Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Teknologi Sistem
Bangunan
POKOK BAHASAN

Struktur Bangunan Tinggi

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh

03
Fakultas Teknik Program MK12056 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT.
Studi Arsitektur

Abstract Kompetensi
Mata kuliah ini membahas tentang Setelah mengikuti mata kuliah ini
prinsip dasarnya bahwa setiap sistem diharapkanan dapat menjelaskan fungsi
struktur pada suatu bangunan utama dari sistem struktur yaitu untuk
merupakan penggabungan berbagai memikul dengan aman dan efektif
elemem struktur secara tiga dimensi, beban yang bekerja pada bangunan,
yang cukup rumit. serta menyalurkannya ke tanah melalui
pondasi.
1. Sistem Struktur Bangunan Tinggi

Bangunan Tinggi adalah istilah untuk menyebut suatu bangunan yang memiliki
struktur tinggi. Penambahan ketinggian bangunan dilakukan untuk menambahkan fungsi
dari bangunan tersebut. Contohnya bangunan apartemen tinggi atau perkantoran tinggi.

Bangunan tinggi menjadi ideal dihuni oleh manusia sejak penemuan elevator (lift) dan bahan
bangunan yang lebih kuat. Berdasarkan beberapa standard, suatu bangunan biasa disebut
sebagai bangunan tinggi jika memiliki ketinggian antara 75 kaki dan 491 kaki (23 mhingga
150 m). Bangunan yang memiliki ketinggian lebih dari 492 kaki (150 m) disebut
sebagai pencakar langit. Tinggi rata-rata satu tingkat adalah 13 kaki (4 meter), sehingga jika
suatu bangunan memiliki tinggi 79 kaki (24 m) maka idealnya memiliki 6 tingkat.

Bahan yang digunakan untuk sistem struktural bangunan tinggi adalah beton kuat dan besi.
Banyak pencakar langit bergaya Amerika memiliki bingkai besi, sementara blok
menara penghunian dibangun tanpa beton.

Meskipun definisi tetapnya tidak begitu jelas, banyak lembaga mencoba mengartikan
pengertian 'bangunan tinggi', antara lain:

• International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan


tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap
evakuasi"
• New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan
yang memiliki banyak tingkat"
• Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21
m)
• Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan
bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m).

Struktur bangunan tinggi memiliki tantangan desain untuk


pembangunan struktural dan geoteknis, terutama bila terletak di wilayah seismik atau tanah
liat memiliki faktor risiko geoteknis seperti tekanan tinggi atau tanah lumpur. Tantangan yang
tidak kalah besar lainnya adalah bagaimana pemadam kebakaran bertugas selama keadaan
darurat pada struktur tinggi. Desain baru dan lama bangunan, sistem bangunan seperti
sistem pipa berdiri bangunan, sistem HVAC (Heating, Ventilation and Air Conditioning),

2015 Teknologi Sistem Bangunan PusatBahan Ajar dan eLearning


2 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT. http://www.mercubuana.ac.id
sistem penyiram api dan hal lain seperti evakuasi tangga dan elevator mengalami masalah
seperti itu.Salah satu contoh peristiwa tantangan terhadap pemadam kebakaran yang
pernah terjadi adalah ketika pemadam kebakaran diarahkan ke sebuah hotel tinggi
di Lexington, Kentucky dengan laporan adanya asap pada bangunan tersebut. Ketika
pemadam mencari sumbernya, mereka menemukan asap di lorong, bukan di kamar tamu.
Ini membantu pemadam mengetahui bahwa masalahnya berasal dari sistem HVAC dan
bahaya asli tidak terjadi.

Bangunan tinggi mulai dibangun pada waktu awal berdirinya Amerika selama kebangkitan
industri. Menggunakan bahan ringan, mereka mampu membuat bangunan bertingkat 8.
Asch Building memiliki 10 tingkat.

