Anda di halaman 1dari 21

TUGAS BESAR II

STRUKTUR DINDING BETON BANGUNAN BERTINGKAT


RENDAH & TINGGI

Mata Kuliah STRUKTUR & KONSTRUKSI III


Dosen Pengampu : Dr. Ir. M Syarif Hidayat.

Disusun Oleh :
Elfan Fajar Setiawan 41214120003

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2021
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Prinsip utama yang harus diperhatikan dalam merancang struktur bangunan bertingkat yaitu
meningkatkan kekuatan struktur terhadap gaya lateral, terutama gaya gempa. Salah satu solusi
alternatif yang digunakan untuk meningkatkan kinerja struktur bangunan tingkat tinggi dalam
mengatasi simpangan horisontal adalah dengan pemasangan dinding geser. Fungsi dinding geser
dalam suatu struktur bertingkat adalah menambah kekakuan struktur dan menyerap gaya geser
yang besar seiring dengan semakin tingginya struktur bangunan. Bentuk dan penempatan dinding
geser pada lokasilokasi tertentu yang cocok dan strategis dapat berpengaruh terhadap simpangan
antar lantai dan tahanan beban horisontal pada struktur gedung.

B. Rumusan Masalah
Sistem Dinding Beton adalah struktur bangunan atas (Upper Structure) yang berfungsi menyalurkan
beban dari struktur diatasnya ke lapisan tanah pendukung atau batuan yang berada di bawahnya.
Sebagai elemen struktur bawah bangunan dan bagian terendah dari sebuah bangunan, maka
sistem dinding beton langsung berhubungan dengan kolom dan balok. Cara kerja sistem dinding
beton adalah menahan beban dari bangunan diatasnya lalu disalurkan melalui elemen struktur
horizontal atau vertika yang selanjutnya beban tersebut dilanjutkan ke tanah dasar.
Lalu bagaiman melakukan pemilihan dalam menggunakan sistem dinding beton yang akan
digunakan dalam bangunan yang akan dirancang ini, lalu kriteria apa sajakah yang akan menjadi
dasar pemilihan struktur ini. Dalam paper ini sedikit banyak melakukan inventarisasi berbagai
pertimbangan yang bisa digunakan dalam perancangan dan penetapan keputusan.

C. Tujuan Pembahasan
Penulisan makalah yang berkaitan dengan jenis jenis Struktur Dinding Beton dalam bangunan,
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan menganalisa dari
mahasiswa, khususnya dalam mengambil keputusan keputusan desain, baik mengenai
penggunaan jenis jenis Struktur Dinding Beton, atau berdasarkan kebutuhan total load dari
bangunan dan yang lainnya, sehingga diperoleh sebuah pengambilan keputusan pada desain yang
mempertimbangkan hal hal terkait pengendalian penyaluran beban dan membuat faktor kekuatan
menjadi baik dalam bangunan.
Sehingga dengan dipahaminya sistem Struktur ini, mahasiswa juga dapat menerapkan
pemahamannya pada jenis bangunan lainnya, sehubungan dengan kemampuan analisa akan

2
faktor faktor penyaluran beban kepada sistem Dinding Beton ini pada setiap desain yang dihasilkan
sebagai seorang calon arsitek hingga bisa memenuhi kaidah Firmitas khususnya dari aspek
kekuatan/kekokohan/keamanan bangunan.

BAB I. STRUKTUR DINDING BETON PADA BANGUNAN


BERTINGKAT RENDAH

Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area.
Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang
dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam
terbuka. Jenis dinding beton yang digunakan pada gedung tingkat rendah yaitu dinding geser
(shear wall).

A. DINDING BATA SEBAGAI DINDING PENGISI


Salah satu sistem struktur yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah struktur portal beton
bertulang dengan dinding bata. Umumnya dinding pengisi hanya diperhitungkan sebagai beban
yang disalurkan ke struktur sehingga pengaruh kekuatan dan kekakuan dinding pengisi terhadap
struktur tidak diperhitungkan. Hal ini bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya, dimana
dinding pengisi dapat merubah suatu prilaku struktur. Studi ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh kekuatan dan kekakuan dinding pengisi terhadap suatu struktur. Struktur
bangunan dimodelkan sebagai portal 2 dimensi yang terdiri dari model open frame dan fully infilled
wall frame. Dimana terlebih dahulu dilakukan analisis linear pada kedua model tersebut dan
dilanjutkan pada analisis nonlinear untuk medapatkan kinerjanya. Hasil dari analisis ini
menunjukkan bahwa dinding pengisi memiliki konstribusi yang sangat mempengaruhi kekuatan dan
kekakuan dari suatu struktur.

