Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya jalan raya merupakan suatu jalur yang digunakan

masyarakat untuk menuju ke satu tempat ke tempat lain, baik ke kantor, berbelanja

dan keluar kota maupun keluar daerah dan lain sebagainya. Namun seiring waktu

hal yang sering terjadi pada jalan raya merupakan kecelakaan berlalu lintas

mengakibatkan suatu masalah lalu lintas dan membutuhkan penanganan yang

serius mengingat kerugian yang sangat besar, berupa jatuhnya korban luka hingga

korban meninggal dunia, maupun kerugian dari segi material.

Dalam meningkatkan keamanan lalu lintas di jalan terdapat 3 (tiga)

bagian yang saling berhubungan dengan operasi lalu lintas, yakni:

pengemudi,kendaraan, dan jalan raya.

Jalan Poros Unaaha – Pondidaha adalah salah satu jalan dengan arus

volume lalu lintas yang tinggi di Kabupaten Konawe, hal ini dikarenakan

banyaknya pengguna jalan yang melewati jalan tersebut yang menghubungkan

antar kabupaten dan kota, di samping itu jalan ini terletak di ruas 031 sepanjang

±8 km dan di ruas 034 sepanjang ±36 km Kabupaten Konawe Provinsi

Sulawesi Tenggara. Kabupaten Konawe yang memiliki tingkat kecelakaan

1
yang tinggi, jalan yang tergolong kategori jalan arteri dan memiliki satu jalur

dua lajur dua arah tanpa median.

Sehingga hal ini mendorong perlu dilakukannya penilitian untuk

mengetahui tingkat kecelakaan yang akan terjadi pada ruas jalan tersebut

sepanjang ±44,8 km yang di pengaruhi oleh faktor manusia sebagai pengguna

jalan dan kondisi geometrik jalan yang ada.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari hasil latar belakang di atas maka didapat beberapa identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya pertumbuhan kendaran roda empat, roda tiga, maupun

roda dua, dan lain-lain.

2. Banyaknya pengguna jalan yang tak beraturan berlalu lintas.

3. Kondisi badan jalan yang bergelombang/geometrik jalan.

4. Lebarnya jalan dan bebas dari hambatan samping sehingga pengguna

jalan ngebut-ngebutan dijalan tersebut sehingga berpotensi kecelakaan

berlalu lintas.

5. Tidak adanya lampu penerang jalan sehingga menyulitkan bagi

pengguna jalan dimalam hari.

6. Tidak adanya pagar pengaman jalan.

2
7. Keadaan rambu-rambu lalu lintas jalan belum tertata dengan baik.

8. Lubangnya pada badan jalan sehingga sangat berpotensi terjadinya

kecelakaan.

1.3 Maksud Penelitian

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana menganalisis karakteristik kecelakaan lalu lintas yang dipengaruhi

oleh faktor manusia sebagai pengguna jalan ?

2. Bagaimana mengevaluasi geometrik dan kondisi lalu lintas yang sudah ada ?

3. Bagaimana menghitung volume lalu lintas dengan menggunakan metode MKJI

1997 ?

4. Bagaimana meninjau kembali fasilitas keselamatan jalan ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis karakteristik kecelakaan lalu lintas yang dipengaruhi oleh faktor

manusia sebagai pengguna jalan

2. Melakukan peninjauan pada jalan yang menjadi studi kasus terhadap arus lalu

lintas dan mengukur kembali geometrik jalan yang berupa penampang

3
melintang jalan, diantaranya panjang jalan, lebar jalur, lebar lajur dan jumlah

lajur.

3. Menghitung volume lalu lintas rata – rata, kecepatan rata – rata, rentang waktu,

dan analisis tingkat kecelakaan yang terjadi sehingga mendapatkan persentase.

