Anda di halaman 1dari 23

Kepribadian Manusia

dalam Berbagai Perspektif


Tuhan menciptakan manusia dengan beragam
watak dan karakter. Hampir tak mungkin
manusia mempunyai tipe kepribadian yang
sama persis satu sama lain, bahkan anak
kembar pun biasanya memiliki kepribadian
yang berbeda. Kepribadian inilah yang
kemudian menentukan sifat dan perilaku
seseorang.
Kepribadian berhubungan erat dengan karakter diri
dan tingkah laku. Kadang kita menemui tingkah
laku seseorang yang menjengkelkan. Lalu kita
menilai bahwa orang itu memiliki kepribadian yang
nggak jelas. Kadang pula kita menemukan orang
yang suka menolong. Lalu kita menilai bahwa orang
itu memiliki kepribadian yang baik. Kepribadian
diekspresikan melalui perilaku keseharian. Orang
lain menilai kepribadian dari apa yang ia lihat.
Pengertian Kepribadian
♦ Koentjaraningrat mendeskripsikan kepribadian sebagai ciri-ciri dan watak
yang diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen sehingga seseorang
memiliki identitas yang khas dan berbeda dari individu lainnya.
♦ Yinger mengatakan bahwa kepribadian merupakan keseluruhan perilaku
dari individu dengan kecenderungan tertentu dalam situasi tertentu.
♦ Roucek dan Warren mendefinisikan kepribadian sebagai ogranisasi faktor-
faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.
♦ Theodore R. Newcombe mengartikan kepribadian sebagai predisposisi
atau pengorganisasian sikap yang dimiliki individu sebagai latar belakang
perilaku.
♦ Sutherland dkk mendefinisikan kepribadian sebagai abstraksi individu dan
tingkah lakunya dalam hubungannya dengan masyarakat dan kebudayaan.
Kepribadian adalah ciri dalam diri
seseorang yang diekspresikan
melalui prilaku dan tingkah laku
keseharian dalam situasi sosial
tertentu.
Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan
kadang-kadang disamakan dengan kepribadian. Konsep-konsep yang
berhubungan dengan kepribadian adalah :
a. Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan
menonjolkan nilai (banar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun
implisit.
b. Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat
dengan determinan biologis atau fisiologis.
c. Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang senada atau sama terhadap
sekolopok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu (relatif)
lama.
d. Type attribute (ciri), mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli
yang lebih terbatas.
e. Habit (kebiasaan), merupakan respon yang sama dan cenderung berulang
untuk stimulus yang sama pula (Alwisol, 2005).
Faktor Pembentuk Kepribadian
Dalam pembentukan kepribadian, terdapat beberapa faktor yang
memengaruhinya sebagai berikut:
1. Warisan biologis Warisan biologis ini muncul dari genetik atau keturunan.
Misalnya, bentuk tubuh tinggi atau pendek, kurus atau gemuk. Bahkan,
dari beberapa penelitian, sebagian penyakit dan watak tertentu juga
diwariskan kepada anak-anak di dalam suatu garis keturunan.
2. Lingkungan fisik/alam Lingkungan tempat seseorang tinggal juga
berpengaruh kepada kepribadian individu. Seseorang yang tinggal di alam
tropis lazimnya berbeda kepribadiannya dengan yang tinggal di padang
pasir.
Faktor Pembentuk Kepribadian
3. Kebudayaan masyarakat setempat Kebudayaan yang berpengaruh dalam
pembentukan kepribadian dapat berupa budaya khusus daerah atau etnis
tertentu, cara hidup yang berbeda antara desa dengan kota, dan lain sebagainya.
Selain itu, kelas sosial, agama, dan pekerjaan masing-masing individu juga
berpengaruh membentuk watak dan personalitas seseorang.
4. Pengalaman kelompok Kepribadian juga dipengaruhi dari hubungan sosial dan
pengalaman kelompok, misalnya dengan siapa seseorang bergaul dan
berinteraksi, dan lain sebagainya.
5. Pengalaman unik Setiap orang memiliki pengalaman unik masing-masing yang
memengaruhi kepribadiannya. Setiap pengalaman tersebut pasti berbeda.
Kendati kejadiannya sama, namun selalu ada makna dan penafsiran berbeda
terkait pengalaman tersebut. Pembentukan Kepribadian Dipengaruhi Media
Sosialisasi Pembentukan kepribadian dalam tinjauan sosiologi dipengaruhi oleh
media-media sosialisasi yang ada dalam hidup individu.
Beberapa Perspektif dalam Melihat Kepribadian

