Anda di halaman 1dari 14

1.

Komponen-komponen bangunan sederhana (tidak berlantai) dan


bangunan berlantai 2

Konstruksi bangunan terdiri dari bagian-bagian yang saling mendukung satu sama
lain. Masing-masing bagian bangunan tersebut memiliki karakteristik tersendiri karena
memang dibuat untuk tujuan tertentu. Bahan baku pembuatan bagian bangunan tersebut
juga berbeda-beda sesuai dengan peruntukan awalnya.

Pada dasarnya, bagian-bagian konstruksi bangunan meliputi bangunan bawah dan


bangunan atas. Bangunan bawah adalah bagian bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah. Sedangkan bangunan atas merupakan bagian bangunan yang berada di
atas permukaan tanah.

a. Bangunan bagian atas (Atap)

Konstruksi atap adalah bagian paling atas dan suatu bangunan, permasalahan
konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan
konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya.

Pengaruh lingkungan luar terhadap atap menentukan pilihan penyelesaian yang


baik terhadap suhu ( sinar matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembaban udara), serta
keamanan terhadap kebakaran (petir dan bunga api) sehingga atap harus memenuhi
kebutuhan terhadap keamanan dan kenyamanan.
Atap sebagai bagian paling atas dapat dimengerti sebagai penutup atap datar saja, sebagai
payung, atau sebagai atap miring terpisah pada setiap bagian bangunan.
Bagian atas (atap) yang dimiliki oleh bangunan tidak berlantai/bangunan sederhana
dengan bangunan berlantai 2 memiliki perbedaan pada kemiringan bentuk atap
karena bangunan sederhana/ tidak berlantai memiliki perbedaan suhu, dan aliran
udara.

b. Bagian Tengah
Rangka komponen-komponen umum bangunan pada bagian tengah :
1. Sloof  (ditujukan oleh warna merah)
2.Kolom (ditunjukan warna abu-abu tua)
3.Balok (warna hijau)
4.Plat lantai (warna biru)
Plat lantai tidak di miliki oleh
bangunan berlantai 2 karena
plat lantai berfungsi untuk
menjadi pemisah antara
tingkat yang satu dengan
tingkat yang lainnya.

Plat lantai adalah lantai yang


tidak terletak di atas tanah
langsung.
 DINDING

Dinding adalah bagian bangunan yang terletak di bagian atas sloof dimana dinding berfungsi
sebagai penutup bagaian badan bangunan, penyekat antar ruangan, sebagai elemen estetika /
keindahan bangunan bahkan sebagai elemen pemikul konstruksi bagian bangunan lain yang
ada diatasnya dan meneruskannya ke balok sloof.

 KOLOM

Kolom pada bangunan rumah tinggal ada dua macam :

         Kolom Utama

Kolom yang fungsi utamanya menyangga beban utama yang berada diatasnya.
Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi
balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya
dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12
maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel
diameter 8 dengan jarak 10 cm).

         Kolom Praktis

Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga
sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau
pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan
tulangan beton 4 d 10 begel  d 8-20.
Gambar pemasangan kolom terhadap fondasi
 PINTU JENDELA DAN VENTILASI

Pintu adalah tempat keluar masuk orang, hewan, udara , cahaya, barang, dsb keluar /
kedalam bangunan atau ruangan.
Jendela adalah tempat keluar masuknya udara maupun cahaya kedalam bangunan yang
bisa dibuka dan ditutup.
Ventilasi adalah tempat keluar masuknya udara maupun cahaya kedalam bangunan yang
selalu terbuka.
Letak ketiga elemen bangunan ini menjadi satu kesatuan dengan dinding bangunan.

 BALOK LATEI / LINTEL


Balok Latei / Lintel adalah balok beton yang terletak diatas kusen pintu dan jendela dimana
fungsi dari balok ini adalah agar kusen tidak menerima beban langsung dari atas melainkan
dipikul oleh balok ini sehingga kusen akan tetap kuat dan tidak melengkung karena berat
beban dari atas dan ketika terjadi gempa beban tidak menimpa langsung kusen sehingga daun
pintu tidak terjepi kusan serta bebas dibuka dan menjadi tempat untuk evekuasi.

 BALOK RING

Balok Ring adalah balok beton yang terletak diatas dinding bangunan. Balok ini berfungsi
mengikat dinding yang ada dibawahnya, stabilisator dan pengunci ujung atas balok kolom,
serta menerima beban dari rangka atap atau bagian lain yang ada diatasnya meratakannya lalu
meneruskannya kebagian bangunan yang ada dibawahnya terutama pada balok kolom.

Gambar pemasangan Balok Ring pada pertemuan bidang – bidang dinding.

 
Gambar pembalokan dinding
c. Bagian Bawah
1.PONDASI

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke
tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential
settlement pada sistem strukturnya.

Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi
itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan
untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:


1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi,


berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh
muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah
tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.

Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai
kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang
akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat
akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak
direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih
besar dari bagian sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh
luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3.Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan .        

 
sumber:azwaruddin.blogspot.com
2.BALOK SLOOF

Sloof adalah konstruksi yang berupa balok mendatar yang menumpu di atas
pasangan fontasi staal, yang berfungsi sebagai pengikat bagian bawah tiap-tiap kolom.
Sloof juga berfungsi untuk meratakan beban bangunan dan mengurangi resiko
penurunan yang tidak seragam (differential settlement) akibat perbedaan daya dukung
tanah yang menumpu fondasi. Untuk bangunan rumah tinggal, sloof umumnya dibuat
dengan struktur beton bertulang. Untuk bangunan rumah dua lantai, sloof dibuat dua
macam, yaitu sloof struktur dan sloof praktis.

Sloof struktur dibuat sebagai pengikat bagian bawah dari kolom-kolom struktur.
Sloof praktis tidak difungsikan sebagai pengikat antar kolom struktur tetapi dibuat
sebagai dudukan pasangan dinding yang belum terdapat sloof struktur. Sloof praktis
dapat dibuat dengan ukuran 12x20cm atau 15x20cm. Karena gaya yang bekerja pada
sloof struktur lebih besar, makan sloof struktur perlu dibuat lebih besar daripada sloof
praktis sesuai gaya yang bekerja padanya.

3.RING BALOK

Ring balok atau ring balk adalah struktur yang diletakkan di atas pasangan batu
dan bata. Fungsi ring balok adalah sebagai tumpuan konstruksi atap dan sebagai
pengikat pasangan dinding batu bata bagian atas agar tidak runtuh. Ring balok yang
umumnya digunakan untuk bangunan rumah tinggal sederhana adalah ring balok
dengan lebar 15 cm dan panjang 20 cm.

Komponen-komponen Penyusun Balok Ring:


1. Beton (dengan campuran 1pc:2ps:3pk atau yang lebih baik)
2. Besi baja tulangan (syarat penulangan telah kita uraikan kan……akan lebih baik jika
dilihat pada posting Klik disini
3. Begisting balok ring atau cetakan beton
4. Masing masing komponen tersebut diatas terbagi menjadi biaya bahan dan biaya tenaga
atau biaya tukang.
2. Aliran Gaya
a) Aliran Pada Bangunan Tidak Berlantai

Bangunan sederhana (tidak berlantai) secara umum mengalirkan gayanya dari


atap turun ke balok lalu tersalur ke kolom kemudian ke pondasi turun ke tanah.
Tapi secara rinci pada aliran gaya diawali dengan bagian atas bangunan atap yang
tersalur secara merata ke kuda-kuda turun ke balok lalu ke kolom, disisi lain gaya
dari plafon tersalur secara horizontal menuju ke kolom turun ke pondasi.
b) Aliran gaya pada bangunan berlantai 2

Pada bangunan berlantai 2 sedikit berbeda dari segi aliran gaya pada bagian
tengah. Secara garis besar gaya mengalir dari atap turun ke kolom lalu ke pondasi
kemudian ke tanah. namun secara rinci aliran gaya pada bangunan berlantai 2 di mulai
dari penutup atap tersalur secara merata menuju ke kuda-kuda turun ke

Anda mungkin juga menyukai