4. Meninjau kembali kelengkapan fasilitas keselamatan jalan seperti rambu lalu

lintas, marka jalan, lampu penerangan jalan

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari studi penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan tersebut, sehingga kedepan bisa

memprediksikan angka kecelakaan apabila meningkatnya pertumbuhan kendaraan

pada jalan Poros Unaaha – Pondidaha sehingga dapat lebih berhati – hati untuk

menghindari daerah rawan atau berpotensi kecelakaan dan pengguna jalan bisa

melintasi dengan nyaman.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian proposal tugas akhir dengan judul Analisa Kecelakaan

Lalu Lintas (Studi Kasus : Ruas Jalan Poros Unaaha – Pondidaha), sistematika

penulisannya adalah sebagai berikut :

4
1. BAB I Pendahuluan

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang serta maksud dan tujuan

dari pengambilan proposal tugas akhir ini dengan harapan hasil yang diperoleh

sesuai dengan yang diinginkan.

2. BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini berisi mengenai dasar teori yang dipakai dalam penyusunan dan

perhitungan proposal tugas akhir ini. Penjelasan mengenai analisa serta teori –

teori yang berhubungan dengan judul yang akan dibahas pada bab ini.

3. BAB III Metodologi

Pada bab ini dijelaskan mengenai urutan serta cara perhitungan mulai

pengambilan data serta analisi perhitungan hingga didapat output dari hasil

perhitungan termasuk skema alur perhitungan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arus Lalu Lintas

Dalam Diktat Kuliah Rekayasa Lalu Lintas Teknik Sipil Universitas

Widyagama (2008), arus lalu lintas didefinisikan sebagai pergerakan Individu

pengendara dan kendaraan yang melakukan interaksi antara satu dengan yang lain

pada ruas jalan dan lingkungan, sedang yang dimaksud dengan ruang lalu lintas

jalan adalah prasarana yang dibangun untuk gerak pindah kendaraan, orang, atau

barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.

Surja Darma (2001:6) dalam Merbawi (2013), menyebutkan bahwa,

perilaku arus lalu lintas merupakan hasil pengaruh gabungan antara manusia,

kendaraan, dan jalan dalam suatu lingkungan tertentu. Dalam hal ini manusia dapat

berupa pengemudi maupun pejalan kaki. Salah satu karakteristik dari pejalan kaki

adalah kecepatan berjalannya, terutama saat menyebrang jalan, sedangkan perilaku

pengemudi di pengaruhi oleh faktor luar berupa keadaan sekelilingnya, keadaan

cuaca, daerah pandangan (visibility) serta penerangan jalan di malam hari. Selain

itu juga dipengaruhi oleh emosinya seperti sifat tidak sabar dan marah – marah.

2.1.1 Kecelakaan Lalu Lintas

Menurut Kadiyali (1983) dan O’flaherty (1997), menyatakan bahwa

kecelakaan lalu lintas jalan sebagai tabrakan overtuning atau selip yang terjadi

6
dijalan terbuka dan melibatkan lalu lintas umum yang menyebabkan luka,

meninggal, atau kerusakan pada kendaraan (kerugian material).

Abubakar dkk, (1995) mengartikan kecelakaan lalu lintas sebagai puncak

rangkaian kejadian yang pada akhirnya sesaat sebelum terjadinya kecelakaan

didahului oleh gagalnya pemakai jalan dalam mengantisipasi keadaan

sekelilingnya termasuk dirinya sendiri.

Menurut pasal 1 ke 24 UU/22 2009, menyebutkan bahwa kecelakaan lalu

lintas adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak diduga dan tidak disengaja

melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan

korban manusia dan/atau kerugian harta benda.

2.1.2 Keselamatan Lalu Lintas

Menurut Bukhari dan Sofyan (2007:2), dalam menangani masalah lalu

lintas jalan raya ini ada dua pendekatan dasar yang dapat digunakan, pertama ialah

berusaha untuk menyesuaikan sifat – sifat dan kelakuan manusia dengan keadaan

aliran lalu lintas dan fasilitas – fasilitas harus diatur sedemikian rupa sehingga

sesuai dengan sifat – sifat dan kelakuan para pemakai jalan, karena keterbatasan –

keterbatasan serta mengutamakan efisiensi maka kedua pendekatan tersebut

digunakan bersama yang satu sebagai pelengkap yang lain.

Anonim (2009), menyebutkan bahwa keselamatan lalu lintas dan angkutan

jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan selama

7
berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan/atau

lingkungan.

Wedha (2001) menjelaskan bahwa keselamatan lalu lintas adalah bagian

dari tujuan teknik lalu lintas meliputi; keamanan, kenyamanan, dan keekonomian

dalam transportasi orang maupun barang. Keselamat lalu lintas sangat terkait pada

proses pengembangan suatu perencanaan jalan raya. Suatu perencanaan dan

perancangan yang baik, yang memenuhi standar akan membuahkan hasil dengan

minimnya kejadian kecelakaan pada suatu lokasi jalan raya, dan ini berarti suatu

perbaikan keselamatan bagi para pemakai jasa.

2.2 Faktor Pengaruh Kecelakaan

Astroad (2002), Warpani (1999) dan Pignatoro (1973) dalam Amelia dkk

(2011:41), menjelaskan beberapa faktor penyebab kecelakaan lalu lintas antara lain

faktor pemakai jalan, faktor kendaraan, faktor jalan, dan faktor lingkungan.

1. Faktor Manusia;

Faktor manusia memegang peranan dominan, karena cukup banyak faktor yang

mempengaruhi perilakunya

2. Faktor Kendaraan;

Kendaraan dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan apabila tidak dapat

dikendalikan sebagaimana mestinya yaitu sebagai akibat kondisi teknis yang

tidak layak jalan ataupun penggunaannya tidak sesuai ketentuan.

8
3. Faktor Jalan;

Hubungan lebar jalan, kelengkungan dan jarak pandang semuanya memberikan

efek besar terjadinya kecelakaan. Faktor – faktor ini mempunyai efek

psikologis pada para pengemudi dan mempengaruhi pilihannya pada kecepatan

gerak.

4. Faktor Lingkungan;

Pertimbangan cuaca yang tidak menguntungkan serta kondisi jalan dapat

mempengaruhi kecelakaan lalu lintas, akan tetapi pegaruhnya belum dapat

ditentukan.

2.2.1 Jenis Kecelakaan

Kadiyali (1983) dalam Rizki Anggun Pribadi (2012:9), dalam Merbawi

(2013), membagi kecelakaan menjadi :

1. Kecelakaan luka fatal;

Kecelakaan luka fatal adalah kecelakaan yang berakibat pada kematian.

2. Kecelakaan luka berat;

Kecelakaan luka berat adalah kondisi dimana korban kecelakaan menderita

cacat tetap atau harus rawat inap di Rumah Sakit dalam jangka waktu lebih dari

30 (tiga puluh) hari sejak terjadi kecelakaan (PP RI Nomor 43 tahun 1993

Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan).

3. Kecelakaan luka ringan;

Kecelakaan luka ringan adalah kondisi dimana korban kecelakaan yang

mengalami luka – luka yang tidak memerlukan rawat inap atau yang harus

9
dirawat inap di Rumah Sakit kurang dari 30 (tiga puluh) hari setelah kecelakaan

(PP RI Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan).

4. Kecelakaan berdasarkan posisi;

Posisi kecelakaan lalu lintas dijalan raya mungkin dalam posisi : tabrak depan,

tabrak belakang, tabrak samping, tabrak sudut atau kehilangan kendali.

2.2.2 Analisis pendekatan kecelakaan

Anonim (2006) dalam Marbawi (2013), menyebutkan bahwa pendekatan

analisis data kecelakaan dapat dilakukan dengan menganalisis pendekatan –

pendekatan berikut :

1. Faktor penyebab kecelakaan;

Anonim (2004), menyebutkan bahwa faktor – faktor penyebab kecelakaan

antara lain terbatasnya jarak pandang pengemudi, pelanggaran terhadap rambu

lalu lintas, kecepatan tinggi seperti melebihi batas kecepatan rencana yang

diizinkan, kurang antisipasi terhadap kondisi lalu lintas, kurang konsentrasi,

parker di tempat yang salah, kurangnya penerangan, tidak memberi tanda

kepada kendaraan lain, dan sebagainya.

2. Tipe tabrakan;

Anonim (2004), menyebutkan bahwa tipe kecelakaan yang seringkali

ditemukan antara lain menabrak orang (pejalan kaki), tabrak depan – depan,

tabrak belakang – depan, tabrak depan samping, tabrak samping – samping,

tabrak belakang – belakang, tabrak benda tetap di badan jalan, kecelakaan

sendiri/lepas kendali.

