Anda di halaman 1dari 22

KESELAMATAN

LALU LINTAS

ARDIN ROZANDI, S.T., M.T


Penanganan kecelakaan lalu lintas jalan

a) Tahapan sebelum kejadian


b) Tahapan pada waktu kejadian
c) Tahapan sesudah kejadian
Komponen Keselamatan Lalu Lintas

1. Sistem informasi kecelakaan


2. Pendidikan
3. Perekayasaan
4. Penanganan korban
5. Kegiatan pendukung
Permasalahan Keselamatan Lalu Lintas

1. Bidang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan


2. Bidang Sarana
3. Bidang Sumber Daya Manusia
4. Bidang Kelembagaan
Tipe Kecelakaan
Kecelakaan kendaraan tunggal,
Kecelakaan pejalan kaki,
Kecelakaan membelok lebih dari dua kendaraan,
Kecelakaan membelok dua kendaraan,
Kecelakaan tanpa gerakan membelok,
Metode Penanggulangan Kecelakaan

a) Metode pre-emptif (penangkalan),


b) Metode preventif (pencegahan), dan
c) Metode represif (penanggulangan)
Metode Pre-Emptif

1) Perencanaan pengembangan kota.


2) Perencanaan tata guna lahan.
3) Perencanaan pengembangan transportasi.
4) Perencanaan pengembangan angkutan umum
Metode Preventif
1) Upaya pengaturan faktor jalan
2) Upaya pengaturan faktor kendaraan
3) Upaya pengaturan faktor manusia
4) Upaya pengaturan lingkungan
5) Upaya pengaturan sistem lalu lintas
6) Upaya pengaturan pertolongan pertama pada gawat darurat
Sistem Informasi Kecelakaan
Tujuan pengembangan dan penataan sistem informasi kecelakaan lalu lintas adalah sebagai
berikut:
 Menciptakan persepsi yang sama antar instansi
 Memberikan informasi yang akurat
 Memberikan informasi yang memadai dan mempermudah serta mempercepat proses
pengambilan keputusan,
 Memberikan gambaran sejelas mungkin mengenai organisasi penyelenggaraan sistem
informasi.
 Sebagai media koordinator
Manajemen Penanggulangan Kecelakaan Lalu Lintas

Peristiwa kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang


jarang dan acak untuk memahami filosofi dasar di atas perlu
dilihat pengertian dari masing-masing secara terpisah.
Kecelakaan lalu lintas merupakan serangkaian kejadian,
yang pada akhirnya sesaat sebelumnya terjadi kecelakaan
didahului oleh gagalnya pemakai jalan dalam mengantisipasi
kedaan sekelilingnya.
Kecelakaan lalu lintas mengakibatkan terjadinya korban atau
kerugian harta benda.
Dalam peristiwa kecelakaan tidak ada unsur kesengajaan,
sehingga apabila terdapat cukup bukti ada unsur
kesengajaan maka peristiwa tersebut tidak dianggap sebagai
kasus kecelakaan
Perbaikan Optimal

Perbaikan jalan/jembatan dan perlengkapan, pada lokasi-lokasi yang rawan


terhadap kecelakaan;
Perbaikan terhadap peraturan lalu lintas yang diberlakukan di ruas-ruas
jalan tertentu yang rawan terhadap kecelakaan lalu lintas;
Pemberian arahan dan bimbingan kepada masyarakat;
Penegakan hukum bagi pemakai jalan, khususnya terhadap hal-hal yang
rawan terhadap kecelakaan lalu lintas.
4 strategi dasar untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas yaitu:

Single Sites (Black Spot Program): Yaitu penanganan jenis kecelakaan tertentu di
suatu ruas jalan
Mass Action Plans: Penggunaan pola penanganan yang pernah dilakukan
sebelumnya untuk lokasi-lokasi yang mempunyai problem kecelakaan yang biasa.
Route Action Plans: Penggunaan cara-cara yang pernah dilakukan sebelumnya di
sepanjang rute yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi.
Area Wide Schemes: Penggunaan pola penanganan yang bervariasi yang meliputi
area yang luas (kota).
Penelitian Keselamatan Lalu Lintas