Psikologis

Agama Kepribadian Filosofis

Sosiologis
Perspektif Psikologis
• Dalam perspektif psikologi manusia sebagai pelaku aktif dalam interaksi
dengan lingkungannya (Homo Ludens). Manusia merupakan makhluk hidup
yang dapat berperan sebagai subjek maupun objek. Manusia merupakan
makhluk hidup yang sangat menarik sekaligus rumit. Dalam pandangan
psikologis manusia dilihat dari dimensi psikisnya atau jiwanya.
• Terdapat berbagai aliran dalam melihat manusia dalam perspektif
psikologis, di antaranya adalah:
1. Psikoanalisa
2. Behaviorisme
3. Humanisme
4. Transpersonal
1. Psikoanalisa (Sigmund Freud 1856- 1939)

• Freud mengemukakan bahwa pengalaman mental manusia diibaratkan


seperti gunung es yang terapung di samudra, dimana permukaan yang
tampak jauh lebih kecil dari permukaan yang terbenam. Permukaan gunung
es yang terlihat di ibaratkan kesadaran mental manusia yang disadari
sedangkan permukaan es yang terbenam merupakan ketidaksadaran
mental manusia yang berupa pikiran pikiran kompleks, keinginan yang
secara tidak sadar mempengaruhi tingkah lakunya.
• Freud membagi sadar dan tidak sadar ini menjadi tiga sistem kejiwaan
yaitu: Id, Super ego, dan Ego.
2. Behaviorisme (Jhon Broade 1878- 1959)

• Manusia merupakan hasil dari kondisi kondisi yang mempengaruhinya dari lingkungan di
sekitarnya. Behaviorisme memandang manusia hanya dari badaniah. Adapun semboyan
dari orang orang yang mempercayai aliran behaviorisme yaitu “The trust is in the making”.
Kebenaran adalah apa yang dapat dibuktikan dengan tindakan atau perlakuan dan
menguntungkan. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku manusia ditentukan oleh
lingkungan luar dan situasi tertentu. Aliran ini juga berkontribusi pada ditemukannya asas
asas perubahan perilaku dalam modifikasi perilaku.
• Perubahan perilaku dibentuk berdasar komodifikasi dalam hukum penguatan sebagai
berikut:
1. Classical conditioning
2. Law of effect
3. Operant conditioning
4. Modelling
3. Humanisme (Abraham Maslow)

• Menurut aliran humanisme ini bahwa manusia memiliki dasar yang baik dan
kebebasan. Aliran humanisme tidak setuju pada aliran sebelumnya yaitu aliran
Freud tentang gagasan bahwa perilaku dan pribadi manusia diatur oleh alam
bawah sadar, begitu juga dengan aliran behavioris yang menyatakan bahwa
kepribadian manusia dipengaruhi oleh lingkungan.
• Humanisme mengakui pengalaman masa lalu mempengaruhi kepribadian
manusia, namun melalui kedudukan. Maslow dalam aliran humanisme ini
memunculkan hirearki yang sangat dikenal dengan Hirearki kebutuhan dasar
Maslow. Dalam teori Maslow terdapat lima jenjang kebutuhan dasar manusia yang
disusun secara bertingkat dengan menentukan kebutuhan mana yang lebih tinggi
dibandingkan kebutuhan lainnya:
Terdapat lima jenjang kebutuhan dasar manusia menurut Maslow

Self
Actualization

Esteem Needs

Belonging and Love Needs

Security Needs

Survival Fisiologis
4. Transpersonal

• Psikologi transpersonal memiliki kepedulian pada kajian tentang


kemanusiaan, potensi tertinggi, dan memahami potensi luhur kemanusiaan
dengan fenomena tentang spiritual sebagai sebuah bentuk kesadaran dari
derajat manusia. Psikologi Transpersonal memandang manusia dari dua segi
yaitu potensi luhur dan fenomena kesadaran.
Perspektif Filosofis

