*Awal Perkembangan*
Perkembangan teori psikologi humanistik berkembang sekitar tahun 1950-an sebagai
suatu teori yang menentang teori lain yang lebih dulu ada seperti teori – teori
psikoanalisis klasik dan behavioristik. Teori humanistik menyatakan bahwa kedua
teori tersebut bersifat melecehkan nilai – nilai manusia atau berlawanan dengan
nilai – nilai kemanusiaan. Teori humanistik mengkritik teori psikososial freud
karena dalam teorinya, Freud menyatakan bahwa tingkah laku manusia didominasi oleh
dorongan yang bersifat primitif dan bersifat hewani.
Sedangkan teori belajar behavioristik mendapat kritikan karena terlalu fokus dengan
penelitian terhadap binatang dan menganalisis kepribadian secara terpisah. Kesamaan
kedua teori ini yang membuat munculnya teori humanistik adalah bahwa keduanya
memandang manusia hanya sebagai budak yang tidak berdaya yang dikontrol oleh
lingkungan serta masa lalu, dan memiliki sangat sedikit kemampuan untuk mengatur
diri sendiri.
*Pengertian*
Dalam ilmu psikologi, teori humanistik dipandang sebagai alternatif kekuatan ketiga
dari kedua kekuatan teori yang sepanjang sejarah selalu menjadi teori yang dominan
yaitu psikoanalisis dan behavioristik. Teori ini dinamakan humanistik karena
memfokuskan diri secara khusus pada tingkah laku manusia.
Menurut *Yusuf Syamsu* (2007, 141) teori humanistik dapat diartikan sebagai
orientasi bersifat teoritis yang menekankan kepada keunikan kualitas manusia
khususnya berhubungan dengan free will atau kehendak bebas dan potensi untuk
mengembangkan diri.
Isu -isu penting tentang eksistensi manusia menjadi perhatian penting para ahli
psikologi humanistik, teori belajar menurut para ahli seperti aspek cinta,
kreativitas, kesendirian dan perkembangan diri. Para ahli humanistik tidak
mempunyai keyakinan bahwa manusia bisa mempelajari sesuatu dengan melakukan
penelitian terhadap binatang. Para ahli teori humanistik meyakini beberapa hal
yaitu:
Maslow menyatakan bahwa manusia bertingkah laku untuk memenuhi kebutuhan yang
sifatnya hierarkis. Adanya rasa takut pada diri masing – masing individu sekaligus
juga adanya dorongan untuk menjadi lebih maju dan memaksimalkan potensinya, percaya
diri menghadapi dunia luar dan juga bisa menerima dirinya sendiri.
*Hierarki Kebutuhan Maslow*
Maslow menyusun suatu hierarki kebutuhan manusia, yang menggunakan susunan piramida
untuk menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar yang memotivasi satu individu,
yaitu:
- Tingkat kedua
Kebutuhan tingkat berikut akan muncul apabila kebutuhan tingkat pertama telah
terpenuhi. Kebutuhan akan adaya keselamatan, keamanan, dan bebas dari ancaman
bahaya atau resiko kerugian berupa jaminan keselamatan dari lingkungannya.
- Tingkat ketiga
Kebutuhan untuk mencintai dan memiliki seseorang yang cakupannya untuk membina
keintiman atau kedekatan dengan orang lain, persahabatan, dan adanya dukungan.
Kebutuhan ini akan mendorong individu untuk menjalin hubungan secara afektif dan
emosional dengan individu lainnya, baik lawan jenis ataupun sesama jenis, dalam
lingkungan keluarga maupun di dalam masyarakat.
- Tingkat keempat
Kebutuhan yang berkaitan dengan harga diri, berupa kebutuhan untuk mendapatkan rasa
hormat dan penghargaan dari diri sendiri dan juga dari orang lain. Seseorang perlu
mengetahui bahwa dirinya berharga dan dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada
dalam kehidupannya.
- Tingkat tertinggi
Berupa aktualisasi diri yaitu individu yang telah mencapai pemenuhan semua
kebutuhan dan telah mengembangkan potensi dirinya secara keseluruhan, adanya
kebutuhan akan kecantikan, kebenaran dan keadilan sesuai dengan keinginan dan
potensi yang dia miliki. Individu yang sudah mencapai tahap aktualisasi diri
berarti telah menjadi manusia seutuhnya dan mampu memenuhi kebutuhan – kebutuhan
yang bagi orang lain tidak pernah terlihat.
Maslow menyimpulkan bahwa kebutuhan dasar yang berada di tingkat paling bawah dari
piramida ini akan mendominasi perilaku setiap individu sampai kebutuhan – kebutuhan
tersebut terpenuhi pada setiap tingkatannya, dan lalu kebutuhan pada setiap tingkat
diatasnya akan menjadi dominan ketika kebutuhan di bawahnya telah terpenuhi.
Perbedaan pada setiap individu terletak pada motivasi untuk melakukan sesuatu yang
tidak selalu merupakan hal yang stabil di sepanjang hidupnya. Lingkungan hidup yang
terganggu dapat menyebabkan motivasi menurun ke tingkat yang lebih rendah.
√ Kebutuhan estetis
√ Kebutuhan kognitif
√ Kebutuhan neurotik
1. Organisme
Menurut Rogers, organisme adalah makhluk fisik yang ada dengan semua fungsinya baik
fungsi fisik maupun psikis. Organisme merupakan tempat terjadinya semua pengalaman
yang merupakan persepsi seseorang tentang kejadian yang terjadi di dalam dirinya
sendiri dan juga di luar dunianya.
Keseluruhan dari pengalaman yang didapatkan baik itu sadar maupun tidak akan
membangun medan fenomenal seseorang yang tidak akan diketahui oleh orang lain
kecuali melalui inferensi empatik yang tidak sempurna. Dengan demikian, hal ini
menunjukkan bahwa perilaku manusia bukan merupakan fungsi atau pengaruh dari
kenyataan luar atau rangsangan dari lingkungan, melainkan berupa realitas subjektif
atau medan fenomenal.
2. Self
Dikenal dengan “self concept” atau konsep diri, diartikan oleh Rogers sebagai
persepsi tentang karakteristik ‘I’ atau ‘me’ dan persepsi mengenai hubungan ‘i’
atau ‘me’ dengan orang lain dan berbagai aspek kehidupan, termasuk juga dengan
nilai – nilai yang berhubungan. Pokok utama ini juga ditafsirkan sebagaai keyakinan
tentang kenyataan, keunikan dan kualitas dari tingkah laku itu sendiri. Adanya
konsep diri berarti merupakan gambaran mental yang terbentuk mengenai diri sendiri.
Hubungan antara ‘Self concept’ dengan organisme bisa terjadi melalui dua
kemungkinan, yaitu ‘congruence’ yang berarti hubungan mengandung kecocokan, dan
‘incongruence’ yang berarti terjadi ketidak cocokan yang keduanya menentukan
perkembangan kematangan, penyesuaian dan kesehatan mental individu.
#SyahMP
#Menurutpsikologi
#Meaningfulpschology