JVK
JURNAL VOKASI KESEHATAN
http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK
101
36
JVK 4 (2) (2018) hlm. 100 - 106
37102
Iskandar Arpan & Wulandari, Studi Epidemiologi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Pontianak
103
38
JVK 4 (2) (2018) hlm. 100 - 106
at memicu terjadinya kecelakaan pada pengendara Sebaiknya para pengendara selalu berhati-hati
terutama pengendara yang menggunakan kendaraan berhati-hati agar tidak mengalami kecelakaan oleh
dengan kecepatan tinggi (67,0%), kelelahan (48.9%), karena faktor pengemudi khususnya tidak membawa
mengantuk (26.6%) lengah (25.5%), serta disusul kendaraan melebihi batas kecepatan dan jika dalam
keadaan lainnya seperti tidak tertib (11.7%), keadaan kondisi tidak sehat, sedang lelah atau dalam keadaan
sakit (9.6%), serta pengaruh obat sebesar (4.3%). mengantuk tidak untuk dipaksakan berkendara hal
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sahabuddin ini akan beresiko untuk mengalami kecelakaan lalu
dkk (2010) dalam penelitiannya ditemukan bahwa lintas dan sebaik dari pihak kepolisian melakukan
faktor yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan penyuluhan rutin kepada masyarakat dan pada anak
lalu lintas paling utama yaitu faktor pengendara yang sekolah yaitu dengan pemasangan baleho atau span-
yakni (80%) kasus akibat tidak disiplin berlalu lintas, duk-spanduk informasi mengenai langkah keamanan
faktor kedua yaitu kendaraan dan faktor ketiga yaitu berkendara dari faktor pengemudi inisehingga ke-
jalan. waspadaan pengendara di jalanan lebih maksimal dan
Sedangkan Penelitian lain oleh Saragih (2011), dapat terhindar dari kecelakaan lalu lintas oleh faktor
diketahui bahwa faktor penyebab kecelakaan terting- pengemudi.
gi di Kota Pematang Siantar adalah karena faktor ma- Dalam Penelitian ini penyebab kecelakaan dari
nusia, yaitu sebesar 92,88%, dimana faktor manusia faktor kendaraan juga memiliki peranan penting ter-
yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan ada- hadap terjadinya kecelakaan khususnya disebabkan
lah karena lengah/kurang ke hati-hatian pengemudi, oleh kondisi kendaraan yang tidak baik atau tidak ber-
yaitu sebesar 55,42%, disusul kemudian oleh karena fungsiseperti tidak rutin merawat kendaraan (55.3%),
kecepatan tinggi sebesar 38,35%, tidak tertib sebesar ban dalam kondisi buruk (30.9%), tidak memiliki
3,03%, mengantuk 2,6%, kesalahan pejalan sebesar kaca sepion (27.7%), alat alat rem tidak bekerja den-
0,43%, dan tidak menjaga jarak sebesar 0,14%. gan baik (20.2%), lampu tanda rem tidak bekerja
Dari uraian diatas dapat disimpulkan faktor (13.8%), menggunakan lampu yang menyilaukan
kelalaian pengendara dapat menyebabkan terjadinya (13.8%), alat-alat kemudi tidak bekerja dengan baik
kecelakaan. Salah satunya adalah pengendara yang (2.1%), serta syarat lampu penerangan tidak terpenuhi
lengah. pengendara yang lengah dalam mengemudi- (11.0%).
kan kendaraannya terjadi penurunan daya konsentrasi Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahabud-
dan sikap responsibilitas dalam berkendara. Ditam- din dkk (2010), bahwa faktor kendaraan tidak ber-
bah lagi bila mengemudi dengan kecepatan tinggi. hubungan dengan terjadinya kecelakaan lalu lintas hal
Kondisi seperti ini dapat terjadi kecelakaan yang ini berbeda dengan hasil penelitian ini dimana terjad-
dapat menyebabkan korban sampai meninggal dunia inya lalu lintas oleh faktor kendaraan juga memberi-
(Ditjen Perhubungan, 2015) kan kontribusi terhadap kecelakaan walau belum di
Begitu halnya faktor lelah pada pengemudi di lakukan analisis lanjut. Mengingat pentingnya pe-
akan mengurangi kemampuan pengemudi untuk dap- meriksaan kendaraan sebelum dipergunakan merupa-
at mengambil keputusan dengan cepat dan kesulitan kan hal dapat dilakukan oleh setiap pengendara dalam
berkonsentrasi. Kelelahan juga dapat mempengaruhi rangka upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan
keseimbangan dan pandangan seseorang dalam berk- alat kendaraan atau tidak berfungsinya alat kendaraan
endara. Pengemudi yang lelah akan sulit berkonsen- yang dapat menyebabkan kecelakaan di jalan. Pemer-
trasi dan kurang waspada terhadap hal yang terjadi di- iksaan ini juga penting dilakukan untuk mendeteksi
jalan serta akan sulit bereaksi dengan cepat dan aman kerusakan secara dini terhadap spearpart kendaraan.