Pada dasarnya setiap sistem struktur pada suatu bangunan merupakan


penggabungan berbagai elemem struktur secara tiga dimensi, yang cukup rumit. Fungsi
utama dari system struktur adalah untuk memikul secara aman dan efektif beban yang
bekerja pada bangunan, serta menyalurkannya ke tanah melalui fondasi. Beban yang
bekerja pada bangunan terdiri dari beban vertical, horizontal, perbedaan temperatur,
getaran, dan sebagainya. Sistem struktur dalam proses perancangannya selalu menghadapi
beberapa kendala, di antaranya : persyaratan arsitektural, sistem mekanikal dan elektrikal,
metode konstruksi, dan aspek ekonomi.

Dalam berbagai sistem struktur, baik yang menggunakan bahan beton bertulang,
baja maupun komposit, selalu ada komponen (subsistem) yang dapat dikelompokkan dalam
system yang digunakan untuk menahan gaya gravitasi dan sistrem untuk menahan gaya
lateral (Gambar 3.1)

2015 Teknologi Sistem Bangunan PusatBahan Ajar dan eLearning


3 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT. http://www.mercubuana.ac.id
2. Sistem Penahan Gaya Grafitasi

Beban gravitasi merupakan beban yang berasal dari beban mati struktur dan beban hidup
yang besarnya disesuaikan dengan fungsi bangunan.

Struktur lantai merupakan bagian terbesar dari struktur bangunan, sehingga


pemilihannya perlu dipertimbangkan secara seksama, di antaranya :

a. Pertimbangan terhadap berat sendiri lantai, makin ringan beban lantai makin
berkurang dimensi kolom dan fondasinya serta makin dimungkinkan menggunakan
bentang yang lebih besar.

b. Kapasitas lantai untuk memikul beban pada saat pekerjaan konstruksi.

c. Dapat menyediakan tempat/ruang bagi saluran utilitas yang diperlukan.

d. Memenuhi persyaratan bagi ketahanan terhadap api.

e. Memungkinkan bagi kesinambungan pekerjaan konstruksi, jika pelaksanaan


pembangunannya membutuhkan waktu yang panjang.

2015 Teknologi Sistem Bangunan PusatBahan Ajar dan eLearning


4 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT. http://www.mercubuana.ac.id
f. Dapat mengurangi penggunaan alat bantu pekerjaan dalam pembuatan pelat lantai
(perancah – steiger)

Sistem struktur lantai biasanya merupakan kombinasi dari pelat dengan balok induk
(girder)atau anak balok (beam) atau rusuk ( rib atau joist), yang ketebalannya tergantung
pada bentang, beban, dan kondisi tumpuannya (Gambar 3.2)

Pelat Satu Arah Pelat Rusuk Satu Arah Pelat Dua Arah
('One Way Slab') ('One Way Rib Slab') ('Two Way Slab on Beam')

Pelat Tanpa Balok - Pelat Tanpa Balok - Pelat Rusuk Dua Arah
Tanpa Kepala Kolom Dengan Kepala Kolom ('Waffle Slab')
('Flat Plate') ('Flat Slab')

Gambar 3.2 Struktur Lantai

Pelat satu arah (one way slab) ditumpu oleh balok anak yang ditempatkan sejajar
satu dengan yang lainnya, dan perhitungan pelat dapat dianggap sebagai balok tipis yang
ditumpu oleh banyak tumpuan. Pelat rusuk satu arah (one way rib/joist slab) ditumpu oleh
rusuk, anak balok yang jarak satu dengan lainnya sangat berdekatan, sehingga secara
visual hampir sama dengan pelat satu arah. Pelat yang keempat sisinya ditumpu oleh balok
dengan perbandingan lx/ly ≤ 2, disebut pelat dua arah, sehingga perhitungan pelat perlu
dilakukan dengan menggunakan pendekatan dua arah; biasanya dengan menggunakan
table tertentu.

Dua jenis berikutnya adalah pelat dua arah yang tidak ditumpu oleh balok, tetapi
langsung oleh kolom. Jenis pertama, pelat lantai ditumpu langsung oleh kolom tanpa
penebalan di sekeliling kolom (drop panel) dan/atau kepala kolom (column capital), sehingga
beban vertikal langsung dipikul oleh kolom dari segala arah (flat plate). Sedangkan pada
jenis kedua, pada puncak kolom terdapat penebalan pelat lantai dan/atau kepala kolom (flat
slab), sehingga dapat memikul gaya geser atau momen lentur yang lebih besar. Pelat wafel
adalah pelat dua arah yang ditumpu oleh rusuk dua arah. Pelat ini memberikan kekakuan
yang cukup besar, sehingga dapat memikul beban vertikal atau dapat digunakan untuk
bentang yang besar.

