Anda di halaman 1dari 6

Psikologi Humanistik

Latar Belakang – ketidakpuasan terhadap behaviorisme dan psikoanalisis

 Berdiri pada tahun 1961, tokoh utamanya adalah Abraham Maslow.


 Berdiri karena ketidakpuasan beberapa tokoh Psikologi Humanistik terhadap behaviorisme
dan psikoanalisis yang pada saat itu dalam masa kejayaan. Pada saat itu behaviorisme dan
psikoanalisis lebih dominan dari pada aliran psikologi yang lain. Tidak hanya dominan dalam
pengembangan teori tapi juga dalam penerapannya dalam mengatasi masalah-masalah
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
 Kedua aliran tersebut dirasa tidak memuaskan terutama bagi kalangan yang memandang
manusia sebagai makhluk yang unik, memiliki mimpi dan harapan, serta dapat tumbuh dan
berkembang menjadi manusia utuh.
 Ketidakpuasan tersebut mendorong maslow umtuk membangun psikologi alternatif yang
memiliki karakter berbeda dengan behaviorisme dan psikoanalisis dan dinamai psikologi
Humanistik.

Psikologi humanistik menekankan pada aspirasi positif dan kekuatan manusia pengalaman sadar,
kebebasan berkehendak, aktualisasi potensi manusia, dan pandangan holistik mengenai manusia.

Psikologi humanistik tidak memandang manusia secara sederhana, mengkritik psikoanalisis yang
hanya fokus mempelajari pasien neurosis dan psikotik dan abai terhadap orang-orang yang
mencapai kesuksesan, mencapai prestasi puncak, dan memiliki kesehatan mental yang baik.
Menurut Psikologi Humanistik pencapaian seseorang seniman atau agamawan tidak bisa dijelaskan
dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi abnormalnya Freud.

Psikologi Humanistik seringkali menyebut dirinya sebagai Third-force psychology, sebagai aliran
ketiga yang berupaya mengatasi kekurangan dan ruang-ruang yang kurang mendapat perhatian
behaviorisme dan psikoanalisis.

Pengaruh Anteseden Pada Psikologi Humanistik

Sama seperti gagasan-gagasan lainnya antisipasi terhadap psikologi humanistik dapat ditemukan
dalam karya-karya para psikolog sebelumnya. Brentano misalnya, Brentano mengkritik pendekatan
mekanistik reduksionistik dan ilmu pengetahuan Alam terhadap psikologi dan lebih menyukai studi
mengenai kesadaran sebagai sebuah kualitas utama ketimbang sebuah konten molekuler. Külpe
menunjukkan bahwa tidak semua pengalaman sadar dapat direduksi menjadi bentuk elementer atau
dijelaskan dalam hal respon respon terhadap stimuli. Dan, James bersikukuh menentang pendekatan
mekanistik dan mendesak untuk memfokuskan pada kesadaran dan individu secara keseluruhan.

Para psikologi gestalt yakin bahwa psikologi harus mengambil pendekatan secara menyeluruh.

Akar dari posisi humanistik juga dapat ditemukan dalam sebuah analisis. Adler, Horney, dan para
teoris kepribadian lainnya sangat tidak setuju dengan pemikiran Freud bahwa hidup kita ditentukan
oleh kekuatan-kekuatan tak sadar. Para penentang psikoanalisis ini yakin bahwa kita adalah makhluk
sadar yang memiliki spontanitas dan kehendak bebas serta dipengaruhi oleh masa kini masa depan
dan juga masa lalu.

Zeitgeist selalu berpengaruh dalam mengorganisir preseden dan tren untuk menjadi sebuah
pandangan kohesif. Psikologi humanistik memiliki cita-cita yang konsisten dengan pendekatan dalam
humanistik terhadap psikologi, fokus pada pemenuhan pribadi, keyakinan terhadap kesempurnaan
manusia, penekanan pada saat sekarang dan hedonisme ( memuaskan instink ), kecenderungan
untuk mengungkapkan diri (menyampaikan isi pikiran dgn bebas ), dan menghargai perasaan-
perasaan melebihi nalar dan intelektual.

Hakikat Psikologi Humanistik

Bagi para psikolog humanistik, psikologi behavioral adalah sebuah pendekatan steril yang sempit dan
artifisial terhadap hakikat manusia. Mereka yakin bahwa memfokuskan pada sesuatu yang kasat
mata dapat melenyapkan sifat kemanusiaan (dehumanisasi). Mereka memperdebatkan pandangan
bahwa untuk merespon kejadian-kejadian stimulus dalam hidup, maka kita berfungsi dengan cara
yang sudah ditentukan sebelumnya.

