), lalu disuruh menyusun menurut urutan tertentu. Misalnya Butler &
Heigh dengan maksud mentest assumption bahwa orang yang datang pada counseling itu
kurang puas terhadap diri sendiri, dan kalau telah mengalami counseling yang berhasil
ketidakpuasan itu akan berkurang mengerjakannya, demikian dibuat pernyataan-pernyataan
pasien di dalam terapi seprti:
“ I am a submissive person”,

“ I am a hard worker”,

“ I am a likable”,

“ I am a impulsive person”

Sebelum mulia counseling pasien disuruh memilih mengatur kartu yang berisi pernyataan
itu dalam dua cara :

a. Self-sort : Aturlah kartu-kartu ini untuk menggambarkan dirimu sendiri sebagaimana


kau lihat hari ini dari yang paling tidak mirip dengan kamu sampai yang paling mirip
dengan kamu,
b. Ideal-sort : sekarang aturlah kartu-kartu itu untuk menggambarkan orang yang kamu
cita-citakan, orang yang ingin kamu tiru, kamu ingin seperti dia.

Sikap Defensif

Untuk menghindari ketidakkonsistenan natara pengalaman organismik dan diri yang


dirasakan, kita bereaksi dengan cara defensif. Sikap defensif adalah perlindungan atas konsep
diri dari kecemasan dan ancaman, dengan penyangkalann atau distorsi dari pengalaman yang
tidak konsisten dengan konsep diri. Oleh karena konsep diri terdiri dari kalimat pendeskripsian
diri, konsep diri menjadi suatu fenomena yang memilik banyak sisi. Ketika pengalam seseorang
tidak konsisten dengan satu bagian dari konsep diri, orang tersebut akan bertindak dengan cara
defensif untuk melindungi struktur konsep diri yang sudah terbentuk.

Dua perlindungan yang utama adalah distorsi dan penyangkalan:

a. Distorsi
Dengan distorsi, kita melakukan kesalahpahaman dari sebuah pengalaman, agar sesuai
dengan salah satu aspek dari konsep diri kita. Kita merasakan pengalaman dalam
kesadaran, namun tidak mengerti makna sebenarnya.
b. Penyangkalan
Dengan penyangkalan, kita menolak untuk menghayati pengalaman dalam kesadaran,
atau setidaknya kita menahan beberapa aspek dari pengalaman tersebut agar tidak
mencapai simbolisasi. Penyangkalan tidak terlalu umum apabila dibandingkan dengan
distorsi karena sebagian besar pengalaman dapat diputar dan diubah bentuknya untuk
menyesuaikan dengan konsep diri yang ada.

Menurut Rogers, distorsi dan penyangkalan memuaskan tujuan yang sama yaitu
mempertahankan persepsi kita atas pengalaman organismik untuk tetap konsisten
dengan konsep diri kita yang membuat kita dapat mengacuhkan atau menutup
pengalaman baru yang dapat saja menjadi penyebab kecemasan yang tidak
menyenangkan atau ancaman.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan teori Abraham Maslow yaitu Teori Humanistik melihat kreativitas


sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Ia berpendapat bahwa manusia
mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan
tersebut yaitu; kebutuhan fisiologis dimana kebutuhan ini untuk menjaga
keseaaimbangan unsur-unsur fisik seperti makan, minum, protein, serta kebutuhan
istirahat dan seks; kebutuhan keamanan yaitu untuk kebutuhan mempertahankan
kehidupan dalam jangka panjang; kebutuhan akan rasa dimiliki dan cinta dimana
kebutuhan ini menjadi yang dominan dan kebutuhan ini terus penting sepanjang hidup;
kebutuhan harga diri yaitu kebutuhan untuk menghargai diri sendiri dan mendapat
penghargaan dari orang lain; kebutuhan aktualisasi diri dimana kebutuhan ini menjadi
sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh kemampuan
potensinya, manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia
yang utuh.
Pendekatan fenomenologi dari Rogers konsisten menekankan pandangan bahwa
tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia memandang realita
secara subyektif (subjective experience of reality). Pendekatan ini juga berpendapat
bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri, bahwa
hakekat yang terdalam dari manusia adalah sifatnya yang bertujuan, dapat dipercaya,
dan mengejar kesempurnaan (purposive, trusthworthy, self-perfecting).
DAFTAR PUSTAKA

Monte, Christopher, dkk. 2003. Beneath the Mask An Introduction to Theories of


Personality. USA: Hamilton Printing Company.

Anda mungkin juga menyukai