Anda di halaman 1dari 20

PEMBAHASAN

A. Denah

Definisi: Denah adalah tampak atas bangunan yang terpotong secara


horizontal setinggi 1m dari ketinggian 0.00 sebuah bangunan dengan bagian atas
bangunan dibuang/dihilangkan.
Fungsi denah antara lain untuk menunjukkan:
– fungsi ruang
– susunan ruang
– sirkulasi ruang
– dimensi ruang
– letak pintu dan bukaan
– isi ruang
– fungsi utilitas ruang (air, listrik, AC, dll.) pada denah-denah tertentu
Pada gambar denah presentasi, biasanya bagian dinding yang terpotong
hanya diblok dengan warna hitam, sementara kolom diberi warna putih untuk
pembedaan. Sedangkan, pada gambar teknik untuk pekerjaan lapangan, bagian
yang terpotong tersebut perlu dilengkapi dengan notasi material sebagai pedoman
pengerjaan.

Untuk ketebalan, bagian yang terpotong digambar dengan garis yang lebih tebal.
Furnitur dalam ruangan, kecuali tingginya melebihi 1m dari level 0.00 yang
ditentukan, digambar dengan garis yang lebih tipis.

Layout

Denah yang dilengkapi dengan lingkungan, jalan, dan bangunan di


sekitarnya.

Kawasan

Layout yang luasnya melebihi kota/desa/wilayah.

Site Plan

Tampak atas bangunan yang dilegkapi dengan lingkungan sekitarnya.

B. Tampak Gambar Tampak


Gambar tampak adalah gambar yang menekankan pada permukaan luar
yang vertical atau dari arah pandang frontal dimana bentukobjek-objekdigambar
secara duadimensi dandilihat dari luar bangunan

Tujuan dari gambar tampak:

Untuk mengkomunikasikan tampak luar atau eksterior suatu


benda/bangunan secara keseluruhan dari sudut pandang tertentu.

Fungsi – fugsi gambar tampak:

Gambar tampak berfungsi yaitu untuk menunjukkan :


 dimensi bangunan
 proporsi
 gaya arsitektur
 warna dan material
 estetika

Kegunaan gambar tampak:


 digunakan pada blueprint suatu bangunan
 pada brosur-brosur perumahan

Kelebihan gambar tampak:


 lebih jelas menjelaskan proporsi
 lebih detail dan menampakkan seluruh bidang
 desain eksterior lebih terlihat jelas

Keurangan gambar tampak:


 gambar terlihat datardimana gambar kurang menunjukkan kedalaman
suatu bangunan
 tidak menampilkan informasi apapun tentang interior bangunan
 tidak mennjukkan struktur bangunan

Definisi: Wujud bangunan secara dua dimensi yang terlihat dari luar
bangunan.

Fungsi gambar tampak antara lain untuk menunjukkan:


– dimensi bangunan
– proporsi
– gaya arsitektur
– warna & material
– estetika

Karena digambar secara dua dimensi, pada gambar tampak kemungkinan


akan ada beberapa bagian bangunan yang ukurannya menjadi tidak sesuai dengan
ukuran yang sebenarnya (sesuai skala), yakni garis atau bidang yang tidak sejajar
dengan bidang gambar. Untuk arah pandang sendiri tidak tergantung pada suatu
patokan yang pasti. Bisa jadi gambar tampak dinamai sesuai dengan arah mata
angin (tampak utara, tampak timur, dll.) atau dinamai sesuai view tertentu seperti
tampak dari danau, tampak dari jalan raya, dsb. Selain itu bisa juga diberi nama
tampak A, tampak B, dst. Sesuai keinginan dari sang arsitek yang ditentukan pada
denah.

C. Potongan

Gambar dari suatu bangunan yang dipotong vertikal pada sisi yang
ditentukan (tertera pada denah) dan memperlihatkan isi atau bagian dalam
bangunan tersebut.