• Cara pandang ini melihat kepribadian berdasar hakikat yang dikemukakan


oleh aliran-aliran filsafat. Sebenarnya bagaimana cara pandang filosofis
dalam melihat kepribadian manusia tidak bisa dilepaskan dari aliran-aliran
besar filsafat manusia, yaitu
1. Materialisme
2. Idealisme
3. Vitalisme
4. Eksistensialisme
1. Materialisme

• Materialisme adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan,


termasuk esensi manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari
kenyataan fisik atau material adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu,
memilki keluasan (res extensa), dan bersifat objektif. Aliran ini menolak
keberadaan dari alam spiritual atau jiwa. Materialisme hanya akan
menerima segala penjelasan yang berdasarkan pada data-data yang
bersifat inderawi.
2. Idealisme

• Idealisme merupakan kebalikan dari materialisme. Aliran ini berpendapat


bahwa kenyataan yang sesungguhnya adalah spiritual atau jiwa. Esensi dari
kenyataan spiritual adalah ide atau berpikir (res cognitans). Kekuatan atau
kenyataan spiritual tidak bisa diukur atau dijelaskan berdasarkan pada
pengamatan empiris, sehingga digunakan metafor-metafor kesadaran
manusia.
3. Vitalisme

• Vitalisme adalah paham di dalam filsafat yang beranggapan bahwa


kenyataan sejati pada dasarnya adalah energi, daya, kekuatan, atau nafsu
yang bersifat irrasional atau tidak rasional. Vitalisme percaya bahwa seluruh
seluruh aktivitas atau perilaku manusia pada dasarnya merupakan
perwujudan dari energi-energi atau kekuatan-kekuatan yang tidak rasional
dan instingtif.
4. Eksistensialisme

• Istilah eksistensi berasal dari kata existere (eks = keluar, sistere = ada atau berada).
Dengan demikian, eksistensi memiliki arti sebagai “sesuatu yang sanggup keluar
dari keberadaannya” atau “ sesuatu yang mampu melampaui diri sendiri”. Hanya
manusia yang sanggup keluar dari dirinya, melampaui keterbatasan biologis dan
lingkungan fisiknya, berusaha untuk tidak terkungkung oleh segala keterbatasan
yang dimilikinya. Masalah kebebasan dan kehidupan yang otentik oleh
eksistensialisme dianggap sebagai dua masalah yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia. Manusia diyakini sebagai makhluk yang bebas dan kebebasan
itu adalah modal dasar untuk hidup sebagai individu yang otentik dan bertanggung
jawab.
Perspektif Sosiologis

• Cara pandang sosiologis melihat manusia dalam konteks hidup bersama,


yakni masyarakat. Sebagai makhluk sosial maka manusia merupakan
mahkluk yang berhubungan secara timbal-balik dengan manusia lain.
Dalam sosiologi, mahkluk sosial adalah sebuah konsep ideologis dimana
masyarakat atau struktur sosial dipandang sebagai sebuah "organisme
hidup". Semua elemen masyarakat atau organisme sosial memiliki fungsi
yang mempertahankan stabilitas dan kekompakan dari organisme. Dengan
kata lain, manusia tergantung satu sama lainnya untuk menjaga keutuhan
masyarakat.
• Dalam perspektif sosiologis manusia dilihat berdasar aliran-aliran besar
dalam teori sosiologi, seperti: Teori Fungsionalisme Struktural, Teori Konflik,
Teori Pertukaran, Teori Dramaturgi, Teori Interaksionisme Simbolik, Teori
Marxian, Teori Neomarxian, Teori Strukturalisme, Teori Poststrukturalisme,
Teori Modernisme, Teori Postmodernisme, Teori Kritis, Teori Konstruksi
Sosial, Teori Feminisme, Teori Globalisasi, Teori Pembangunan, Teori
Ketergantungan, Teori Konsumsi, Teori Jejaring Aktor, dan Teori Sistem.
Perspektif Agama

• Kepribadian manusia ditinjau dari perspektif agama merupakan cara


pandang yang melihat manusia berdasar parameter norma agama tertentu.
Karena agama lekat dengan kredo atau keyakinan pemeluknya maka
konseptualisasi yang dibangun akan merujuk pada dogma atau ajaran yang
diyakininya. Namun demikian terdapat titik temu dari semua agama dalam
memandang manusia, yakni manusia dipandang sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang karena itu dalam menjalankan kehidupannya (termasuk
perilaku dan kharakternya) diatur berdasar norma dan dogma dari entitas
agama itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai