Anda di halaman 1dari 10

Teori Kebutuhan Maslow – Pengertian – Konsep

Seorang psikolog Humanistik bernama Abraham Maslow mengembangkan


teori kepribadian yang mampu memberikan pengaruh terhadap banyak bidang
keilmuan. Maslow mengembangkan teori yang memiliki tingkat kepraktisan
yang tinggi sehingga mudah dipahami. Teori ini disebut juga dengan teori
Maslow. Teori ini menggambarkan tentang realitas. Isi dari teori ini dapat
dipahami dengan mudah karena memuat fitur dari pengalaman atau perilaku
manusia yang pernah dialami namun tidak pernah dimasukkan dalam kata- kata.
Maslow merupakan seorang psiokolg humanistik dimana humanis tidak percaya
bahwa manusia dirangsang oleh kekuatan mekanik, naluri sadar (psikoanalisis),
atau kebiasaan (behaviorisme). Humanis memiliki fokus pada potensi. Manusia
memiliki batas batas diri dan potensi diri untuk menggapai capaian pada
tingkatan tertentu atas usaha atau kemampuan. Manusia memiliki kreativitas
untuk mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Maslow menyebut orang yang
berada di tingkatan tertingginya dengan sebutan “orang aktualisasi diri”.

Teori yang dikemukakan oleh Maslow yaitu teori hierarki kebutuhan dasar
manusia menjadi dasar dari perkembangan keilmuan lain yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Pemenuhan kebutuhan dasar
dibagi menjadi suatu tingkatan tertentu yang memprioritaskan kebutuhan
manusia dari yang paling dasar. Berikut penjelasannya tentang maslow dan
teorinya. 

Profil Abraham Maslow


Abraham Harold Maslow (1908- 1970) merupakan orang Amerika dan
seorang psikolog. Maslow merupakan seorang profesor di Alliant International
university, Brandeis University, Brooklyn College, New School for social
Research, and Columbia University. Maslow menekankan pentingnya berfokus
pada kualitas manusia yang positif.
Sejak muda, Maslow percaya bahwa kekuatan fisik merupakan satu satunya
karakter yang kuat dari seorang pria sehingga dia melatih tubuhnya dengan
angkat beban dan berharap menjadi seorang yang berotot dan tampan. Namun
dikarenakan wajahnya yang santai dan terlihat kutu buku dia tidak bisa
mencapai keinginannya tersebut.

Maslow sangat peduli dengan pertanyaan “kenapa tidak banyak orang yang
memiliki aktualisasi diri ketika kebutuhan dasar mereka sudah terpenuhi?”
Psikolog humanistik percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat
untuk menyadari potensi mereka untuk mencapai level “aktualisasi diri”.
Maslow telah membentuk sebuah kerangka yang memberikan jalan bagi para
psikologis untuk menambahkan informasi. Maslow mempercayai bahwa
kepemimpinan tidak boleh di intervensi. Keyakinan ini yang mendasari
pemikirannya.
Maslow meninggal dunia pada tahun 1970 dikarenakan serangan jantung saat
sedang berjogging. Maslow merupakan pioner di bidang psikologis. Sebutan
humanistik psikologis merupakan sebuatan baru yang dibuat Maslow untuk
dirinya dimulai dari bagaimana memahami pikiran manusia
Konsep Teori Kebutuhan Maslow

Konsep hirearki kebutuhan manusia oleh Maslow ini pada walnya berasal dari
pengamatannya terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya
tersebut, maslow menyimpulkan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan
daripada kebutuhan lainnya. Misalnya air merupakan sumber kehidupan utama
bagi makhluk hidup. Makhluk hidup bisa bertahan dari rasa lapar dan tidak
makan, namun tidak bisa bertahan dari rasa haus dan tanpa air. Hal ini yang
disebut Maslow merupakan kebutuhan dasar yang kemudian disusun menjadi
bentuk tingkatan kebutuhan. Maslow memberikan kesimpulan bahwa kebutuhan
pada tingkat selanjutnya bisa dicapai apabila kebutuhan di tingkat bawah
tercapai. 
Menurut Maslow, pemuasan kebutuhan disorong oleh kekuatan motivasi yaitu
motivasi kekurangan (deficiency growth) dan motivasi
perkembangan (motivation growth). Motivasi kekurangan adalah upaya yang
dilakukkan manusia untuk memenuhi kekurangan yang dialami. Sedangkan
motivasi perkembangan adalah motivasi yang tumbuh dari dasar diri manusia
untuk mencapai suatu tujuan diri berdasarkan kapasitasnya dalam tumbuh dan
berkembang. Kapasitas atau kemampuan diri masing- masing orang berbeda-
beda dan merupakan pembawaan.

Hierarki Kebutuhan Maslow


Teori Kebutuhan Maslow yaitu teori hirearki kebutuhan memuat kebutuhan
dasar manusia. Manusia diposisikan sebagai makhluk yang lemah dan terus
berkembang, memiliki potensi diri untuk suatu pencapaian dan dipengaruhi oleh
lingkungan untuk dapat tumbuh tinggi, lurus, dan indah. Teori hirearki
kebutuhan Maslow memiliki lima tingkatan kebutuhan dasar. Untuk mencapai
kebutuhan dasar yang lebih tinggi, manusia tidak perlu memenuhi tingkatan
sebelumnya.
Kebutuhan dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan,
kebutuhan cinta, sayang dan kepemilikan, kebutuhan esteem, dan kebutuhan
aktualisasi diri. Hierarki kebutuhan masol ini disusun membentuk segitiga
dimana dasarnya memiliki luas yang lebih luas dan mengerucut keatas.
Tingkatan paling bawah adalah kebutuhan yang paling dasar dan berlanjut pada
tingkatan kedua ketiga dan seterusnya sampai tingkatan tertinggi di puncak
piramida. Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang teori kebutuhan dasar
Maslow, simak penjelasan berikut:

1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis yaitu terkait dengan kebutuhan tubuh secara biologis.
Kebutuhan fisiologis termasuk makanan, air, oksigen, dan suhu tubuh normal.
Kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan dasar yang menyokong kehidupan
manusia. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar pertama yang akan dicari
oleh manusia untuk mencapai kepuasan hidup. Apabila salah satu dari
kebutuhan fisiologis ini tidak didapatkan, maka akan mengganggu pemenuhan
kebutuhan dasar selanjutnya
2. Kebutuhan Keamanan
Kebutuhan dasar yang kedua adalah keamanan. Ketika kebutuhan dasar pertama
sudah terpenuhi, kebutuhan akan keamanan menjadi aktif. Kebutuhan keamanan
ini lebih banyak pada anak- anak karena kesadaran mereka terhadap batasan diri
masih kurang. Sehingga perlu adanya orang lain untuk memberikan keamanan
bagi mereka. Pada orang dewasa, kebutuhan keamanan sedikit kecuali pada
keadaan darurat, bencana, atau kegagalan organisasi dalam struktur sosial.
Adanya situasi yang tidak menyenangkan membuat orang dewasa mencari
tempat atau orang yang dapat memenuhi kebutuhan keamanannya.
3. Kebutuhan Cinta, Sayang, Kepemilikan
Ketika kebutuhan fisiologis dan keamanan sudah terpenuhi, tingkatan
selanjutnya adalah kebutuhan akan cinta, kasih sayang, dan kepemilikan.
Maslow menyatakan bahwa orang mencari cara untuk mengatasi rasa kesepian
atau kesendirian. Manusia membutuhkan rasa cinta, kasih sayang dan rasa
memiliki. Tidak hanya dicintai, namun juga mencintai yaitu memberikan
kebutuhan yang sama terhadap orang lain juga akan memenuhi kebutuhan
dasarnya sendiri.
Terdpat dua jenis cinta yaitu Deficiency atau disebut juga dengan D- Love dan
being atau B- Love. Kebutuhan cinta karena kekurangan itu termasuk D- Love
dan orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, misalnya pernikahan,
hubungan spesial, harga diri. D- Love adalah cinta yang berfokus pada diri
sendiri, yang lebih mementingkan cara memperoleh daripada cara
memberi.Sedangkan B- Love merupakan penilaian seseorang yang apa adanya
tanpa adanya keinginan untuk memanfaatkan orang tersebut. Cinta yang tidak
berniat memiliki, cinta yang memberikan dukungan pada orang lain untuk
berkembang, cinta yang memberikan dampak positif, penerimaan diri dan rasa
dicintai.
4. Kebutuhan Esteem
Kebutuhan esteem bisa termasuk kebutuhan harga diri maupun penghargaan
dari orang lain. Ketika kebutuhan pada tingkat ketiga terpenuhi makan akan
muncul kebutuhan akan esteem. Manusia memiliki kebutuhan untuk dihormati
oleh orang lain, dipercaya oleh orang lain, dan stabil diri. Ketika kebutuhan ini
sudah dicapai maka tingkat percaya diri seseorang tersebut juga akan meningkat
dan memiliki harga diri yang tinggi. Hal ini akan berpengaruh terhadap peran
sosial dan aktivitasnya dalam interaksi sosial. Apabila kebutuhan esteem ini
tidak bisa dicapai, maka orang menjadi depresi, tidak percaya diri, harga diri
rendah, dan merasa tidak berharga atau berguna.

Bentuk Harga Diri di bagi menjadi dua jenis:

 Menghargai diri sendiri: Prestasi, kepercayaan diri, kemandirian,


kebebasan, kekuatan, kemampuan, kompetensi.
 Mendapatkan penghargaan dari orang lain: Status, populer, terkenal,
dominasi, apresiasi atas kerja keras, prestise, penghargaan berupa pujian dari
orang lain, penilaian baik dari orang lain.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan selanjutnya yang perlu dipenuhi setelah keempat kebutuhan yang
lain terpenuhi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri merupakan
suatu bentuk nyata yang mencerminkan keinginan seseorang terhadap dirinya
sendiri. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai kebutuhan seseorang
untuk mencapai apa yang ingin dia lakukan. Misalnya seorang musisi harus
bermusik, seorang seniman harus melukis, seorang penari harus berlatih gerak,
dan lainnya.
Bentuk aktualisasi diri bukanlah hal yang mudah untuk dicapai karena perlunya
dukungan dari berbagai pihak. Apabila kebutuhan ini tidak bisa dicapai akan
memunculkan suatu kegelisahan, tidak tenang, tegang, merasa harga diri
kurang. Apabila kebutuhan akan rasa kasih sayang kurang, tidak dicintai, lapar,
tidak aman, maka akan mudah untuk mengetahui apa yang membuatnya gelisah.
Namun kurangnya kebutuhan aktualisasi diri sulit untuk memahami dengan
jelas apa yang seseorang inginkan.

Aktualisasi diri digambarkan Maslow sebagai berikut:

 Acceptance and Realism: Orang yang memahami dan memiliki persepsi


realistis terhadap diri mereka sendiri, orang lain serta lingkungan di sekitarnya.
 Problem centering: Memiliki rasa untuk membantu orang lain
memecahkan masalahnya, mencari solusi yang paling efektif terhadap
permasalahan. Hal tersebut terjadi meskipun permasalahan terjadi di luar diri
atau lingkungan pribadi mereka. Motivasi akan rasa tanggungjawab dan etika
sosial menjadi dasar keinginannya.
 Spontaneity: Mampu bersikap spontan baik secara pikiran maupun
perilaku. Orang dengan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain atau
lingkungan lain, aturan sosial, dan cenderung terbuka.
 Autonomy and Solitude: Orang dengan aktualisasi diri memiliki
kebutuhan akan kebebasan dan privasi yang lebih tinggi.
 Continued Freshness of Appreciation: Orang dengan aktualisasi diri
melihat dunia dengan penuh penghargaan dan kekaguman yang terus menerus.
Rasa syukur atas setiap pengalaman sekecil apapun yang didapatkan akan
menjadi sumber inspirasi dan kesenangan.
 Peak Experiences: Orang dengan aktualisasi diri memiliki puncak
maslow yang disebut suka cita. Setelah semua pengalaman yang dia dapatkan,
orang merasa terinspirasi, diperkuat, dan menjadi lebih baik.
Teori Humanistik dari Aktualisasi Diri

Poin utama dari pergerakan baru adalah untuk memberikan pengaruh yang
positif sebagai human being. Freud menyatakan bahwa psikologi sakit
merupakan sebagian dan kita harus memenuhi sebagian lagi dengan yang sehat.
Maslow mengkritik Freud, dikarenakan psikologis humanistik tidak menyadari
bahwa spiritual sebagai navigasi dari perilaku kita.
Untuk membuktikan bahwa manusia tidak buta dalam memberikan reaksi pada
situasi, tetapi keinginan untuk pencapaian yang lebih besar, Maslow belajar
tentang kesehatan mental individu daripada orang yang memiliki permasalahan
psikologis serius. Dia kemudian berfokus pada aktualisasi diri. Aktualisasi diri
pada orang mengindikasikan gejala personal yang koheren dan menunjukkan
kesehatan psikologi dan fungsinya yang optimal.

Hal ini memaparkan teorinya bahwa seseorang menikmati “peak experiences”


atau poin tertinggi dalam hidup seseorang yang merupakan kondisi harmoni
pada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Pada pandangan Maslow, orang dengan
aktualisasi diri dapat memiliki banyak peak experiences dalam

Kualitas dari Orang dengan Aktualisasi Diri


Maslow menyadari bahwa individu yang dia pelajari memiliki personaliti yang
hampir sama. Semuanya merupakan ‘reality centered’ atau bahkan ‘problem
centered’ yang berfokus pada kesulitan dalam hidup sebagai masalah yang
membutuhkan solusi. Tipe individu seperti ini akan merasa nyaman jika sendiri
dan memiliki hubungan personal yang sehat. Mereka hanya memiliki sedikit
teman.

Orang dengan aktualisasi diri berfokus pada masalah diluar diri mereka,
memiliki sense yang kuat terhadap mana yang benar dan mana yang salah,
spontan dan kreatif, dan tidak cenderung kaku terhadap peraturan sosial.
Maslow menyadari orang dengan aktualisasi diri memiliki pandangan hidup
yang lebih baik, penerimaan yang baik pada diri sendiri, orang lain, maupun
dunia, menghadapi banyak masalah dan orang yang impulsif. Orang dengan
aktualisasi diri yang baik sangatlah mandiri, dan menjadi privat ketika
membahas tentang lingkungan dan budaya mereka, khususnya perkembangan
diri dalam potensi dan inner resources pada dirinya.

Menurut Maslow orang dengan aktualisasi diri memiliki kualitas sebagai


berikut:

1. Truth : jujur, cantik, polos, bersih, relality.


2. Goodness : kebenaran, kejujuran, uprightness, desirability, benevolence.
3. Beauty : perfection, completion, aliveness, rightness, wholeness.
4. Wholeness : terorganisasi, unity, sinergi, simplicity, terstruktur.
5. Dikotomi : resolution, acceptance, transcendence , contradictions,
opposites.
6. Aliveness : spontan, self- functioning, self- regulation.
7. Unique : individuality, novelty, non comparability.
8. Perfection : semuanya benar, tidak ada yang kurang.
9. Necessity : yakin pada jalannya dan tidak mudah terpengaruh dengan hal
hal kecil.
10. Completion : ending, fullfillment, justice.
11. Justice : adil, tidak memihak, tidak setengah- setengah.
12. Order : sesuai aturan dan hukum, terencana.
13. Simplicity : abstrak, bluntness.
14. Richness : totalitas, complexity, differentiation.
15. Effortlessness : tidak terkekang, ease.
16. Playfullness : fun, joy, amusement.
17. Self- sufficiency : mandiri, memiliki keyakinan diri, autonomy.
Orang yang dapat mencapai aktualisasi diri akan mencapai kriteria tersebut
sebagai cerminan seseorang yang baik secara individu baik pikiran maupun
perilaku dan baik secara sosial hubungan dengan orang di sekitarnya. orang
dengan aktualisasi diri lebih mampu mengendalikan diri dan menyesuaikan diri
dengan situasi yang ada, serta mampu menempatkan diri dan memberikan
keputusan yang terbaik dalam suatu situasi.

Psikologi Humanistik

Kebanyakan psikologis sebelum Maslow berfokus pada kondisi abnormal dan


sakit. Maslow memiliki keinginan agar orang mengetahui kebutuhan dasar
mereka yang dapat meningkatkan kebutuhan dan aktualisasi diri. Psikologi
humanistik melahirkan beberapa terapi yang berbeda, semua terapi yang
dihasilkan mengarahkan pada perkembangan inner resources dan kesembuhan
yang membantu melepaskan kesulitan individu. Terapi yang paling terkenal
yaitu client-centered therapy yang dikembangkan oleh Carl Rogers.
Prinsip dasar dari psikologis humanistik yaitu :
1. Seseorang menunjukkan fungsi diri merupakan aspek yang signifikan.
2. Untuk mempunyai mental yang sehat, individu perlu bertanggungjawab
terhadap aksi yang mereka lakukan, meskipun aksi tersebut positif atau negatif.
3. Menjadi seseorang yang berguna. Meskipun telah melakukan aksi yang
negatif namun tidak mengurangi nilai dirinya.
4. Tujuan hidup adalah perkembangan personal dan pengertian atau
pemahaman. Dari self- improvement dan self- understanding yang konstan
seseorang akan menjadi bahagia.
Client- centered therapy yaitu terapi yang memfasilitasi klien untuk
mengaktualisasikan dirinya, membangun perkembangan diri dan pemenuhan
kebutuhan dasar melalui penerimaan, empati, dan pemahaman. Proses dari
terapi ini yaitu dengan memberikan arahan yang hati- hati untuk mengeksplor
diri klien dengan komunikasi. Roger tidak memberitahukan apa yang
seharusnya klien lakukan, namun mengarahkan klien untuk mencari jawaban
yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Teori psikologi humanistik cocok dengan orang yang mampu melihat sisi positif
dari kemanusiaan dan kepercayaan akan kebebasan terhadap apa yang dia
keinginan. Hierarki maslow juga cocok untuk topik lain seperti keuangan,
manajemen, ekonomi, bahkan sejaran atau kriminologi. Teori hirearki maslow
juga dijadikan dasar oleh beberapa keilmuan.

Peak Experiences
Disamping kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sehari- hari, Maslow
mengutarakan momen dari pengalaman yang tidak biasa sebagai ‘peak
experiences’. Peak experiences disebutkan sebagai momen dalam cinta,
pengertian, kebahagiaan, dimana seseorang merasa menyeluruh, merasa hidup,
lebih sadar tentang kebenaran, harmoni, kebaikan dan lain sebagainya. Orang
dengan aktualisasi diri memiliki peak experiences yang lebih banyak. Dalam
kata lain, ‘peak experiences’ atau suatu refleksi dari kesadaran akan potensi diri
dan menunjukkan tingginya perkembangan diri.

Hierarki kebutuhan dasar manusia yang keenam dilihat dari konsep spiritual
manusia yaitu kebutuhan akan transendental diri dimana seseorang memerlukan
kedekatan dengan Tuhan. Mahzar mengungkapkan bahwa menjelang akhir
hayat Maslow, dia menambahkan hierarki kebutuhan manusia yang keenam
yaitu kebutuhan transendental diri. Kebutuhan transendental diri merupakan
puncak kesadaran eksistensi manusia dimana secara fitrah manusia menyadari
akan adanya Tuhan dan memerlukan pertolongan-Nya. Dengan demikian,
individu yang telah mencapai level ini mengalami keseimbangan hidup dimana
hidup bukan hanya sekedar pemenuhan jasmaniah semata, tetapi unsur rohani
pun terpenuhi.
Teori Hierarki kebutuhan digambarkan sebagai sebuah piramida yang terdiri
dari lima tingkat dan bagian bawahnya lebih besar dan mengerucut ke atas.
Tingkatan paling bawah dan yang paling besar merupakan kebutuhan dasar
yang paling rendah dan titik puncak atau bagian paling atas mewakili kebutuhan
dasar paling tinggi. Maslow mengungkapkan bahwa individu berperilaku dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersifat hierarki.

Konsep teori kebutuhan Maslow merupakan pioner dan merupakan awal dari
perkembangan bidang psikologis yang lebih luas lagi. Hirearki kebutuhan dasar
manusia Maslow in ijuga kerap kali digunakan pada bidang keilmuan lain dan
menjadi dasar pemenuhan kebutuhan manusia. Piramida maslow menjadi dasar
acuan pemenuhan kebutuhan manusia. Manusia dikatakan mencapai
kesempurnaan kebagiaan dan terpenuhinya segala kebutuhan hidupnya dapat
dilihat dari piramida Maslow.

Pemenuhan kebutuhan berdasarkan Teori Kebutuhan Maslow tidak hanya


berasal dari diri sendiri namun merupakan kesatuan hasil dari interaksi
seseorang dengan lingkungan disekitarnya dan juga mencakup kebutuhan
interaksi antar manusia dan hubungan yang baik. Untuk dapat mengukur weel-
being seseorang, orang bisa berimprovisasi dan mengontrol kebutuhan dasarnya
ataupun dari hubungan sosial dan kebutuhan psikologi lainnya yang perlu
dikontrol.

Anda mungkin juga menyukai