10
3. Keterlibatan pengguna jalan;

Anonim (2004), menyebutkan bahwa keterlibatan pengguna jalan didalam

kecelakaan di kelompokkan sesuai dengan tipe pengguna jalan atau tipe

kendaraan, antara lain pejalan kaki, mobil penumpang umum, mobil angkutan

barang, bus, sepeda motor, dan kendaraan tak bermotor.

4. Lokasi kejadian;

Anonim (2004), menyebutkan bahwa lokasi kejadian kecelakaan atau tempat

kejadian perkara (TKP) mengacu kepada lingkungan lokasi kecelakaan seperti

lingkungan pemukiman, lingkungan perkantoran atau sekolah, lingkungan

tempat perbelanjaan, lingkungan pedesaan, lingkungan pengembangan, dan

sebagainya.

5. Waktu kejadian kecelakaan;

Anonim (2004), menyebutkan bahwa kecelakaan dapat ditinjau dari kondisi

penerangan di TKP atau jam kejadian kecelakaan.

2.2.3 Daerah rawan kecelakaan

Menurut Latief (1995), daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang

mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko dan potensi kecelakaan yang tinggi

pada suatu ruas jalan. Dalam pedoman Operasi ABIU/UPK (Accident Blackspots

Investigation Unit/Unit Penelitian Kecelakaan) Dirjen Perhubungan Darat (2007),

daerah rawan kecelakaan dibedakan sebagai berikut :

1. Blackspot adalah lokasi pada jaringan jalan (sebuah persimpangan, atau bentuk

yang spesifik seperti jembatan, atau panjang jalan yang pendek, biasanya tidak

11
lebih dari 0,3 km), dimana frekuensi kecelakaan atau jumlah kecelakaan lalu

lintas dengan korban mati, atau kriteria kecelakaan lainnya, per tahun lebuh

besar dari pada jumlah minimal yang ditentukan.

2. Blacklink adalah panjang jalan (lebih dari 0,3 km, tapi biasanya terbatas dalam

satu bagian rute dengan karakteristik serupa yang panjangnya tidak lebih dari

20 km) yang mengalami tingkat kecelakaan, atau kematian, atau kecelakaan

dengan kriteria lain per kilometer per tahun, atau per kilometer kendaraan yang

lebih besar dari pada jumlah minimal yang telah ditentukan.

3. Blackarea adalah wilayah dimana jaringan jalan (wilayah yang meliputi

beberapa jalan raya atau jalan biasa, dengan penggunaan tanah seragam dan

yang digunakan untuk strategi manajemen lalu lintas berjangkauan luas. Di

daerah perkotaan wilayah seluas 5 km persegi sampai 10 km persegi cukup

sesuai) mengalami frekuensi kecelakaan,atau kematian, atau kriteria

kecelakaan lain, per tahun yang lebih besar dari jumlah minimal yang

ditentukan.

4. Mass Treatment (black item) adalah bentuk individual jalan atau tepi jalan,

yang terdapat dalam jumlah signifikan pada jumlah total jaringan jalan dan

yang secara kumulatif terlibat dalam banyak kecelakaan, atau kematian, atau

kriteria kecelakaan lain, per tahun dari pada jumlah minimal yang ditentukan.

12
Menurut Pedoman Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas

(Anonim, 2004a), suatu lokasi dapat dinyatakan sebagai lokasi rawan kecelakaan

apabila :

1. Memiliki angka kecelakaan yang tinggi

2. Lokasi kejadian kecelakaan relatif bertumpuk

3. Lokasi kecelakaan berupa persimpangan, atau segmen ruas jalan sepanjang

100 – 300 m untuk jalan perkotaan, atau segmen ruas jalan sepanjang 1 km

untuk jalan antar kota

4. Kecelakaan terjadi dalam ruang dan rentang waktu yang relatif sama

5. Memiliki penyebab kecelakaan dengan faktor yang spesifik

Upaya penanganan yang ditujukan meningkatkan kondisi keselamatan pada

lokasi kecelakaan dilakukan melalui rekayasa jalan, rekayasa lalu lintas, dan

manajemen lalu lintas. Upaya penanganan kecelakaan lalu lintas dapat dilakukan

melalui dua metode, yaitu :

