PENDAHULUAN
masyarakat untuk menuju ke satu tempat ke tempat lain, baik ke kantor, berbelanja
dan keluar kota maupun keluar daerah dan lain sebagainya. Namun seiring waktu
hal yang sering terjadi pada jalan raya merupakan kecelakaan berlalu lintas
serius mengingat kerugian yang sangat besar, berupa jatuhnya korban luka hingga
Jalan Poros Unaaha – Pondidaha adalah salah satu jalan dengan arus
volume lalu lintas yang tinggi di Kabupaten Konawe, hal ini dikarenakan
antar kabupaten dan kota, di samping itu jalan ini terletak di ruas 031 sepanjang
1
yang tinggi, jalan yang tergolong kategori jalan arteri dan memiliki satu jalur
mengetahui tingkat kecelakaan yang akan terjadi pada ruas jalan tersebut
Dari hasil latar belakang di atas maka didapat beberapa identifikasi masalah
berlalu lintas.
2
7. Keadaan rambu-rambu lalu lintas jalan belum tertata dengan baik.
kecelakaan.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut :
2. Bagaimana mengevaluasi geometrik dan kondisi lalu lintas yang sudah ada ?
1997 ?
2. Melakukan peninjauan pada jalan yang menjadi studi kasus terhadap arus lalu
3
melintang jalan, diantaranya panjang jalan, lebar jalur, lebar lajur dan jumlah
lajur.
3. Menghitung volume lalu lintas rata – rata, kecepatan rata – rata, rentang waktu,
kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan tersebut, sehingga kedepan bisa
pada jalan Poros Unaaha – Pondidaha sehingga dapat lebih berhati – hati untuk
menghindari daerah rawan atau berpotensi kecelakaan dan pengguna jalan bisa
Lalu Lintas (Studi Kasus : Ruas Jalan Poros Unaaha – Pondidaha), sistematika
4
1. BAB I Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang serta maksud dan tujuan
dari pengambilan proposal tugas akhir ini dengan harapan hasil yang diperoleh
Pada bab ini berisi mengenai dasar teori yang dipakai dalam penyusunan dan
perhitungan proposal tugas akhir ini. Penjelasan mengenai analisa serta teori –
teori yang berhubungan dengan judul yang akan dibahas pada bab ini.
Pada bab ini dijelaskan mengenai urutan serta cara perhitungan mulai
pengambilan data serta analisi perhitungan hingga didapat output dari hasil
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengendara dan kendaraan yang melakukan interaksi antara satu dengan yang lain
pada ruas jalan dan lingkungan, sedang yang dimaksud dengan ruang lalu lintas
jalan adalah prasarana yang dibangun untuk gerak pindah kendaraan, orang, atau
perilaku arus lalu lintas merupakan hasil pengaruh gabungan antara manusia,
kendaraan, dan jalan dalam suatu lingkungan tertentu. Dalam hal ini manusia dapat
berupa pengemudi maupun pejalan kaki. Salah satu karakteristik dari pejalan kaki
cuaca, daerah pandangan (visibility) serta penerangan jalan di malam hari. Selain
itu juga dipengaruhi oleh emosinya seperti sifat tidak sabar dan marah – marah.
kecelakaan lalu lintas jalan sebagai tabrakan overtuning atau selip yang terjadi
6
dijalan terbuka dan melibatkan lalu lintas umum yang menyebabkan luka,
lintas adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan
lintas jalan raya ini ada dua pendekatan dasar yang dapat digunakan, pertama ialah
berusaha untuk menyesuaikan sifat – sifat dan kelakuan manusia dengan keadaan
aliran lalu lintas dan fasilitas – fasilitas harus diatur sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan sifat – sifat dan kelakuan para pemakai jalan, karena keterbatasan –
jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan selama
7
berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan/atau
lingkungan.
dari tujuan teknik lalu lintas meliputi; keamanan, kenyamanan, dan keekonomian
dalam transportasi orang maupun barang. Keselamat lalu lintas sangat terkait pada
perancangan yang baik, yang memenuhi standar akan membuahkan hasil dengan
minimnya kejadian kecelakaan pada suatu lokasi jalan raya, dan ini berarti suatu
Astroad (2002), Warpani (1999) dan Pignatoro (1973) dalam Amelia dkk
(2011:41), menjelaskan beberapa faktor penyebab kecelakaan lalu lintas antara lain
faktor pemakai jalan, faktor kendaraan, faktor jalan, dan faktor lingkungan.
1. Faktor Manusia;
Faktor manusia memegang peranan dominan, karena cukup banyak faktor yang
mempengaruhi perilakunya
2. Faktor Kendaraan;
8
3. Faktor Jalan;
gerak.