B. SHEAR WALL (DINDING GESER)


Perancangan shear wall dengan penempatannya yang tepat akan memberikan suatu sistim
penahan gaya lateral yang efisien. Penerapan shear wall menjadi suatu alternatif untuk gedung
bertingkat rendah yang kurang dari 20 lantai. Dinding geser adalah dinding beton bertulang dengan
kekakuan bidang datar yang sangat besar, yang ditempatkan pada lokasi tertentu (ruang lift atau
tangga) untuk menyediakan tahanan gaya / beban horizontal.
Dalam struktur bertingkat, dinding geser memiliki beragam fungsi, yaitu:
1. Menahan beban atau gaya lateral seperti gaya gempa dan angin yang bekerja pada bangunan.
2. Menyerap baban horizontal atau gaya geser yang besar seiring dengan semakin tingginya suatu
struktur.

3
3. Menambah kekakuan pada struktur.
4. Mencegah kegagalan dinding eksterior dan mendukung beberapa lantai gedung.
5. Memastikan bahwa struktur tidak runtuh akibat adanya gerakan lateral dalam gempa bumi.
Dinding geser dikategorikan berdasarkan geometrinya yaitu:
1. Dinding langsing (Flexural wall), yaitu dinding geser yang memiliki rasio hw/lw ≥2, dimana
desain dikontrol oleh prilaku lentur
2. Dinding pendek (Squat wall), yaitu dinding geser yang memiliki rasio hw/lw ≤ 2, dimana desain
dikontrol oleh perilaku geser
3. Dinding berangkai (Coupled shear wall), dimana momen guling yang terjadi akibat beban
gempa ditahan oleh sepasang dinding, yang dihubungkan oleh balok-balok perangkai, sebagai
gaya-gaya tarik dan tekan yang bekerja pada masing-masing dasar pasangan dinding tersebut.

Dinding geser beton bertulang kantilever (Gambar 1.a dan 1.b) adalah suatu subsistem struktur
gedung yang fungsi utamanya adalah untuk memikul beban geser akibat pengaruh gempa rencana.
Kerusakan pada dinding ini hanya boleh terjadi akibat momen lentur (bukan akibat gaya geser),
melalui pembentukkan sendi plastis di dasar dinding. Rasio antara tinggi dan lebar dinding geser
tidak boleh kurang dari 2 dan lebar tersebut tidak boleh kurang dari 1,5 m. Dinding geser beton
bertulang ada dua jenis yaitu dinding geser beton bertulang kantilever daktial penuh dan dinding
geser beton bertulang daktial parsial.

4
Dinding geser beton bertulang berangkai (Gambar 1.c) adalah suatu subsistem struktur gedung
yang fungsi utamanya adalah untuk memikul beban geser akibat pengaruh Gempa Rencana, yang
terdiri dari dua buah atau lebih dinding geser kantilever yang dirangkaikan satu dengan lainnya oleh
balok-balok yang mempunyai perbandingan antara bentang dan tinggi tidak lebih dari 4.

Dinding geser sebagai elemen penahan gaya lateral memiliki keuntungan utama karena
menyediakan kontinuitas vertikal pada sistem lateral struktur gedung. Struktur gedung dengan
dinding geser sebagai elemen penahan gaya lateral pada umumnya memiliki kinerja yang cukup
baik pada saat gempa. Hal ini terbukti dari sedikitnya kegagalan yang terjadi pada sistem struktur
dinding geser di kejadian-kejadian gempa yang lalu (Imran, 2008).

Karakteristik perancangan dinding geser yang efektif harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Bersifat kaku dan kuat
- Pembangunan dinding geser sebaiknya menerus ke atas (tidak berseling)
- Balok keliling dan balok pondasi sebaiknya diperkuat sehingga mampu mendukung kekuatan
dinding geser
- Jika perencanaan dinding geser atas dan bawah tidak menerus (berseling), maka beban atau
gaya horizontal yang ditahan oleh dinding harus disalurkan melalui lantai.

Jenis Jenis Bangunan Bertingkat.

