PROPOSAL SKRIPSI
(18615029)
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat
(18615029)
ii
STIKes Mitra RIA Husada
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah siap disajikan di hadapan dewan penguji sebagai bagian persyaratan yang diperlukan
untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada program studi Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MITRA RIA Husada Jakarta.
Pembimbing I Pembimbing II
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal :
iii
STIKes Mitra RIA Husada
HALAMAN PENGESAHAN
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat/Sarjana
Terapan Kebidanan pada Program Studi Kesehatan Masyarakat/Sarjana Terapan Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada Jakarta.
DEWAN PENGUJI
Penguji I Penguji II
Eka Maulana Nurjanah, S.SiT, M.KM dr. H. Engkus Kusdinar Achmad, MPH
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal :
iv
STIKes Mitra RIA Husada
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Proposal ini. Penulisan
proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat STIKes Mitra RIA Husada Jakarta. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan proposal ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan proposal ini. Oleh karna itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dra. Sri Danti Anwar.,MA sebagai Ketua STIKes Mitra RIA Husada
Jakarta.
2. Imelda Diana Marsilia,.SST.,S.KM.,M.Keb sebagai Wakil Ketua I
STIKesMitra RIA Husada Jakarta.
3. Dra. Ninin Nirawati., MEd.PA sebagai Wakil Ketua II STIKes Mitra
RIA Husada Jakarta.
4. dr H. Engkus Kusdinar Achmad, MPH sebagai Kepala Program Studi
S1 Kesehatan Masyarakat dan sekaligus sebagai Pembimbing I saya,
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan
saya dalam penyusunan proposal ini.
5. Bapak Ridho M. Dhani, S.Hut, M.KKK selaku Dosen Pembimbing II
yang juga telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan proposal ini.
6. Ibu Eka Maulana Nurjanah, S.SiT, M.KM sebagai Penguji I dalam
proposal ini.
7. PT X Bekasi Jawa Barat yang telah banyak membantu dalam usaha
memperoleh data yang saya perlukan.
8. Diyanah, Fillicya, Syifa dan teman-teman yang sudah berjuang bersama
dan memberi support satu sama lain dalam penyusunan proposal ini.
v
STIKes Mitra RIA Husada
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
vi
STIKes Mitra RIA Husada
DAFTAR ISI
vii
STIKes Mitra RIA Husada
2.3.2 Nordic Body Map (NBM) ......................................................................................... 21
2.4 Profil Perusahaan ............................................................................................................. 22
2.5 Kerangka Teori ................................................................................................................ 23
BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................................................. 24
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................................. 24
3.2 Definisi Operasional......................................................................................................... 25
3.3 Hipotesis Penelitian .......................................................................................................... 26
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................................ 27
4.1 Desain Penelitian ............................................................................................................. 27
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................................... 27
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................................ 27
4.3.1 Populasi ................................................................................................................... 27
4.3.2 Sampel ..................................................................................................................... 27
4.4 Instrumen Penelitian......................................................................................................... 28
4.5 Pengumpulan Data ........................................................................................................... 28
4.5.1 Data Primer .............................................................................................................. 28
4.5.2 Pengumpulan Data Nordic Body Map ....................................................................... 28
4.5.3 Pengumpulan Data dengan Metode REBA ................................................................ 29
4.6 Pengolahan Data .............................................................................................................. 29
4.6.1 Editing ..................................................................................................................... 29
4.6.2 Coding ..................................................................................................................... 29
4.6.3 Entry ........................................................................................................................ 30
4.6.4 Cleaning ................................................................................................................... 30
4.7 Analisa Data .................................................................................................................... 30
4.7.1 Analisis Univariat......................................................................................................... 30
4.7.2 Analisis Bivariat ........................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 32
LAMPIRAN................................................................................................................................... 35
viii
STIKes Mitra RIA Husada
DAFTAR GAMBAR
ix
STIKes Mitra RIA Husada
DAFTAR TABEL
x
STIKes Mitra RIA Husada
DAFTAR LAMPIRAN
xi
STIKes Mitra RIA Husada
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah (Low Back Pain) merupakan masalah kesehatan yang
dapat berdampak pada produktivitas kerja 1. Terjadinya nyeri punggung bawah
mengakibatkan banyak waktu yang terbuang dan hal ini berdampak pada
produktivitas kerja yang menurun, sehingga perusahaan membutuhkan pekerja
pengganti 2.
Nyeri punggung bawah (Low Back Pain) terjadi di berbagai Negara. National
Safety Council melaporkan frekuensi tertinggi penyakit akibat kerja adalah nyeri
punggung bawah yaitu 22% dari 1.700.000 kasus yang banyak dialami pekerja 3. Di
Amerika Serikat prevalensi yang mengalami keluhan low back pain dalam satu tahun
berkisar 15-20% 4. Di Indonesia belum terdapat jumlah pasti mengenai data penderita
5
Low Back Pain (LBP) antara 7,6% sampai 37% . Hasil penelitian survey
pendahuluan yang dilakukan Rima tahun 2022, terdapat 60% pekerja di PT X Bekasi
Jawa Barat yang mengalami nyeri punggung bawah (low back pain).
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi nyeri punggung bawah (low
back pain) antara lain posisi kerja, aktivitas fisik, indeks massa tubuh dan masa kerja.
Hasil penelitian yang dilakukan Suryadi Iwan dan Rachmawati tahun 2020 terdapat
hubungan yang signifikan antara postur kerja dengan keluhan low back pain. Hal ini
dikarenakan postur kerja yang bersifat repetitif dan monoton dapat menyebabkan
nyeri punggung bawah karena posisi tersebut dilakukan berulang kali, selain itu
disebabkan oleh peralatan kerja yang tidak sesuai sehingga mempengaruhi postur
tubuh pekerja dalam melakukan pekerjaannya 6. Hasil penelitian Fernando, dkk tahun
2021 terdapat hubungan antara kebiasaan olahraga dengan keluhan low back pain. Hal
ini dikareakan aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai factor pelindung potensial
untuk sejumlah kondisi musculoskeletal seperi nyeri punggung bawah (low back
pain). Hal ini dikarenakan aktivitas fisik merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
aktivitas otot pada waktu tertentu. Dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga
secara teratur dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang 7. Pada penelitian Kade,
Ngurah Dwi Putra tahun 2018 ada hubungan antara indeks massa tubuh kategori
overweight dan obesitas dengan keluhan low back pain. Bahwa seseorang dengan
1
STIKes Mitra RIA Husada
indeks massa tubuh yang tergolong gemuk mempunyai risiko 2,5 lebih tinggi
dibandingkan dengan seseorang dengan indeks massa tubuh yang tergolong kurus.
Ketika berat badan berlebih, tulang belakang akan tertekan untuk menerima beban
yang akan membebani tersebut sehingga mengakibatkan mudahnya terjadi kerusakan
pada struktur tulang belakang 8. Pada penelitian AZ, Rasyidah tahun 2019 terdapat
hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan keluhan low back pain. Hal ini
dikarenakan semakin lama masa kerja seseorang maka semakin lama juga seseorang
melakukan pekerjaannya dengan posisi yang salah dan berulang, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya nyeri punggung bawah (low back pain). Dan semakin
lama seseorang terpapar factor risiko di tempat kerja maka semakin besar pula risiko
untuk mengalami nyeri punggung bawah (low back pain) 4.
PT X merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi yang
meliputi pekerjaan yaitu pembangunan gedung, renovasi, dan produksi furniture.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, prevalensi masalah
kejadian nyeri punggung bawah (low back pain) tinggi yaitu 60% pada pekerja PT X
Bekasi Jawa Barat. PT X menjadi lokasi penelitian karena kemudahan akses dan jarak
lokasi yang dekat, sehingga dapat mempermudah penulis dalam pengambilan data.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai masalah
keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) pada pekerja di PT X Bekasi Jawa
Barat Tahun 2022 untuk meminimalisir kejadian Low Back Pain (LBP).
1. Berapa presentase pekerja yang mengalami nyeri punggung bawah (Low Back
Pain)?
2. Berapa presentase pekerja yang mengalami nyeri punggung bawah (Low Back
Pain) berdasarkan posisi kerja, kebiasaan olahraga, indeks massa tubuh dan
masa kerja?
3. Apakah ada perbedaan pekerja yang mengalami nyeri punggung bawah (Low
Back Pain) berdasarkan posisi kerja, kebiasaan olahraga, indeks massa tubuh
2
STIKes Mitra RIA Husada
dan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah (Low Back Pain) pada
pekerja PT X Bekasi Jawa Barat tahun 2022?
3
STIKes Mitra RIA Husada
Penelitian ini bertopik tentang perbedaan nyeri punggung bawah (Low Back
Pain) berdasarkan posisi kerja, kebiasaan olahraga, indeks massa tubuh dan masa
kerja pada pekerja PT X Bekasi Jawa Barat tahun 2022. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian Cross Sectional dengan pendekatan kuantitatif. Responden pada
penelitian ini adalah pekerja PT X Bekasi Jawa Barat yang berjumlah 50 responden.
Data penelitian diperoleh dengan cara pengambilan data primer. Data primer
diperoleh melalui pengukuran langsung nyeri punggung bawah (Low Back Pain)
dengan Nordic Body Map (NBM) dan pengukuran risiko faktor pekerjaan dengan
menggunakan lembar Rapid Entire Body Assesment (REBA) dan data karakteristik
pekerja melalui kuesioner.
4
STIKes Mitra RIA Husada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nyeri punggung bawah ialah rasa nyeri yang dirasakan pada punggung
bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal (punggung
bawah), otot, syaraf, dan structural lainnya di sekitar daerah tersebut. Nyeri
punggung bawah dapat disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal
dari luar punggung bawah misalnya penyakit atau kelamin pada pinggang,
hernia inguinalis, kelainan pada testis atau ovarium 9.
Nyeri punggung bawah adalah sensasi pada punggung bawah mengacu
pada rasa nyeri atau sakit di manapun di daerah antara tulang rusuk bawah dan
diatas kaki. Rasa nyeri pada punggung bawah akibat dari cidera atau
ketegangan otot, atau bisa juga disebabkan oleh kondisi yang lebih spesifik,
seperti herniated disc 10.
Keluhan pada bagian-bagian otot rangka yang dirasakan oleh
seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot
menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan
dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi ligamen atau tendon
11
. Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada
saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut
akan segera hilang apabila pemberian beban dihentikan.
2. Keluhan tetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pemberian beban kerja telah dihentikan, namun rasa sakit
pada otot tersebut masih berlanjut 10.
Nyeri punggung adalah masalah yang seringkali dirasakan kebanyakan
orang dalam hidup mereka. Nyeri punggung umumnya dirasakan menjadi rasa
sakit, tegangan, atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah
buruk dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara
menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat.
5
STIKes Mitra RIA Husada
2.1.2 Penyebab Low Back Pain
Low Back Pain (LBP) ialah nyeri pada punggung bagian bawah yang
dapat diakibatkan oleh berbagai sebab antara lain karena beban berat yang
menyebabkan otot-otot yang berperan dalam mempertahankan keseimbangan
seluruh tubuh mengalami luka atau iritasi pada diskus intervertebralis dan
penekanan diskus terhadap saraf yang keluar melalui antar vertebra.
Berikut beberapa hal lain yang dapat menyebabkan nyeri punggung 12 :
1. Posisi tubuh yang salah saat mengangkat, membawa, menekan, atau
menarik sesuatu.
2. Peregangan tubuh yang berlebihan.
3. Posisi duduk yang tidak benar.
4. Membalikkan badan secara tiba-tiba.
5. Berkendara dalam waktu lama atau dalam posisi membungkuk tanpa
jeda.
6. Gerakan buruk yang dilakukan berulang-ulang dapat memicu otot
bekerja secara berlebihan 12.
Low Back Pain berdasarkan faktor penyebab menurut (Agus Hadian Rahim,
2012) dalam Irwan Bahari Rizkillah 12 diklasifikasikan menjadi:
1. Nyeri punggung spondilogenik
Nyeri tipe ini berasal dari kolumna vertebrata dan struktur-
struktur yang berkaitan dengannya, serta merupakan penyebab nyeri
6
STIKes Mitra RIA Husada
punggung paling utama. Nyeri biasanya diperberat dengan pergerakan,
dan menjadi lebih ringan dengan istirahat. Etiologi nyeri dapat berupa
suatu lesi yang melibatkan komponen vertebrata, perubahan sendi
sakroiliaka, atau yang paling sering ialah perubahan pada jaringan
lunak (diskus, ligament, otot) 12.
2. Nyeri punggung neurogenik
Nyeri neurogenik merupakan suatu sensasi nyeri yang
disebabkan adanya gangguan syaraf. Gangguan serabut saraf
merupakan penyebab utama nyeri neurogenik. Akan tetapi, perlu juga
diperhatikan penyebab-penyebab lainnya, seperti lesi patologis lain
yang sering menyebabkan kesulitan dalam menegakan diagnosis yaitu
neurofibrilima, neurilemoma, ependimoma, dan beberapa kista yang
mengenai serabut saraf. Lesi-lesi ini biasanya berada pada segmen
lumbal bagian atas, di luar jangkauan pandang pemeriksaan, dan sering
terlewatkan. Rasa nyeri berkurang apabila dilakukan istirahat 12.
3. Nyeri punggung viserogenik
Nyeri viserogenik merupakan suatu sensasi nyeri yang
disebabkan karena adanya kelainan pada organ dalam, seperti kelainan
ginjal atau tumor retroperitoneal. Nyeri punggung viserogenik tidak
diperberat dengan aktivitas dan tidak dengan istirahat 12.
4. Nyeri punggung vaskulogenik
Aneurisma aorta abdominalis atau penyakit vascular perifer
dapat menyebabkan nyeri punggung atau gejala yang menyerupai
sciatica. Nyeri punggung jenis ini diperberat saat berjalan dan
berkurang dengan berdiri diam. Nyeri dapat menjalar ke tungkai
melalui jalur saraf ischiadikus12.
5. Nyeri punggung psikogenik
Nyeri psikogenik merupakan suatu sensasi nyeri yang timbul
karena adanya gangguan psikis seperti depresi. Nyeri punggung yang
berkaitan dengan gangguan mental. Apabila seseorang sakit punggung
ia akan cemas berlebihan dan menjadi emosi, sehingga sakit punggung
yang dialami tidak kunjung sembuh. Gejala sering disertai dengan
emosi yang berlebihan 12.
7
STIKes Mitra RIA Husada
Berikut gambar struktur tulang belakang yang mengalami nyeri di bagian
punggung :
Gambar 2.1.1
Struktur tulang mengalami nyeri punggung
2.1.5 Anatomi Tulang Punggung
8
STIKes Mitra RIA Husada
Gambar 2.1.2
Anatomi Tulang Belakang
Dari gambar diatas dapat dijelaskan tulang vertebra dikelompokkan menjadi
beberapa bagian dan diberi nama sesuai dengan daerah yang ditempati yaitu vertebra
torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian belakang toraks atau dada
yang terdiri dari 12 ruas, vertebra servikalis atau ruas tulang belakang (bagian leher)
membentuk daerah tengkuk yang terdiri dari 7 buah, vertebra lumbalis atau ruas
tulang pinggang membentuk daerah lumbal yang terdiri dari 5 buah, vertebra sakralis
atau tulang klangkangan membentuk secrum dan tulang kelangkang yang terdiri dari
5 buah, vertebra kosigeus atau ruas tulang ekor yang terdiri dari 4 buah vertebra 9.
9
STIKes Mitra RIA Husada
4. Pada saat bekerja posisi duduk, jangan duduk dengan membengkokan
punggung.
5. Jangan duduk pada kursi yang tidak ada sandaran di bawah punggung.
6. Selama duduk perlu menghindari duduk tanpa sokongan lengan bawah
karena dapat menyebabkan nyeri pada bahu dan punggung 14.
Ada beberapa faktor individu yang mempengaruhi keluhan Low Back Pain
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Usia
Pada umumnya keluhan nyeri punggung bawah mulai
dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Hal ini terjadi karena
pada usia setengah baya, kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun
sehingga resiko terjadinya keluhan otot meningkat. Penelitian
menunjukkan bahwa kekuatan otot maksimal terjadinya pada saat
umur antara 20-29 tahun, selanjutnya terus terjadi penurunan sejalan
bertambahnya umur. Pada saat umur mencapai 60 tahun, rata-rata
kekuatan otot menurun sampai 20% 10.
Menurut Tarwaka (2014)10 keluhan pertama biasa dirasakan
pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan meningkat seiring
bertambahnya usia. Kekuatan maksimal otot terjadi pada saat umur 20-
49 tahun, pada umur mencapai 60 tahun rata-rata kekuatan otot
menurun sampai 20% dan dari factor lain dikarenakan sikap yang tidak
ergonomis dapat mengakibatkan terjadinya low back pain 10.
2. Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap
keluhan nyeri pinggang sampai dengan usia 60 tahun, namun pada
kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya
keluhan nyeri punggung, karena pada wanita keluhan ini sering terjadi
misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses
10
STIKes Mitra RIA Husada
menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang
akibat penurunan hormon esterogen sehingga memungkinkan
terjadinya nyeri pinggang 10.
Menurut Tarwaka (2004)10, bahwa rata-rata kekuatan otot
wanita kurang lebih 60% dari kekuatan otot pria, khususnya untuk otot
lengan, punggung dan kaki menyatakan bahwa perbandingan keluhan
otot antara pria dan wanita adalah 1 : 3 10.
4. Kebiasaan merokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang dapat
menganggu kesehatan. Semakin lama dan semakin tinggi frekuensi
merokok, semakin tinggi pula tingkat keluhan otot yang dirasakan.
Kebiasaan merokok akan dapat menurunkan kapasitas paru-paru,
sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun dan
akibatnya tingkat kesegaran tubuh juga menurun. Jika orang yang
bersangkutan harus melakukan tugas-tugas yang membutuhkan tenaga,
maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah
12
STIKes Mitra RIA Husada
rendah, pembakaran karbohidrat terhambat, terjadi tumpukan asam
10
laktat dan akhirnya timbul nyeri otot . Zat nikotin yang terkandung
dalam rokok mampu menyebabkan berkurangnya aliran oksigen dalam
darah, sehingga otot mudah lelah dan hal ini dapat menyebabkan nyeri
pada punggung.
Pada penelitian Atthariq Wahab tahun 2019 19 kebiasaan
merokok merupakan faktor yang memperngaruhi keluhan low back
pain. Hal ini dikarenakan merokok dapat menurunkan kapasitas paru-
paru, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun
dan sebagai akibatnya tingkat kesegaran tubuh juga menurun.
5. Kebiasaan olahraga
Pola hidup yang tidak aktif merupakan factor risiko terjadinya
berbagai macam penyakit, salah satunya adalah LBP. Aktivitas fisik
merupakan suatu kegiatan yang melibatkan aktivitas otot pada periode
waktu tertentu. Olahraga yang teratur dapat meningkatkan kualitas
hidup, mencegah osteoporosis dan berbagai macam otot rangka.
Departemen kesehatan RI tahun 2001 menyebutkan bahwa masyarakat
yang tidak atau kurang melakukan olahraga beresiko terkena berbagai
macam penyakit utamanya penyakit tidak menular diantaranya yang
berhubungan dengan otot dan tulang 20.
Hasil penelitian Muhammad Zulfikar Adhi, dkk tahun 2020
“Analisis Posisi Kerja menggunakan Metode Ovako Working Analysis
System (OWAS) dan Kebiasaan Olahraga Terhadap Keluhan Low
Back Pain” menunjukkan hasil bahwa pekerja memiliki kebiasaan
olahraga kurang baik sebanyak 62%. Seseorang yang mempunyai
kebiasaan olahraga kurang baik memiliki resiko keluhan low back
pain. Aktivitas fisik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan aktivitas otot pada waktu tertentu 1.
1. Posisi kerja
Posisi kerja yang tidak alamiah seperti posisi kerja yang selalu
berdiri, jongkok, membungkuk, mengangkat dan mengangkut dalam
13
STIKes Mitra RIA Husada
waktu yang lama akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyeri pada
salah satu anggota tubuh. Dari postur kerja yang tidak alamiah ini yang
menyebabkan pekerjaan mengalami keluhan low back pain terutama
pada bagian punggung, lengan, tangan, bahu, pinggul, pinggang dan
kaki 6. Posisi tubuh saat bekerja yang menyimpang dari normal dan
dilakukan secara berulang akan meningkatkan resiko terjadinya Low
Back Pain. Kriteria penilaian sikap tubuh 14:
a) Sikap tubuh normal : tegak/sedikit membungkuk 0-2- derajat
dari garis vertical.
b) Sikap tubuh fleksi sedang : membungkuk 20-45 derajat dari
garis vertical.
c) Sikap tubuh fleksi berlebih : membungkuk >45 derajat dari
garis vertical.
d) Sikap tubuh fleksi ke samping atau berputar : menekuk ke
samping kanan atau kiri atau berputar >15 derajat dari vertical
14
.
14
STIKes Mitra RIA Husada
Hasil penelitian Syuhada, dkk tahun 2018 “ Faktor Risiko Low Back
Pain Pada Pekerja Pemetik Teh di Perkebunan The Ciater Kabupaten
Subang” menyatakan bahwa pekerja dengan postur punggung tidak normal
pada saat bekerja mempunyai risiko 2,5 kali lebih tinggi mengalami low
back pain dibandingkan dengan pekerja yang postur punggung normal pada
21
saat bekerja . Pada penelitian Erwin Renaldi, dkk tahun 2015 “Hubungan
Posisi Kerja Pada Pekerja Industri Batu Bata Dengan Kejadian Low Back
Pain” terdapat hubungan yang cukup signifikan antara posisi kerja dengan
keluhan low back pain dengan hasil 40,4% pekerja memiliki posisi kerja
yang buruk. Hal ini dikarenakan posisi kerja yang tidak benar dan
dipaksakan dapat menimbulkan kelelahan pada otot sehingga kerja menjadi
tidak efisien 22.
Hasil penelitian Ayu Rahmayana, dkk tahun 2021 “Analisis Postur dan
Durasi Belajar selama Perkuliahan Daring terhadap Keluhan Low Back
Pain pada Mahasiswa Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang Tahun 2021” menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan
antara postur tubuh dengan keluhan low back pain dengan hasil 87%
memiliki kategori postur tubuh yang berisiko. Hal ini karena, postur tubuh
yang salah diakibatkan oleh letak fasilitas yang kurang sesuai. Sehingga
postur saat belajar daring yaitu sambil tiduran, berdiri, duduk dengan
sandaran seadanya, dan jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu anggota tubuh 23.
2. Masa kerja
Masa kerja yaitu lamanya seseorang bekerja pada suatu
perusahaan atau tempat kerjanya. Masa kerja yang rentan terhadap
penyakit akibat kerja adalah pekerja yang masa kerjanya 2-6 tahun.
Masa kerja atau yang berkaitan dengan lamanya seseorang bekerja di
suatu tempat akan berpengaruh dengan kondisi fisik pekerja tersebut.
Semakin lama waktu bekerja semakin atau semakin lama kerja
seseorang makan akan semakin besar pula resiko mengalami LBP.
Menurut Sari 2016 semakin lama bekerja, semakin tinggi
tingkat risiko untuk menderita nyeri punggung. Pekerja yang memiliki
15
STIKes Mitra RIA Husada
masa kerja lama >5 tahun memiliki tingkat risiko 7,26 kali lebih besar
menderita nyeri punggung dibanding dengan yang memiliki masa kerja
<5 tahun 9.
Hasil penelitian Az, Rasyidah, dkk tahun 2019 menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan
nyeri punggung bawah (low back pain) dengan nilai p value : 0,031.
Hal ini disebabkan karena semakin lama masa kerja seseorang maka
semakin lama pula terpapar dengan faktor risiko yang ada di
lingkungan kerja, dimana paparan tersebut mengakibatkan rongga
diskus menyempit secara permanen dan juga mengakibatkan
degenerasi tulang belakang yang akan menyebabkan nyeri punggung
bawah kronis 4.
24
Pada penelitian Mediana Ones tahun 2021 “Faktor yang
Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back
Pain) Pada Penenun di Desa Letneo Selatan Kecamatan Insana Barat
Kabupaten Timor Tengah Utara” menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan keluhan low back
pain dengan hasil 52,9% pekerja yang mengalami keluhan low back
pain memiliki masa kerja lama yaitu lebih dari 10 tahun. Hal ini
dikarenakan semakin lama masa kerja seseorang, semakin lama
terkena paparan di tempat kerja. Akumulasi aktivitas kerja seseorang
yang dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu yang bertahun-
tahun akan mengakibatkan gangguan pada tubuh. Tekanan melalui
fisik pada suatu kurun waktu tertentu dapat mengakibatkan
berkurangnya kinerja otot 24.
3. Beban kerja
Beban kerja adalah beban pekerjaan yang ditanggung oleh
pelakunya baik fisik, mental, maupun sosial. Beban kerja fisik adalah
pekerjaan yang membutuhkan energi fisik pada otot manusia untuk
bertindak sebagai sumber tenaga. Setiap pekerjaan menjadi beban bagi
pelakunya. Beban tersebut dapat berupa fisik, mental, sosial. Seorang
tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam kaitannya dengan
beban kerja. Mereka mungkin ada yang lebih cocok dengan beban
16
STIKes Mitra RIA Husada
kerja fisik, mental atau sosial, namun sebagai persamaan, mereka
hanya mampu memikul beban suatu berat tertentu sesuai dengan
kapasitas sewajarnya 9.
4. Sikap kerja
Sikap kerja yang sering dilakukan manusia adalah berdiri,
duduk, jongkok, membungkuk, dan lain-lain. Sikap kerja tersebut
dilakukan berdasarkan kondisi system kerja yang ada. System kerja
yang tidak sehat akan menimbulkan kecelakaan kerja, karena
melakukan pekerjaan tidak dengan posisi yang aman. Posisi kerja yang
tidak aman akan menambah risiko cidera pada otot musculoskeletal
salah satunya yaitu nyeri punggung bawah 9. Sikap kerja dengan risiko
tinggi memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami low back pain.
Pada penelitian Hanif Riningrum dan Evi Widoawati (2016)
sikap kerja berisiko tinggi mengalami keluhan low back pain. Hal ini
karena sikap duduk dengan posisi membungkuk dan menunduk terlalu
lama dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan otot-otot
menjadi spasme dan akan merusak jaringan lunak. Posisi tubuh yang
salah selama duduk membuat tekanan abnormal dari jaringan sehingga
menyebabkan rasa sakit.
1. Getaran
Getaran artinya serangkaian arus mekanis bolak-balik dan pergerakan
partikel mengitari suatu keseimbangan. Getaran yang menggunakan
frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot meningkat.
Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar,
penimbunan asam laktat meningkat, serta akhirnya timbul rasa nyeri.
Getaran berpotensi menimbulkan keluhan LBP ketika seseorang
menghabiskan waktu lebih banyak di lingkungan kerja yang memiliki
hazard getaran 20.
17
STIKes Mitra RIA Husada
2. Pencahayaan
Pencahayaan sangat berpengaruh terhadap efisiensi pekerja dalam
melaksanakan pekerjannya. Bekerja dengan pencahayaan yang buruk
akan merangsang tubuh untuk mendekati cahaya, hal ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan otot bagian atas tubuh dan
meningkatkan risiko nyeri punggung bawah 20.
3. Kebisingan
Kebisingan adalah gangguan suara atau bunyi yang tidak
dikehendaki. Intensitas kebisingan dinyatakan dengan satuan decibel
atau dB, sedangkan untuk frekuensi dinyatakan dengan satuan Hz.
Intensitas kebisingan yang dapat ditoleransi manusia selama jam kerja
yakni kurang lebih 8 jam, adalah maksimal 85dB. Berikut adalah
batasan waktu yang diperbolehkan untuk kebisingan20 :
Tabel 2.2 Batasan waktu yang diperbolehkan untuk setiap kebisingan
Waktu Decibel
8 jam 90 dB
6 jam 92 dB
4 jam 95 dB
3 jam 97 dB
2 jam 100 dB
1,5 jam 102 dB
1 jam 105 dB
30 menit 110 dB
15 menit 115 dB
Sumber : Menurut OSHA20.
4. Temperature Ekstrem
Seperti halnya dengan kebisingan, kondisi kerja yang beresiko
seperti suhu dalam ruangan yang tinggi juga berdampak pada
kesehatan. Apalagi jika kondisi tersebut berlangsung lama dan tidak
18
STIKes Mitra RIA Husada
adaa alat pengaman. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan penurunan
daya kerja sensor tubuh, aliran darah, kekuatan otot dan
keseimbangan. Selain itu, suhu yang tinggi juga dapat menyebabkan
pekerja merasa cepat lelah. Kondisi seperti ini yang berisiko
menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) 10.
19
STIKes Mitra RIA Husada
Gambar 2.3.1 Worksheet Reba
20
STIKes Mitra RIA Husada
2.3.2 Nordic Body Map (NBM)
Gambar 2.3.2
Nordic Body Map (NBM)
Melalui NBM seperti pada gambar 2.3.2 dapat diketahui bagian-bagian otot
yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman
(agak sakit) sampai sangat sakit. Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh
(NBM) seperti pada gambar 2.3.2 maka dapat diestimasi jenis dan tingkat
keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja. Cara ini sangat sederhana
namun kurang teliti karena mengandung subjektivitas yang tinggi. Untuk
menekan bias yang mungkin terjadi, maka sebaiknya pengukuran dilakukan
sebelum dan sesudah aktivitas kerja 10.
Penilaian keluhan atau nyeri dikategorikan menjadi 4 skor yaitu :
a) Skor 1 : tidak ada keluhan/nyeri atau tidak ada rasa sakit yang
dirasakan oleh responden (tidak sakit)
b) Skor 2 : dirasakan sedikit sakit adanya keluhan/nyeri pada otot skeletal
(agak sakit).
c) Skor 3 : adanya rasa sakit keluhan/nyeri pada otot skeletal (sakit).
d) Skor 4 : adanya keluhan sangat sakit/nyeri pada otot skeletal (sangat
sakit).
21
STIKes Mitra RIA Husada
Tabel 2.3 Klasifikasi Subjektivitas Tingkat Risiko Low Back Pain Berdasarkan Skor Individu
22
STIKes Mitra RIA Husada
2.5 Kerangka Teori
Berdasarkan uraian dalam tinjauan pustaka, maka didapatkan kerangka teori sebagai
berikut :
Faktor Individu :
Usia
Jenis Kelamin
Indeks Massa
Tubuh (IMT)
Kebiasaan
Merokok
Kebiasaan
Olahraga
Faktor Pekerjaan :
Posisi Kerja
Massa Kerja Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low
Sikap Kerja Back Pain)
Beban Kerja
Faktor Lingkungan :
Getaran
Pencahayaan
Kebisingan
Temperatur
Ekstrem
23
STIKes Mitra RIA Husada
BAB III
KERANGKA KONSEP
Agar penelitian ini lebih terarah sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian
yang akan dicapai, maka kerangka konsep dibuat berdasarkan variabel yang akan
diteliti yaitu variabel dependen dan variabel independen. Faktor dalam penelitian ini
yaitu posisi kerja, aktivitas fisik, indeks massa tubuh dan masa kerja. Sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah keluhan nyeri punggung bawah (Low
Back Pain).
Posisi kerja
Kebiasaan
Olahraga Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low
Indeks Massa Back Pain)
Tubuh (IMT)
Masa Kerja
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Adapun variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini, yaitu : usia, jenis kelamin,
kebiasaan merokok, beban kerja, sikap kerja, getaran, pencahayaan, kebisingan,
temperature ekstreem. Hal ini disebabkan karena variabel - variabel yang tidak diteliti
memiliki karakteristik yang relative seragam atau homogen, tidak bisa diintervensi
dan peneliti mengalami keterbatasan alat dan waktu.
24
STIKes Mitra RIA Husada
3.2 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel Dependen
1. Keluhan Nyeri Keluhan rasa nyeri, Kuesioner Mengisi 1. Tinggi (skor 71-112) Ordinal
Punggung Bawah ketegangan otot, rasa kaku NBM kuesioner 2. Rendah (skor 28-70) 25.
(low back pain) di daerah pinggang 25.
Variabel Independen
2. Posisi Kerja Postur yang dibentuk Kuesioner Pengukuran tidak Ordinal
secara alamiah oleh tubuh REBA langsung yaitu 1. Tinggi (skor 8-11+)
pekerja yang berinteraksi dengan 2. Rendah (skor 1-7) 26
dengan kebiasaan kerja mengambil foto.
maupun fasilitas yang
digunakan dalam sebuah
pekerjaan 26.
3. Kebiasaan Suatu kegiatan yang dapat Kuesioner Mengisi 1. Kurang baik (≤ 3 kali/minggu) Ordinal
Olahraga meningkatkan kesehatan kuesioner 2. Baik (≥ 3 kali/minggu)1
tubuh 1.
4. Indeks Massa Masalah kekurangan dan Timbangan Pengukuran 1. Tidak normal (IMT 25-27 kg/m2) Ordinal
Tubuh (IMT) kelebihan gizi pada dan meteran langsung 2. Normal ( IMT 18-25 kg/m2 ) 27
seseorang27.
5. Masa Kerja Lamanya responden Kuesioner Mengisi 1. Lama ( = ≥ 4 tahun) Ordinal
bekerja 28. kuesioner 2. Baru ( = ≤ 4 tahun) 28
25
STIKes Mitra RIA Husada
3.3 Hipotesis Penelitian
1. Adanya perbedaan nyeri punggung bawah (low back pain) berdasarkan posisi
kerja pada pekerja PT X Bekasi Jawa Barat Tahun 2022.
2. Adanya perbedaan nyeri punggung bawah (low back pain) berdasarkan
kebiasaan olahraga pada pekerja PT X Bekasi Jawa Barat Tahun 2022.
3. Adanya perbedaan nyeri punggung bawah (low back pain) berdasarkan indeks
massa tubuh pada pekerja PT X Bekasi Jawa Barat Tahun 2022.
4. Adanya perbedaan nyeri punggung bawah (low back pain) berdasarkan masa
kerja pada pekerja PT X Bekasi Jawa Barat Tahun 2022.
26
STIKes Mitra RIA Husada
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada pekerja PT X Bekasi, Jawa Barat tahun 2022 yang
berlangsung pada bulan Juni 2022 – Juli 2022.
4.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pekerja di PT X Bekasi, Jawa Barat tahun
2022 yang berjumlah 80 pekerja.
Kriteria inklusi dan eksklusi untuk mencari sampel :
1. Kriteria inklusi :
a. Pekerja tetap di PT X Bekasi Jawa Barat
b. Pekerja yang bekerja di bagian konstuksi
2. Kriteria eksklusi :
a. Pekerja tidak tetap di PT X Bekasi Jawa Barat
b. Pekerja yang bekerja di kantor/office
4.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian pekerja PT X Bekasi Jawa Barat
yang terpilih sebagai sampel yaitu 40 pekerja yang bekerja dibagian konstruksi.
Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan pada pertimbangan peneliti mengenai sampel-
sampel mana yang [aling sesuai dan dapat mewakili suatu populasi.
27
STIKes Mitra RIA Husada
Rumus Besar Sampel 29 :
n=
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti (tidak
melalui perantara). Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa
pengisian kuesioner oleh responden dan observasi yang dilakukan oleh peneliti
dengan pengambilan gambar atau foto responden saat bekerja, hasil foto atau
gambar akan dinilai tingkat risiko ergonomic dengan menggunakan metode
REBA.
28
STIKes Mitra RIA Husada
4.5.3 Pengumpulan Data dengan Metode REBA
4.6.1 Editing
4.6.2 Coding
Peneliti memberikan kode sesuai dengan data responden dari setiap pertanyaan
yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka untuk memudahkan
pengolahan data.
a. Untuk variabel keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) diberi
kode 1 jika skor NBM 71-112, kode 2 jika skor NBM 28-70.
b. Untuk variabel posisi kerja diberi kode 1 jika skor 8-11+, kode 2 jika
skor 1-7.
c. Untuk variabel kebiasaan olahraga diberi kode 1 jika kurang baik, kode
2 jika baik.
29
STIKes Mitra RIA Husada
d. Untuk variabel indeks massa tubuh diberi kode 1 jika tidak normal, kode
2 jika normal.
e. Untuk variabel masa kerja diberi kode 1 jika lama, kode 2 jika baru.
4.6.3 Entry
4.6.4 Cleaning
Keterangan :
f : frekuensi
p : presentase
n : jumlah populasi
30
STIKes Mitra RIA Husada
4.7.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariate dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel, yaitu
variabel independen : posisi kerja, kebiasaan olahraga, indeks massa tubuh dan
masa kerja terhadap variabel dependen yaitu keluhan nyeri punggung bawah
(low back pain). Analisis bivariate yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan cara perhitungan dengan uji Chi-square dengan derajat
kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan 5%.
Perhitungan Uji Chi-square :
Keterangan :
X2 = nilai Chi-square
O = nilai Observasi
E = nilai ekspetasi
Untuk menginterpretasikan dan melihat hasil kemaknaan perhitungan statistic
digunakan batas kemaknaan (p-value = 0,05) sehingga :
Jika p-value ≤ 0,05 maka hasil perhitungan statistic dikatakan bermakna.
Jika p-value > 0,05 maka hasil perhitungan statistic dikatakan tidak
bermakna 29.
31
STIKes Mitra RIA Husada
DAFTAR PUSTAKA
1. Adha MZ, Bahri S, Mardhotila SY, Artikel I. Jurnal Mahasiswa dan Penelitian
Kesehatan Analisis Posisi Kerja menggunakan Metode Ovako Working Analysis
System (OWAS) dan Kebiasaan Olahraga Terhadap Keluhan Low Back Pain (LBP).
2020;7(2):26-31.
2. Widana IK, Sumetri NW, Sutapa IK, Cahya Dewi GAO. Antisipasi Pada Keluhan Low
Back Pain Dapat Mengurangi Kelelahan dan Meningkatkan Motivasi Kerja. J Ergon
Indones (The Indones J Ergon. 2020;6(1):68. doi:10.24843/jei.2020.v06.i01.p09
3. Siti R, Zulfia M. Factors affecting low back pain complaint to workers in gravity
casting area automotive industry Indonesia. E3S Web Conf. 2018;73:13-16.
doi:10.1051/e3sconf/20187306013
4. AZ R, Dayani H, Maulani M. Masa Kerja, Sikap Kerja Dan Jenis Kelamin Dengan
Keluhan Nyeri Low Back Pain. Real Nurs J. 2019;2(2):66. doi:10.32883/rnj.v2i2.486
5. Pratiwi A, Raharjo B. Higeia Journal of Public Health. Higeia J Public Heal Res Dev.
2017;1(3):625-634.
6. Suryadi I, Rachmawati S. Hubungan Postur Kerja dengan Keluhan Low Back Pain
pada Pekerja Bagian Pengepakan PT “X” Industri Hasil Tembakau. J Vocat Heal Stud.
2020;3(3):126-133. doi:10.20473/jvhs.V3I3.2020.126
7. Fernando AK. Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Keluhan Low Back Pain Pada
Siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya Di Masa Pandemi COVID-19. J Kesehat
Olahraga. 2021;000:241-250.
8. Kade, Ngurah Dwi Putra Negara D. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT)
Kategori Overweight dan Obesitas dengan Keluhan Low Back Pain Pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 01.
12. Rizkillah IB. Tingkat Nyeri Low Back Pain. Published online 2019.
32
STIKes Mitra RIA Husada
13. Archard G. Simple Guide: Nyeri Punggung. Erlangga; 2007.
https://books.google.co.id/books?id=EZMgkMqarQUC
14. Simanihuruk S. Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada
Pekerja Penenun Ulos di Desa Siopatsosor Kecamatan Panguruan Kabupaten Samosir
Tahun 2018. Published online 2018.
15. WHO. Low Back Pain. Bull World Health Organ. Published online 2011.
16. Indonesia MKR. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2014 Pedoman Gizi Seimbang. Published online 2014:1-96.
17. Purnamasari. Overweight Sebagai Faktor Resiko Low Back Pain Pada Pasien Poli
Saraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwekerto. Mandala Heal. 2010;1:26-32.
18. Fristi DY, Ladyani F. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Low Back
Pain (LBP) pada Tenaga Kerja Bongkar Muat di CV Prancis Jaya Desa Mekarsari
Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Banten Tahun 2016. J Ilmu Kedokt dan
Kesehat. 2016;3(2):713-723.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/740/682
20. Adi M. Hubungan Usia, Masa Kerja, Status Gizi dan Intensitas Getaran Mesin dengan
Keluhan Subyektif Low Back Pain (Studi pada Pekerja Penggergajian Kayu Desa
Sapuran, Wonosobo). Published online 2018.
http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/2585
21. Syuhada AD, Suwondo A, Setyaningsih Y. Faktor Risiko Low Back Pain pada Pekerja
Pemetik Teh di Perkebunan Teh Ciater Kabupaten Subang. J Promosi Kesehat
Indones. 2018;13(1):91. doi:10.14710/jpki.13.1.91-100
22. Rinaldi, Erwin D. Hubungan Posisi Kerja Pada Pekerja Industri Batu Bata Dengan
Kejadian Low Back Pain. Taiwan J Public Heal. 2015;34(2):115-119.
23. Rahmayana A, Novrikasari, Syakurah RA. Analisis Postur dan Durasi Belajar selama
Perkuliahan Daring terhadap Keluhan Low Back Pain pada Mahasiswa Ilmu
Kesehatan Dan Teknologi Muhammadiyah Palembang. J Kedokt dan Kesehat Publ Ilm
33
STIKes Mitra RIA Husada
Fak Kedokt Univ Sriwij. 2022;9(1):61-64. doi:10.32539/JKK.V9I1.15767
24. Ones M, Sahdan M, Tira DS. Media Kesehatan Masyarakat PUNGGUNG BAWAH (
LOW BACK PAIN ) PADA PENENUN DI DESA Media Kesehatan Masyarakat.
2021;3(1):72-80.
25. Krisdianto. Hubungan Faktor Individu dan Faktor Pekerjaan dengan Keluhan
Muskuloskeletal akibat kerja. J Ilmu Kesehat Masy. Published online 2015.
27. Aldi Alfiansyah, Muhammad. KF. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Keluhan
Low back pain Pada Operator Alat Berat1. 2021;3(1):749-754.
28. Riningrum H dan EW. Pengaruh sikap kerja, usia, dan masa kerja terhadap keluhan
low back pain. 2016;6(2):91-102.
29. Harnani Y dan ZR. Statistik Dasar Kesehatan. 1st ed. Deepublish; 2015.
34
STIKes Mitra RIA Husada
LAMPIRAN
35
STIKes Mitra RIA Husada
Lampiran 2 : Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan
36
STIKes Mitra RIA Husada
Lampiran 3 : Informed Consent
LEMBAR PERSETUJUAN
Dengan ini, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Saya akan mengikuti
penelitian hingga akhir dan mengisi kuesioner dengan selengkap-lengkapnya dan sejujur-
jujurnya. Atas ketersediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih, semoga penelitian
ini bermanfaat bagi kita semua.
Peneliti Responden
37
STIKes Mitra RIA Husada
Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian
1. Baca pertanyaan yang diajukan, tanyakan kepada peneliti apabila ada kata-kata yang
kurang dimengerti.
2. Isilah pertanyaan sesuai dengan instuksi
Karakteristik Responden
Nama :
Usia : …….Tahun
b. ≤ 4 Tahun
Berikut keterangan untuk mengisi kuesioner Nordic Body Map dibawah ini :
Skor 1 : tidak ada keluhan/nyeri atau tidak ada rasa sakit yang dirasakan oleh responden
(tidak sakit)
Skor 2 : dirasakan sedikit sakit adanya keluhan/nyeri pada otot skeletal (agak sakit)
38
STIKes Mitra RIA Husada
Skor 3 : adanya rasa sakit keluhan/nyeri pada otot skeletal (sakit)
Skor 4 : adanya keluhan sangat sakit/nyeri pada otot skeletal (sangat sakit)
Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan kondisi/perasaan saudara, dengan memberi tanda
(√) pada kolom dibawah ini
39
STIKes Mitra RIA Husada
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi
JADWAL BIMBINGAN
NO. HARI/ KONSULTASI SARAN TTD
TANGGAL PEMBIMBING
40
STIKes Mitra RIA Husada
Bab I hapus yang
6. Selasa, 19 April Konsultasi Bab I - tidak relevan
2022 IV Profil
perusahaan
ditempatkan di
bagian akhir Bab
II.
Definisi
operasional
harus tertera
sumber
regerensinya.
Desain penelitian
harus dijelaskan
mengapa
menggunakan
cross sectional.
Tambahkan lagi
referensi
intermasional.
JADWAL BIMBINGAN
NO. HARI/ KONSULTASI SARAN TTD
TANGGAL PEMBIMBING
42
STIKes Mitra RIA Husada
43
STIKes Mitra RIA Husada