Anda di halaman 1dari 7

JVK 4 (2) (2018)

JVK
JURNAL VOKASI KESEHATAN
http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK

STUDI EPIDEMIOLOGI KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI


KOTA PONTIANAK
Iskandar Arfan , Wulandari
Fakultas Kesehatan Masyarakat , Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Angka kecelakaan lalu lintas di Kota pontianak terus menerus terjadi peningkatan
Sejarah artikel :
setiap tahun. tahun 2014 sebanyak 477 kasus, tahun 2015 sebanyak 454 kasus dan ta-
Diterima 19 Mei 2018
hun 2016 sebanyak 542 kasus, penelitian penting dilakukan untuk mengetahui faktor
Disetujui 28 Juli 2018
penyebab utama kecelakaan sehingga pengambil kebijakan dapat mengupayakan in-
Dipublikasi 31 Juli 2018
tervensi yang tepat dan maksimal. Tujuan penelitian untuk mengetahui epidemiologi
kejadian kecelakaan lalu lintas pada pengendara motor dan mobil di Kota Pontianak.
Keywords: Studi Epide-
Penelitian menggunakan desain cross sectional deskriptif. Sampel penelitian 94 orang
miologi; Kecelakaan;
yang pernah mengalami kecelakaan lalu lintas 3 bulan terakhir yang tercatat di data
Pengendara
Polresta Kota Pontianak dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar distribusi frekuensi variabel
epidemiologi pada kasus kecelakaan lalu lintas adalah sebagai berikut: usia 26-45
tahun (45.7%), jenis kelamin laki-laki (70.2%), tidak memiliki SIM (82%). Berdasar-
kan faktor pengemudi sebagian besar memiliki kebiasaan berkendara dengan kece-
patan tinggi (67%), faktor kendaraan sebagian besar pengemudi tidak rutin merawat
kendaraan (44.7%), faktor lingkungan sebagian besar pengemudi dalam kondisi jalan
gelap (17%). Diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang langkah-lang-
kah keselamatan berkendara dan meningkatkan kekuatan polisi lalu lintas dan suka-
relawan di titik-titik lalu lintas yang padat untuk mengontrol lalu lintas terutama sela-
ma akhir pekan serta pengaturan ketat dari faktor pengemudi khususnya kepemilikan
surat ijin mengemudi, perawatan kendaraan, dan perbaikan fasilitas lingkungan jalan.

EPIDEMIOLOGICAL STUDY EVENTS OF TRAFFIC ACCIDENTS IN PONTIANAK


CITY
Abstract
The number of traffic accidents in Pontianak City in 2014 is 477 cases, 2015 by 454
cases, in 2016 as many as 542 cases. Important research is done to know the main
cause faktors of the accident so that policy makers can pursue the right and maxi-
mum intervention. The purpose of this research is to know the epidemiology of traffic
accident incident on the motorcycle and cars in Pontianak City. The research used
descriptive cross sectional design. Research sample 94 people who have experienced
Traffic Accident the last 3 months recorded in data Polresta Pontianak with sampling
technique using purposive sampling. The results showed that most of the frequency
distribution of epidemiological variables in traffic accidents were as follows: age 26-
45 years (45.7%), male gender (70.2%), no driver license (82%). Drivers are driven
by high-speed driving habits (67%), vehicle drivers are not routinely caring for vehi-
cles (44.7%), environmental faktors are mostly drivers in dark road conditions (17%).
It is expected to raise public awareness about safety driving measures and increase
the strength of traffic police and volunteers at crowded traffic points to control traffic
especially over the weekend as well as strict regulation of drivers’ faktors, especially
the ownership of driving licenses, vehicle maintenance, and improvement of road
environmental facilities

©2018, Poltekkes Kemenkes Pontianak


Alamat korespondensi : ISSN 2442-5478
akultas Ilmu Kesehatan Masyarakat: Universitas Muhammadiyah Pontianak 35
Email: iskandar_arfan@yahoo.com
Iskandar Arpan & Wulandari, Studi Epidemiologi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Pontianak