Perancangan struktur dan konstruksi dalam arsitektur tidak hanya membahas teori macam dan
detail dari sistem struktur dan konstruksi, tetapi juga kepada bagaimana aspek aspek bangunan
seperti sistem struktur dan konstruksi bangunan itu sesuai dengan fungsi, keamanan dan
kenyamanan bangunan dan lingkungannya. Perancangan struktur ditujukan kepada disain
sistem struktur dan aspek yang terkait, sedangkan perancangan konstruksi ditujukan pada
bagaimana memenuhi optimalisasi sistem itu dengan bagian-bagian serta hubungan elemen-
elemen bangunan. Sehingga perancangan struktur dan konstruksi dalam arsitektur hampir
meliputi sebagian besar proses teknis perancangan bangunan.
2.1. Bangunan Bertingkat Rendah Tinggi bangunan yang terdiri dari 1-5 lantai, sistem
strukturnya masih sederhana, tidak menggunakan alat transportasi vertikal, cukup
dengan menggunakan tangga sebagai alat penghubung antar lantai.
2.2. Bangunan Bertingkat Sedang. Tinggi bangunan terdiri dari 5-10 lantai dan sistem struktur
rangka murni, sudah menggunakan alat transportasi vertikal, dan sistem pemadam
kebakaran aktif (sprinkler).

5
2.3. Bangunan Bertingkat Tinggi. Tinggi bangunan lebih dari 10 lantai, sudah menggunakan
sistem struktur yang beraneka ragam, seperti struktur rangka dipadukan dengan struktur
lain. Menggunakan sistem utilitas yang lengkap seperti alat transportasi vertikal, alat
pemadam kebakaran dengan sistem sprinkler, alat pembersih bangunan gondola dan
lain-lainnya

BAB II. STRUKTUR DINDING BETON PADA BANGUNAN


GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH

1. Definisi.
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area.
Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang
dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam
terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas
(boundary), serta dinding penahan (retaining). Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu
menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca.
Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding
jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang
gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu
bangunan.
Jenis dinding:
1. Dinding Partisi: Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat dari gypsum,
fiber, tripleks atau Duplex
2. Dinding Pembatas: Untung menandakan batas lahan. Atau bisa disebut dinding Privasi
3. Dinding Penahan: Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur tambahan
untuk menahan tekanan tanah
4. Dinding Struktural: Untuk menopang atap dan sama sekalitidak menggunakan cor beton untuk
kolom. Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batubata dan semen
5. Dinding Non-Struktural: Dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas apabila
dinding di robohkan, maka bangunan tetap berdiri. beberapa material dinding non-struktural
diantaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu dan kaca.

6
2. Dinding Beton.
Penggunaan blok beton sudah dikenal sejak jaman pembangunan piramid-piramid di
Mesir, kuil-kuil tua Yunani dan dinding-dinding bangunan Kerajaan Romawi. Dan seperti
yang kita ketahui, bangunan-bangunan tua yang didirikan dengan blok beton ini banyak
yang masih bertahan dengan kokoh hingga saat ini. Ini menunjukkan salah satu kelebihan
blok beton dibandingkan dengan material bangunan lainnya adalah ketahanan yang
maksimal.Dinding beton termasuk material kedua yang bisa menahan dan menyimpan
radiasi panas dari luar.
Karena itu dinding beton juga baik digunakan agar kita mengurangi atau menghilangkan
penggunaan AC. Material dinding beton setebal 15cm (setebal dinding biasa) bisa
menahan panas maksimum hingga 3,8 jam sebelum dinding dalam ruangan benar-benar
ppanas Dahulu blok beton dapat digunakan untuk membuat dinding pengganti bata merah,
namun karena bobot dari blok beton ini lebih berat dari bata merah maka akan
berpengaruh pada besarnya struktur. Mengenai kekuatan, tentu tidak diragukan lagi.
Berikut ini adalah kelebihan penggunaan dinding beton :

7
1. Dinding betin lebih tahan lama, bahkan bisa dibilang bebas pengeroposan
2. Mampu menahan panas hingga durasi waktu lama, sehingga suhu di dalam ruangan
tetap stabil
3. Kedap suara
4. Tahan terhadap cuaca, bahkan yang ekstrim sekalipun
Beton ringan dibuat dengan mengganti agregat kasar (kerikil) dengan bahan lain dengan
tujuan mengurangi beratnya.

1.1. Dinding dari foam-concrete


Foam concrete adalah campuran semen, pasir, air dan bahan khusus yang akan
menghasilkan gelembung udara pada saat seluruh bahan tersebut dicampur. Agregat kasar
(kerikil) sama sekali tidak dipergunakan. Campuran dengan kadar air tertentu dimasukaan
dalam cetakan dan ditekan dangan gaya yang terukur agar udara yang sudah terjebak
dalam campuran tidak keluar. Adanya udara (rongga) menjadikan dinding dari foam-
concrete baik dalam sebagai isolator suhu, dan ringan. Kemudahan dalam pencetakan akan
dapat menghasilkan berbagai ukuran yang dikehendaki. Pemasangan semakin cepat dan
memerlukan mortar perekat. Di Amerika dan Eropa dinding dari bahan jenis ini sudah umum
digunakan baik pada perumahan massal maupun dinding gedung perkantoran.

1.2. Dinding dari blok beton ringan non pasir


Beton non pasir adalah beton dengan menghilangkan bahan pasir dalam campurannya.
Beton akan menjadi lebih ringan bila kerikil yang digunakan dari jenis batuan yang ringan.
Batuan ringan yang digunakan antara lain; blantak (bantak), batu kapur (misalnya di daerah
bawuran Gunung Kidul, Batu apung dari NTT, pecahan genting, tanah liat bakar, dll.
Campuran dibuat dinding dalam bentuk blok-blok dengan ukuran seperti batako (sekitar 20 x
40 cm), atau dapat juga dicor langsung dengan cetakan menjadi dinding. Penggunaan beton
non pasir memerlukan plester penutup yang kedap air sehingga dinding secara keseluruhan
menjadi kedap air. Karena adanya rongga dalam dinding mengakibatkan dinding dapat
menjadi isolator suhu yang baik dan juga dapat meredam terjadinya gema suara. Dinding
dari bahan beton non pasir dapat dilaksanakan dengan cepat sepanjang digunakan metode
yang tepat.

Dinding dari panel styrofoam concrete


Styrofoam concrete adalah beton dengan campuran semen, pasir, air dan butiran styrofoam
sebagai pengganti agregat kasar (kerikil). Styrofoam biasa digunakan sebagai bahan
pengaman pada pengemasan barang-barang elektronik maupun peralatan laboratorium.

8
Styrofoam sebagai campuran beton berupa butiran lepas dengan diameter sekitar 4 mm.
Karena styrofoam sangat ringan dan menggantikan kerikil yang berat sehingga setelah
mengeras styrofoam concrete mempunyai sifat yang sangat ringan. Sifat yang sangat ringan
ini memudahkan dalam pengangkutan baik dari lokasi pembuatan maupun pada saat proses
pemasangan panelnya menjadi dinding. Sifat ringan juga akan menguntungkan secara
struktural. Kemudahan pencetakan dapat menghasilkan ukuran panel sesuai dengan
keinginan, bahkan dapat saja satu panel adalah satu luasan dinding secara keseluruhan.

Berbagai gedung bertingkat terus bermunculan setiap hari di setiap kota di seluruh dunia. Bahkan
berbagai gedung bertingkat tersebut mencapai ketinggian yang diluar nalar. Teknologi gedung
bertingkat akan terus berkembang seiring semakin sempitnya lahan. Ada berbagai macam
teknologi yang diterapkan untuk pembangunan gedung bertingkat.

Sebuah struktur bangunan Menengah dapat didefinisikan sebagai bangunan yang sistem
strukturnya mampu menahan gaya-gaya lateral yang disebabkan oleh gempa atau angin didalam
kriteria terhadap kekuatan, simpangan dan kenyamanannya. Pada bangunan tinggi, dinding geser
adalah bentuk struktur yang dapat menahan gaya gempa dan angin. Stabilitas bangunan tinggi
diterima oleh dinding geser. Untuk dapat menahan gaya lateral yang disebabkan oleh gempa atau
angin maka dinding geser harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:

- Dalam sebuah bangunan paling sedikit terdapat tiga buah dinding geser sebagai penahan
gaya lateral
- Garis pengaruh dari dinding geser tersebut tidak boleh berpotongan pada satu titik

Dinding geser dari beton bertulang adalah elemen struktur vertikal yang biasa digunakan pada
gedung bertingkat banyak yang berfungsi untuk menahan gaya lateral yang berasal dari beban
gempa dan angin. Struktur bangunan dengan dinding geser merupakan salah satu konsep solusi
masalah gempa dalam bidang teknik sipil yaitu sebagai substruktur yang menahan gaya geser
akibat beban gempa dan angin.

Secara umum fungsi dari dinding geser atau shearwall adalah sebagai berikut:

- Memperkokoh gedung: Dengan struktur dinding beton bertulang, maka shearwall atau
dinding geser bukan hanya sebagai penyekat ruangan tetapi berfungsi juga sebagai struktur
bangunan yang memikul gaya beban yang bekerja pada balok dan kolom sekitarnya.
- Meredam goncangan akibat gempa: Saat terjadi gempa, dinding geser akan mereduksi
goncangan yang terjadi, sehingga mampu mengurangi kerusakan gedung.

9
- Mengurangi biaya perawatan gedung: Dengan semakin kuatnya gedung yang
menggunakan shearwall, maka kerusakan-kerusakan yang timbul akibat goncangan gempa
bisa diminimalisir sehingga akan mengurangi biaya perawatan yang seharusnya dikeluarkan
apabila gedung tidak menggunakan shearwall.
- Daya pikul beban di sekitar dinding mampu ditingkatkan: Dengan shearwall maka
kemampuan lantai beton diatasnya untuk menerima beban semakin naik, besarnya
kekuatan lantai akan berbanding lurus dengan ketebalan shearwall itu sendiri.

10
BAB III. STRUKTUR DINDING BETON PADA BANGUNAN
GEDUNG BERTINGKAT TINGGI

1) Dinding Geser (Core Wall)


Dinding geser merupakan suatu sub sistem gedung yang memiliki fungsi utama untuk
menahan gaya lateral akibat beban gempa. Keruntuhan pada dinding geser disebabkan oleh
momen lentur karena terjadinya sendi plastis pada kaki dinding. Semakin tinggi suatu gedung,
simpangan horizontal yang terjadi akibat gaya lateral akan semakin besar, untuk itu sering
digunakan dinding geser pada struktur bangunan tinggi untuk memperkaku struktur sehingga
simpangan yang terjadi dapat berkurang. Dinding geser juga berfungsi untuk mereduksi momen
yang diterima struktur rangka sehingga dimensi struktur rangka dapat dibuat seefisien mungkin
pada struktur bangunan tinggi akibat gaya lateral.

Dinding Geser (Shear Wall) adalah jenis struktur dinding yang berbentuk beton bertulang
yang biasanya dirancang untuk menahan geser, gaya lateral akibat gempa bumi. Dengan adanya
Shear Wall / dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian besar beban gempa akan terserap
oleh dinding geser tersebut. Dinding geser biasanya ditempatkan di luar, di dalam ataupun berupa
inti yang memuat ruang lift atau tangga. Perencanaan dinding geser yang baik tidak terlepas dari
pemilihan bentuk dinding, lokasi penempatannya pada denah serta bentuk ragam keruntuhannya.
Berikut ini susunan geometris dan bentuk-bentuk dasar yang umum pada dinding geser.

11
Fungsi shear wall / dinding geser ada 2, yaitu kekuatan dan kekakuan, artinya : 1. Kekuatan
a) Dinding geser harus memberikan kekuatan lateral yang diperlukan untuk melawan kekuatan
gempa horizontal. b) Ketika dinding geser cukup kuat, mereka akan mentransfer gaya horizontal ini
ke elemen berikutnya dalam jalur beban di bawah mereka, seperti dinding geser lainnya, lantai,
pondasi dinding. 2. Kekakuan a) Dinding geser juga memberikan kekakuan lateral untuk mencegah
atap atau lantai di atas dari sisi - goyangan yang berlebihan. b) Bangunan yang cukup kaku jarang
terjadi kerusakan struktural.

Berdasarkan letak dan fungsinya, shear wall / dinding geser dapat diklasifikasikan dalam 3
jenis yaitu : 1. Bearing walls adalah dinding geser yang mendukung sebagian besar beban
gravitasi. Tembok-tembok ini juga menggunakan dinding partisi antara partemen yang berdekatan.
2. Frame walls adalah dinding geser yang menahan beban lateral, dimana beban gravitasi berasal
dari frame beton bertulang. Tembok-tembok ini dibangun diantara baris kolom bagian dalam. 3.
Core walls adalah dinding geser yang terletak di dalam wilayah inti pusat dalam gedung, yang
biasanyadi isi tangga atau poros lift.

Gaya lateral yang terjadi pada suatu gedung, baik diakibatkan oleh beban gempa maupun
angin akan disebar melalui struktur lantai yang berfungsi sebagai diafragma horizontal yang
kemudian akan ditahan oleh dinding geser karena memiliki kekakuan yang besar untuk menahan
gaya lateral (Shueller, 1989). Dinding geser dapat dianggap sebagai balok yang tebal karena
kekakuannya dan berinteraksi terhadap gaya lateral serta lentur terhadap momen guling
(overtuning momen). Kemampuan dinding geser dalam menahan gaya lateral, torsi, dan momen

12
guling tergantung dari konfigurasi geometri, orientasi, dan lokasi dinding geser pada suatu
bangunan..

Semakin tinggi suatu gedung, penggunaan struktur rangka saja untuk menahan gaya lateral
akibat beban gempa menjadi kurang ekonomis karena akan menyebabkan dimensi struktur balok
dan kolom yang dibutuhkan akan semakin besar untuk menahan gaya lateral. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan kekakuan dan kekuatan struktur terhadap gaya lateral dapat digunakan
kombinasi antara rangka kaku dengan dinding geser (dual system). Pada struktur kombinasi ini,
dinding geser dan kolom-kolom struktur akan dihubungkan secara kaku (rigid) oleh balok-balok
pada setiap lantai bangunan. Dengan adanya hubungan yang rigid antara kolom, balok, dan dinding
geser akan memungkinkan terjadinya interaksi antara struktur rangka dan dinding geser secara
menyeluruh pada bangunan, dimana struktur rangka dan dinding geser akan bekerja bersama-
sama dalam menahan beban yang bekerja baik itu beban gravitasi maupun beban lateral. Selain
itu, dengan menggunakan sistem ganda ini, maka simpangan lateral akan jauh berkurang seiring
dengan peningkatan jumlah lantai struktur. Semakin tinggi suatu struktur gedung, semakin kecil
simpangan yang terjadi. Besarnya simpangan

keseluruhan yang terjadi pada sistem rangka kaku-dinding geser diperoleh dengan cara
menggabungkan perilaku kedua elemen tersebut seperti yang terdapat pada gambar 2.5.

a) Deformasi mode geser untuk rangka kaku (Gambar 2.5 a) Pada struktur rangka kaku, sudut
deformasi (lendutan) paling besar terjadi pada dasar struktur dimana terjadi geser
maksimum.

13
b) Deformasi mode lentur untuk dinding geser (Gambar 2.5 b) Pada struktur dinding geser,
sudut deformasi (lendutan) paling besar terjadi pada bagian atas bangunan sehingga sistem
dinding geser memberikan kekakuan paling kecil pada bagian atas bangunan.
c) Interaksi antara rangka kaku dan dinding geser (Gambar 2.5 c) Interaksi antara struktur
rangka kaku dan dinding geser diperoleh dengan membuat superposisi mode s defleksi
terpisah yang menghasilkan kurva S datar. Perbedaan sifat defleksi antara dinding geser
dan rangka kaku menyebabkan dinding geser menahan simpangan rangka kaku pada
bagian bawah, sedangkan rangka kaku akan menahan simpangan dinding geser pada
bagian atas. Dengan demikian, geser akibat gaya lateral akan dipikul oleh rangka pada
bagian atas bangunan dan dipikul oleh dinding geser dibagian bawah bangunan

2) Prinsip Bangunan Geser (Shear Building)


Apabila suatu struktur bangunan bertingkat banyak bergoyang ke arah horisontal, maka
umumnya terjadi tiga macam pola goyangan. Pola goyangan ini dipengaruhi oleh kombinasi antara
kelangsingan struktur, jenis struktur utama penahan beban, dan jenis bahan yang digunakan.
Misalnya, struktur dengan core cantilever concrete wall akan memiliki pola goyangan yang berbeda
dengan struktur portal terbuka beton bertulang (open moment resisting concrete frame). Pola
goyangan struktur ini dapat dilihat pada Gambar. 2.14 dibawah.

14
Pola goyangan yang pertama adalah bangunan yang bergoyang dengan dominasi geser
(shear mode) atau pola goyangan geser. Pola goyangan seperti ini akan terjadi pada bangunan
bertingkat banyak dengan portal terbuka sebagai struktur utama. Secara keseluruhan bangunan
seperti ini akan relatif fleksibel, sementara pelat-pelat lantai relatif kaku terhadap arah horisontal.
Pola goyangan yang kedua adalah pola goyangan bangunan yang didominasi oleh lentur (flexible
mode). Bangunan yang mempunyai pola goyangan tersebut adalah bangunan yang mempunyai
struktur dinding yang kaku baik pada frame walls atau cantilever wall yang kedua-duanya dijepit
secara kaku pada pondasinya. Struktur dinding yang kaku dan anggapan jepit pada pondasi akan
membuat struktur dinding berprilaku seperti struktur dinding kantilever. Sebagaimana sifat-sifat
kantilever, maka struktur akan berdeformasi menurut prinsip lentur.

Pola goyangan yang ketiga adalah kombinasi diantara dua pola goyangan shear mode
dengan flextural mode. Struktur portal terbuka yang dikombinasikan dengan struktur dinding
(structural walls) yang tidak terlalu kaku berkemungkinan mempunyai perilaku goyangan kombinasi.
Pada analisis dinamika struktur pola goyangan pertamalah yang umumnya diadopsi, dimana
struktur dianggap cukup fleksibel dengan lantai-lantai tingkat yang relatif kaku. Dengan berperilaku
shear building, maka pada setiap tingkat hanya akan ada satu derajat kebebasan. Portal bangunan
yang mempunyai ntingkat berarti akan mempunyai n-derajat kebebasan. Untuk sampai pada
anggapan hanya terdapat satu derajat kebebasan pada setiap tingkat, maka terdapat beberapa
penyederhanaan/anggapan-anggapan. Anggapan-anggapan tersebut adalah:

15
1. Massa struktur dianggap terkonsentrasi pada setiap lantai tingkat (lumped-mass).
2. Lantai-lantai tingkat dianggap sangat kaku dibanding dengan kolomkolomnya karena balok-
balok portal disatukan secara monolit oleh plat lantai. Hal ini berarti bahwa beam column
joint dianggap tidak berotasi sehingga lantai tingkat tetap horisontal sebelum dan sesudah
terjadi penggoyangan.
3. Simpangan massa dianggap tidak dipengaruhi oleh beban aksial kolom atau deformasi
aksial kolom diabaikan. Disamping itu pengaruh P-delta terhadap momen kolom juga
diabaikan. Oleh karena itu dengan anggapan ini dan anggapan sebelumnya lantai tingkat
tetap pada elevasinya dan tetap horisontal baik sebelum maupun setelah terjadi
penggoyangan.

Dengan anggapan-anggapan tersebut maka portal seolah-olah menjadi bangunan yang bergoyang
akibat lintang saja (lentur balok dianggap tidak ada) atau bangunan yang pola goyangannya
didominasi oleh geser (shear mode).

Sebuah struktur bangunan tinggi dapat didefinisikan sebagai bangunan yang sistem strukturnya
mampu menahan gaya-gaya lateral yang disebabkan oleh gempa atau angin didalam kriteria
terhadap kekuatan, simpangan dan kenyamanannya. Pada bangunan tinggi, dinding geser adalah
bentuk struktur yang dapat menahan gaya gempa dan angin. Stabilitas bangunan tinggi diterima

oleh dinding geser.

16
Untuk dapat menahan gaya lateral yang disebabkan oleh gempa atau angin maka dinding geser
harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Dalam sebuah bangunan paling sedikit terdapat tiga buah dinding geser sebagai penahan
gaya lateral
 Garis pengaruh dari dinding geser tersebut tidak boleh berpotongan pada satu titik

Dinding geser yang memenuhi syarat-syarat diatas akan memberikan stabilitas yang baik pada
bangunan berlantai banyak. Apabila desain perletekan dinding geser tidak sesuai dengan syarat-
syarat tersebut, maka dinding geser tidak berfungsi dengan baik dalam menahan gaya lateral.
Dinding geser yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat dapat dilihat pada Gambar di
bawah ini.

3) Sistem Dinding Pemikul (Bearing Wall)


Struktur dinding pemikul adalah struktur di mana beban atap serta beban lateral ditanggung
oleh dinding, dan melalui dinding beban ini dipindahkan ke lantai bawah dan akhirnya ke fondasi.
Struktur dinding pemikul terdiri dari dinding bata berat dari batu bata atau batu yang menopang
seluruh struktur. Antara dinding bisa dihubungkan dengan balok, dan di atasnya juga  bisa diletakan
pelat.

Bangunan yang dapat dibangun dengan struktur ini hanya bangunan bertingkat terbatas
untuk beberapa lantai saja. Menurut ‘SP 62’ (S & T, 1997, Buku Pegangan tentang Praktik
Konstruksi Bangunan), Untuk konstruksi dinding pemikul, sejauh ini hanya untuk bangunan hingga
6 lantai saja. Namun di banyak negara, bahkan ada bangunan 14 lantai yang dibangun hanya

17
dengan pasangan bata. Dibanding struktur rangka, struktur dinding pemikul ini lebih rawan terhadap
gempa.
Bangunan yang dapat dibangun dengan struktur ini hanya bangunan bertingkat terbatas
untuk beberapa lantai saja. Menurut ‘SP 62’ (S & T, 1997, Buku Pegangan tentang Praktik
Konstruksi Bangunan), Untuk konstruksi dinding pemikul, sejauh ini hanya untuk bangunan hingga
6 lantai saja. Namun di banyak negara, bahkan ada bangunan 14 lantai yang dibangun hanya
dengan pasangan bata. Dibanding struktur rangka, struktur dinding pemikul ini lebih rawan terhadap

gempa.

System struktur dinding pemikul adalah system struktur yang menggunakan dinding sebagai
penopang atau sebagai pemikul beban pada bangunan. Beban pada bangunan ditopang atau
dipikul oleh kolom dan balok. Dinding pada bangunan menggunakan system struktur ini berfungsi
hanya sebagai pembatas. Penambahan fungsi structural pada dinding yang biasa kita gunakan
hanya sebagai pembatas, memerlukan perlakuan khusus yang harus dipenuhi jika kita ingin
menggunakannya.

Karena penyaluran beban vertical pada bangunan dilakukan oleh dinding, denah perlantai
bangunan bertingkat banyak yang menggunakan system struktur dinding pemikul biasanya tipikal
atau seragam jadi tidak mengherankan, apabila bangunan bertingkat banyak yang menggunakan

18
system struktur dinding pemikul biasanya adalah bangunan residensial seperti hotel dan apartemen
yang memiliki denah perlantai yang tipikal.

 Ketebalan dinding harus diperhatikan secara seksama karena berkaitan erat dengan
berapa beban yang harus dipikul oleh dinding perlantai. Dinding lantai terbawah biasanya memiliki
ketebalan yang terbesar, semakin keatas ketebalan dindingnya biasanya semakin menipis. Hal ini
disebabkan dinding dilantai paling bawah menopang beban lantai lantai diatasnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Dinding
https://journal.maranatha.edu/index.php/jts/article/view/1341/1022
https://www.pengadaan.web.id/2020/09/shear-wall-atau-dinding-geser.html
http://sci-geoteknik.blogspot.com/2020/04/
http://eprints.umm.ac.id/41571/3/BAB%20II.pdf BAB II LANDASAN TEORI 2.1 CORE
WALL Dinding geser
Yosafat Aji Pranata1 , Yunizar2, “PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN
KOLOM EKIVALEN PADA GEDUNG BETON BERTULANG BERTINGKAT RENDAH”
https://journal.maranatha.edu/index.php/jts/article/download/1341/1022 diakses
pada 11 Oktober 2021.
Yoga Novi Kusuma (1) Purwanto, S.T., M.T. (2) Wahyu Mahendra, S.T., M.T. (3). STUDI BENTUK
DAN LAYOUT DINDING GESER (SHEAR WALL) TERHADAP PERILAKU
STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT . http://ejurnal.untag-
smd.ac.id/index.php/TEK/article/download/3182/3105 diakses pada 10 Oktober 2021.
AL AKBAR, ANALISIS PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN PEMANFAATAN
DINDING BATA SEBAGAI BRACING AKIBAT GEMPA KUAT,
https://core.ac.uk/download/pdf/225826814.pdf. Diakses pada 12 Oktober 2021.
Dinding Geser: Fungsi, Prinsip Penempatan, Konsep Perencanaan, https://www.ruang-
sipil.com/2019/09/dinding-geser.html
Ahmad Bahauddin, STRUKTUR DINDING PEMIKUL (THE BEARING-WALL STRUCTURE),
http://ahmadbahauddin14.blogspot.com/2017/07/systemstruktur-dindng-pemikul-
adalah.html diakses pada 10 Oktober 2021

20
PENUTUP

Secara umum fungsi dari dinding Beton pada bangunan Gedung, diklasifikasikan dalam Dinding
geser atau shearwall adalah sebagai berikut:
1. Memperkokoh gedung: Dengan struktur dinding beton bertulang, maka shearwall atau
dinding geser bukan hanya sebagai penyekat ruangan tetapi berfungsi juga sebagai struktur
bangunan yang memikul gaya beban yang bekerja pada balok dan kolom sekitarnya,
2. Meredam goncangan akibat gempa: Saat terjadi gempa, dinding geser akan mereduksi
goncangan yang terjadi, sehingga mampu mengurangi kerusakan gedung,
3. Mengurangi biaya perawatan gedung: Dengan semakin kuatnya gedung yang
menggunakan shearwall, maka kerusakan-kerusakan yang timbul akibat goncangan gempa
bisa diminimalisir sehingga akan mengurangi biaya perawatan yang seharusnya dikeluarkan
apabila gedung tidak menggunakan shearwall,
4. Daya pikul beban di sekitar dinding mampu ditingkatkan: Dengan shearwall maka
kemampuan lantai beton diatasnya untuk menerima beban semakin naik, besarnya
kekuatan lantai akan berbanding lurus dengan ketebalan shearwall itu sendiri.
Dalam struktur bertingkat, dinding geser sangat penting, karena dengan adanya dinding geser yang
kaku pada bangunan, sebagian besar beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. 
Dalam prakteknya dinding geser selalu dihubungkan dengan sistem rangka penahan momen pada
gedung. Kerja sama antara sistem rangka penahan momen dan dinding geser merupakan suatu
keadaan khusus, dimana dua struktur yang berbeda sifatnya tersebut digabungkan. Dari gabungan
keduanya diperoleh suatu struktur yang lebih kuat dan ekonomis.

21

Anda mungkin juga menyukai