Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEORI KEPRIBADIAN

KEPRIBADIAN MENURUT TEORI HUMANISTIK

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Teori Kepribadian

Dosen Pengampu : Nora Yuniar Setya Putri, M.Pd

Disusun oleh :

1. Nila Auliana Nur Farikhah 2114010003


2. Helda Dena Fitara 2114010005
3. Aurilia Nikmatul Maula 2114010017
4. Gathan Febrian Mileansyah 2114010020
5. Ratri Eka Handini 2114010029

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah Teori Kepribadian yang membahas tentang “Kepribadian Menurut
Teori Humanistik”

Makalah ini kami susun sesuai dengan materi rencana pembelajaran semester
(RPS) yang diberikan dan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah bahasa Indonesia
keilmuan yang diampu oleh Ibu Nora Yuniar Setya Putri M.Pd

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih
belum sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
membawa manfaat untuk penulis khususnya dan pembaca.

Kediri, 09 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Kepribadian Humanistik……………………………………………3
B. Teori Kepribadian Humanistik Menurut Abraham H Maslow……………3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam psikologi terdapat tiga revolusi yang memperngaruhi pemikiran
personologis modern. Revolusi tersebut meliputi revolusi psikoanalisis,
behaviorisme, dan psikologi humanistik.
Psikologi humanistik ini adalah gerakan yang muncul dengan
menampilkan gambaran manusia yang berbeda dengan gambaran manusia
dari psioanalisis maupun behaviorisme, yakni berupa gambaran manusia
sebagai mahkluk yang bebas dan bermartabat, serta selalu bergerak ke arah
mengungkapkan segenap potensi yang dimiliki, apabila lingkungan
memungkinkan. Abraham Harold Maslow daqpat di pandang sebagai
Bapak dari Psikologi Humanistik. Abraham Maslow dilahirkan di Broklyn,
New York pada 1 April 1908.
Pada awalnya, Maslow yang merupakan anak imigran Rusia adalah
seorang yang behavioris. Karena merasa tidak puas dengan psikologi
behavioristik dan psikianalisis, Watson mencari alternatif psikologi yang
fokusnya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya. Maslow
memutuskan untuk kembali belajar psikologi karena pengaruh
behaviorisme Watson. Melalui penelitiannya di Universitas Wisconsin,
dengan menggunakan teori-teori Watson, Maslow menemukan persamaan
antara kera dan manusia.
Menurut Maslow, psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih
memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi
harus mempelajari kedalaman sifat manusia, selain mempelajari perilaku
yang tampak juga mempelajari perilaku yang tidak tampak, mempelajari
ketidaksadaran sekaligus mempelajari kesadaran, intropreksi sebagai suatu
metode penelitian yang telah disingkirkan, harus dikembalikan lagi
sebagai metode penelitian psikologi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori kepribadian humanistik?
2. Bagaimana teori Kepribadian humanistik menurut Abraham
Maslow?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu teori kepribadian humanistik
2. Untuk mengetahui teori kepribadian menurut Abraham Maslow

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Kepribadian Humanistik


Teori kepribadian humanistik (Yusuf Syamsu, 2007: 141) berkembang sekitar
tahun 1950-an sebagai teori yang menantang teori-teori psikoanalisis dan
behavioristik. Serangan humanistik terhadap dua teori ini adalah bahwa keduanya
bersifat “dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai manusia). Teori Freud dikritik,
karena memandang tingkah laku manusia didominasi oleh dorongan yang bersifat
primitif, dan animalistic (hewan). Sementara behavioristik dikritik, karena teori
ini terlalu asyik dengan penelitiannya terhadap binatang, dan menganalisis
kepribadian secara pragmentasi. Kedua teori ini di kritik, karena memandang
manusia sebagai bidak atau pion yang tidak berdaya di kontrol oleh lingkungan
dan masa lalu, dan sedikit sekali kemampuan untuk mengarahkan diri.
Teori humanistik dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam
psikologi, dan merupakan alternatif dari kedua kekuatan yang dewasa ini dominan
(psikoanalisis dan behavioris). Kekuatan yang ketiga ini dinamakan humanistik
karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik
dapat di artikan sebagai “orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia
yang unik, khususnya terkait free well (kemauan bebas) dan potensi untuk
mengembangkan dirinya”.

