Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi sebagai sebuah ilmu akan selalu berkembang. Perkembangan
pemikiran dan kajian empirik di kalangan para ahli tentang kepribadian
manusia telah melahirkan berbagai teori yang beragam sesuai dengan
perspektif pemikiran dan pengalaman pribadi para ahli yang membangun
teori tersebut. Teori-teori yang muncul biasanya merupakan kritik dari teori-
teori sebelumnya. Memang, patut diakui bahwa titik pandang (teori) dalam
psikologi tidak ada yang sempurna, sehingga terbuka kesempatan bagi
ilmuwan untuk memberikan kritik dan masukan ataupun penyempurnaan dari
teori yang sudah ada.
Salah satu cabang ilmu psikologi adalah psikologi kepribadian. Dalam
psikolog kepribadian ini terdapat tiga revolusi yang mempengaruhi pemikiran
personologis modern. Revolusi pertama adalah psikoanalisis, kedua
behaviorisme dan yang ketiga adalah humanistik. Makalah yang kami susun
membahas mengenai psikologi kepribadian beraliran humanistik, yaitu
konsep kepribadian Maslow. Abraham H. Maslow adalah salah satu tokoh
dari psikologi humanistik. Dalam dunia psikologi Maslow dikenal sebagai
pelopor psikologi humanistik.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Psikologi Humanistik ?
b. Bagaimana Ajaran Psikologi Humanistik ?
c. Bagaimana Pengertian Psikologi Eksistensial ?
d. Bagaimana Teori Humanistik Eksistensial ?
C. Tujuan masalah
a. Untuk Mengetahui Pengertian Psikologi Humanistik
b. Untuk Mengetahui Ajaran Psikologi Humanistik
c. Untuk Mengetahui Pengertian Psikologi Eksistensial
d. Untuk Mengetahui Teori Humanistik Eksistensial

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Humanistik
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi
yang muncul pada tahun 1950-an dengan akar pemikiran dari kalangan
eksistensial yang berkembang pada abad pertengahan. Humanistik
berkembang menjadi a third force atau a third power atas reaksi terhadap dua
aliran psikologi sebelumnya yaitu behaviorisme dan psikoanalisme/
psikoanalisa. Psikologi behaviorisme dipelopori oleh ivan Pavlov,
behaviorisme merupakan aliran yang mempelajari perilaku individu yang
diamati dengan tujuan untuk meramalkan dan mengontrol tingkah laku
individu tersebut. Behaviorisme memandang manusia ibarat makhluk
mekanistik yang dikendalikan kekuatan dari luar dirinya.1
Pada dasarnya, perkembangan psikologi humanistik bermula dari
ajaran Santo Thomas Aquinas, tentang adanya kemauan bebas (freewill)
manusia da tanggung jawab atas tindakan mereka. Namun dalam
perkembangan selanjutnya, psikologi humanistik dipandang sebagai a new
trend karena merupakan aliran psikologi paling menonjol pada tahun 1960-
an.
Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat
memerhatikan dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya
secara manusiawi dengan menitikberatkan pada kebesaran individu untuk
mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya. Nilai-nilai tanggung
jawab personal, otonomi, tujuan, dan pemaknaan.
Dalam hal itu James Bugental mengemukakan lima dalil utama
psikologi humanistic yaitu:
1. Keadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen.
2. manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan
manusia lainnya.
3. Manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan hubungan
dengan orang lain.

1
Haryu Islamuddin, Psikologi pendidikan (Jember: Stain Jember Press, 2011), 126

2
4. Manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas
pilihan-pilihannya.
5. Manusia memiliki kesadaran dan sengajauntuk mencari makna, nilai, dan
kreativitas.2
Fokus utama secara psikologi humanistik dalam bidang pendidikan
yaitu mengembangkan aspek individu secara totalitas, baik fisik, intelektual,
emosional maupun social serta bagaimana seluruh aspek tersebut berinteraksi
untuk mempengaruhi balajar serta motivasi belajarsiswa dalam
mengaktualisasikan diri. Psikologi humanistic berpandangan bahwa manusia
memiliki kekayaan jiwa yang sarat dengan potensi-potensi yang haus
dikembangkan oleh karena itu psikologi harus lebih manusiawi mempelajari
masalah-masalah kemanusiaan yang mencakup unsure kesadaran dan ketidak
sadaran. Disamping itu manusia dipandang sebagai makhluk yang aktif bebas
menentukan perilakunya sendiri karena memiliki kekuatan di dalam dirinya
yang mendorong kearah aktualisasi diri dengan potensi-potensi yang
dimilikinya.
B. Ajaran Psikologi Humanistik
a. Individu sebagai satu kesatuan dan bersifat menyeluruh
Maslow menganut prinsip holistik, yaitu sebuah prinsip yang
mayakini suatu fenomena atau gejala itu hanya bisa dipelajari jika bersifat
menyeuruh dan bersifat integral. Untuk itulah, teori kepribadian
humanistik mengemukakan bahwa manusia atau individu itu harus
dipelajari dengan dan cara menyeluruh, bukan memisahkannya menjadi
beberapa elemen.
Maka dalam teorinya, Maslow menyatakan bahwa motivasi itu
mempengaruhi individu secara keseluruhan, bukan hanya bagian-bagian
tertentu saja. Contohnya: Semisal kita lapar, yang menyebabkan dorongan
(motivasi) itu bukan hanya perut , melainkan diri kita (manusia).
Makanan memuaskan kita, bukan perut kita

2
Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hlm. 24.

3
b. Ketidak relevanan Penyelidikan dengan Hewan
Pada dasarnya, ajaran dalam teori ini menentang teori
behaviorisme yang menyelidiki tingkah laku hewan untuk mengetahui
tingkah laku manusia. Maslow mengingatkan bahwaada perbedaan yang
mendasar antara manusia dengan hewan, karena manusia lebih dari
sekedar hewan. Ketidakrelevanan ini disebabkan karena dapat
mengabaikan ciri khas yang melekat pada manusia seperti nilai-nilai,
gagasan, ide yang kesemuanya itu yang dapat menciptakan suatu yang
baru.’
Ajaran ini didukung oleh fakta dengan tidak adanya ahli
kepribadian tikus, kucing, atau yang lain, yang ada hanyalah ahli
kepribadian manusia. Hanya manusialah yang dapatdijadikan subjek
untuk memahami tingkah laku manusia, bukan hewan ataupun sesuatu
yang lain.
c. Pembawaan Baik Manusia
Ajaran lain dari teori ini menyatakan bahwa manusia pada
dasarnya adalah baik. Adapun kejahatan atau keburukan yang ada dalam
diri manusia itu disebabkan karena pengaruh lingkungan yang buruk,
bukan bawaan.
d. Potensi kreatif manusia
Kretifitas merupakan ajaran yang penting dalam teori kepribadian
humanistik. Potensi kreatif adalah potensi umum yag dapat dimiliki setiap
individu. Maslow yakin bahwa orang yang memiliki kesempatan dan
berada dalam lingkungan yang memungkinkan akan dapat
mengungkapkan segenap potensinya dan kreatifitasnya.
Untuk menjadi kreatif, tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan
khusus. Bagi maslow, kreatifitas adalah bagaimana seseorang itu mampu
mengekspresikan dirinya untuk menjadi apa yang dia inginkan.3

3
Dr. C. George Boeree, Personality Theories, (Jogjakarta: PRISMASHOPIE, 2006), hlm. 276.

4
C. Pengertian Psikologi Eksistensial
Pengertian eksistensial memang tidak mudah dirumuskan. Ini karena
ketika ada definisi berarti adanya pembatasan. Kaum eksistensialis sendiri
belum menemukan kesepakatan mengenai apa makna dari eksistensi itu
sendiri. Namun, setidaknya dalam kesempatan ini ada beberapa referensi
tentang definisi eksistensi1. Istilah Eksistensial berasal dari kata latin “
eksistere” yakni “ex” yang berarti “keluar” dan “sitere” yang berarti
membuat, berdiri. Sehingga eksistensi berarti ”apa yang ada”, “apa saja yang
dialami”, “apa yang memiliki kualitas”. Secara singkatnya, eksistensi
menekankan akan keberadaan.
Definisi lain menyatakan bahwa, Eksistensi berasal dari eks artinya
keluar, sintesi artinya berdiri. Tidak jauh berbeda dengan definisi awal,
eksistnsi di sini berarti berdiri sebagai diri sendiri. Menurut Heideggard “Das
wesen des daseins liegh in seiner Existenz” , da-sein adalah tersusun dari dad
an sein. “da” disana. Sein berarti berada. Dengan demikian manusia sadar
dengan tempat atau keberadaannya. Ini definisi dari eksistensi.4
Senada dengan definisi di atas, dengan redaksi yang sedikit berbeda.
Istilah Eksistensialisme dari kata “eks” yang artinya “keluar” dan sintensi
yang diturunkan dari kata kerja “sisto” yang artinya “berdiri ,menempatkan”
oleh karena itu kata eksistensi diartikan sebagai ” manusia yang berdiri
sendiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya" sadar bahwa dirinya
ada, yaitu yang disebut Aku”.5
Jika mau jujur, definisi tersebut belum mewakili secara penuh tentang
arti dari eksistnsialisme. Ini karena masih banyaknya perbedaan dikalangan
parah ahli eksistensialis sendiri. Namun jika kita mau menarik benang
merahnya, akan terlihat titik persamaan dari mereka. Eksistensialisme pada
dasarnya menekankan pada manusia yang konkrit atau seutuhnya. Manusia
sebagai makhluk yang bereksistensi, sadar akan keberadaan dirinya.6

4
Fuad Hasan, Kita dan Kami (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm. 8.
5
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales sampai James (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya. 1992), hlm. 191.
6
Loekisno Choiril Warsito, Paham Ketuhanan Modern Sejarah dan Pokok-Pokok Ajaran nya
,(Surabaya, Elkaf, 2003), hlm. 97-98.

5
Kemudian kesempurnaan eksistensi terletak di dalam “segala sesuatu”
konsep eksistensi sebagai suatu yang paling komperehensif dan paling
universal yang mempunyai landasan objektif, karena ia bukan sekedar kata
kosong atau hayalan pengertian kita belaka tetapi konsep ini memiliki
keluasan yang paling luas melampaui semua bidang dari segi isi, dan konsep
ini hanya menyangkut satu patokan yaitu eksistensi. Bila Hegel mengatakan
eksistensi itu berkonsidasi dengan ketiadaan, sebaliknya gerakan
eksistensialisme mengatakan konsep eksistensi itu tidak memperhatikan
diterminasi-isi partikular dari eksisten itu tetapi konsep ini adalah konsep
yang seluruhnya tidak ditentukan.7
Secara primordial, eksistensi adalah kesempurnaan fundamental dari
setiap eksisten. Konsekuensinya ada yang berperan sebagai partisipasi dari
eksistensi itu. Eksistensi akan memberikan pengendali sebagai pusat. Ia
menjadi pusat dari pengendalian itu sendiri. Kalau menurut pengrtian yang
lebih luas, eksistensi mencakup “ada yang mungkin” dan sesuatu apakah
“memiliki” eksistensi. Pembahasan tentang Tuhan masuk dalam pengrtian ini.
Eksistensi dapat ditelusuri dari sifat-sifat dasarnya.8
Sedangkan, menurut Parkey aliran eksistensialisme terbagi menjadi 2
sub besar, yaitu; bersifat theistic dan atheistic. Theistic adalah aliran
eksistensi yang masih menganggap keberadaan Tuhan, mengakuinya. Sedang
Athistic adalah aliran yang melepas diri dari Tuhan. Ia sudah tidak
menganggap lagi adanya Tuhan. Bahkan mereka tidak segan-segan
mengungkapkan kata-kata yang sangat sensitive bagi orang yang beragama,
seperti kata “Tuhan telah Mati”.
Jika mau ditelusuri, pendidikan memiliki hubungan erat dengan
Eksistensialisme. Ini terjadi karena hanya manusialah yang mendapat
pendidikan. Diketahui juga bahwa eksistensi mendasarkan pembahasannya
pada manusia.
Eksistensi sudah barang tentu merujuk pada sesuatu yang ada.
Keberadaannya pun harus dialami oleh banyak orang. Ini salah satu bentuk
pembuktian adanya eksistensi. Diketahui bahwa ada dua metode pembenaran
7
Save M. Dagun, Filsafat Eksistensialisme, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990.), hlm. 19-20.
8
Ibid, hlm. 21.