pada saat situasi genting terjadi (Ditjen perhubungan, Kendaraan dapat menjadi faktor penyebab ke-
2013). celakaan apabila tidak dapat dikendalikan sebagaima-
Pengemudi yang mengantuk juga dapat sebagai na mestinya yaitu sebagai kondisi teknis yang tidak
pemicu terjadinya kecelakaan dimana pengemudi ke- layak jalan atau pun penggunaanya tidak sesuai ket-
hilangan daya reaksi dan konsentrasi akibat kurang entuan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan
istirahat dan atau sudah mengemudikan kendaraan kecelakaan karena faktor kendaraan yaitu rem blong,
lebih dari 5 jam tanpa istirahat (WHO, 2009). kerusakan mesin ban pecah, kemudi tidak baik, ko-
Begitu juga halnya dengan pengendara yang pel lepas, lampu tidak menyala saat malam hari, kaca
tidak tertib, pelanggaran yang sering terjadi dilapa- sepion tidak lengkap, slip dan sebagainya (PP RI No
ngan adalah mengambil jalur pada arah yang berla- 80, 2012)
wanan serta pelanggaran terhadap rambu dan lampu Faktor kendaraan bisa menjadi masalah serius
lalu lintas sehingga beresiko membahayakan pen- saat berkendara dan dapat menyebabkan terjadinya
gendara lainnya dan dapat memicu terjadinya kecela- kecelakaan akibat dari faktor kendaraan, pengendara
kaan lalu lintas (Ditjen perhubungan, 2015). cenderung mengabaikan kondisi kendaraan mere-
39
104
Iskandar Arpan & Wulandari, Studi Epidemiologi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Pontianak
ka dan berani mengambil resiko, padahal menjaga Kondisi jalan basah atau licin dapat menye-
keamanan sistem kendaraan adalah hal yang paling babkan kecelakaan lalu-lintas, karena keseimbangan
penting untuk mencegah atau meminimalisir dampak sepeda motor akan terganggu, sepeda motor dapat
terjadinya kecelakaan lalu lintas saat berkendara.Hal tergelincir dan jatuh hingga menabrak kendaraan lain
yang disebabkan oleh faktor kendaraan harus dimini- yang ada di dekatnya (PP Nomor 34, 2006)
malisir oleh pengendara yaitu melakukan pengecekan Jalan yang memiliki kemiringan sudut belokan
kendaraan secara rutin minimal 1 bulan sekali, hal ini kurang dari atau lebih dari 180 derajat. Juga dap-
bertujuan agar mengurangi resiko kecelakaan yang at memicu terjadinya kecelakaan dimana Tikungan
diakibatkan karena faktor kendaraan (PP RI No 80, yang tajam dapat menghalangi pandangan pengemudi
2012). sehingga menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Jika
Dalam penelitian ini faktor juga memiliki per- kendaraan akan membelok sebaiknya mengurangi
anan dalam penyebab kecelakaan khususnya jalan laju kendaraan agar dapat berhati-hati (Ditjen per-
gelap (17,0%), asap/kabut, hujan (13,8%), jalan hubungan, 2015).