B. Teori Kepribadian Humanistik Menurut Abraham H. Maslow


Dalam teori humanistik, Abraham H. Maslow adalah tokoh yang menonjol
dalam psikologi humanistik. Dikarenakan Maslow berpendapat bahwa, manusia
memiliki hierarki kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan jasmaniah yang paling
asasi sampai dengan kebutuhan tertinggi yakni kebutuhan estetis.
Abraham Harold Maslow (Jess Feist & Gregory Jess Feist, 2008 : 242) lahir
pada 1 April 1908 di Brooklyn, New York . Maslow adalah anak sulung dari tujuh
bersaudara yang lahir dari imigran Yahudi Rusia. Relatif tidak berpendidikan
sendiri mereka melihat belajar sebagai kunci untuk anak-anak mereka berhasil di
tanah air baru mereka. Dengan demikian semua anak-anak mereka didorong untuk

3
belajar; Abraham anak tertua didorong sangat keras karena ia diakui sebagai
seorang intelektual di usia muda.
Adapun pokok-pokok teori psikologi humanistik yang dikembangkan oleh
Maslow adalah sebagai berikut (Koeswara, 19991 :.112-118 dan Alwisol 2005 :
252-270) :
1. Prinsip Holistik
Menurut Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme selalu
berting-kah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian
bagian atau komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur
yang terpisah tetapi bagian dari suatu kesatuan, dan apa yang terjadi pada
bagian yang satu akan mempengaruhi bagian yang lain. Pandangan
holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :
a) Kepribadian normal ditandai dengan unitas, integrasi, konsistensi,
dan koherensi. Organisasi adalah keadaan normal dan
disorganisasai adalah keadaan patologis (sakit).
b) Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya,
tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi.
c) Organisme memiliki suatu dorongan yang berkuasa, yaitu
aktualisasi diri.
d) Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat
minimal. Potensi organisme jika bisa terkuak di lingkungan yang
tepat akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.
e) Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna
dari pada penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai
fungsi psikologis yang diisolasi.
2. Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya
sendiri. Manusia adalah agen yang sada, bebas memilih atau menentukan
setiap tindakannya. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang bebas
dan bertanggung jawab.
3. Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi
sesuatu yang lain dari sebelumnya (becoming). Namun demikian

4
perubahan tersebut membutuhkan persyaratan, yaitu adanya lingkungan
yang bersifat mendukung.
4. Individu sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi.
5. Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya netral.
Kekuatan jahat atau merusak pada diri manusia merupakan hasil atau
pengaruh dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan.
6. Manusia memiliki potensi kreatif yang mengarahkan manusia kepada
pengekspresian dirinya menjadi orang yang memiliki kemampuan atau
keistimewaan dalam bidang tertentu.
7. Self-fulfillment merupakan tema utama dalam hidup manusia.
8. Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang secara hirarki
dibedakan menjadi sebagai berikut (Boeree, 2004)
a) kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
b) kebutuhan akan rasa aman (the safety and security needs)
c) kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and belonging needs)
d) kebutuhan akan harga diri (the esteem needs)
e) kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)

Para ahli psikologi humanistik mempunyai perhatian terhadap isu-isu penting


tentang eksistensi manusia, seperti : cinta, kreativitas, kesendirian dan
perkembangan diri. Mereka tidak meyakini bahwa manusia dapat mempelajari
sesuatu tentang kondisi manusia melalui penelitian terhadap binatang. Para ahli
humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat
manusia (Yusuf Syamsu, 2007:142). Mereka meyakini bahwa :

1. Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri.


2. Manusia memiliki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan
tingkah lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur
sepenuhnya oleh lingkungan.
3. Manusia adalah makhluk rasional dan sadar, tidak dikuasai oleh
ketidaksadaran, kebutuhan irrasional dan konflik.

5
Menurut Maslow (Koeswara E, 1991:119) kebutuhan manusia itu ada lima
tingkatan yaitu :

1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah sekumpulan kebutuhan dasar
yang paling mendesak pemuasannya karena berkaitan langsung dengan
pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup. Kebutuhan-kebutuhan
dasar fisiologis itu antara lain kebutuhan akan makanan, air, udara, aktif,
istirahat, keseimbangan temperature, seks dan kebutuhan akan stimulasi
sensoris. Karena merupakan kebutuhan yang paling mendesak maka
kebutuhan-kebutuhan fisiologis akan paling didahulukan pemuasannya
oleh individu.
2. Kebutuhan akan rasa aman.
Apabila kebutuhan fisiologis individu telah terpuaskan maka dalam diri
individu akan muncul satu kebutuhan lain sebagai kebutuhan yang
dominan dan menuntut pemuasan, yakni kebutuhan akan rasa aman. Yang
dimaksud Maslow dengan kebutuhan akan rasa aman ini adalah sesuatu
kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman,
kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungan. Maslow
mengemukakan bahwa kebutuhan akan rasa aman ini sangat nyata dan
bisa diamati pada bayi, anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua
karena ketidakberdayaan mereka.
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki.
Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki ini adalah suatu kebutuhan
yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan
emosional dengan individu lain, baik dengan sesama jenis maupun dengan
lawan jenis, di lingkungan keluarga maupun lingkungan di masyarakat.
Bagi individu-individu keanggotaan dalam anggota kelompok sering
menjadi tujuan yang dominan dan mereka bisa menderita kesepian,
terasing dan tak berdaya apabila keluarga, teman dan pasangan hidup atau
pacar meninggalkannya.
4. Kebutuhan akan rasa harga diri.

6
Kebutuhan keempat yaitu kebutuhan akan rasa harga diri oleh Maslow
dibagi menjadi dua bagian yakni yang pertama adalah penghormatan atau
penghargaan dari diri sendiri, dan bagian yang kedua adalah penghargaan
dari orang lain. Bagian pertama mencakup hasrat untuk memperoleh
kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, kemadirian, dan
kebebasan. Individu ingin mengetahui yakin bahwa dirinya berharga serta
mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya. Adapun bagian
kedua meliputi antara lain prestasi. Dalam hal ini individu butuh
penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri merupakan
kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini
akan muncul setelah kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah
terpenuhi atau terpuaskan dengan baik. Maslow menandai kebutuhan aka
aktualisasi diri sebagai hasrat indivdu untuk menjadi orang yang sesuai
dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya. Atau hasrat individu
untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi
yang dimilikinya.

Sebagai tambahan bagi lima kebutuhan konatif ini, Maslow (Jess Feist &
Gregory Jess Feist, 2008 : 247) juga mengidentifikasikan tiga kebutuhan dari
kategori yang lain yaitu : kebutuhan estetis, kebutuhan kognitif, dan kebutuhan
neurotik.

1. Kebutuhan Estetis
Tidak seperti kebutuhan konatif, kebutuhan estetis tidak bersifat
universal, karena hanya segelintir orang disetiap budaya termotivasi oleh
kebutuhan akan keindahan dan pengalaman-pangalaman yang
menyenangkan secara estetis. Orang dengan kebutuhan estetis kuat
menginginkan lingkungan sekeliling yang indah dan teratur, dan jika
kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi , mereka akan menjadi sakit
karena kebutuhan konatifnya terhambat.
2. Kebutuhan kognitif

7
Sebagian besar orang memiliki keinginan-keinginan untuk mengetahui
sesuatu, memecahkan misteri, memahami sesuatu, dan ingin menyelidiki
sesuatu. Maslow (1970) menyebut keinginan-keinginan ini dengan
sebutan kebutuhan kognitif. Maslow (1968, 1970), percaya bahwa pribadi
yang sehat ingin tahu lebih banyak, berteori sesuatu, menguji hipotesis,
memecahkan misteri atau menemukan bagaimana sesuatu bekerja hanya
demi kepuasan mengetahui itu saja.
3. Kebutuhan Neurotik
Khusus kebutuhan-kebutuhan neurotik, dia mengarah hanya kepada
stagnasi dan patologi tertentu ( Maslow,1976). Menurut devinisinya
kebutuhan neorotik bersifat non produktif. Kebutuhan ini hanya
mendesakkan terus menerus gaya hidup tidak sehat dan tanpa nilai dalam
perjuangan mereka untuk aktualisasi diri.