Analisa Pengaruh Faktor Penyebab Kecelakaan dalam


Upaya Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas Pada Ruas
Jalan Palangka Raya – Tangkiling (Yuren, 2007)
Dari tahun 1997 - 2001 volume lalu lintas meningkat dari
2070 smp menjadi 2812 smp, sementara angka kecelakaan
lima tahun terakhir adalah 83.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang
menyebabkan kecelakaan dalam upaya peningkatan
keselamatan lalulintas pada ruas jalan Palangka Raya -
Tangkiling.
Data primer yang digunakan adalah data tata guna lahan, data
geometrik jalan, data kerusakan permukaan jalan, data
karakteristik dan perilaku pengemudi.
Data sekunder yang digunakan adalah data kecelakaan dari 1997 -
2001, data IRMS dan data volume lalu lintas.
Data yang diperoleh kemudian diuji dengan uji statistik sebagai
berikut:
1. uji dua rataan dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan
SIM, jenis kelamin dan tata guna lahan terhadap terjadinya
kecelakaan;
2. uji regresi dipakai untuk mengetahui pengaruh pertambahan lalu
lintas dan geometrik jalan terhadap terjadinya kecelakaan;
3. uji varian dipakai untuk mengetahui pengaruh umur, tingkat
pendidikan dan profesi pelaku terhadap terjadinya kecelakaan;
dan
4. uji kesesuaian distribusi dipakai untuk mengetahui
pengaruh cuaca terhadap terjadinya kecelakaan. Dari
hasil penelitian didapat bahwa daerah rawan
kecelakaan terletak pada STA 0+000 sampai dengan
STA 8+000.
Kondisi geometrik dan kerusakan permukaan jalan tidak
berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan.
Tata guna lahan, volume lalu lintas dan karakteristik pelaku
berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan.
Tipe tabrakan paling banyak yang terlibat kecelakaan adalah
samping-depan yaitu sebesar 57,58%.
Jenis kendaraan paling banyak yang terlibat kecelakaan
adalah sepeda motor yaitu sebesar 44,27%.
Korban kecelakaan paling banyak mengalami luka berat
yaitu sebesar 58,59%.
Dari hasil wawancara terhadap 1620 pengemudi di daerah
rawan kecelakan terlihat bahwa:
a. karakteristikpengemudi yang paling dominan adalah
sebagai berikut:
b. berumur 16 -40 tahun (75,5%);
c. memiliki SIM C (46,54%);
d. memiliki tingkat pendidikan SLTP sampai dengan SLTA
(74,45%) dan berprofesi swasta (40,11%).
Sehingga, tata guna lahan, volume lalu lintas dan karakteristik
pengemudi merupakan faktor-faktor paling besar yang
mempengaruhi terjadinya kecelakaan.
Pengaruh Kondisi Jalan Terhadap Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Pada Jalan Nasional Dan
Jalan Propinsi Di Propinsi Bali (Indriani, 2007)

Ditinjau pengaruh kondisi ruas-ruas jalan Nasional dan kondisi ruas-ruas jalan
Propinsi yaitu kondisi perkerasan jalan dan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)
terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas.
Analisis Regresi Ganda: prediksi antara luas kerusakan perkerasan dalam kondisi
rusak ringan terhadap biaya pemeliharaan perkerasan jalan dengan menggunakan
buras maupun patching dan untuk mengetahui berapa besar pengaruh perkerasan
jalan dalam kondisi baik, rusak ringan dan rusak berat Lalu-Lintas Harian Rata-
Rata (LHR) terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas yang terjadi.
Analisis Regresi Tunggal: Memprediksi antara luas kerusakan
perkerasan dalam kondisi rusak ringan terhadap biaya
pemeliharaan perkerasan jalan dengan menggunakan buras
maupun patching
Perhitungan Analisis Regresi Ganda dan Analisis Regresi
Tunggal, diselesaikan dengan menggunakan program
Statistical Program for Social Science (SPSS).
Pada jalan Nasional diperoleh hasil sebagai berikut:
pengaruh kondisi perkerasan jalan dan Lalu Lintas Harian
Rata-Rata (LHR) terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas 50,75
%, masing - masing memberi pengaruh yaitu: LHR 46%,
kondisi rusak ringan 42%, kondisi baik 41% dan kondisi rusak
35%.
Setiap adanya penambahan satu satuan luas kerusakan,
maka akan ada kenaikan biaya pemeliharaan dengan
menggunakan buras sebesar Rp 5.198 dan biaya
pemeliharaan dengan menggunakan patching sebesar Rp
32.254.
Pada jalan Propinsi diperoleh hasil sebagai berikut :
pengaruh kondisi perkerasan jalan dan Lalu Lintas Harian
Rata-Rata (LHR) terhadap jumlah kecelakaan lalu-lintas 75.27
%, masing - masing member pengaruh yaitu : kondisi rusak
ringan 53%, LHR 51% kondisi baik 49% dan kondisi rusak
30%.
Setiap adanya penambahan satu saluan luas kerusakan,
maka akan ada kenaikan biaya pemeliharaan dengan
menggunakan buras sebesar Rp 5.914 dan biaya
pemeliharaan dengan menggunakan patching sebesar Rp
36.698.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2004), Cetak Biru Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan, Jakarta: Direktorat Llau Lintas dan Angkutan Jalan,
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Suraji, Aji (2008), Rekayasa Lalu Lintas, Malang: Universitas Widya
Gama
Sutawi (2006), Bersama Kita Bisa Membangun Budaya
Keselamatan Jalan, Jakarta: Departemen Perhubungan
Indriani, Made Novita (2007), Pengaruh Kondisi Jalan Terhadap
Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Pada Jalan Nasional Dan Jalan
Propinsi Di Propinsi Bali, Surabaya: Pasca Sarjana Teknik Sipil
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Yuren (2007), Analisa Pengaruh Faktor Penyebab Kecelakaan
Dalam Upaya Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas Pada
Ruasjalan Palangka Raya – Tangkiling, Surabaya: Pasca Sarjana
Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Selesai

Anda mungkin juga menyukai