Pendahuluan yaitu Kabupaten Sanggau jumlah kendaraan sebesar


181.057 dan Kabupaten Sambas jumlah kendaraan
Kecelakaan lalu lintas menurut UU RI No. 22 sebesar 141.896. (BPS Kalbar, 2016)
tahun 2009 adalah suatu peristiwa di jalan raya tidak Menurut Dirjen Lalu Lintas Polisi Resort di Kota
diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan Pontianak angka kecelakaan lalu lintas di Kota Pon-
dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengaki- tianak Pada tahun 2014 adalah sebanyak 477 kasus
batkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda kecelakaan dengan prevalensi yang meninggal dunia
(UU RI, 2009). sebanyak 120 (25,1%), mengalami luka berat seban-
Dalam penelitian Studi epidemiologi terdap- yak 190 (39,8%) dan mengalami luka ringan seban-
at tiga gejala fenomena yang ditangkap yaitu dilihat yak 426 (89,3%), Pada tahun 2015 angka kecelakaan
dari frekuensi kejadian kecelakaan lalu lintas yaitu lalu lintas di Kota Pontianak mengalami penurunan
digunakan untuk mengidentifikasi berdasarkan ban- yaitu sebesar 454 kasus dengan prevalensi yang men-
yaknya kecelakaan atau untuk menentukan masalah inggal dunia sebanyak 76 (16,7%), mengalami luka
dan memproritaskan masalah. Distribusi yaitu penye- berat sebanyak 306 (67,4%) dan mengalami luka rin-
baran kejadian kecelakaan lalu lintas menurut suatu gan sebanyak 298 (65,6%) dan Pada tahun 2016 an-
keadaan tertentu yang dibedakan atas tiga macam gka kecelakaan lalu lintas di Kota Pontianak kembali
(variabel epidemiologi) yaitu menurut ciri-ciri ma- meningkat yaitu sebesar 542 kasus dengan prevalensi
nusia (person), menurut tempat (place) dan menurut yang meninggal dunia sebanyak 105 (19,3%), men-
waktu (time). Determinan yaitu faktor-faktor yang galami luka berat sebanyak 306 (56,4%), dan men-
berpengaruh yakni menunjukan dari faktor penye- galami luka ringan sebanyak 381 (70,2%).
bab kejadian kecelakaan lalu lintas, baik yang men- Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor
erangkan frekuensi, penyebaran ataupun yang men- penyebab utama kecelakaan di kota pontianak seh-
erangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu ingga pengambil kebijakan dapat mengupayakan in-
sendiri (Saepudin, 2003). tervensi yang tepat dan maksimal dalam menurunkan
Kecelakaan lalu lintas dijalan raya merupa- angka kecelekaan dan mengurangi angka kesakitan
kan penyumbang angka kematian terbesar di dunia, dan kematian oleh sebab kecelakaan.
hampir 3.400 orang meninggal di jalan dunia setiap
hari. Puluhan juta orang terluka setiap tahun. Anak, Metode
pejalan kaki, pengendara sepeda dan orang tua paling
rentan dari pengguna jalan. Dikawasan Asia Tengga- Penelitian ini dilaksanakan di Kota Pontianak,
ra, 153.000 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas yang di mulai dari bulan Januari sampai Februari
pada tahun 2014, sekitar 85% kecelakaan terjadi di 2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian
negara berkembang, 50% dari angka kecelakaan itu cross sectional deskriptif. sampel penelitian sebanyak
adalah negara-negara Asia Pasifik, sedangkan biaya 94 orang (pengendara roda 2 dan 4) yang pernah men-
yang timbul akibat kecelakaan lalu lintas di Nega- galami kecelakaan lalu lintas 3 bulan terakhir yang
ra-negara kawasan Asia Tenggara diperkirakan men- tercatat di data Polresta Kota Pontianak dengan teknik
capai 15 milyar dolar Amerika (WHO, 2015). pengambilan sampel menggunakan purposive sam-
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS pling. Analisis yang digunakan adalah analisis uiva-
RI) mencatat jumlah kasus kecelakaan di Indone- riat untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi
sia Pada tahun 2016 yaitu sebesar 6.180 kasus ke- dan persentase dari tiap-tiap variabel dan dengan mel-
celakaan dengan korban meninggal yaitu sebanyak akukan analisis kecenderungan.
678 (10,9%) mengalami luka berat sebanyak 2.250
(36,4%), dan mengalami luka ringan yaitu sebanyak Hasil dan Pembahasan
4.487 (BPS, 2016)
Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat
mencatat jumlah kasus kecelakaan pada tahun 2015
yaitu sebesar 2.455 kasus dengan korban meninggal
dunia yaitu sebanyak 472 (19,2%), mengalami luka
berat sebanyak 974 (38,5%), mengalami luka ringan
sebanyak 1.036 (42,1%) dan mengalami kerugian ma-
terial sebesar 5.564.295. Data BPS Kalimantan Barat
juga mencatat, Jumlah kendaraan di Kota Pontianak
pada tahun 2015 yaitu sebesar 935.153 kendaraan,
jumlah ini paling besar jika dibandingkan dengan Ka- Gambar 1. Sebaran Kasus Kecelakaan lalu lintas
bupaten-kabupaten lain yang ada di Kalimantan Barat

