Abstrak
Data Global Status Report in Safety Road 2018 menunjukkan jumlah kematian karena kecelakaan lalu
lintas terus menigkat mencapai 1,35 juta jiwa pada tahun 2016 dan merupakan penyebab kematian urutan
kedelapan bagi orang-orang dengan segala usia di dunia, bahkan kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama
kematian untuk anak-anak dan orang dewasa muda 5-29 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku aman berkendara (safety riding) pada pengemudi ojek online di kota manado.
Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku aman berkendara meliputi peran teman kerja, masa berkendara,
kondisi kendaraan dan ketersediaan alat pelindung diri. Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional
dengan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin yaitu sejumlah 116 orang. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Agustus dan September 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara
menggunakan kuesioner. Data penelitian kemudian diolah dengan uji Chi Square untuk melihat adakah pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen. Didapatkan hasil variabel yang memiliki pengaruh yaitu
Peran Teman Kerja (pValue=0,007), Kondisi Kendaraan (pValue=0,003) dan Variabel yang tidak memiliki
pengaruh adalah Masa Berkendara (pValue=0,555), Ketersediaan Alat Pelindung Diri (pValue=0,657). Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan ada pengaruh antara faktor peran teman kerja, kondisi kendaraan dan tidak
ada pengaruh masa berkendara, ketersediaan apd terhadap perilaku aman berkendara (safety riding) pada
pengemudi ojek online di kota manado.
Abstract
Global Status Report data in Safety Road 2018 shows the number of deaths due to traffic accidents continues to
increase to 1.35 million in 2016 and is the eighth leading cause of death for people of all ages in the world, even
traffic accidents are the main cause of death. for children and young adults 5-29 years. This study aims to
determine the factors that influence the driving behavior (safety riding) of online motorcycle taxi drivers in the
city of Manado. Factors that can influence safe behavior include work roles, driving time, vehicle condition and
victims of personal protective equipment. This study uses a cross sectional method and the sampling technique
using the Slovin formula, namely a number of 116 people. This research was conducted in August and September
2020. Data collection was conducted by interview using a questionnaire. The research data was then processed
by using the Chi Square test to see whether there was any influence between the independent variables and the
dependent variable. The results of variables that have an influence are the role of co-workers (pValue = 0.007),
vehicle conditions (pValue = 0.003) and variables that have no effect are driving time (pValue = 0.555),
stagnation of personal protective equipment (p Value = 0.657) Thus it can be concluded that there is an influence
between the role factors of coworkers, the condition of the vehicle and there is no influence on driving time, APD
data on driving behavior (safety riding) of online motorcycle taxi drivers in the city of Manado.
7
PIDEMIA Vol.02, No.02 : MEI 2021, Hal 7-13
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909
8
PIDEMIA Vol.02, No.02 : MEI 2021, Hal 7-13
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909
bantuan kuesioner yang sudah di uji validitas memiliki peran terhadap teman kerja dan
dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan berperilaku tidak aman dalam berkendara,
uji chi square dengan CL:𝛼 95% dan : 0,05. sedangkan sebanyak 1 responden (2,0%)
memiliki peran dan berperilaku tidak aman.
Berdasarkan uji statistik di peroleh nilai P
HASIL DAN PEMBAHASAN Value 0,007. Hasil ini menunjukan pValue <
Tabel 1. Distribusi Responden 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan
Variabel Kategori Jumlah Presentase antara peran teman kerja dengan perilaku aman
(N) (%) berkendara pada pengemudi ojek online di kota
Peran Teman Adanya 51 44,0 % Manado.
Kerja Peran 65 56,0 %
Tidak Pengaruh Masa Berkendara terhadap
adanya Perilaku Aman Berkendara (Safety Riding)
Peran Tabel 3 Pengaruh Masa Berkendara terhadap
Masa Baru 4 3,4 % Perilaku Aman Berkendara (Safety Riding)
Berkendara Lama 112 96,6 %
Kondisi Lengkap 107 92,2 %
Perilaku Aman Berkendara
Kendaraan Tidak 9 7,8 %
Lengkap Total
Masa Berkendara Tidak aman Aman P
Ketersediaan Lengkap 19 16,4 %
Alat Tidak 97 83,6 % N % N % N % Value
Pelindung Lengkap
Baru 0 0 4 100 4 100
Diri
Perilaku Aman 108 93,1 % Lama 9 8,0 103 92,0 112 100 0,555
Berkendara Tidak 8 6,9 %
Aman
Total 9 7,8 107 92,2 116 100
Berdasarkan Tabel 1 distribusi
frekuensi responden menunjukan variabel Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa
peran teman kerja kategori adanya peran tidak terdapat responden (0%) yang baru
sebanyak 51 responden. Sebagian besar berkendara sepeda motor dan berperilaku tidak
pengemudi memiliki pengalaman yang lama aman dalam berkendara, sedangkan sebanyak 9
dalam berkendara dan yang baru mengendarai responden (8,0%) yang lama berkendara dan
kendaraan sepeda motor sebanyak 4 orang. berperilaku tidak aman. Berdasarkan uji
Kendaraan dengan komponen yang lengkap statistik di peroleh nilai P Value 0,555. Hasil ini
sebesar 92,2%. Kemudian pengemudi yang menunjukan pValue > 0,05 artinya tidak
lengkap alat pelindung diri dalam berkendara terdapat pengaruh antara masa berkendara
16,4% dan pengemudi yang berperilaku aman dengan perilaku aman berkendara pada
sebanyak 93,1%. pengemudi ojek online di kota Manado.
Tidak adanya peran 12 17,9 55 82,1 67 100 Total 9 7,8 107 92,2 116 100
9
PIDEMIA Vol.02, No.02 : MEI 2021, Hal 7-13
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909
responden (5,6%) lengkap kondisi suasana yang lebih baik di lingkungan kerja.
kendaraannya dan berperilaku tidak aman. Hubungan ini meningkatkan rasa persahabatan
Berdasarkan uji statistik di peroleh nilai P dan ikatan saling memiliki yang mendorong
Value 0,003. Hasil ini menunjukan pValue < munculnya kepedulian terhadap keselamatan
0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan kerja. Yang dimaksud peran teman kerja disini
antara kondisi kendaraan dengan perilaku aman adalah peran dalam mencontohkan perilaku
berkendara pada pengemudi ojek online di kota aman berkendara, peran untuk saling
Manado. mengingatkan jika ada kondisi kendaraan yang
tidak sesuai dan dapat menimbulkan bahaya
Pengaruh Ketersediaan Alat Pelindung Diri juga mengingatkan jika terdapat perilaku yang
terhadap Perilaku Aman Berkendara tidak aman. Hasil uji statistik didapatkan nilai p
(Safety Riding) = 0,007 < 0,05 maka terdapat pengaruh yang
Tabel 5 Pengaruh Ketersediaan Alat Pelindung Diri signifikan antara peran teman kerja dengan
terhadap Perilaku Aman Berkendara (Safety Riding) perilaku aman berkendara. Sejalan dengan
pendapat Dhewi dalam (Wiyono dan Haryadi,
Perilaku Aman Berkendara 2014) faktor pendorong motivasi kerja terdiri
Ketersediaan APD Total dari faktor internal dan eksternal, salah satu
Tidak aman Aman P
faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi
N % N % N % Value kerja adalah hubungan sesama rekan kerja,
Tidak Lengkap 8 8,2 89 91,8 97 100
dimana sesama rekan kerja saling memberikan
saran, dorongan dan semangat kerja bahkan
Lengkap 1 5,3 18 94,5 19 100 pemberian bantuan dalam menyelesaikan
0,657
pekerjaan serta dapat memotivasi untuk
Total 9 7,8 107 92,2 116 100 berprestasi bahkan ketika gagal sehingga
mempengaruhi perilaku aman berkendara
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui pengemudi ojek online di kota Manado. Hal ini
bahwa terdapat 8 responden (8,2%) yang Tidak sejalan dengan penelitian Dine wahyu 2015
lengkap alat pelindung diri dalam mengemudi yang menyebutkan bahwa terdapat hubunngan
sepeda motor dan berperilaku tidak aman dalam yang bermakna antara pengaruh teman sebaya
berkendara, sedangkan sebanyak 1 responden pada mahasiswa pengendara sepeda motor dan
(5,3%) yang Lengkap alat pelindung diri dalam perilaku safety riding.
mengemudi sepeda motor dan berperilaku
tidak aman dalam berkendara. Pengaruh Masa Berkendara terhadap
Berdasarkan uji statistik di peroleh nilai P Perilaku Aman Berkendara (Safety Riding)
Value 0,657. Hasil ini menunjukan pValue > Terkait masa berkendara pada
0,05 artinya tidak terdapat pengaruh antara penelitian ini masa berkendara dihitung dari
ketersediaan alat pelindung diri dengan mulai pertama kali responden mengendarai
perilaku aman berkendara pada pengemudi ojek kendaraan sepeda motor sampai dilakukannya
online di kota Manado. penelitian ini hasil penelitian yang dilakukan
sebagian besar pengemudi memiliki masa
Pembahasan berkendara yang lama (96,6%) sedangkan
Pengaruh Peran Teman Kerja terhadap masa berkendaranya baru sebanyak (3,6%).
Perilaku Aman Berkendara (Safety Riding) Hasil uji statistik didapatkan bahwa nilai p =
Pengaruh teman kerja terlebih 0,555 > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh
ditingkatan umur dan kedewasaan yang hampir masa berkendara dengan perilaku aman
sama atau sering disebut teman sebaya. Pada berkendara pada pengemudi ojek online hal ini
dasarnya manusia memiliki keinginan untuk sejalan dengan penelitian Nova Mega
bersatu dengan alam, kemudian terbentuklah Muryatma, 2017 yang menyebutkan tidak
kelompok-kelompok sosial yang menempatkan ditemukan hubungan antara masa berkendara
individu dengan kelompok lain tersebut dengan perilaku keselamatan berkendara.
terjadilah pertukaran informasi yang akan Sejalan dengan Khakim dalam Anisa dkk
mempengaruhi perilaku seseorang. Menurut (2020) dimana tidak teerdapat hubungan yang
May et al dalam Nimas dan Mirwan (2018), signifikan ini disebabkan seorang yang telah
Perilaku teman kerja mengatakan bahwa memiliki pengalaman yang lama dalam
hubungan antara teman kerja menjadikan berkendara namun tetap mengendarai
10
PIDEMIA Vol.02, No.02 : MEI 2021, Hal 7-13
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909
kendaraan dengan tidak aman itu karena namun tidak berfungsi normal dan layak jalan,
mungkin sudah terbiasa dengan perilaku ini disebabkan regulasi yang diterapkan oleh
berkedara seperti itu juga bisa disebabkan oleh perusahan penyedia layanan ojek berbasis
lingkungan dimana dia beraktifitas. dalam Hal online kepada pengemudi atau calon
ini disebabkan karena lama atau tidaknya pengemudi ketika mendaftar harus memiliki
seseorang mengendarai sepeda motor tidak sepeda motor dengan tahun pembuatan
dapat menjadi acuan untuk berperilaku aman di maksimal 8 tahun atau motor dengan tahun
jalan. Masa berkendara bukanlah merupakan pembuatan di atas 2011. Sehingga para
satu-satunya hal dalam merubah sebuah pengemudi paling banyak memiliki kendaraan
perilaku keselamatan berkendara seseorang, dengan tahun pembuatan terbaru dan
apabila seseorang tersebut telah melakukan komponnen kendaraan masih terbilang
kegiatan mengendarai sepeda motor dengan lengkap. Hasil uji statistik didapatkan nilai p =
masa berkendara yang cukup lama akan tetapi 0.003 < 0,05 maka terdapat pengaruh yang
masih saja melakukan hal yang dapat signifikan terhadap kondisi kendaraan dengan
membahayakan diri sendiri atau orang lain perilaku aman berkendara pada pengemudi
mungkin seseorang tersebut terbiasa ojek online hal ini dikarenakan semua alat yang
melakukan perilaku tidak aman ataupun faktor terdapat pada kendaraan memiliki fungsi dan