menikung (12,8%), jalan basah atau licin (11,7%), Jalan yang gelap berisiko tinggi menimbulkan
jalan rusak (9,6%) dan jalan berlubang (8,5%). kecelakaan, hal ini karena pengguna jalan yang tidak
Kondisi jalan dapat menjadi salah satu sebab ter- dapat melihat secara jelas penggunaan jalan lain mau-
jadinya pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas seperti pun kondisi lingkungan jalan saat berkendaraa, seh-
jalan rusak, tikungan jalan yang tajam, tetapi faktor ingga keberadaan lampu penerangan yang tersedia
jalan dapat dikurangi dengan rekayasa jalan den- sangatlah penting. (PP Nomor 55, 2012)
gan sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi Asap, kabut, hujan adalah beberapa diantaranya
tingkah laku para pengguna jalan dan mengurangi yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu
atau mencegah tindakan yang membahayakan kese- lintas. Hujan mempengaruhi kerja kendaraan seperti
lamatan dalam berlalu lintas (PP Nomor 74, 2014) jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marsaid lebih licin, dan jarak pandang menjadi lebih pendek.
dkk (2013), menunjukan bahwa faktor yang di se- Selama musim hujan, potensi kecelakaan lalu-lintas
babkan jalan gelap didapatkan bahwa jalan gelap menjadi lebih besar, yang umumnya terjadi karena
menyebabkan 0,634 kali korban meninggal dunia dib- gangguan penglihatan saat hujan lebat, atau jalan
andingkan faktor penyebab kecelakaan lainya, faktor yang tergenang air sehingga mengakibatkan efek hy-
yang disebabkan oleh jalan berlubang dengan kejadi- droplaning, yaitu ban tidak langsung menapak kep-
an meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yaitu sebe- ermukaan aspal karena dilapisi air. (PP Nomor 55,
sar (16%), faktor yang disebabkan oleh hujan dengan 2012)
kejadian meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yaitu Kecelakaan biasanya dapat terjadi dikarenakan
menunjukan bahwa hujan beresiko 4,878 kali menye- pengendara berani mengambil resiko saat berkendara
babkan kejadian meninggal dibanding penyebab ke- meskipun keadaan cuaca sedang tidak baik atau pada
celakaan lainnya. saat malam hari berkendara dengan kecepatan tinggi.
Faktor lingkungan fisik merupakan elemen ek- Hal ini dapat juga dapat dikarenakan pandangan ter-
stristik yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan. halang saat jalan gelap, kondisi sedang dalam kelela-
Kondisi jalan dan cuaca tertentu dapat menjadi han yang menyebabkan pengendara mengantuk dan
penyebab kecelakaan lalu lintas, seperti jalanan ba- kondisi kendaraan bermotor yang pencahayaannya
sah/licin, jalan rusak/berlubang, tanah longsor dan kurang baik dapat menyebabkan kecelakaan lalu lin-
lain sebagainya (PP Nomor 74, 2014) tas.
Jalan berlubang sangat beresiko menyebabkan Para pengendara sebaiknya jika kondisi cuaca
sepeda motor atau mobil kehilangan keseimbangan tidak baik atau jalan gelap sebaiknya lebih berhati-ha-
ketika melewatinya, jika pengendara kurang terampil ti membawa kendaraan dengan tidak melebihi batas
menguasai keadaan, kendaraan dapat oleng dan ter- kecepatan usahakan kendaraan tetap stabil, pada saat
jatuh (PP Nomor 80, 2012 kodisi hujan jarak pandang juga terhalang sebaiknya
Jalan rusak berbeda dengan jalan berlubang, untuk menghidupkan lampu kendaraan supaya orang
jalan rusak yaitu kondisi dimana permukaan jalan dapat melihat kendaraan kita.
tidak mulus yang disebabkan karena jalan belum di- Berdasarkan beberapa uraian diatas bahwa faktor
aspal, jalan yang terdapat bebatuan, kerikil atau ma- pengemudi, kendaraan, dan lingkungan memiliki per-
terial lain yang berada dipermukaan jalan yang men- anan dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas. Peneli-
ganggu ketika berkendara, dan jalan aspal yang sudah tian ini sejalan dengan penelitian ali dkk (2016) yang
mengalami kerusakan. Jalan rusak menyebabkan melakukan penelitian deskriptif crossectional pada
pengendara sulit mengendarai, mengendalikan dan 583 pasien di rumah sakit DHQ faisalabad yang beru-
menyeimbangkan kendaraan (PP Nomor 74, 2014) mur 15-29 tahun dimana faktor manusia/pengemudi
40
105
JVK 4 (2) (2018) hlm. 100 - 106
dan lingkungan memberikan kontribusi penyebab Journal of Dental and Medical Sciences.
terjadinya kecelakaan khususnya pengendara lalai, 14(9):38-43.
tidak menaati peraturan lalu lintas, menggunakan Marsaid, et al. (2013). Faktor yang berhubungan den-
handphone di jalan, faktor cuaca, kondisi jalan yang gan kejadian kecelakaan lalu lintas pada
tidak baik serta tidak adanya rambu-rambu lalu lintas. pengendara sepeda motor di wilayah Polres
Untuk itu perlu upaya-upaya untuk meminimalisir Kabupaten Malang. Jurnal Ilmu Kepera-
terjadinya kecelakaan lalu lintas khususnya pengon- watan. 1(2) : 99-112
trolan pada faktor pengemudi, faktor kendaraan dan Nilambar Jha, Srinivasa D.K, Roy G, Jagdish S.
faktor lingkungan. (2004). Epidemiological study of road traf-
fic accident cases: A study from south India.
Penutup Indian J Community Med. 29(1):20-4.
PP Nomor 34 Tahun 2006. Tentang Jalan. Jakarta:
Sebagian besar faktor pengemudi yang men- Pemerintah Republik Indonesia.
galami Kecelakaan lalu lintas adalah berkendara den- PP Nomor 74 Tahun 2014. Tentang Prasarana Jalan
gan kecepatan tinggi (67,0%), faktor kendaraan tidak Raya Dan Lalu Lintas.
rutin merawat kendaraanya (44,7%) serta sebagian PP Nomor 55 Tahun 2012. Tentang Kendaraan Dan
besar kondisi lingkungan yang mengalami kecelakaan Pengemudi.
lalu lintas adalah kondisi jalan gelap (17,0%). Sebai- PP Nomor 80 Tahun 2012. tentang pemeriksaan
knya pengendara sadar dan patuh dalam berlalu lin- kendaraan bermotor.
tas di jalan raya serta menggunakan kendaraan yang UU RI . 2009. UUD No.22 Tahun 2009 tentang Lalu
layak/prima ketika di jalan, jalan-jalan rusak dan ber- Lintas dan Angkutan Jalan.
lubang di perbaiki oleh dinas terkait serta penyuluhan Saepudin, Malik. (2003). Prinsip-prinsip Epidemiolo-
rutin pada sekolah-sekolah oleh polantas serta kemu- gi. STAIN Pontianak Press, Pontianak.
dahan akses dalam pembuatan surat ijin mengemudi. Sahabudin, et al. (2011). Pengendara sebagai faktor
resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas se-
Daftar Pustaka peda motor. Berita Kedokteran Masyarakat.
27(2) : 99-100
Saragih, (2011). Analisa kecelakaan lalu lintas di
Ali MA, Arif MM, Arif A, Fatima T. (2016). Roads
kota pematang siantar. Skripsi. Universitas
Traffic Accidents : An Epidemiological
Sumatera Utara: Medan. (tidak dipublika-
Study of Road Traffic Accidents in Tertiary
si)
Care Hospital. APMC.10(3):157-161
Singh A, Bhardwaj A, Pathak R, Ahluwalia SK.
Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. (2016). Kali-
(2011). An epidemiological study of road
mantan Barat dalam Angka 2016. Ponti-
traffic accident cases at a tertiary care hospi-
anak
tal in rural Haryana. Indian J of community
Badan Pusat Statistik. (2016). Statistik Transportasi
health. 23(2):53-5.
Tahun 2016. Jakarta.
World Health Organization. (2009). Global Status
Bustan. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menu-
Report On Road Safety 2009: Supporting A
lar. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Decade Of Action. Switzerland : Printed in
Ditjen Perhubungan Darat. (2015). Laporan Akhir
Luxembourg
Pedoman Teknis Kampanye Program kese-
World Health Organization. (2015). Road traffic in-
lamatan.
juries.
Ditjen Perhubungan Darat. (2013). Buku Petun-
juk Tata Cara bersepeda Motor di Indone-
sia.
Jirojwong S, Rudtanasudjatum K, Watcharavitoon
P, Sathitsathien W, Sangjun S. (2002).
Non-Fatal Injuries Sustained In Road Traf-
fic Accidents : A Pilot Study In provincial
hospitals in ChonBuri, Thailand. Southeast
Asian J Trop MedPublic Health. 33(1):193-
200.
Kahn P Shakeer, HussainR Altaf. (2015). An epidemi-
ological study of road traffic accident cases
attending a tertiary care hospital, Tirupati.
41
106