101
36
JVK 4 (2) (2018) hlm. 100 - 106

berdasarkan tempat pada sampel penelitian Mobil penumpang 9 9.6


Mobil Barang 2 2.1
Tabel 1. Karakteristik Responden
Total 94 100
Sumber: Data Primer 2017
Variabel Frekuensi Persentase
N=(94) (%)
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bah-
Usia wa sebagian besar responden yang mengalami ke-
12-25 tahun 33 35.1 celakaan tidak memiliki SIM (81,9%), kecelakaan
26-45 tahun 43 45.7 pada hari kerja (68,1%), waktu kecelakaan pagi hari
46-65 tahun 16 17.0 (39,4%), tipe tabrakan tunggal (27,7%), jenis terban-
yak kecelakaan yakni roda 2 / kendaraan sepeda mo-
>65 tahun 2 2.1
tor (88,3%).
Kepemilikan SIM
Ya 17 18.1 Tabel 2. Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas
Tidak 77 81.9 oleh pengemudi
Tipe Jalan Kecelakaan
Arteri 1 1.1 Variabel Frekuensi Persentase
N=(94) (%)
Kolektor 25 26.6
Lengah
Lokal 61 64.9
Ya 24 25.5
Lingkungan 7 7.4
Tidak 70 74.5
Hari Kecelakaan
Lelah
Hari kerja 64 68.1
Ya 46 48.9
Hari libur 8 8.5
Tidak 48 51.1
Akhir minggu 22 23.4
Mengantuk
Waktu Kecelakaan
Ya 25 26.6
Dini hari (00.00-06- 4 4.3
00) Tidak 69 73.4
Pagi hari (06.00- 37 39.4 Sedang Sakit
12.00) Ya 9 9.6
Siang hari (12.00- 24 25.5 Tidak 85 90.4
18.00) Tidak Tertib
Malam hari (18.00- 29 30.9 Ya 11 11.7
24.00 Tidak 83 88.3
Tingkat Keparahan Kecelakaan Pengaruh Obat
Luka ringan 67 71.3 Ya 4 4.3
Luka sedang 15 16 Tidak 90 95.7
Luka berat 12 12.8 Kecepatan Tinggi
Tipe Tabrakan Ya 63 67.0
Depan-depan 25 26.6 Tidak 31 33.0
Samping 7 7.4 Total 94 100
Depan belakang 18 19.1 Sumber: Data Primer 2017
Depan samping 10 10.6
Terguling 1 1.1 Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan penye-
Tunggal 26 27.7 bab kecelakaan oleh faktor pengemudi sebagian besar
dikarenakan kecepatan tinggi (67%)
beruntun 7 7.4
Jenis Kendaraan
Sepeda motor 83 88.3