Fungsi potongan untuk menunjukkan:

– Struktur bangunan
– Dimensi tinggi ruang
Untuk kriteria penggambaran, potongan kurang lebih sama dengan denah.
Bagian yang terpotong digaris tebal dengan notasi material bila merupakan
gambar kerja.
Ada juga yang disebut potongan ortogonal, yaitu gambar potongan yang
berkesan tiga dimensi karena digambar dengan teknik gambar perspektif satu titik
lenyap. Letak titiknya sendiri berada di tengah bangunan.

D. Pengertian Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari
struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya
differential settlement pada sistem strukturnya. Untuk memilih tipe pondasi yang
memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di
lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara
ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:


1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang
bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain
pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda
dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.

Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing


memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian
pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai
aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak
direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang
lebih besar dari bagian sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi,
yakni :

1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat


2. pengaruh luar.
3. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
4. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
E. Pengertian Kontruksi Atap
Konstruksi atap adalah bagian paling atas dan suatu bangunan,
permasalahan konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus
dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya.

Pengaruh lingkungan luar terhadap atap menentukan pilihan penyelesaian


yang baik terhadap suhu ( sinar matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembaban
udara), serta keamanan terhadap kebakaran (petir dan bunga api) sehingga atap
harus memenuhi kebutuhan terhadap keamanan dan kenyamanan.

Konstruksi atap rangka kayu adalah suatu konstruksi yang berfungsi bagai
penahan beban penutup atap, yang melindungi penghuni rumah dan panas
matahari, angin dan air hujan, yang strukturnya terbuat dan rangka kayu.

Konstruksi atap rangka kayu memiliki elemen-elemen sebagai berikut

a. Kuda-kuda

Kuda-kuda merupakan penopang (iga-iga) yang menyalurkan gaya tekan,


sedangkan balok dasar pada kuda - kuda yang berfunfsi sebagai penahan dasar
gaya tarik, serta tiang tengah (ander) yang mendukung balok bubungan (molo)
dan menerima gaya tekan.

Gording merupakan sebagai penyangga kasau (usuk) tenletak pada kuda


penopang dibutuhkanjikajarak antara bantalan dan bubungan> 2 m.

Kasau / Usuk merupakan balok melintang di atas balok dinding (bantalan),


gording, dan bubungan serta berfungsi sebagai penyangga reng. Ujung bawah
kasau diteruskan menonjol pada dinding rumah ke luar, membentuk lebar tritisan
yang dikehendaki.

Reng merupakan bilah yang melintang di atas kasau dan berfungsi sebagai
tempat menempatkan posisi genteng, sedangkan ring balok diletakkan di bagian
puncak dinding dan berfungsi sebagai pendukung balok kuda-kuda.
Listplank Tirisan terbuat dari papan tegak yang dipasang pada ujung
bawah kasau sebagai pengikat ujung kasau. Listplank harus dilindungi terhadap
cucuran air hujan dan terhadap panas matahari agar tidak cepat lapuk.

Konstruk rangka batang konstruksi rangka yang terletak pada sebuah


bidang dan saling dihubungkan degan sendi pada ujungnya, sehingga membentuk
suatu bagian bangunan yang terdiri dan segitiga-segitiga.

Pelapis atap merupakan lapisan kedap air biasanya terbuat dari seng,
plastik, plat semen berserat yang biasanya diletakkan di atas kasau, Sedangkan
penutup atap nerupakan lapisan kedap terhadap resapan air hujan yang sering
digunakan dari bahan ijuk, rumbia, genteng, plat semen berserat, atau seng
bergelombang.

Pada konstruksi kuda-kuda, terutama yang berkonstruksi kayu, kemiringan


dan bentuk atap sangat dipengaruhi prinsip konstruktif dan bentuk konstruksi atap
kayu.

Konstruksi atap rangka baja ringan adalah konstruksi atap rangka baja
ringan yang strukturnya tidak jauh berbeda dengan konstruksi atap rangka kayu,
hanya saja bahan pembuatnya dari bahan rangka baja ringan atau sering disebut
truss. R.angka atap (kuda-kuda) baja ringan atau yang biasa disebut Truss adalah
rangka yang terbuat dan baja lapis Zincalume dengan kandungan Alumunium,
Zinc, dan Silikon. Produk mi digunakan sebagai alternatif pengganti rangka atap
kayu yang selama ini masih digunakan. Spesifikasi produk baja ringan/truss
adalah sebagai berikut :

Tabel 1 : Spesifikasi Baja Ringan/Truss

Bahan Dasar Zinc (Zn), Alumunium (Al), Timah hitam (Pb), dan Besi (Fe) Jenis
Ketebalan C 75.100 =1 mm (Bottom Chord & Top Chord) C 75.75 = 0,75 mm
(Web) Lebar yang tersedia 55% Al 43,5% Zinc 1,5% Si Komposisi Bahan
Aluminium 99% dan 1% campuran (tergantung tipe logam campuran) Berat
Main Truss (C 75.100) = 1,295 kg/rn Main Truss (C 75.75) = 0,987 kg / m Reng
(U Type) 0,6 TCT = 0,7 17 kg / rn Talang Dalam (Valley Gutter) = 1,23 kg

Keunggulan Produk

- Anti Rayap
- Tahan Karat
- Lebih ringan disbanding kayu
- Pemasangan cepat dan mudah
- Tahan api
- Pemasangan lebih akurat
- Tidak melengkung
- Tidak perlu di cat
- Tidak ada material terbuang
- Sekalipasang untuk selamanya

Rangka atap (roof truss) adalah sistem struktur yang berfungsi untuk
menopang/menyangga penutup atap, dengan elemen-elemen pokok yang diri dari:
kuda-kuda (truss), usuk/kasau (rafter), dan reng (roof batten). Truss merupakan
struktur rangka batang (kuda-kuda) sebagai penyangga utama rangka atap, yang
terdiri dan batang utama luar (chords) dan batang Iam (webs), dan yang berfungsi
untuk menahan gaya aksial (tarik dan tekan), maupun momen lentur. Gambar 2
dibawah ini merupakan struktur kuda-kuda baja ringan secata utuh.

Berdasakan bentuk geometninya, kuda-kuda (truss) baja ringan dapat


dibedakan 3 yaitu:

- Kuda-kuda utuh / standard truss merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga


utuh, kuda-kudajenis ini dapat digunaka pada atap pelana, maupun bagian tengah
dan atap limasan,

- Kuda-kua terpancung (truncated truss), merupakan kuda-kuda berbentuk


,liga terpancung,
- Saddle truss, merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga kecil, yang
berfungsi untuk menyatukan dua bidang atap pada rencana atap bangunan yang
berbentuk Lesser L.

Baja ringan untuk konstruksi atap yang biasa disebut Truss adalah rangka atap
dengan bahan t ringan Zinc-Aluminium (Zin Calume) dengan komposisi sbb: 5O
% Aluminium, 43,5%Zinc, 1,5 % Silicon. Anti karat yang terkandung di truss
adalah unsur yang menyatukan dengan bahan dasar sebagai lapisan daya tahan 4
kali lipat dan lapisan pelindung seng biasa/Galvanis. Truss terbuat dan Zinc-
Aluminium Hi Tensile (kekuatan tank, lipat, punter) G550 atau truss sanggup
menopang 550 kg / 1 cm2. Keunggulan Truss adalah sebagai berikut :

• Menggunakan Metal Zinc Calume dan Blue Scope Steel yang merupakan
pemegang lisensi bajaringan original

• 5 kali lebih kuat dan baja galvanis

• 40 % lebih kuat dan Mild Steel

• Anti Karat / korosi

• Fabrikasi dilakukan di proyek untuk menghindani salah konstruksi / tidak perlu


merubah mengurangi ring balok bangunan yang ada

• Truss memiliki standar bentuk dan ukuran yang tetap karena semua komponen
di produksi dengan menggunakan mesin teknologi tinggi.

Profil baja ringan yang beredar di pasaran Indonesia dapat dibedakan


menjadi dua, yaitu : Profil C, ketebalan 0,75 mm dan 1 mm, digunakan pada
fabrikasi kuda-kuda (truss), dan usuk (rafter). Dan Profil A dengan ketebalan
antara 0,4 mm sampai 0,7 mm (idealnya 0,55 mm), yang biasa digunakan sebagai
reng.

Dalam perakitan dan pemasangan struktur rangka atap baja ringan, perlu
diperhatikan ketentuan pemilihan dan pemasangan alat sambung agar diperoleh
sistem struktur yang stabil, kuat, dan tidak merusak lapisan anti karat.
Sehubungan pada konstruksi baja ringan tidak dilakukan dengan cara
pengelasan melainkan sambungan dengan menggunakan baut khusus.. Alat
sambung yang digunakan biasanya berupa baut (screw) khusus, yang terbuat dan
baja mutu tinggi, dan telah dilengkapi lapisan anti karat (coating), seperti halnya
elemen-eleman struktur ringan yang digunakan. Hal ini harus diperhatikan karena
beberapa alasan :

Untuk menjamin stabilitas kekuatan dan kekakuan struktur, maka


diperlukan alat sambung dengan kekuatan dan kekakuan yang sama dengan
elemen/komponen utama sistem struktur.

Alat sambung harus dilapisi dengan lapisan anti karat yang sama dengan
elemen/komponen struktur, karena jika terjadi korosi pada baut, maka akan ada
resiko penjalaran korosi pada elemen/komponen struktur baja ringan itu sendiri.

Biasanya spesifikasi baut yang memenuhi persyaratan untuk digunakan pada


struktur rangka atap baja ringan adalah Jenis baut yang digunakan untuk usuk
(rafter) 12- 14×20 HEX dan baut untuk digunakan untuk menyambung reng 10-
16×26 HEX

Elemen-elemen baja ringan relatif tipis, maka untuk menghindari


kerusakan pada saat pemasangan baut ataupun kerusakan pada masa layan (beban
rencana dikerjakan), cara pemasangan alat sambung harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

I. Jarak antara baut, yang terletak di ujung sambungan (paling tepi) dengan ujung
batang yang disambung, minimal 2 kali diameter baut yang digunakan.

2. Jarak antara baut satu dengan baut yang lainnya, minimal 3 kali diameter baut
yang digunakan.

3. Pemasangan baut harus menggunakan alat screw-driver, berkecepatan 2000


rpm hingga 2500 rpm, dengan posisi tegak lurus bidang sambungan, dan alat
harus segera dihentikan ketika screw telah cukup kencang.
4. Baut tidak diletakkan segaris dengan garis kerja atau garis berat elemen batang,
melainkan ditempatkan di bagian tepi, dengan posisi yang diusahakan simetris,
dan membagi sama besar pada sudut-sudut pertemuan antar elemen.

Pekerjaan Konstruksi Atap

Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh
rangka atap dibuat dari kayu kualitas baik tua, kering atau tidak pecah-pecah.

Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank

Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.

Ukuran kayu :

Kaki kuda-kuda - ukuran 8/12 cm

Pengerat - ukuran 8/12 cm

Ander - ukuran 8/12 cm

Skoor - ukuran 8/12 cm

Nok - ukuran 8/12 cm

Pengapit - ukuran 2 x 6/12 cm

Gording - ukuran 8/12 cm

Konsol - ukuran 8/12 cm

Usuk - ukuran 5/7 cm

Reng - ukuran 3/4 cm / 2/3 cm tergantung jenis genteng yang dipakai

listplank kayu - ukuran 3/30 cm / 2/20 cm

Pelaksanaan Pekerjaan.
Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga memberikan
penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan. Kaso-kaso dipasang setiap jarak
50 cm, harus waterpass menurut kemiringan atap, sedangkan reng dipasang setiap
jarak sesuai dengan ukuran genteng. Permukaan kayu yang tampak (papan
lisplank, skoor) harus diserut rata dan licin, setiap sambungan konstruksi atas agar
diperhatikan adanya pen/joint yang berfungsi pengunci. Pekerjaan kayu harus rata,
melentur, bengkok

F. Mengenal Sloof, Kolom dan Ring Balk

a. SLOOF
Sloof adalah struktur dari bangunan yang terletak diatas pondasi, berfungsi
untuk meratakan beban yang diterima oleh pondasi, juga sebagai pengunci
dinding agar saat terjadi pergerakan pada tanah, dinding tidak roboh. Sloof sangat
berperan terhadap kekuatan bangunan. bahan yang digunakan adalah beton
dengan campuran 1 semen : 2 Pasir : 3 split (koral)
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai
satu adalah lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4
buah diameter 10 mm (4 d 10 ) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8
mm berjarak 15 cm ( d 8 – 15) dan untuk rumah lantai dua , dimensi sloof yang
sering digunakan adalah lebar 20 cm tinggi30 cm, besi beton utama 6 d 12 mm,
begel d8 – 10 cm.
b. KOLOM

Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan


penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (sudarmoko,
1996) Pada bangunan sederhana bentuk kolom ada 2 jenis yaitu kolom utama dan
kolom praktis

Kolom Utama - yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang
fungsi utamanya menyanggah beban diatasnya. untuk rumah tinggal disarankan
jarak kolom utama adalah 3,5 meter, hal ini dimaksudkan agar dimensi balok
untuk menopang lantai tidak terlalu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat
lebih dari 3,5 meter maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan untuk
rumah tinggal lantai 2, dimensi kolom yang dipakai biasanya 20/20 dengan
tulangan pokok 8 dia 12 mm, dengan besi begel dia 8-10 cm

Ket.:
8 dia 12mm = besi 12 mm jumlahnya 8 buah

dia 8-10 cm = besi begel diameter 8 mm dengan jarak 10 cm

Kolom Praktis - adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama


dan juga sebagai pengikat dinding agar stabil, jarak kolom maksimum 3,5 mtr
atau pada pertemuan pasangan bata (sudut-sudut dinding). dimensi kolom praktis
15/15 cm dengan tulangan beton 4 dia 10 dan jarak begel dia 8 - 20 cm
SK SNI T-15-1990-03 mendifinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan
yang tugas utamanya menyanggah beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang tidak di topang paling tidak tiga kali dimensi lateral

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material
yang tahan terhadap tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan

JENIS-JENIS KOLOM

Menurut Wang (1986) dan Fergusen (1986) jenis-jenis kolom ada tiga yaitu :

 Kolom Ikat (tie Column) - adalah kolom yang menggunakan pengikat


sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton yang di beri tulangan
dengan batang tulangan pokok memanjang yang pada jarak spasi tertentu
diikat dengan sengkang lateral. Tulangan ini berfungsi memegang
tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya
 Kolom Spiral (spiral column) - menggunakan pengikat spiral. Bentuknya
sama dengan kolom ikat hanya saja pengikat tulangan memanjang adalah
tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus
disepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi
kemampuan terhadap kolom untuk menyerap deformasi cukup besar
sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah kehancuran seluruh struktur
sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud
 Kolom Komposit (composite column) - adalah struktur kolom komposit
yang merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah
memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa dengan atau tanpa diberi
batangan tulangan pokok memanjang
c. RING BALK

Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak
diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk
meratakan beban dari struktur yang berada diatasnya, seperti beban yang diterima
oleh kuda-kuda

Pemasangan Ring balk maksimum 4 meter dari sloof, idealnya 3 meter.


Dimensi ring balk yang biasa digunakan adalah lebar 15 cm dan tinggi 15 cm
dengan tulangan pokok (besi beton) 4 dia 8 mm dengan begel dia 6 - 15 cm

G. KONSTRUKSI KUSEN PINTU DAN JENDELA

1. Kusen
Pengertian dan fungsi : Kusen adalah salah satu bagian dari konstruksi
bangunan yang berfunsi untuk membentuk hubungan, baik antara sebuah dinding
pasangan bata, beton ataupun kayu dengan pintu atau jendela Jenis - jenis kusen :

 berdasarkan fungsinya dapat dibedakan antara : kusen pintu dan kusen


jendela
 berdasarkan lokasinya dapat dibedakan antara : kusen dalam dan kusen
luar, yang terutama dipengaruhi oleh iklim setempat
 berdasarkan bahan yang digunakan dapat dibedakan antara : kusen kayu,
kusen logam dan kusen beton

2. Daun Pintu Dan Jendela

Pengertian dan fungsi : Daun pintu dan jendela berfungsi untuk penutup/pemisah
ruang yang movable tidak statis dan dapat dibuka atau ditutup bahkan bila perlu
untuk keamanan dapat pula dikunci atau pengertian lain dari Daun pintu dan
jendela adalah :

 Daun pintu : Berfungsi sebagai tempat keluar masuknya manusia ataupun


barang. Ukuran pintu biasanya dibuat disesuaikan dengan tempat dimana
Daun pintu itu akan di tempatkan. misalnya untuk pintu Ruang tamu, biasa
dibuat agak lebar. karena disitulah terjadi proses keluar masuknya manusia
dan barang.
 Jendela : Berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya matahari dan juga
sebagai tempat berlangsungnya proses pertukaran udara pada suatu
bangunan

Jenis - jenis Daun pintu dan jendela

1. Bedasarkan sifatnya

 pintu/jendela 1 sayap
 pintu/jendela putar
 pintu/jendela 2 sayap
 pintu/jendela geser
 pintu lipat/harmonica
 pintu gulung/rolling
 Jendela jalusi/nako
 pintu/jendela 2 rangkap
 jendela mati

2. Berdasarkan konstruksinya

 pintu/jendela panil kayu atau kaca


 pintu/jendela jalusi atau krepyak
 pintu/jendela papan berangka (plipit)
 pintu/jendela blok berangka didalam
 pintu/jendela blok tanpa rangka
 pintu kisi

3. Berdasarkan penggunaan bahan

 pintu/jendela kayu
 pintu/jendela logam atau alumunium
 Ukuran nominal kayu untuk bangunan, tebal dan lebar minimal (10x10)
mm, (10x30) mm, (20x30) nm, sampai (120x120) mm, (25x30) mm,
(30x30) nm, (30x50) mm, (60x80) mm, (60x100) mm, 60x120)mm,
(80x80) mm, (80x100) mm, 120x120) mm.
 Ukuran kayu berdasarkan penggunaan (Tabel):
 Ukuran panjang nominal (m): 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5; dst 5.5.
 Ukuran untuk bangunan rumah dan gedung:
 Kusen pintu dan jendela (mm): 60 (100, 120, 130, 150) ; 80 (100,120, 150)
 Kuda-kuda (mm): 80 (80, 100, 120, 150, 180), 100 (100, 120, 150 180)
-Kaso (mm) : 40x60; 40x80; 50x70.
 -Tiang balok (mm) :80 (80, 100, 120); 100 (100, 120; 120 (120, 150).
 Balok antar tiang (mm): 40 (60, 80); 60 (80, 120, 150); 80 (120, 150, 180),
100 (120, 150).

• Balok langit (mm): 80 (120, 150, 180, 200); 100 (150, 180, 200).
• Toleransi ukuran panjang kayu ditetapkan berdasarkan ukuran nominal 100
dan toleransi ukuran tebal dan lebar kayu ditetapkan 0-15 mm dari ukuran
nominal.
• Ketentuan kadar air kayu adalah ukuran kayu gergajian dalam keadaan
kering udara, maksimum 23%, kecuali untuk kusen daun pintu, daun jendela,
jelusi dan elemen lainnya mempunyai kadar air maksimum 20%

Bagian-Bagian kusen terdiri atas :

1. Tiang (style).
2. Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang
bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
3. Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun
jendela.
4. Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam
tembok yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau
kebelakang.
5. Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak dengan fungsi
untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga
agar apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah.
6. Angkur, dipasang pada tiang (style), berfungsi untuk memperkuat
melekatnya pada tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke
muka/ke belakang.
7. Duk (neut), dipasang pada tiang (style) di bagian bawah, khusus untuk
kusen pintu, berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan
melindung tiang kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.

Anda mungkin juga menyukai