2015 Teknologi Sistem Bangunan PusatBahan Ajar dan eLearning


5 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT. http://www.mercubuana.ac.id
3. Sistem Penahan Gaya Lateral

3.1. Pengertian gaya lateral pada bangunan bertingkat :

• Fungsi utama dari sistem struktur terutama untuk memikul secara aman dan efektif
beban yang bekerja pada bangunan, serta menyalurkannya ke tanah melalui fondasi.
• Gaya lateral adalah gaya pada bangunan yang bersifat horizontal dengan arah yang
tidak menentu, seperti angin dan gempa bumi.
• Hal yang penting pada struktur bangunan tinggi adalah stabilitas dan kemampuannya
untuk menahan gaya lateral, seperti angin atau gempa bumi.

Hal yang penting pada struktur bangunan tinggi adalah stabilitas dan kemampuannya untuk
menahan gaya lateral, baik yang disebabkan oleh angin atau gempa bumi. Beban angin
lebih terkait pada dimensi ketinggian bangunan, sedang beban gempa lebih terkait pada
massa bangunan. Kolom pada bangunan tinggi perlu diperkokoh dengan system pengaku
untuk dapat menaha gaya lateral, agar deformasi yang terjadi akibat gaya horizontal tidak
melampaui ketentuan yang disyaratkan (P-D Effect).

Pengaku gaya lateral yang lazim digunakan adalah portal penahan momen, dinding
geser atau rangka pengaku (lihat Gambar 3.1.). Portal penahan momen terdiri dari
komponen (subsistem) horizontal berupa balok dan komponen (subsistem) vertical berupa
kolom yang dihubungkan secra kaku (rigid joints). Kekakuan portal tergantung pada dimensi
balok dan kolom, serta proporsional terhadap jarak lantai ke lantai dan jarak kolom ke
kolom.

Dinding geser (shear wall) didefinisikan sebagai komponen struktur vertikal yang
relatif sangat kaku. Dinding geser pada umumnya hanya boleh mempunyai bukaan sedikit
(sekitar 5%) agar tidak mengurangi kekakuannya. Fungsi dinding geser berubah menjadi
dinding penahan beban (bearing wall), jika dinding geser menerima beban tegak lurus
dinding geser.

Rangka pengaku (braced frame) terdiri dari balok dan kolom yang ditambahkan
pengaku diagonal. Adanya pengaku diagonal ini akan berpengaruh pada fleksibilitas
perpanjangan/perpendekan lantai di mana pengaku tersebut ditempatkan. Rangka pengaku
banyak digunakan pada bangunan tinggi yang menggunakan struktur baja. Jenis rangka

2015 Teknologi Sistem Bangunan PusatBahan Ajar dan eLearning


6 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT. http://www.mercubuana.ac.id
pengaku yang sering digunakan, di antaranya adalah pengaku diagonal. Tunggal/ganda,
pengaku “K’ (horizontal/vertical), atau rangka pengaku eksentris (lihat Gambar 3.3).

Ditahan
Oleh
Portal

Ditahan
Oleh
Dinding
Geser

Vdinding geser
Gaya Portal Penahan Dinding Geser Gabungan Portal dan
Lateral Vtotal
Momen (Individual) Dinding Geser
(Individual)

Gambar. 3.3 Perilaku Sistem Gabungan Penahan Gaya Lateral

Pada bangunan tinggi sering digunakan gabungan antara portal penahan momen
dengan dinding geser, terutama pada bangunan tinggi yang dibangun di daerah yang
terkena pengaruh gempa bumi. Penggabungan antara portal dan dinding geser populer,
terutama bagi bangunan tinggi dengan struktur beton. Hal ini dapat memberikan hasil yang
baik untuk memperoleh kekenyalan/daktilitas (ductility) dan kekakuan system struktur
(Gambar 3.3). Penempatan dinding geser dapat dilakukan pada sisi luar bangunan atau
pada pusat bangunan. Dinding geser yang ditempatkan pada bagian dalam bangunan biasa
disebut dengan inti structural (Structural core).].

3.2. Sistim penahan gaya lateral pada bangunan bertingkat :

• Karena kolom merupakan komponen struktur yang mendistribusikan beban yang


bekerja padanya ke bawah menuju pondasi
• Maka kolom perlu diperkokoh dengan sistim pengaku untuk dapat menahan gaya
lateral, agar deformasi yang terjadi akibata gaya horizontal tidak melampaui ketentuan
yang disyaratkan (P-D Effect’)

2015 Teknologi Sistem Bangunan PusatBahan Ajar dan eLearning


7 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT. http://www.mercubuana.ac.id
4. Pembebanan Pada Bangunan

4.1. Beban Mati (BM)

Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu bangunan yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, mesin-mesin serta peralatan tetap (fixed equipment) yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangunan itu (perlengkapan/peralatan
bangunan).

4.2. Beban Hidup (BH)

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan
suatu bangunan, dan di dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari
barang-barang yang berpindah (moveable equipment), mesin-mesin serta peralatan yang
tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangunan dan dapat diganti selama masa
hidup dari bangunan itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan
atap bangunan tersebut. Khusus untuk atap yang dianggap beban hidup termasuk beban
yang berasal dari air hujan, baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energy
kinetic) butiran air. Beban hidup termasuk Beban Angin dan Beban Gempa.

2015 Teknologi Sistem Bangunan PusatBahan Ajar dan eLearning


8 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT. http://www.mercubuana.ac.id
4.3. Beban Angin (BA)

Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada bangunan, atau bagian
bangunan, yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Tekanan tiup harus diambil
minimum 25 kg/m2, dan di tepi laut sampai sejauh 5km dari pantai harus diambil minimum
40 kg/m2. Jika ada kemungkinan kecepatan angin mengakibatkan tekanan tiup yang elbih
besar, maka tekanan tiup harus dihitung menurut rumus :

V2
p= (kg / m 2) Persamaan 3.1
16

Di mana : v adalah kecepatan angin dalam m/det. V2

4.4. Beban Gempa

Beban gempa adalah semua beban static ekivalen yang bekerja pada bangunan
atau bagian bangunan yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.
Ketika pengaruh gempa pada struktur bangunan ditentukan berdasarkan suatu analisa
dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah gaya-gaya di dalam
struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.

2015 Teknologi Sistem Bangunan PusatBahan Ajar dan eLearning


9 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Arnold C and Reitherman R., Building Configuration & Seismic Design, John Wiley &
Sons, New York, 1982.
Dadras, A.S., Mechanical System for Architect , Mc. Graw Hill, Inc New York, 1995.
Daniel L. Schodek, Structure, Prentice Hall, New Jersey
Haas, A. M., Precast Concrete Design and Apllication, Applied Science Publishers
London.
Hartono Purbo : “ Utilitas Bangunan “,Djambatan, Jakarta 1992.
Hart F and all, Multi Storey Buildings in Steel, Collins, London, 1985
Juwana, J. S., Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005
Kowalczyk R.M. and all, Structural Systems for Tall Buildings, McGraw-Hill Inc, New
York, 1992
Peurifoy R.L and Oberlender G.D., Formwork For Concrete Structures, McGraw-Hill Inc,
New York, 1996
Smith B. S. and Coull A, Tall Building Analysis and Design, John Wiley & Son Inc, New
York, 1991
Taranath B. S., Structural Analysis & Design of Tall Buildings, Mc Graw-Hill Book
Company, New York, 1988.
Thornton C and all, Exposed Structure in Building Design, McGraw-Hill Inc, New York,
1993
Wolfgang Schuller, High Rise Building Structures, John Wiley & sons, New York.
Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan_tinggi

2015 Teknologi Sistem Bangunan PusatBahan Ajar dan eLearning


10 Ir.Muji Indarwanto, MM. MT. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai