Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Penyimpangan Seksual
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kespro Berbasis Keluarga

Dosen pengampu: Rahayu Dwikanthy, M. Keb

Disusun oleh:
Bella Novista P17324419005

Cristin Bela Putri Pardede P17324419007

Elfa Sagita P17324419009

Laili Maghfiroh P17324419015

Meilani Allisya P17324419018

Nabilla Prinsesca P17324419021

Nisa Janati P17324419023

Novi Rica P17324419024

Jalum 2A

Kelompok 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PRODI KEBIDANAN KARAWANG


2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah tentang Penyimpangan Seksual, tepat pada
waktunya.

Tujuan penulis dalam membuat Makalah ini untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Kespro Berbasis Keluarga dengan dosen pengampu Rahayu
Dwikanthy, M. Keb

Dalam pembuatan makalah ini penulis selaku penyusun menyadari masih


banyak kekurangan baik dari tulisan maupun bahasa yang penulis gunakan. Untuk
itu penulis sangat mengharap kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Karawang, 10 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku penyimpangan seksual merupakan tingkah laku seksual
yang tidak dapat diterima dikalangan masyarakat. Minimnya pengetahuan
dan banyaknya kendala untuk mendapatkan informasi tentang pendeteksian
secara dini dan mandiri masyarakat tentang penyimpangan seksual dan
ketidaktahuan masyarakat dalam menyikapi penyimpangan seksual juga
menjadi faktor tidak tertanganinya secara dini.

Manusia itu diciptakan sebagai makhkluk sempurna, sehingga


mampu mencintai dirinya (autoerotik), mencintai orang lain beda jenis
(heteroseksual) namun juga yang sejenis (homoseksual) bahkan dapat jatuh
cinta makhluk lain ataupun benda, sehingga kemungkinan terjadi perilaku
menyimpang dalam perilaku seksual amat banyak. Manusia tidak selamanya
lurus dan normal, karena pasti ada saja yang memiliki kecenderungan tidak
normal / tidak wajar dalam menjalani hidup di dunia. Salah satu
ketidakwajaran manusia dapat dilihat dari perilaku seksual menyimpang
yang ada pada dirinya.

Kelainan seks terjadi pada batin atau kejiwaan seseorang walaupuan


dari segi fisik penderita penyakit seks batin tersebut sama dengan orang-
orang normal yang lain. Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual
yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan
tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah
menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini
bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari
lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.

Hal-hal tersebut dipengaruhi karena beberapa faktor penyebab yang


melatar belakangi, sehingga dalam makalah ini penulis akan mencoba
mengupas berbagai hal yang berhubungan dengan penyimpangan seksual
mulai dari pengertian, macam-macam, sebab-sebab, cara penanggulangan
dan hubungannya dengan hambatan bagi keharmonisan keluarga Islam.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, kami dapat menyimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Definisi Penyimpangan seksual?
2. Bagaimana Deteksi dini penyimpangan seksual dalam keluarga?
3. Bagaimana Upaya pencegahan pada tingkat keluarga?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan Rumusan Masalah, kami dapat menyimpulkan Tujuan
Penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi Definisi Penyimpangan seksual
2. Untuk Mengidentifikasi Deteksi dini penyimpangan seksual dalam
keluarga
3. Untuk Mengidentifikasi Upaya pencegahan pada tingkat keluarga
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyimpangan Seksual


Penyimpangan seksual (sexual deviation) atau abnormalitas seksual
(sexual abnormality) atau ketidakwajaran seksual (sexual perversion) atau
kejahatan seksual (sexual harrasment) adalah bentuk dorongan dan kepuasan
seksual yang diperoleh atau ditunjukkan kepada objek seksual secara tidak
lazim(Abdullah,http://www.diffy.com/cmm/artikel/definisi.penyimpangan1.
html).
Disebut tidak lazim karena perilaku menyimpang seksual diikuti
oleh fantasi seksual yang diorientasikan pada pencapaian orgasme melalui
hubungan di luar hubungan kelamin heteroseksual dengan jenis kelamin
yang sama atau dari partner seks di bawah umur atau hubungan seksual yang
secara normatif bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual
yang diakui masyarakat secara umum (Junaedi, 2010). Hal inilah yang
mendasari asumsi, penyimpangan seksual sebagai bentuk penyalahgunaan
fitrah kemanusiaan dan bertentangan dengan akal sehat.
Pengertian penyimpangan seksual adalah segala bentuk
penyimpangan seksual baik arah minat maupun orientasi seksual.
Penyimpangan adalah gangguan atau kelainan. Sedangkan perilaku seksual
adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan
lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini
bisa bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku
berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Obyek seksualnya juga bisa berupa
orang lain, diri sendiri maupun obyek dalam khayalan.
Penyimpangan seksual merupakan salah satu bentuk perilaku yang
menyimpang karena melanggar norma–norma yang berlaku Penyimpangan
seksual dapat juga diartikan sebagai bentuk perbuatan yang mengabaikan
nilai dan norma yang melanggar, bertentangan atau menyimpang dari
aturan-aturan hukum.
Sebagian dari tingkah laku itu memang tidak berdampak apa-apa,
terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkannya.
Akan tetapi pada sebagian perilaku seksual yang lain, dampaknya cukup
serius, seperti perasaan bersalah, depresi, marah dan sebagainya.
Kesimpulan penyimpangan perilaku seksual adalah tingkah laku
seksual, khususnya yang tidak sesuai dengan norma-norma agama atau
hukum atau juga asusila yang dilakukan oleh pelaku penyimpanagan
seksual.

2.2 Deteksi dini penyimpangan seksual dalam keluarga


Pendidikan dan wawasan orang tua tentang deteksi
dini penyimpangan seksual remaja sangat penting. Sebab, orang tua
berperan besar untuk mengetahui karakter dan kondisi seksual anak agar
sesuai dengan seharusnya. Untuk bisa membentuk karakter dan kondisi
seksual anak supaya sesuai dengan yang seharusnya, maka konten
pengasuhan harus benar-benar diperhatikan. "Konten pengasuhan ini
sebenarnya bisa direncanakan oleh pasangan saat sebelum atau di awal
pernikahan,"
Pada dasarnya pengasuhan bukan sekadar membuat anak nyaman,
imunisasi lengkap, dan memberikan asupan bernutrisi. Lebih dati itu,
pengasuhan menurutnya adalah apa yang dilakukan orang tua untuk
anaknya, sejak sang anak bangun tidur sampai anak tidur lagi.
Ketika sang anak berperilaku berbeda dengan identitas gendernya,
maka harus dipastikan terlebih dahulu bagaimana orientasi seksualnya.
Karena orientasi seksual ini sulit .Hampir semua pelaku orientasi seksual
sesama jenis atau Same-Sex Attraction (SSA), sudah menyadari sejak masa
umur 10 tahun hingga remaja. Bahkan pada beberapa kasus, anak telah
menyadari penyimpangannya saat di bawah usia 10 tahun.
2.3 Upaya pencegahan pada tingkat keluarga

Bahwa kemandirian keluarga memelihara pola komunikasi


terbuka dapat berpengaruh terhadap kejadian kehamilan remaja. Sarwono
(2006) yang menyatakan komunikasi orang tua dan anak dapat
menentukan seberapa besar kemungkinan anak tersebut melakukan
perilaku seksual. Remaja yang telah melakukan hubungan seks sebelum
menikah biasanya berasal dari keluarga yang kurang harmonis dan
kurang mendapat perhatian serta sering terjadi konflik internal
keluarga bahkan ayah dan ibunya sudah mengalami perceraian
(Imran, 1998)

Diperlukan optimalisasi keluarga dalam memfasilitasi tugas


perkembangan keluarga seperti menjaga dan memelihara komunikasi
yang terbuka antara orang tua dengan remaja, memberikan kebebasan
yang seimbang dan bertanggung jawab pada remaja untuk aktifitas
sehari-sehari baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
Memberikan kebebasan berpendapat pada remaja dan adanya tata
aturan yang jelas dalam keluarga berdasarkan kesepakatan bersama
antara masing-masing anggota keluarga
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyimpangan perilaku seksual adalah tingkah laku seksual,
khususnya yang tidak sesuai dengan norma-norma agama atau hukum atau
juga asusila yang dilakukan oleh pelaku penyimpanagan seksual. Adapun
diantara betuk-bentuk penyimpangan sosial yaitu: Homoseksual,
Sadomasokisme, Ekshibisionisme, Voyeurisme, Fetishisme, Pedophilia /
Pedophil / Pedofilia / Pedofil, Bestially, Incest, Necrophilia/Necrofil,
Zoophilia, Sodomi, Frotteurisme/Frotteuris, dan Gerontopilia

Sebab-sebab atau factor-faktor yang menyebabkan terjadinya tingkah


laku penyimpangan seksual dalam rumah tangga sakinah itu dapat
dikelompokkan karena tiga pengaruh, yaitu : pengaruh lingkungan keluarga,
pengaruh lingkungan sekolah, dan pengaruh lingkungan masyarakat. Selain
itu juga karena merosotnya nilai keimanan seseorang itu. Dan hal tersebut
tentu saja sangat berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, karena pilar-
pilar kesakinahan keluarga bisa terhambat dengan penyimpangan-
penyimpangan seksual yang terjadi itu.

3.2 Saran

Sebagai seorang bidan sebaiknya kita mengetahui tentang


penyimpangan seksual, agar dapat mengetahui tindakan apa yang harus
dilakukan jika menemukan masalah penyimpangan seksual dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: Mandar Maju Sarwono, Sarlito. 1982. Pengantar Umum
Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang
Yatimin. 2003. Etika Seksual dan Penyimpangannya Dalam Islam.

https://ejournal.akakom.ac.id/index.php/jiko/article/download/61/60
https://www.academia.edu/28242753/MAKALAH_MANAGEMEN_PSIKOLOG
I_KELUARGA_PENYIMPANGAN_SEKSUAL

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/raheema
/article/download/584/374&ved=2ahUKEwjFyL3ly6TvAhVJzjgGHfuIAWoQFjA
DegQIBxAC&usg=AOvVaw0GjZkAf7jYuJ5KyjCIvoo2
https://id.scribd.com/doc/290382206/makalah-Penyimpangan-Seksual

https://republika.co.id/berita/gaya-hidup/parenting/17/11/03/oytj6t335-orang-tua-
berperan-dalam-deteksi-dini-penyimpangan-seksual

Anda mungkin juga menyukai