Maslow (Yusuf Syamsu, 2007:161) berpendapat bahwa seseorang akan


memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk
mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self-actualizing person). Dia
mengemukakan teori motivasi bagi self-actualizing person dengan
nama metamotivation, meta-needs, B-motivation atau being values (kebutuhan
untuk berkembang). Seseorang yang telah mampu mengaktualisasikan dirinya
dirinya tidak termotivasi untuk mengejar sesuatu (tujuan) yang khusus, mereduksi
ketegangan, atau memuaskan suatu kekurangan. Mereka secara menyeluruh
tujuannya akan memperkaya, memperluas kehidupannya dan mengurangi
ketegangan melalui bermacam-macam pengalaman yang menantang. Dia
berusaha untuk mengembangkan potensinya secara maksimal, dengan
memperhatikan lingkungannya. Dia juga berada dalam keadaan yang menjadi
baik yaitu spontan, alami, dan senang mengekspresikan potensinya secara penuh.

Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya,


dia namai D-motivation atau deficiency. Tipe motivasi ini cenderung mengejar
hal yang khusus untuk memenuhi kekurangan dalam dirinya, seperti mencari
makanan untuk memenuhi rasa lapar. Ini berarti bahwa kebutuhan khusus (lapar)
untuk tujuan yang khusus (makanan) menghasilkan motivasi untuk memperoleh

8
sesuatu dirasakannya kurang (mencari makanan). Motif ini tidak hanya
berhubungan dengan kebutuhan fisiologis, tetapi juga rasa aman, cinta kasih, dan
penghargaan.

Terkait dengan metaneeds, Maslow selanjutnya mengatakan bahwa kegagalan


dalam memuaskan akan berdampak kurang baik individu, sebab dapat
menggagalkan pemuasan kebutuhan yang lainnya, dan juga melahirkan
metapatologi yang dapat merintangi perkembangannya. Metapalogi
merintangi self-actualizers untuk mengekspresikan, menggunakan, memenuhi
potensinya, merasa tidak berdaya, dan depresi. Individu tidak mampu
mengidentifikasi sumber penyebab khusus dari masalah yang dihadapinya dan
usaha untuk mengatasinya .

Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik


Kelebihan Teori Humanistik
1. Selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis,
partisipatif-dialogis dan humanis.
2. Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan
berpendapat, kebebasan mengungkapkan gagasan.
3. Keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-
lebih adalah kemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta
didik yang tentunya mempunyai pandangan yang berbeda-beda.

Kelemahan Teori Humanistik


a. Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah.
b. Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang
telah berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
c. Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis.

9
Tujuan Pendekatan Humanistik
1. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima
keadaannya menurut apa adanya. “Saya adalah saya”.
2. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan
serta pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang
sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan
meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh
individu dalam proses aktualisasi dirinya.
4. Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang
mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teori humanistik berkembang sekitar tahun 1950-an sebagai teori yang
menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan humanistik
terhadap dua teori ini adalah bahwa kedua-duanya bersifat “dehumanizing”
(melecehkan nilai-nilai manusia). Teori humanistic dipandang sebagai “third
force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternative dari kedua
kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan
yang ketiga ini dinamakan humanistic karena memiliki minat yang eksklusif
terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi
teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan
free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya”

Teori Humanistik Abraham Maslow meyakini bahwa manusia memiliki


potensi di dalam dirinya untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau
menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya,
mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah, dan tekanan sosial
lainnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. https://binham.wordpress.com/2012/04/13/teori-kepribadian-humanistik/
2. http://ekosujadi-bintan.blogspot.com/2011/02/teori-kepribadian-humanistik-
abraham.html
3. https://www.academia.edu/34562934/TEORI_HUMANISTIK_ABRAHAM_
MASLOW
4. http://hikmatunnailah.blogspot.com/2012/11/teori-kepribadian-
humanistik.html
5. https://ebekunt.wordpress.com/2009/06/30/kepribadian-menurut-paradigma-
humanistik/
6. https://retnowulandarii.wordpress.com/2015/07/02/makalah-teori-
kepribadian-humanistik-abraham-maslow/

12

Anda mungkin juga menyukai