6
atau pembuktian dalam filsafat, yakni verifikasi dan falsifikasi.
Dalamverifikasi berarti kita mengambil objek yang sama untuk mendukung.
Bertentangan dengan falsifikasi yang berarti bahwa kita mencari tentang
objek yang berlawanan. Jadi, dalam verifikasi, semakin banyak objek
pendukung kian kuat, sedang dalam falsifikasi semakin banyak objek yang
berlawanan ditemukan, maka semakin lemah.
D. Teori Humanistik Eksistensial
1. Teori Abraham Maslow
Oleh karena eksistensialisme menekankan pada anggapan bahwa
manusia memiliki kebebasan dan bertanggung jawab bagi tindakan-
tindakannya, maka pandangan-pandangan eksistensialisme menarik bagi
para ahli psikologi humanistik dan selanjutnya dijadikan landasan teori
psikologi humanistik. Adapun pokok-pokok teori psikologi humanistik
yang dikembangkan oleh Maslow adalah sebagai berikut.9
1) Prinsip holistik
Menurut Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme
selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai
rangkaian bagian atau komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan
dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari suatu kesatuan, dan apa
yang terjadi pada bagian yang satu akan mempengaruhi bagian yang
lain. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :
a. Kepribadian normal ditandai dengan unitas, integrasi, konsistensi,
dan koherensi.Organisasi adalah keadaan normal dan
disorganisasai adalah keadaan patologis (sakit).
b. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya,
tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi.
c. Organisme memiliki suatu dorongan yang berkuasa, yaitu
aktualisasi diri.
d. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal
bersifat minimal. Potensi organisme jika bisa terkuak di

9
Ibid, Save M. Dagun, Filsafat Eksistensialisme,............hlm. 22.

7
lingkungan yang tepat akan menghasilkan kepribadian yang sehat
dan integral.
e. Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna
dari pada penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai
fungsi psikologis yang diisolasi.
2) Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri.
Manusia adalah agen yang sada, bebas memilih atau menentukan
setiap tindakannya. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang
bebas dan bertanggung jawab.
3) Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi
sesuatu yang lain dari sebelumnya (becoming). Namun demikian
perubahan tersebut membutuhkan persyaratan, yaitu adanya
lingkungan yang bersifat mendukung.
4) individu sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi.
5) Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya
netral. Kekuatan jahat atau merusak pada diri manusia merupakan
hasil atau pengaruh dari lingkungan yang buruk, dan bukan
merupakan bawaan.
6) Manusia memiliki potensi kreatif yang mengarahkan manusia kepada
pengekspresian dirinya menjadi orang yang memiliki kemampuan
atau keistimewaan dalam bidang tertentu.
7) Self-fulfillment merupakan tema utama dalam hidup manusia.
8) Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang secara hirarki
dibedakan menjadi sebagai berikut:
a. kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
b. kebutuhan akan rasa aman (the safety and security needs)
c. kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and belonging needs)
d. kebutuhan akan harga diri (the esteem needs)
e. kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
2. Teori Carl Rogers
Rogers menjadi terkenal berkat metoda terapi yang
dikembangkannya, yaitu terapi yang berpusat pada klien (client-centered

8
therapy). Tekniknya tersebar luas di kalangan pendidikan, bimbingan, dan
pekerja sosial. Rogers sangat kuat memegang asumsinya bahwa manusia
itu bebas, rasional, utuh, mudah berubah, subjektif, proaktif, heterostatis,
dan sukar dipahami.10
1) Pokok-pokok Teori Carl Rogers
a. Struktur kepribadian
Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada struktur
kepribadian. Namun demikian ada tiga komponen yang dibahas
bila bicara tentang struktur kepribadian menurut Rogers, yaitu :
organisme, medan fenomena, dan self.
a) Organime, mencakup:
1. Makhluk hidup
Organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi
fisik dan psikologisnya, tempat semua pengalaman dan
segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam
kesadar setiap saat.
2. Realitas subjektif
Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati
atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang
sifatnya subjektif, bukan benar-salah.
3. Holisme
Organisme adalah kesatuan sistem, sehingga
perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian
lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi atau
bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi,
mempertahankan, dan mengembangkan diri.
4. Medan fenomena
Rogers mengartikan medan fenomena sebagai
keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun
eksternal, baik yang disadari maupun yang tidak disadari.

10
Ibid, Mahmud, Psikologi Pendidikan.........hlm, 32.

9
Medan fenomena merupakan seluruh pengalaman pribadi
seseorang sepanjang hidupnya.
5. Self
Self merupakan konsep pokok dari teori kepribadian
Rogers, yang intinya adalah :
a. terbentuk melalui medan fenomena dan melalui
introjeksi nilai-nilai orang tertentu;.
b. bersifat integral dan konsisten;
c. menganggap pengalaman yang tak sesuai dengan
struktur self sebagai ancaman;
d. dapat berubah karena kematangan dan belajar.
b) Dinamika kepribadian
Menurut Rogers, organisme mengaktualisasikan
dirinya menurut garis-garis yang diletakkan oleh
hereditas. Ketika organisme itu matang maka ia makin
berdiferensiasi, makin luas, makin otonom, dan makin
tersosialisasikan. Rogers menyatakan bahwa pada dasarnya
tingkah laku adalah usaha organisme yang berarah tujuan
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya sebagaimana
dialami, dalam medan sebagaimana medan itu
dipersepsikan.11
Rogers menegaskan bahwa secara alami
kecenderungan aktualisasi akan menunjukkan diri melalui
rentangan luas tingkah laku, yaitu :
1. Tingkah laku yang berakar pada proses fisiologis,
termasuk kebutuhan dasar (makana, minuman, dan
udara), kebutuhan mengembangkan dan memerinci fungsi
tubuh serta generasi.
2. Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologis
untuk menjadi diri sendiri.

11
Ibid, Save M. Dagun, Filsafat Eksistensialisme,......hlm. 23.

10
3. Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tetapi
justru meningkatkan tegangan, yaitu tingkah laku yang
motivasinya untuk berkembang dan menjadi lebih baik.
c) Perkembangan kepribadian
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan
perkembangan, namun dia yakin adanya kekuatan tumbuh
pada semua orang yang secara alami mendorong proses
organisme menjadi semakin kompleks, otonom, sosial, sdan
secara keseluruhan semakin aktualisasi diri. Rogers
menyatakan bahwa self berkembang secar utuh-keseluruhan,
menyentuh semua bagian-bagian. Berkembangnya self diikuti
oleh kebutuhan penerimaan positif, dan penyaringan tingkah
laku yang disadari agar tetap sesuai dengan struktur self
sehingga dirinya berkembang menjadi pribadi yang berfungsi
utuh.
Pribadi yang berfungsi utuh menurut Rogers adalah
individu yang memakai kapasitas dan bakatnya, merealisasi
potensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap
mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang
pengalamannya. Rogers menggambarkan 5 ciri kepribadian
yang berfungsi sepenuhnya sebagai berikut :
1. terbuka untuk mengalami (openess to experience);
2. hidup menjadi (existential living);
3. keyakinan organismik (organismic trusting);
4. pengalaman kebebasan (experiental freedom);
5. kreativitas (creativity)

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi
yang muncul pada tahun 1950-an dengan akar pemikiran dari kalangan
eksistensial yang berkembang pada abad pertengahan. Humanistik
berkembang menjadi a third force atau a third power atas reaksi terhadap dua
aliran psikologi sebelumnya yaitu behaviorisme dan psikoanalisme/
psikoanalisa. Psikologi behaviorisme dipelopori oleh ivan Pavlov,
behaviorisme merupakan aliran yang mempelajari perilaku individu yang
diamati dengan tujuan untuk meramalkan dan mengontrol tingkah laku
individu tersebut. Behaviorisme memandang manusia ibarat makhluk
mekanistik yang dikendalikan kekuatan dari luar dirinya.
Pengertian eksistensial memang tidak mudah dirumuskan. Ini karena
ketika ada definisi berarti adanya pembatasan. Kaum eksistensialis sendiri
belum menemukan kesepakatan mengenai apa makna dari eksistensi itu
sendiri. Namun, setidaknya dalam kesempatan ini ada beberapa referensi
tentang definisi eksistensi1. Istilah Eksistensial berasal dari kata latin “
eksistere” yakni “ex” yang berarti “keluar” dan “sitere” yang berarti
membuat, berdiri. Sehingga eksistensi berarti ”apa yang ada”, “apa saja yang
dialami”, “apa yang memiliki kualitas”. Secara singkatnya, eksistensi
menekankan akan keberadaan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Islamuddin Haryu, Psikologi pendidikan Jember Stain Jember Press 2011)

Mahmud, Psikologi Pendidikan Bandung CV Pustaka Setia 2010

Boeree Dr. C. George, Personality Theories Jogjakarta PRISMASHOPIE 2006

Fuad Hasan Kita dan Kami Jakarta Bulan Bintang 1974

Tafsir Ahmad, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales sampai James
Bandung PT. Remaja Rosda Karya 1992

Loekisno Choiril Warsito, Paham Ketuhanan Modern Sejarah dan Pokok-Pokok


Ajaran nya Surabaya Elkaf 2003

Dagun Save M., Filsafat Eksistensialisme Jakarta Rineka Cipta 1990

13

Anda mungkin juga menyukai