lain seperti lingkungan dari pengemudi peruntukan masing-masing untuk membantu
tersebut yang mendukung untuk berperilaku mengurangi resiko kecelakaan lalu lintas
tidak aman. Hasil ini tidak sejalan dengan seperti contoh lampu depan yang fungsinya
penelitian Manurung dkk, 2019 yang sebgai penerangan di saat malam dan sebagai
menyebutkan ada hubunngan antara masa penanda agar sepeda motor dapat dilihat oleh
berkendara dengan perilaku safety riding. pengemudi lain saat siang hari, lampu sein
Sejalan dengan penelitian Sinta dkk 2018 diperuntukan untuk isyarata saat ingin
dimana masa berkendara memiliki hubungan berbelok, lampu belakang isyarat untuk
dengan perilaku aman berkendara dikarenakan berhenti, klakson sebagai isyarat atau tanda
pengemudi ojek yang baru mengendarai bagi pengemudi lain, maka jika terdapat alat
kendaraan bermotor mengikuti sikap dari yang tidak lengkap atau tidak berjalan akan
pengemudi yang sudah lama dan menjadi menjadi penyebab kecelakaan pada pengemudi
budaya. serta pengguna jalan lain. sjalan dengn
peneltian Melisa, 2013 yg menyebutkan
Pengaruh Kondisi Kendaraan terhadap terdapat hubungan yang bermakna antara
Perilaku Aman Berkendara (Safety Riding) kondisi kendaraan dengan perilaku berkendara
Kendaraan roda dua mempunyai aman. Namun tidak sejalan dengan penelitian
beberapa komponen kendaraan yang menjadi Adinugroho dkk, 2014 dimana tidak terdapat
salah satu syarat yang dalam kelengkapan hubungan antara kondisi kendaraan dengan
berkendara. Dimana syarat ini sering menjadi perilaku aman berkendara.
tolak ukur pemeriksaan guna menghindari
ancaman yang akan ditemui secara tidak Pengaruh Ketersediaan Alat Pelindung Diri
langsung di jalan raya. Dalam penelitian kali terhadap Perilaku Aman Berkendara
ini.variabel.kondisi kendaraan terdiri dari Alat (Safety Riding)
kendali, lampu depan, lmpu sein, lampu Alat pelindung diri selama berkendara
belakang, kaca spion, klakson, ban dan rantai. digunakan untuk melindungi pengendara dari
Dari kedelapan komponen itu dapat diambil paparan yang dapat menimbulkan gangguan
kesimpulan lebih banyak pengemudi yang pada keselamatan selama berkendara.
lengkap alat kendali (100%), diikuti lampu Ketersediaan perlengkapan alat pelindung diri
utama (100%), kaca spion (100%), ban motor pengemudi pada penelitian kali ini yaitu helm
(100%), rantai (100%), sedangkan lampu sein standar nasional indonesia, jaket, srung tangan,
(99,1%), klakson (97,4%) dan paling terakhir celana panjang lalu sepatu yang menutup
lampu rem (95,7%). Berdasarkan hasil sampai ke tumit. Berdasarkan hasil penelitian
observasi langsung pada seluruh sepeda motor diketahui (83,6%) responden memiliki apd
responden diketahui bahwa responden yang yang lengkap dan sebaliknya (16,4%) tidak
kondisi kendaraannya lengkap berfungsi dan lengkap. Ketidaklengkapan apd yaitu pada
layak jalan lebih banyak jumlahnya (92,2%) sarung tangan (99,14%), celana panjang
dibandingkan dengan responden yang lengkap (98,28%), pelindung wajah (93,10%) dan
11
PIDEMIA Vol.02, No.02 : MEI 2021, Hal 7-13
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909
terakhir kaca mata (28,45%). Dari observasi untuk dapat meneliti hubungan dari variabel
langsung yang dilakukan alasan kenapa sebab akibat dan dapat meneliti juga faktor
kacamata menjadi alat pelindung diri yang infrastruktur jalan dan kondisi lingkungan.
paling banyak tidak ada dikarenakan
pengemudi sudah merasa cukup dengan kaca DAFTAR PUSTAKA
pelindung (visor) yang terdapat pada helm Adinugroho, N., Kurniawan, B., & Wahyuni,
untuk dijadikan sebagai pelindung mata dan I. (2014). Faktor Yang Berhubungan
memilih untuk tidak menggunakan kaca mata Dengan Praktik Safety Driving Pada
pelindung. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = Pengemudi Angkutan Kota Jurusan
0,657 > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh Banyumanik-Johar Kota Semarang.
antara ketersediaan apd dengan perilaku aman Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
berkendara pengemudi ojek online. Hal ini Journal), 2(6), 332-338.
dikarenakan ketersediaan apd yang merupakan Aeni, A. N., Effendi, L., Fauziah, M., &
bagian wajib dalam berkendara agar aman Herdiansyah, D. (2021). Faktor-Faktor
bukan menjadi alasan utama melainkan hanya yang Berhubungan dengan Perilaku
agar terhindar dari razia pihak kepolisian dan Aman Berkendara (Safety Riding)
bukan untuk keselamatan. Hal ini sejalan pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dengan penelitian Septi dkk, 2017 yang dan Ilmu Politik, Universitas
menyebutkan tidak terdapat hubungan antara Muhammadiyah Jakarta Tahun 2020.
ketersediaan apd dengan perilaku safety riding. environmental occupational health
Namun pendapat ini tidak sejalan dengan and safety journal, 1(2), 191-204.
penelitian Deistania Maharani, 2016 dimana Dwinanda, D. (2020). hubungan antara
menyatakan variabel ketersediaan pengetahuan milenial road
perlengkapan keselamatan pengendara safety, sikap berkendara dan
memiliki hubungan dengan perilaku aman fasilitas berkendara dengan
berkendara sepeda motor. Berdasarkan perilaku berkendara pada
pernyataan Manutung dalam Desky, 2020 mahasiswa fkm uad kota
dimana ketersediaan alat pelindung diri yogyakarta (Doctoral dissertation,
menjadi faktor yang mendukung tindakan Universitas Ahmad Dahlan).
untuk diwujudkan menjadi suatu kenyataan Maharani, D. 2016. Faktor – Faktor Yang
dalam perubahan perilaku berkendara yang Berhubungan dengan Perilaku Remaja
aman. Berkendara Sepeda Motor di
Sepanjang Ruas Jalan Matraman –
SIMPULAN Rawamangun, Jakarta Timur. Skripsi.
Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah.
pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat Manurung, J., Sitorus, M. E., & Rinaldi, R.
ditarik kesimpulan sebagai berikut: Terdapat 2019.Faktor-FaktorYang Berhubungan
dengan Perilaku Safety Riding
pengaruh yang signifikan pada faktor peran
Pengemudi Ojek Online (Go-Jek) di
teman kerja dan faktor kondisi kendaraan Kota Medan Sumatera Utara. Journal
sedangkan faktor masa berkendara dan faktor of Health Science and Physiotherapy,
ketersediaan alat pelindung diri (APD). 1(2), 91-99.
terhadap perilaku aman berkendara (safety Manopo, S. E., Kandou, G. D., & Suoth, L. F.
riding) pada pengemudi ojek online di kota (2019). Hubungan Antara
Manado. Pengetahuan , Tingkat Pendidikan dan
Masa Berkendara dengan Perilaku
Bagi pengemudi ojek online yang
Safety Riding Pada Tukang Ojek di
belum memenuhi kelengkapan baik dari
Kecamatan Langowan Utara
kendaraan dan alat pelindung diri untuk dapat
Kabupaten Minahasa . Kesmas, 7(5).
melengkapi agar tidak menjadi masalah saat
Muryatma, N. M. 2018. Hubungan Antara
berkendara dijalan raya. Bagi pengemudi yang
Faktor Keselamatan Berkendara
sudah memenuhi syarat kelengkapan kendaraan
Dengan Perilaku Keselamatan
untuk selalu aktif mencari informasi mengenai
Berkendara. Jurnal Promkes,
lalu lintas guna keselamatan bersama di jalan
5(2), 155-166.
raya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
12
PIDEMIA Vol.02, No.02 : MEI 2021, Hal 7-13
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909
13