4. Faktor Lingkungan;
ditentukan.
cacat tetap atau harus rawat inap di Rumah Sakit dalam jangka waktu lebih dari
30 (tiga puluh) hari sejak terjadi kecelakaan (PP RI Nomor 43 tahun 1993
mengalami luka – luka yang tidak memerlukan rawat inap atau yang harus
9
dirawat inap di Rumah Sakit kurang dari 30 (tiga puluh) hari setelah kecelakaan
(PP RI Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan).
Posisi kecelakaan lalu lintas dijalan raya mungkin dalam posisi : tabrak depan,
pendekatan berikut :
lalu lintas, kecepatan tinggi seperti melebihi batas kecepatan rencana yang
2. Tipe tabrakan;
ditemukan antara lain menabrak orang (pejalan kaki), tabrak depan – depan,
sendiri/lepas kendali.
10
3. Keterlibatan pengguna jalan;
kendaraan, antara lain pejalan kaki, mobil penumpang umum, mobil angkutan
4. Lokasi kejadian;
sebagainya.
mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko dan potensi kecelakaan yang tinggi
pada suatu ruas jalan. Dalam pedoman Operasi ABIU/UPK (Accident Blackspots
1. Blackspot adalah lokasi pada jaringan jalan (sebuah persimpangan, atau bentuk
yang spesifik seperti jembatan, atau panjang jalan yang pendek, biasanya tidak
11
lebih dari 0,3 km), dimana frekuensi kecelakaan atau jumlah kecelakaan lalu
lintas dengan korban mati, atau kriteria kecelakaan lainnya, per tahun lebuh
2. Blacklink adalah panjang jalan (lebih dari 0,3 km, tapi biasanya terbatas dalam
satu bagian rute dengan karakteristik serupa yang panjangnya tidak lebih dari
dengan kriteria lain per kilometer per tahun, atau per kilometer kendaraan yang
beberapa jalan raya atau jalan biasa, dengan penggunaan tanah seragam dan
kecelakaan lain, per tahun yang lebih besar dari jumlah minimal yang
ditentukan.
4. Mass Treatment (black item) adalah bentuk individual jalan atau tepi jalan,
yang terdapat dalam jumlah signifikan pada jumlah total jaringan jalan dan
yang secara kumulatif terlibat dalam banyak kecelakaan, atau kematian, atau
kriteria kecelakaan lain, per tahun dari pada jumlah minimal yang ditentukan.
12
Menurut Pedoman Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas
(Anonim, 2004a), suatu lokasi dapat dinyatakan sebagai lokasi rawan kecelakaan
apabila :
100 – 300 m untuk jalan perkotaan, atau segmen ruas jalan sepanjang 1 km
4. Kecelakaan terjadi dalam ruang dan rentang waktu yang relatif sama
lokasi kecelakaan dilakukan melalui rekayasa jalan, rekayasa lalu lintas, dan
manajemen lalu lintas. Upaya penanganan kecelakaan lalu lintas dapat dilakukan
perbaikan desain jalan dalam rangka untuk mencegah kecelakaan lalu lintas
merupakan teknik yang tepat dilakukan pada jalan yang sudah dioperasikan.
13
a) Upaya pengaturan faktor jalan;
berupa marka, rambu – rambu lalu lintas, lampu – lampu pengatur, dan tanda –
tanda yang ditempatkan di luar jalan, disisi jalan ataupun menggantung diatas jalan
14
2.3.1 Marka jalan
Anonim (2009:5), marka jalan adalah tanda berupa garis, gambar, anak
panah dan lambing pada permukaan jalan yang berfungsi mengarahkan arus lalu
lalu lintas atau memperingatkan atau menuntun pemakai jalan dalam berlalu lintas
di jalan. Marka jalan terdiri dari : marka membujur, marka melintang, marka
pelengkapan jalan yang berupa lambing, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan
yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pengguna
jalan.
berikut :
1. Perintah;
Bentuk pengaturan yang jelas dan tegas tanpa ada interprestasi lain yang wajib
dilaksanakan oleh pengguna jalan. Karena sifatnya perintah, maka tidak benar
lain.
15
2. Larangan;
Bentuk pengaturan yang jelas dan tegas melarang para pengguna jalan untuk
melakukan hal – hal tertentu, tidak ada pilihan lain kecuali tidak boleh
dilakukan. Rambu larangan berbentuk lingkaran dengan warna dasar putih dan
lambing atau tulisan berwarna hitam atau merah. Rambu larangan ditunjukkan
3. Peringatan;
atau tulisan berwarna hitam. Rambu pemberi jalan berbentuk segitiga sama sisi
4. Anjuran;
tidak. Pengemudi yang melakukan atau tidak melakukan anjuran tersebut tidak
5. Petunjuk;
maksud melengkapi informasi tentang pesan yang tertera pada rambu utama.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bagan alir merupakan suatu teknis pelaksanaan penelitian yang dimulai dari
pengumpulan data primer dan sekunder yang dibutuhkan dan penelitian ini secara
sistematis dan saling berkaitan sehingga berkelanjutan. Bagan alir dibuat untuk
Mulai
Tinjauan Pustaka
Survei Pendahuluan
Pengumpulan Data
Tidak lengkap
Komplikasi Data
Lengkap
17
A
Kesimpulan
Selesai
Pondidaha ruas 031 sepanjang ±8 km dan di ruas 034 sepanjang ±36 km sesuai
1. Tinjauan Pustaka
laporan – laporan penelitian dan bahan pustaka yang meliputi teori – teori yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini tinjauan pustaka
2. Survei Pendahuluan
18
3. Pengumpulan Data
Sistem pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan survei langsung pada
lokasi untuk memperoleh data primer. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
4. Analisis Data
dengan cara mengolah data kecelakaan yang diperoleh dari Instansi terkait
melintang jalan, diantaranya panjang jalan, lebar jalur, lebar lajur dan
jumlah lajur.
menghitung volume lalu lintas rata – rata, kecepatan rata – rata dan rentang
waktu.
19
lintas, marka jalan, lampu penerangan jalan.
Dalam hal ini akan diuraikan segala sesuatu yang menjadi proses
pemecahan masalah dan metode analisa penelitian yang dipakai untuk membahas
pokok pemasalahan. Disamping itu juga akan dijelaskan tentang cara – cara
lintas di lokasi penelitian, diperluka data – data yang mendukung penelitian yaitu
data primer dan data sekunder yang diperoleh dari lapangan langsung maupun dari
dinas terkait.
jalan tinjauan pada penelitian ini adalah sebanyak 2 segmen yaitu segmen pertama
berada di ruas 031 dan segmen kedua berada di ruas 034, dikarenakan pada daerah
rinci dari situasi dan kondisi jalan, volume kendaraan dan perilaku lalu lintas pada
jalan tersebut.
20
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil survey dan
pengolahan data sekunder. Pada penelitian ini, data primer diperoleh dengan
pengolahan data sekunder dan peninjauan langsung pada lokasi penelitian. Data
primer adalah data fasilitas keselamatan dan data penampang melintang jalan, data
ini di dapat dari hasil pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan alat
ukur (meteran) sedangkan data volume lalu lintas yang didapat adalah dengan
menghitung volume lalu lintas harian rata – rata, dan mendapatkan kecepatan rata-
rata mengunakan stop watch sebagai alat hitung waktu tempuh kendaraan.
Pengamatan tersebut selama 3 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa, Kamis
dan Minggu, personil pada penelitian ini melibatkan 6 orang dengan kegiatan
masing – masing 2 orang memegang stop watch, 4 orang menghitung volume lalu
21
lintas. Rentang waktu yang dipilih disesuaikan dengan rentang waktu seringnya
terjadi kecelakaan.
Data sekunder merupakan data yang kita peroleh dari pihak – pihak yang
terkait dan sudah tersedia dari instansi – instansi yang berwenang. Data sekundar
pada penelitian ini adalah data kecelakaan lalu lintas selama tiga (3) tahun terakhir
yaitu tahun 2015 sampai dengan 2018 yang di peroleh dari Polisi Resort (Polres)
Tenggara.
Data – data yang didapat berdasarkan hasil yang didapat dari lokasi
peralatan yang mencakup tabulasi data kecelakaan dari pihak polres Kabupaten
Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, formulir pencacahan lalu lintas, stop watch,
22
3.8 Tinjauan Kondisi Lalu Lintas (Traffic Performance)
gambaran kondisi lalu lintas. Tinjauan data lalu lintas didapat dengan menghitung
jumlah kendaraan pada lokasi penelitian di ruas jalan poros Unaaha – Pondidaha
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, pada ruas jalan ini memiliki
volume kendaraan yang tinggi dan dengan pergerakan yang relatif cepat,
disebabkan oleh banyaknya pengguna jalan yang berkendara ugal – ugalan di jalan
tersebut, dan tidak menghiraukan geometrik jalan yang naik turun atau
pelayanan jalan yang tidak memadai. Tinjauan ini dipakai untuk mengetahui
dunia, luka berat, dan luka ringan, kendaraan yang terlibat dalam kejadian tersebut
dan waktu kejadian sehingga data yang dibuat lebih rinci. Kemudian diidentifikasi
faktor yang paling dominan penyebab kecelakaan berlalu lintas dengan frekwensi
23
24