(pada pelat lantai hanya ada tulangan di bagian bawah saja) untuk
menghindari kembang susut yang terlalu besar pada atap yang
dapat menyebabkan retak dan akhirnya bocor pada ruang di
bawahnya. Finishing yang bersifat anti tembus air/kedap air (water
proof) seperti plaster PC atau pemasangan keramik, juga diperlukan
untuk menghindari rembesan air akibat pengerjaan pengecoran
pelat lantai yang tidak sempurna.
Treatment khusus seperti pemasangan lapisan anti air juga
diperlukan untuk pelat yang sangat perlu kedap air.
Konstruksi pendukung pada pelat dapat langsung ditopang oleh
kolom ataupun dengan menggunakan tumpuan balok yang jumlah
atupun konfigurasinya tergantung banyak hal. Secara umum, pelat
digabung dengan balok sehingga balok-balok ini yang akan
meneruskannya ke kolom. Karena dimensi pelat dan balok beton
sangat tergantung dari bentangan atau jarak antar kolomnya, maka
pada atap datar dengan dag beton, bentangan relatif tidak mampu
mencapai jarak yang lebar (kecuali pada sistem atap bentang lebar
seperti pelat lipat / folded , kubah / dome atau pelat cangkang /
shell).
b Atap Miring
Atap miring berfungsi utama sebagai penerus air hujan, oleh karena
itu kemiringan atap ini tergantung jenis penutup atap yang dipakai.
Seng dan penutup atap lembaran lainnya dapat digunakan dengan
kemiringan yang rendah karena tidak khawatir terjadinya air meluap
balik. Sedangkan penutup atap jenis kecil seperti genteng dan sirap
mempunyai kemiringan yang tinggi untuk mengalirkan air hujan.
Bentuk atap miring ini terdiri dari beberapa macam antara lain
pelana, limas ataupun tajug. Bentuk-bentuk ini dapat
dikombinasikan sehinga membentuk bentukan yang unik. Pemilihan
bentuk juga harus dikaitkan dengan sistem lain termasuk
penghawaan dan pencayaan bangunan.
diperhitungkan
Gambar 4. Rangka portal
pada struktur ini menerima beban dari semua beban bangunan dan
meneruskannya ke dalam tanah (tanpa dibantu dengan rangka),
dengan demikian dinding harus menerus dari bawah (pondasi)
sampai atas (atap).
Beban pada dinding ini dapat dipasang di sembarang tempat
sepanjang dinding, dengan demikian kuda-kuda dapat di mana saja
dan pondasi harus berbentuk garis sepanjang dindingnya.
Keuntungan sistem struktur dinding pemikul
Tanpa harus meletakkan kolom-kolom pada ruang bangunan
Letak tunpuan beban dapat di mana sepanjang dinding sehingga
posisi kuda kuda, balok dan sebagainya mudah ditempatkan dan
disesuaikan dengan aspek lain dalam bangunan
Kerugian sistem struktur dinding pemikul
Ruang akan relatif terikat dengan posisi garis dinding sehingga
ruang fungsi harus mengikuti ruang yang ada
Pondasi yang digunakan harus sesuai sepanjang dinding sehingga
relatif besar dimensinya dan mahal
Konstruksi dinding yang tebal dan besar akan mengakibatkan
bangunan menjadi relatif lebih mahal karena volume waktu dan
bahan.
1.2.3 Struktur Pondasi
Struktur pondasi adalah elemen sistem struktur yang berfungsi
menopang keseluruhan beban dan menjaga berdirinya bangunan
dan meneruskannya ke dalam tanah. Pondasi dibedakan atas
kedalamannya dan sifatnya meneruskan beban ke dalam tanah.
Menurut kedalamannya pondasi dibagi menjadi dua; pondasi
dangkal dan pondasi dalam. Menurut sifat penerusan gayanya,
pondasi dibagi menjadi tiga jenis; pondai titik, pondasi menerus dan
pondasi bidang.
Pondasi titik untuk jenis dangkal dapat berupa umpak, foot plate,
pondasi buis beton dan pondasi kayu. Sementara untuk jenis dalam
dapat berupa pondasi tiang pancang atau pondasi sumur bor.
Pondasi menerus hanya terdiri dari pondasi dangkal yaitu pondasi
menerus batu kali atau beton bertulang. Pondasi bidang atau juga
disebut pondasi kapal dapat berupa pondasi pelat beton baik yang
atau besar
Gambar 6. Macam Pondasi Titik (umpak, foot-plate, buis beton,
pancang)
bangunan, beban akan meningkat sehingga ukuran dan kedalaman
juga akan semakin meningkat. Kondisi tanah yang mempengaruhi
daya dukung tanah ( tanah normal ~ 1kg/cm2) akan menentukan
dimensi dan kedalaman pondasi, semakin berkurang daya dukung
tanah, semakin bertambah dimensi dan kedalamannya. Begitu juga
dengan kondisi lingkungan, pada lokasi ekstrem, pondasi juga harus
menyesuaikan. Dimensi eksak pondasi dan kedalamannya harus
dihitung oleh konstruktor.
a Pondasi Titik
Pondasi titik diperlukan untuk meneruskan beban-beban terpusat
atau terkumpul (pada kolom) dan meneuskannya ke dalam tanah.
Pondasi ini hanya ada pada kolom-kolom utama bangunan. Pondasi
titik pada bangunan struktur beton bertulang dapat berupa pondasi
telapak (foot plate) dan pondasi buis beton atau pondasi tiang
pancang dan pondasi sumur bor untuk pondasi dalam. Jenis pondasi
ini ditempatkan pada kolom-kolom utama struktur bangunan.
b Pondasi Menerus
Pondasi menerus dibutuhkan untuk menopang beban menerus yang
berasal dari dinding pemikul atau dinding batu bata penyekat ruang.
dinding non
struktural atau
dinding pembatas ruang, pondasi dipakai hanya untuk memikul
berat dinding di atasnya, sehingga untuk bangunan bertingkat yang
menggunakan struktur utama beton bertulang dan menggunakan
dinding batu bata, pondasi titik maupun menerus digunakan
keduanya.
c Pondasi Bidang
Jika pondasi titik karena beban atau tanah atau keduanya
menghendaki luasan yang lebih untuk memepertahankan posisi
bangunan, maka titik satu pada pondasi akan mendekati atau
bertemu dan saling bersinggungan. Kondisi ini memungkinkan untuk
digabung menjadi satu kesatuan pelat yang disebut pondasi pelat
atau pondasi bidang. Pondasi bidang ini sering digunakan untuk
bangunan yang berat atau tinggi atau berada pada tanah dengan
daya dukung yang rendah (tanah rawa dsb).
d Kedalaman Pondasi
Pondasi dangkal atau dalam yang akan dipakai pada suatu
bangunan juga terletak pada berat bangunan, tinggi bangunan,
daya dukung tanah dan struktur lapisan tanah. Juga diperhatikan
lokasi bangunan berada. Apakah terletak di daerah rawan gempa,
banjir dan sebagainya, sebab kondisi-kondisi tersebut menghendaki
pondai yang lebig stabil untuk mengantisipasi beban-beban
eksternal tersebut.
1.3 Macam Struktur Menurut Bahan Bangunan