1. Teknik pencegahan kecelakaan lalu lintas (crash prevention strategies);

Anonim (2009) menyebutkan bahwa pencegahan kecelakaan lalu lintas

adalah suatu atau serangkaian upaya peningkatan keselamatan jalan melalui

perbaikan desain jalan dalam rangka untuk mencegah kecelakaan lalu lintas

serta meminimumkan korban kecelakaan. Teknik preventif (pencegahan)

merupakan teknik yang tepat dilakukan pada jalan yang sudah dioperasikan.

Anonim (2009) menyebutkan bahwa metode preventif (pencegahan)

meliputi hal-hal berikut :

13
a) Upaya pengaturan faktor jalan;

b) Upaya pengaturan faktor kendaraan;

c) Upaya pengaturan faktor manusia;

d) Upaya pengaturan faktor lingkungan;

e) Upaya pengaturan sistem lalu lintas;

f) Upaya pengaturan pertolongan pertama pada gawat darurat.

2. Teknik pengurangan kecelakaan lalu lintas (crash reduction strategies).

Anonim (2009), menyebutkan bahwa pengurangan kecelakaan lalu lintas

adalah suatu atau serangkaian upaya peningkatan jalan disuatu lokasi

kecelakaan yang dianggap rawan kecelakaan, berupa peningkatan

pelayanan terhadap pengguna jalan.

2.3 Fasilitas Keselamatan Jalan

Anonim (2009:1) menyebutkan bahwa perangkat pengatur lalu lintas dapat

berupa marka, rambu – rambu lalu lintas, lampu – lampu pengatur, dan tanda –

tanda yang ditempatkan di luar jalan, disisi jalan ataupun menggantung diatas jalan

untuk meningkatkan keselamatan pemakai jalan.

14
2.3.1 Marka jalan

Anonim (2009:5), marka jalan adalah tanda berupa garis, gambar, anak

panah dan lambing pada permukaan jalan yang berfungsi mengarahkan arus lalu

lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.

Menurut pasal 19 PP No. 43/1993, marka jalan berfungsi untuk mengatur

lalu lintas atau memperingatkan atau menuntun pemakai jalan dalam berlalu lintas

di jalan. Marka jalan terdiri dari : marka membujur, marka melintang, marka

serong, dan marka lambang.

2.3.2 Rambu lalu lintas

Anonim (2009:4), menyebutkan bahwa rambu lalu lintas adalah bagian

pelengkapan jalan yang berupa lambing, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan

yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pengguna

jalan.

Anonim (2009), menyebutkan bahwa rambu lalu lintas mengandung

berbagai fungsi yang masing – masing memiliki konsekuensi hokum sebagai

berikut :

1. Perintah;

Bentuk pengaturan yang jelas dan tegas tanpa ada interprestasi lain yang wajib

dilaksanakan oleh pengguna jalan. Karena sifatnya perintah, maka tidak benar

bila ada berbagai tambahan yang membuka peluang munculnya interprestasi

lain.

15
2. Larangan;

Bentuk pengaturan yang jelas dan tegas melarang para pengguna jalan untuk

melakukan hal – hal tertentu, tidak ada pilihan lain kecuali tidak boleh

dilakukan. Rambu larangan berbentuk lingkaran dengan warna dasar putih dan

lambing atau tulisan berwarna hitam atau merah. Rambu larangan ditunjukkan

dengan bentuk bulat.

3. Peringatan;

Menunjukkan kemungkinan adanya bahaya di jalan yang akan dilalui. Rambu

peringatan berbentuk bujur sangkar berwarna dasar kuning dengan lambang

atau tulisan berwarna hitam. Rambu pemberi jalan berbentuk segitiga sama sisi

dengan titik sudutnya di kumpulkan. Segi empat pada sumbu diagonal

menunjukkan tanda peringatan.

4. Anjuran;

Bentuk pengaturan yang bersifat menghimbau, boleh dilakukan boleh pula

tidak. Pengemudi yang melakukan atau tidak melakukan anjuran tersebut tidak

disalahkan, dan tidak dapat dikenai sanksi.

5. Petunjuk;

Memberi petunjuk mengenai jurusan, keadaan jalan, situasi kota berikutnya,

keberadaan fasilitas, dan lain – lain. Rambu petunjuk berbentuk persegi

panjang. Keterangan tambahan dapat dipasang di bawah rambu utama dengan

maksud melengkapi informasi tentang pesan yang tertera pada rambu utama.

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian

Bagan alir merupakan suatu teknis pelaksanaan penelitian yang dimulai dari

pengumpulan data primer dan sekunder yang dibutuhkan dan penelitian ini secara

sistematis dan saling berkaitan sehingga berkelanjutan. Bagan alir dibuat untuk

mengarahkan system pengumpulan data.

Mulai

Tinjauan Pustaka

Survei Pendahuluan

Pengumpulan Data

Data Primer : Data Sekunder :


Hasil survei lapangan : 1. Data kecelakaan lalu lintas
a. Fasilitas Transportasi. a. Tingkat kecelakaan di
(Jalan, Drainase, Rambu, daerah studi.
Marka,Lampu Penerangan b. Jumlah kecelakaan
Jalan. berdasarkan faktor
b. Melakukan Perhitungan penyebab.
Volume Lalu Lintas. c. Jenis kendaraan yang terlibat
c. Mengevaluasi Geometrik 2. Peraturan yang berlaku di
dan kondisi Lalu Lintas. Indonesia

Tidak lengkap
Komplikasi Data
Lengkap

17
A

Analisis Data dan


Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan pada Jalan Poros Unaaha –

Pondidaha ruas 031 sepanjang ±8 km dan di ruas 034 sepanjang ±36 km sesuai

dengan bagan alir pada gambar 3.1 meliputi :

1. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kegiatan mencari, membaca dan menelaah

laporan – laporan penelitian dan bahan pustaka yang meliputi teori – teori yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini tinjauan pustaka

yang digunakan yaitu penelitian terdahulu.

2. Survei Pendahuluan

Survei/pengamatan dilapangan dilakuakan pada penelitian ini dilakukan

sebanyak (dua) 2 kali. Diantaranya survei pendahuluan dan survei lanjutan.

Survei pendahuluan merupakan survei pada awal penelitian dengan cara

pengamatan langsung secara sekilas mengenai keberadaan fasilitas transportasi

pada lokasi penelitian.

18
3. Pengumpulan Data

Sistem pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan survei langsung pada

lokasi untuk memperoleh data primer. Sedangkan data sekunder diperoleh dari

Instansi terkait yaitu Polres Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

4. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu :

a) Menentukan karakteristik kecelakaan.

Analisa yang dilakukan dalam menentukan karakteristik kecelakaan yaitu

dengan cara mengolah data kecelakaan yang diperoleh dari Instansi terkait

Polres Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

b) Mengevaluasi geometrik jalan.

Analisa yang dilakukan dalam menentukan mengevaluasi geometrik jalan

yaitu mengukur kembali geometrik jalan yang berupa penampang

melintang jalan, diantaranya panjang jalan, lebar jalur, lebar lajur dan

jumlah lajur.

c) Perhitungan volume lalu lintas

Analisa yang dilakukan dalam perhitungan volume lalu lintas yaitu

menghitung volume lalu lintas rata – rata, kecepatan rata – rata dan rentang

waktu.

d) Peninjauan kelengkapan fasilitas jalan.

Analisa yang dilakukan dalam peninjauan kelengkapan fasilitas jalan yaitu

meninjau kembali kelengkapan fasilitas keselamatan seperti rambu lalu

19
lintas, marka jalan, lampu penerangan jalan.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam hal ini akan diuraikan segala sesuatu yang menjadi proses

pemecahan masalah dan metode analisa penelitian yang dipakai untuk membahas

pokok pemasalahan. Disamping itu juga akan dijelaskan tentang cara – cara

memperoleh data yang akan digunakan dalam perhitungan.

Dalam menganalisis tinjauan dari penyebab terjadinya kecelakaan lalu

lintas di lokasi penelitian, diperluka data – data yang mendukung penelitian yaitu

data primer dan data sekunder yang diperoleh dari lapangan langsung maupun dari

dinas terkait.