Behaviorisme bukanlah satu-satunya target para psikolog humanistik. Mereka juga menentang
tendensi - tendensi deterministik dalam psikoanalisis Freudian dan caranya dalam meminimalkan
peran kesadaran. Untuk merespon batasan-batasan yang dipersepsikan oleh behaviorisme dan
psikoanalisis, para psikolog humanistik mengembangkan apa yang mereka harap akan menjadi
kekuatan ketiga dalam psikologi sebagai sebuah studi yang serius mengenai aspek-aspek hakikat
manusia yang terabaikan.

Abraham Maslow ( 1908 - 1970 )

Maslow disebut sebagai bapak spiritual psikologi humanistik dan barangkali telah melakukan lebih
banyak daripada siapapun untuk memercikan gerakan tersebut dan menganugerahinya
respektabilitas akademis dalam tingkatan tertentu. Dia tergerak untuk memahami pencapaian
terbesar yang mampu kita raih, dan dia kemudian mempelajari beberapa orang luar biasa sebagai
sebuah kecil untuk menentukan bagaimana mereka berbeda dari orang-orang dengan kesehatan
mental normal atau rata-rata.

Maslow menjadi seorang behavioris Watsonian yang antusias, sangat yakin bahwa pendekatan ilmu
alam yang mekanistik dapat memberi jawaban terhadap semua masalah dunia. Lalu serangkaian
pengalaman pribadi mempengaruhinya bahwa behaviorisme terlalu terbatas untuk bisa relevan
dengan persoalan-persoalan manusia yang terus ada. Dia sangat dipengaruhi oleh kelahiran anaknya
dan hal-hal yang dibacanya tentang filsafat, Psikologi Gestalt, dan Psikoanalisis.

Maslow juga sangat dipengaruhi oleh sebuah parade yang dilihatnya tak lama setelah serangan
mendadak Jepang terhadap angkatan laut Amerika di Pearl Harbor Hawaii pada tanggal 7 Desember
1941. Dia memutuskan untuk mengabdikan dirinya untuk membangun sebuah psikologi yang akan
menangani masalah cita-cita tertinggi manusia. Dia akan bekerja untuk meningkatkan kualitas
kepribadian manusia dan menunjukkan bahwa setiap orang punya kemampuan untuk bertingkah
laku lebih mulia daripada hanya menunjukkan kebencian prasangka dan perang.

Aktualisasi diri

Dalam pandangan Maslow, setiap orang memiliki kecenderungan bawaan kepada aktualisasi diri
( Maslow, 1970 ). Kondisi ini yang merupakan kebutuhan tertinggi dalam diri manusia, melibatkan
aktivitas yang menggunakan segenap kualitas dan kemampuan kita, pengembangan dan pemenuhan
potensi kita.

Kebutuhan-kebutuhan yang diusulkan Maslow dalam urutan penguasanya adalah kebutuhan


fisiologis, rasa aman, perasaan diterima dan kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri.

Reset Maslow berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik orang-orang yang berpuaskan


kebutuhan aktualisasi dirinya dan karena itu dapat dianggap sehat secara psikologis. Menurut
definisinya, orang-orang ini bebas dari neurosis yang biasanya adalah orang-orang usia paruh baya
dan jumlahnya hanya 1% dari populasi.

Psikologi humanistik Maslow merupakan kritik terhadap psikologi psikologi yang terlalu fokus pada
pasien-pasien yang mengalami gangguan mental. Bagi Maslow, psikologi harus lebih fokus pada
orang-orang yang sehat secara mental dan sudah sampai pada puncaknya prestasi. Upaya tersebut
akan mengantarkan pada pemahaman mengenai potensi tertinggi dari manusia ( Moss, 2001 )

Karakteristik orang yang sudah sampai pada tahap aktualisasi diri

1. Mampu melakukan penilaian secara tepat dan merasa nyaman dengannya.

2. Mampu menerima diri tanpa mengeluh walaupun banyak kekurangan.

3. Menunjukkan spontanitas kesederhanaan dan kesesuaian dengan norma yang ada dalam perilaku
dan gaya hidup

4. Fokus pada masalah-masalah yang ada di luar dirinya.

5. Kebutuhan akan privasi

6. Kemampuan dalam mengatasi hambatan-hambatan fisik maupun sosial dari lingkungan


( Mandiri ).

7. Memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengapresiasi pengalaman hidupnya dengan cara
yang baru.

8. Pengalaman-pengalaman puncak

9. Selalu menunjukkan simpati dan afeksi positif pada orang lain walau dalam keadaan buruk
sekalipun.

10. Kemampuan dalam menjalin relasi interpersonal yang luas

11. Karakter demokratis

12. Kemampuan dalam memahami realitas dengan jelas tidak bimbang dan inkonsisten.

13. Filosofis dan humoris

14. Kemampuan dalam menunjukkan kreativitas inovasi dan orisinalitas

15. Kemampuan dalam mempertahankan nilai-nilai yang dianggap penting dan bermakna sehingga
tidak begitu saja menyesuaikan diri dengan budaya tertentu.

Karakteristik psikologi humanistik

Glassman dan Hadad ( 2009 )

1. Psikologi humanistik berkeyakinan bahwa kita dapat menghasilkan data objektif mengenai
seseorang merupakan sesuatu yang tidak bermakna.
2. Berdasarkan pengukuran subjektif terhadap lingkungan yang dihadapi manusia bisa memilih dan
mengambil keputusan mengenai apa perilaku yang terbaik yang harus dilakukannya. Pandangan ini
jelas berbeda dengan behaviorisme dan psikoanalisis yang sangat deterministik

3. Psikologi humanistik mengakui pengaruh makna terhadap perilaku manusia. Makna yang
bersumber dari nilai-nilai yang diyakini seseorang dianggap mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perilaku. Hal ini berbeda dengan behaviorisme yang menganggap psikologi sebagai ilmu
yang harus bebas nilai.

Victor Frankl (1905-1997)

 Lahir 26 Maret 1905


 Menulis artikel yang berjudul On the Psychology of Philosophical Thought padan tahun 1923
 Melakukan korespondensi intensif dengan Sigmund freud namun lebih intens komunikasi
dengan Alfred Adler
 Aktiv dalam aktifitas sosial
 Menjadi neurolog dan psikiater
 Memimpin pusat konseling bagi remaja di beberapa kota (memberi konseling bagi banyak
siswa untuk mengurangi kasus bunuh diri)
Logoterapi

dalam bukunya yang berjudul From Death-Camp to Existentialism Frankl mengatakan bahwa
motivasi utama manusia adalah pencarian akan makna. Makna bersifat unik dan spesifik yang
berbeda dari waktu ke waktu, dan merupakan makna spesifik dalam suatu momen tertentu. Setiap
orang harus mampu menemukan makna hidupnya masing-masing. Jika makna hidup tersebut tidak
ditemukan, maka akan menimbulkan apa yang disebut dengan frustasi eksistensial, atau noogenic
neuroses.

Untuk mengatasi kehampaan makna tersebut, Frankl menciptakan apa yang disebut logotherapy.
Logotherapy menunjuk pada "makna dari eksistensi manusia dan kebutuhan manusia akan makna,
serta teknik-teknik terapeutik khusus untuk menemukan makna dalam kehidupan".

Logotherapy berorientasi pada makna yang harus dipenuhi di masa yang akan datang. Pada
logotherapy, pasien akan diarahkan pada makna hidupnya, dan disadarkan bahwa makna hidupnya
tersebut akan berkontribusi pada upaya dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.

Logotherapy mencoba berhubungan langsung dengan dimensi yang paling dasar dari manusia, yaitu
kemampuan manusia dalam melakukan self transcendence dan self distancing.

Tiga nilai yang bisa dijadikan sumber makna bagi manusia :

 Nilai-nilai kreatif (creative values) : Apa yang disadari melalui perbuatan atau penciptaan
suatu karya tertentu. Setiap orang mempunyai karya dengan kualitas dan kuantitas yang
berbeda. Karya tersebut bisa berupa konsep perbuatan, ataupun karya secara fisik.
Logotherapy sendiri, bertugas dalam memperluas cakrawala klien sehingga menyadari
karya-karya kreatif yang pernah dibuat selama hidupnya.
 nilai-nilai mengalami (experiential values) : Nilai-nilai yang kita terima dari dunia. Menikmati
keindahan alam mendengarkan alunan musik merasakan karunia dan kebaikan Tuhan,
mengalami anugerah cinta dari orang lain, dll. Menurut Frankl, melalui cinta kita bisa
mengetahui sisi terdalam dari diri seseorang dan menolong orang tersebut untuk
mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimilikinya.
 Nilai-nilai pengambilan sikap (attitudinal values) : Nilai-nilai yang diperoleh ketika
dihadapkan pada suatu kesulitan hidup. Kita bisa mengambil sikap negatif sehingga terpuruk
dan menderita ataupun mengambil sikap positif sehingga bertahan dan bahagia. Upaya kita
menemukan makna dibalik semua kesulitan hidup itu sangat menentukan pada bagaimana
makna kesulitan hidup tersebut bagi kita.

Teknik dalam Logotherapy:

Intensi paradoksal : untuk mengatasi anticipatory anxiety dengan menggunakan kemampuan


manusia untuk melakukan self distancing. Merupakan suatu teknik yang dibangun berdasarkan fakta
bahwa ketakutan justru akan mendorong munculnya apa yang ditakutkan dan keinginan yang
berlebihan justru akan menjauhkan diri dari apa yang diinginkan.

Contoh : orang yang sangat ingin tidur atau sangat takut tidak bisa tidur justru akan membuatnya
benar-benar tidak bisa tidur. Klien harus menyadari ketakutan-ketakutannya mengambil jarak dari
ketakutan ketakutan tersebut dan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang
ditakutkan.

Dereflection : untuk mengatasi hyper reflection dengan menggunakan kemampuan manusia untuk
self transcendence. Menggunakan kemampuan manusia untuk melakukan self transcendence dalam
mengatasi gangguan psikologis karena terlalu fokus pada pencapaian tujuan-tujuan pribadi (hyper
reflection). Keinginan yang berlebihan menimbulkan perasaan tertekan dan kecemasan yang hebat
sehingga sulit dalam menjalani kehidupan sehari-hari hyper reflection bisa menimbulkan masalah-
masalah psikologis seperti insomnia gangguan konsentrasi gangguan nafsu makan dll.

Carl Rogers sangat terkenal akan pendekatan populernya terhadap psikoterapi yang disebut terapi
terpusat-orang. Rogers juga menciptakan sebuah teori kepribadian yang didasarkan pada satu faktor
pemotivasi yang mirip dengan konsep aktualisasi diri Maslow. Namun, tidak seperti Maslow,
gagasan-gagasan Rogers tidak berasal dari studi mengenai orang yang sehat secara emosional tetapi
dari penerapan yang dilakukannya dengan terapi terpusat-diri pada orang-orang yang dirawat di
pusat konseling di universitasnya.

Rogers berasumsi bahwa orang dapat secara sadar dan rasional mengubah pikiran dan perilaku
mereka dari yang tidak diinginkan menjadi yang diinginkan. Dia tidak percaya bahwa kita ini
selamanya terkekang oleh kekuatan-kekuatan tak sadar ataupun pengalaman-pengalaman masa
kecil.

Aktualisasi diri

Kekuatan memotivasi terbesar dalam kepribadian adalah dorongan untuk mengaktualisasikan diri
( Rogers, 1961 )

Bagi Rogers, orang yang sehat atau berfungsi penuh secara psikologis memiliki beberapa kualitas
berikut

1. Terbuka terhadap semua pengalaman


2. Tendensi untuk hidup secara penuh setiap saat

3. Kemampuan untuk lebih dituntun oleh insting mereka daripada nalar atau pendapat orang lain

4. Rasa kebebasan dalam berpikir dan bertindak

5. Tingkat kreativitas yang tinggi

6. Kebutuhan yang kontinyu untuk memaksimalkan potensi mereka.

Kesimpulan

Psikologi humanistik merupakan "psikologi tentang manusia seutuhnya yang diperoleh berdasarkan
studi terhadap orang-orang yang sehat, berfungsi sepenuhnya, dan kreatif". ( Moss, 2001 )

Psikologi humanistik didirikan oleh Abraham Maslow pada tahun 1960-an. Psikologi humanistik
mengklaim dirinya sebagai aliran pemikiran psikologi, setelah behaviorisme dan psikoanalisis,
sekaligus menyampaikan pandangan-pandangan baru yang dianggapnya lebih baik dalam
menjelaskan manusia.

Dibanding kedua aliran sebelumnya, psikologi humanistik lebih perhatian terhadap problem-
problem kemanusiaan; lebih kreatif, terpusat pada masalah bukan pada metode; mempelajari
manusia secara mendalam, tidak terbatas pada perilaku; mempelajari manusia sebagai makhluk
yang aktif, bebas memilih, dan bebas bergerak; dan mempelajari manusia sebagai makhluk yang
unik.

Anda mungkin juga menyukai