37102
Iskandar Arpan & Wulandari, Studi Epidemiologi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Pontianak

Tabel 3. Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas oleh fak- Tidak 85 90.4


tor kendaraan
Jalan Basah/licin
Ya 11 11.7
Variabel Frekuensi Pensentase
N=(94) (%) Tidak 83 88.3
Rem Tidak Bekerja Baik Jalan Menikung
Ya 19 20.2 Ya 12 12.8
Tidak 75 79.8 Tidak 82 87.2
Alat Kemudi Tidak Bekerja dengan Baik Jalan Gelap
Ya 2 2.1 Ya 16 17.0
Tidak 92 97.9 Tidak 78 83.0
Ban atau Roda dalam Kondisi Baik Asap/kabut, Hujan
Ya 13 13.8
Ya 29 30.9
Tidak 81 86.2
Tidak 65 69.1
Tidak Ada Kaca Spion Total 94 100
Sumber: Data Primer 2017
Ya 26 27.7
Tidak 68 72.3 Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan penye-
Syarat Lampu Penerangan Tidak Terpenuhi bab kecelakaan oleh faktor lingkungan yakni karena
Ya 16 17.0 rusaknya jalan dan hambatan di jalan bukan merupa-
Tidak 78 83.0 kan penyebab terbanyak didapatkan data bahwa ke-
celakaan terjadi disebabkan oleh jalan gelap (17%).
Menggunakan Lampu yang Menyilaukan
Hasil penelitian ini menunjukkan kecelakaan sering
Ya 13 13.8 terjadi dengan karakteristik lebih banyak pada pen-
Tidak 81 86.2 gendara sepeda motor dibandingkan mobil, jalan
Lampu Tanda Rem Tidak Bekerja lokal/jalanan sempit, pagi hari (jam 06.00-12.00),
Ya 13 13.8 pada hari akhir pekan atau jam2 sibuk serta tidak
memiliki surat ijin mengemudi.
Tidak 81 86.2
Studi yang dilakukan Khan (2015) terhadap 820
Perawatan Kendaraan kasus kecelakaan lalu lintas dari data rumah sakit
Rutin 42 44.7 menunjukkan bahwa kecelakaan sering terjadi pada
Tidak Rutin 52 55.3 laki-laki usia muda dan dewasa yang berasal dari
Total 94 100 pedesaaan dimana jalanan sempit dan tidak terawat
Sumber: Data Primer 2017 dengan baik serta peningkatan kecelakaan terjadi
pada akhir pekan dan jam-jam sibuk.
Sedangkan Penelitian yang dilakukan Nil-
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan penye-
ambardja dkk (2004) menemukan bahwa 17,1% ke-
bab kecelakaan oleh faktor kendaraan sebagian besar
celakaan terjadi pada hari Minggu, 15,9% pada hari
dikarenakan ban atau roda tidak dalam kondisi baik
selasa dan jam lainnya, Begitupun juga penelitian
(69,1%) sera perawatan kendaraan yang tidak rutin
yang dilakukan di Jirojwong s dkk (2003) ditemukan
(55,3%).
bahwa lebih dari 75% kecelakaan di jalan terjadi se-
lama akhir pekan.
Tabel 4. Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas oleh fak-
Penelitian lain yakni penelitian Sing A dkk
tor lingkungan
(2011) dalam penelitian nya menunjukkan kecelakaan
terjadi lebih banyak pada malam hari (40,15%) yakni
Variabel Frekuensi Persentase terjadi dari jam 6 sore sampai jam 12 malam, berbeda
N=(94) (%) dengan penelitian ini yang justru lebih banyak pada
Jalan Berlubang pagi hari.
Ya 8 8.5 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ke-
Tidak 86 91.5 celakaan sering terjadi pada jam-jam sibuk dan akhir
pekan dimana lalu lintas kendaraan sangat padat yang
Jalan Rusak
dapat memicu terjadinya kecelakaan.
Ya 9 9.6 Dalam penelitian ini dari faktor pengemudi dap-

103
38
JVK 4 (2) (2018) hlm. 100 - 106

at memicu terjadinya kecelakaan pada pengendara Sebaiknya para pengendara selalu berhati-hati
terutama pengendara yang menggunakan kendaraan berhati-hati agar tidak mengalami kecelakaan oleh
dengan kecepatan tinggi (67,0%), kelelahan (48.9%), karena faktor pengemudi khususnya tidak membawa
mengantuk (26.6%) lengah (25.5%), serta disusul kendaraan melebihi batas kecepatan dan jika dalam
keadaan lainnya seperti tidak tertib (11.7%), keadaan kondisi tidak sehat, sedang lelah atau dalam keadaan
sakit (9.6%), serta pengaruh obat sebesar (4.3%). mengantuk tidak untuk dipaksakan berkendara hal
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sahabuddin ini akan beresiko untuk mengalami kecelakaan lalu
dkk (2010) dalam penelitiannya ditemukan bahwa lintas dan sebaik dari pihak kepolisian melakukan
faktor yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan penyuluhan rutin kepada masyarakat dan pada anak
lalu lintas paling utama yaitu faktor pengendara yang sekolah yaitu dengan pemasangan baleho atau span-
yakni (80%) kasus akibat tidak disiplin berlalu lintas, duk-spanduk informasi mengenai langkah keamanan
faktor kedua yaitu kendaraan dan faktor ketiga yaitu berkendara dari faktor pengemudi inisehingga ke-
jalan. waspadaan pengendara di jalanan lebih maksimal dan
Sedangkan Penelitian lain oleh Saragih (2011), dapat terhindar dari kecelakaan lalu lintas oleh faktor
diketahui bahwa faktor penyebab kecelakaan terting- pengemudi.
gi di Kota Pematang Siantar adalah karena faktor ma- Dalam Penelitian ini penyebab kecelakaan dari
nusia, yaitu sebesar 92,88%, dimana faktor manusia faktor kendaraan juga memiliki peranan penting ter-
yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan ada- hadap terjadinya kecelakaan khususnya disebabkan
lah karena lengah/kurang ke hati-hatian pengemudi, oleh kondisi kendaraan yang tidak baik atau tidak ber-
yaitu sebesar 55,42%, disusul kemudian oleh karena fungsiseperti tidak rutin merawat kendaraan (55.3%),
kecepatan tinggi sebesar 38,35%, tidak tertib sebesar ban dalam kondisi buruk (30.9%), tidak memiliki
3,03%, mengantuk 2,6%, kesalahan pejalan sebesar kaca sepion (27.7%), alat alat rem tidak bekerja den-
0,43%, dan tidak menjaga jarak sebesar 0,14%. gan baik (20.2%), lampu tanda rem tidak bekerja
Dari uraian diatas dapat disimpulkan faktor (13.8%), menggunakan lampu yang menyilaukan
kelalaian pengendara dapat menyebabkan terjadinya (13.8%), alat-alat kemudi tidak bekerja dengan baik
kecelakaan. Salah satunya adalah pengendara yang (2.1%), serta syarat lampu penerangan tidak terpenuhi
lengah. pengendara yang lengah dalam mengemudi- (11.0%).
kan kendaraannya terjadi penurunan daya konsentrasi Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahabud-
dan sikap responsibilitas dalam berkendara. Ditam- din dkk (2010), bahwa faktor kendaraan tidak ber-
bah lagi bila mengemudi dengan kecepatan tinggi. hubungan dengan terjadinya kecelakaan lalu lintas hal
Kondisi seperti ini dapat terjadi kecelakaan yang ini berbeda dengan hasil penelitian ini dimana terjad-
dapat menyebabkan korban sampai meninggal dunia inya lalu lintas oleh faktor kendaraan juga memberi-
(Ditjen Perhubungan, 2015) kan kontribusi terhadap kecelakaan walau belum di
Begitu halnya faktor lelah pada pengemudi di lakukan analisis lanjut. Mengingat pentingnya pe-
akan mengurangi kemampuan pengemudi untuk dap- meriksaan kendaraan sebelum dipergunakan merupa-
at mengambil keputusan dengan cepat dan kesulitan kan hal dapat dilakukan oleh setiap pengendara dalam
berkonsentrasi. Kelelahan juga dapat mempengaruhi rangka upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan
keseimbangan dan pandangan seseorang dalam berk- alat kendaraan atau tidak berfungsinya alat kendaraan
endara. Pengemudi yang lelah akan sulit berkonsen- yang dapat menyebabkan kecelakaan di jalan. Pemer-
trasi dan kurang waspada terhadap hal yang terjadi di- iksaan ini juga penting dilakukan untuk mendeteksi
jalan serta akan sulit bereaksi dengan cepat dan aman kerusakan secara dini terhadap spearpart kendaraan.
pada saat situasi genting terjadi (Ditjen perhubungan, Kendaraan dapat menjadi faktor penyebab ke-
2013). celakaan apabila tidak dapat dikendalikan sebagaima-
Pengemudi yang mengantuk juga dapat sebagai na mestinya yaitu sebagai kondisi teknis yang tidak
pemicu terjadinya kecelakaan dimana pengemudi ke- layak jalan atau pun penggunaanya tidak sesuai ket-
hilangan daya reaksi dan konsentrasi akibat kurang entuan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan
istirahat dan atau sudah mengemudikan kendaraan kecelakaan karena faktor kendaraan yaitu rem blong,
lebih dari 5 jam tanpa istirahat (WHO, 2009). kerusakan mesin ban pecah, kemudi tidak baik, ko-
Begitu juga halnya dengan pengendara yang pel lepas, lampu tidak menyala saat malam hari, kaca
tidak tertib, pelanggaran yang sering terjadi dilapa- sepion tidak lengkap, slip dan sebagainya (PP RI No
ngan adalah mengambil jalur pada arah yang berla- 80, 2012)
wanan serta pelanggaran terhadap rambu dan lampu Faktor kendaraan bisa menjadi masalah serius
lalu lintas sehingga beresiko membahayakan pen- saat berkendara dan dapat menyebabkan terjadinya
gendara lainnya dan dapat memicu terjadinya kecela- kecelakaan akibat dari faktor kendaraan, pengendara
kaan lalu lintas (Ditjen perhubungan, 2015). cenderung mengabaikan kondisi kendaraan mere-

39
104
Iskandar Arpan & Wulandari, Studi Epidemiologi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Pontianak

ka dan berani mengambil resiko, padahal menjaga Kondisi jalan basah atau licin dapat menye-
keamanan sistem kendaraan adalah hal yang paling babkan kecelakaan lalu-lintas, karena keseimbangan
penting untuk mencegah atau meminimalisir dampak sepeda motor akan terganggu, sepeda motor dapat
terjadinya kecelakaan lalu lintas saat berkendara.Hal tergelincir dan jatuh hingga menabrak kendaraan lain
yang disebabkan oleh faktor kendaraan harus dimini- yang ada di dekatnya (PP Nomor 34, 2006)
malisir oleh pengendara yaitu melakukan pengecekan Jalan yang memiliki kemiringan sudut belokan
kendaraan secara rutin minimal 1 bulan sekali, hal ini kurang dari atau lebih dari 180 derajat. Juga dap-
bertujuan agar mengurangi resiko kecelakaan yang at memicu terjadinya kecelakaan dimana Tikungan
diakibatkan karena faktor kendaraan (PP RI No 80, yang tajam dapat menghalangi pandangan pengemudi
2012). sehingga menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Jika
Dalam penelitian ini faktor juga memiliki per- kendaraan akan membelok sebaiknya mengurangi
anan dalam penyebab kecelakaan khususnya jalan laju kendaraan agar dapat berhati-hati (Ditjen per-
gelap (17,0%), asap/kabut, hujan (13,8%), jalan hubungan, 2015).
menikung (12,8%), jalan basah atau licin (11,7%), Jalan yang gelap berisiko tinggi menimbulkan
jalan rusak (9,6%) dan jalan berlubang (8,5%). kecelakaan, hal ini karena pengguna jalan yang tidak
Kondisi jalan dapat menjadi salah satu sebab ter- dapat melihat secara jelas penggunaan jalan lain mau-
jadinya pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas seperti pun kondisi lingkungan jalan saat berkendaraa, seh-
jalan rusak, tikungan jalan yang tajam, tetapi faktor ingga keberadaan lampu penerangan yang tersedia
jalan dapat dikurangi dengan rekayasa jalan den- sangatlah penting. (PP Nomor 55, 2012)
gan sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi Asap, kabut, hujan adalah beberapa diantaranya
tingkah laku para pengguna jalan dan mengurangi yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu
atau mencegah tindakan yang membahayakan kese- lintas. Hujan mempengaruhi kerja kendaraan seperti
lamatan dalam berlalu lintas (PP Nomor 74, 2014) jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marsaid lebih licin, dan jarak pandang menjadi lebih pendek.
dkk (2013), menunjukan bahwa faktor yang di se- Selama musim hujan, potensi kecelakaan lalu-lintas
babkan jalan gelap didapatkan bahwa jalan gelap menjadi lebih besar, yang umumnya terjadi karena
menyebabkan 0,634 kali korban meninggal dunia dib- gangguan penglihatan saat hujan lebat, atau jalan
andingkan faktor penyebab kecelakaan lainya, faktor yang tergenang air sehingga mengakibatkan efek hy-
yang disebabkan oleh jalan berlubang dengan kejadi- droplaning, yaitu ban tidak langsung menapak kep-
an meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yaitu sebe- ermukaan aspal karena dilapisi air. (PP Nomor 55,
sar (16%), faktor yang disebabkan oleh hujan dengan 2012)
kejadian meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yaitu Kecelakaan biasanya dapat terjadi dikarenakan
menunjukan bahwa hujan beresiko 4,878 kali menye- pengendara berani mengambil resiko saat berkendara
babkan kejadian meninggal dibanding penyebab ke- meskipun keadaan cuaca sedang tidak baik atau pada
celakaan lainnya. saat malam hari berkendara dengan kecepatan tinggi.
Faktor lingkungan fisik merupakan elemen ek- Hal ini dapat juga dapat dikarenakan pandangan ter-
stristik yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan. halang saat jalan gelap, kondisi sedang dalam kelela-
Kondisi jalan dan cuaca tertentu dapat menjadi han yang menyebabkan pengendara mengantuk dan
penyebab kecelakaan lalu lintas, seperti jalanan ba- kondisi kendaraan bermotor yang pencahayaannya
sah/licin, jalan rusak/berlubang, tanah longsor dan kurang baik dapat menyebabkan kecelakaan lalu lin-
lain sebagainya (PP Nomor 74, 2014) tas.
Jalan berlubang sangat beresiko menyebabkan Para pengendara sebaiknya jika kondisi cuaca
sepeda motor atau mobil kehilangan keseimbangan tidak baik atau jalan gelap sebaiknya lebih berhati-ha-
ketika melewatinya, jika pengendara kurang terampil ti membawa kendaraan dengan tidak melebihi batas
menguasai keadaan, kendaraan dapat oleng dan ter- kecepatan usahakan kendaraan tetap stabil, pada saat
jatuh (PP Nomor 80, 2012 kodisi hujan jarak pandang juga terhalang sebaiknya
Jalan rusak berbeda dengan jalan berlubang, untuk menghidupkan lampu kendaraan supaya orang
jalan rusak yaitu kondisi dimana permukaan jalan dapat melihat kendaraan kita.
tidak mulus yang disebabkan karena jalan belum di- Berdasarkan beberapa uraian diatas bahwa faktor
aspal, jalan yang terdapat bebatuan, kerikil atau ma- pengemudi, kendaraan, dan lingkungan memiliki per-
terial lain yang berada dipermukaan jalan yang men- anan dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas. Peneli-
ganggu ketika berkendara, dan jalan aspal yang sudah tian ini sejalan dengan penelitian ali dkk (2016) yang
mengalami kerusakan. Jalan rusak menyebabkan melakukan penelitian deskriptif crossectional pada
pengendara sulit mengendarai, mengendalikan dan 583 pasien di rumah sakit DHQ faisalabad yang beru-
menyeimbangkan kendaraan (PP Nomor 74, 2014) mur 15-29 tahun dimana faktor manusia/pengemudi

40
105
JVK 4 (2) (2018) hlm. 100 - 106

dan lingkungan memberikan kontribusi penyebab Journal of Dental and Medical Sciences.
terjadinya kecelakaan khususnya pengendara lalai, 14(9):38-43.
tidak menaati peraturan lalu lintas, menggunakan Marsaid, et al. (2013). Faktor yang berhubungan den-
handphone di jalan, faktor cuaca, kondisi jalan yang gan kejadian kecelakaan lalu lintas pada
tidak baik serta tidak adanya rambu-rambu lalu lintas. pengendara sepeda motor di wilayah Polres
Untuk itu perlu upaya-upaya untuk meminimalisir Kabupaten Malang. Jurnal Ilmu Kepera-
terjadinya kecelakaan lalu lintas khususnya pengon- watan. 1(2) : 99-112
trolan pada faktor pengemudi, faktor kendaraan dan Nilambar Jha, Srinivasa D.K, Roy G, Jagdish S.
faktor lingkungan. (2004). Epidemiological study of road traf-
fic accident cases: A study from south India.
Penutup Indian J Community Med. 29(1):20-4.
PP Nomor 34 Tahun 2006. Tentang Jalan. Jakarta:
Sebagian besar faktor pengemudi yang men- Pemerintah Republik Indonesia.
galami Kecelakaan lalu lintas adalah berkendara den- PP Nomor 74 Tahun 2014. Tentang Prasarana Jalan
gan kecepatan tinggi (67,0%), faktor kendaraan tidak Raya Dan Lalu Lintas.
rutin merawat kendaraanya (44,7%) serta sebagian PP Nomor 55 Tahun 2012. Tentang Kendaraan Dan
besar kondisi lingkungan yang mengalami kecelakaan Pengemudi.
lalu lintas adalah kondisi jalan gelap (17,0%). Sebai- PP Nomor 80 Tahun 2012. tentang pemeriksaan
knya pengendara sadar dan patuh dalam berlalu lin- kendaraan bermotor.
tas di jalan raya serta menggunakan kendaraan yang UU RI . 2009. UUD No.22 Tahun 2009 tentang Lalu
layak/prima ketika di jalan, jalan-jalan rusak dan ber- Lintas dan Angkutan Jalan.
lubang di perbaiki oleh dinas terkait serta penyuluhan Saepudin, Malik. (2003). Prinsip-prinsip Epidemiolo-
rutin pada sekolah-sekolah oleh polantas serta kemu- gi. STAIN Pontianak Press, Pontianak.
dahan akses dalam pembuatan surat ijin mengemudi. Sahabudin, et al. (2011). Pengendara sebagai faktor
resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas se-
Daftar Pustaka peda motor. Berita Kedokteran Masyarakat.
27(2) : 99-100
Saragih, (2011). Analisa kecelakaan lalu lintas di
Ali MA, Arif MM, Arif A, Fatima T. (2016). Roads
kota pematang siantar. Skripsi. Universitas
Traffic Accidents : An Epidemiological
Sumatera Utara: Medan. (tidak dipublika-
Study of Road Traffic Accidents in Tertiary
si)
Care Hospital. APMC.10(3):157-161
Singh A, Bhardwaj A, Pathak R, Ahluwalia SK.
Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. (2016). Kali-
(2011). An epidemiological study of road
mantan Barat dalam Angka 2016. Ponti-
traffic accident cases at a tertiary care hospi-
anak
tal in rural Haryana. Indian J of community
Badan Pusat Statistik. (2016). Statistik Transportasi
health. 23(2):53-5.
Tahun 2016. Jakarta.
World Health Organization. (2009). Global Status
Bustan. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menu-
Report On Road Safety 2009: Supporting A
lar. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Decade Of Action. Switzerland : Printed in
Ditjen Perhubungan Darat. (2015). Laporan Akhir
Luxembourg
Pedoman Teknis Kampanye Program kese-
World Health Organization. (2015). Road traffic in-
lamatan.
juries.
Ditjen Perhubungan Darat. (2013). Buku Petun-
juk Tata Cara bersepeda Motor di Indone-
sia.
Jirojwong S, Rudtanasudjatum K, Watcharavitoon
P, Sathitsathien W, Sangjun S. (2002).
Non-Fatal Injuries Sustained In Road Traf-
fic Accidents : A Pilot Study In provincial
hospitals in ChonBuri, Thailand. Southeast
Asian J Trop MedPublic Health. 33(1):193-
200.
Kahn P Shakeer, HussainR Altaf. (2015). An epidemi-
ological study of road traffic accident cases
attending a tertiary care hospital, Tirupati.

41
106

Anda mungkin juga menyukai