3.3 Lokasi Studi

Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini dipilih berdasarkan tingkat

kecelakaan tertinggi. Lokasinya yaitu Jalan Poros Unaaha – Pondidaha. Panjang

jalan tinjauan pada penelitian ini adalah sebanyak 2 segmen yaitu segmen pertama

berada di ruas 031 dan segmen kedua berada di ruas 034, dikarenakan pada daerah

tersebut sering terjadi kecelakaan lalu lintas.

Pengamatan dilakukan dilapangan guna mendapatkan gambaran yang lebih

rinci dari situasi dan kondisi jalan, volume kendaraan dan perilaku lalu lintas pada

jalan tersebut.

20
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

3.4 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil survey dan

pengolahan data sekunder. Pada penelitian ini, data primer diperoleh dengan

pengolahan data sekunder dan peninjauan langsung pada lokasi penelitian. Data

primer adalah data fasilitas keselamatan dan data penampang melintang jalan, data

ini di dapat dari hasil pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan alat

ukur (meteran) sedangkan data volume lalu lintas yang didapat adalah dengan

menghitung volume lalu lintas harian rata – rata, dan mendapatkan kecepatan rata-

rata mengunakan stop watch sebagai alat hitung waktu tempuh kendaraan.

Pengamatan tersebut selama 3 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa, Kamis

dan Minggu, personil pada penelitian ini melibatkan 6 orang dengan kegiatan

masing – masing 2 orang memegang stop watch, 4 orang menghitung volume lalu

21
lintas. Rentang waktu yang dipilih disesuaikan dengan rentang waktu seringnya

terjadi kecelakaan.

3.5 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang kita peroleh dari pihak – pihak yang

terkait dan sudah tersedia dari instansi – instansi yang berwenang. Data sekundar

pada penelitian ini adalah data kecelakaan lalu lintas selama tiga (3) tahun terakhir

yaitu tahun 2015 sampai dengan 2018 yang di peroleh dari Polisi Resort (Polres)

melalui Satuan Lalu Lintas (SatLanTas) Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi

Tenggara.

3.6 Peralatan Penelitian

Data – data yang didapat berdasarkan hasil yang didapat dari lokasi

penelitian pada jalan Poros Unaaha – Pondidaha dengan menggunakan peralatan –

peralatan yang mencakup tabulasi data kecelakaan dari pihak polres Kabupaten

Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, formulir pencacahan lalu lintas, stop watch,

meteran, kamera foto, kertas dan pulpen.

3.7 Metode Analisa Pengolahan Data

22
3.8 Tinjauan Kondisi Lalu Lintas (Traffic Performance)

Dengan dilakukannya studi analisis pada lokasi penelitian untuk melihat

gambaran kondisi lalu lintas. Tinjauan data lalu lintas didapat dengan menghitung

jumlah kendaraan pada lokasi penelitian di ruas jalan poros Unaaha – Pondidaha

Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, pada ruas jalan ini memiliki

volume kendaraan yang tinggi dan dengan pergerakan yang relatif cepat,

disebabkan oleh banyaknya pengguna jalan yang berkendara ugal – ugalan di jalan

tersebut, dan tidak menghiraukan geometrik jalan yang naik turun atau

bergelombang yang akan menimbulkan konflik dijalan raya disebabkan oleh

pelayanan jalan yang tidak memadai. Tinjauan ini dipakai untuk mengetahui

hubungan antara kecelakaan dengan pengguna jalan itu sendiri.

Pada langkah selanjutnya dibuat tabulasi data kecelakaan dan

pengelompokan kecelakaan dengan beberapa pendekatan dengan faktor penyebab

kecelakaan, jenis kecelakaan, tipe tabrakan, tingkat kecelakaan yaitu meninggal

dunia, luka berat, dan luka ringan, kendaraan yang terlibat dalam kejadian tersebut

dan waktu kejadian sehingga data yang dibuat lebih rinci. Kemudian diidentifikasi

faktor yang paling dominan penyebab kecelakaan berlalu lintas dengan frekwensi

kecelakaan lalu lintas dalam bentuk presentase.

23
24

Anda mungkin juga menyukai