Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Struktur dalam konteks hubungannya dengan bangunan adalah sebagai sarana untuk
menyalurkan beban dan akibat penggunaannya dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah
(Scodek,1998). Struktur bangunan merupakan komponen utama yang menunjang berdirinya
suatu bangunan. Struktur tersebut terdiri dari komponen-komponen di atas tanah dan
komponen-komponen di bawah tayang direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat
menyalurkan beban ke tanah dasar.

Sedangkan menurut Sutrisno (1989), struktur bentang lebar bisa dipisahkan menjadi 3
bagian yaitu struktur ruang, struktur permukaan bidang, serta struktur kabel jaringan. Struktur
ruang terdiri atas struktur rangka batang (konstruksi bangunan petak) dan struktur rangka
ruang. Sementara itu, struktur permukaan bidang meliputi struktur lipatan, struktur cangkang,
struktur membran, dan struktur pneumatik. Begitu pula dengan struktur kabel jaringan, struktur
ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan kabel dan jaringan.

Sebagai seorang Arsitek, pemahaman mengenai Struktur Bentang Lebar dan Struktur
Bangunan Tinggi haruslah dikuasai dengan baik untuk menghindari terjadinya gangguan pada
system struktur pada bangunan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan serta rasa
kekhawatiran civitas terhadap keamanan bangunan, atau dalam kasus yang lebih fatal adalah
kegagalan struktur pada bangunan. Pemahaman seorang Arsitek yang mumpuni mengenai
Struktur Bangunan Bentang Lebar dan Struktur Bangunan Tinggi akan sangat membantu
seorang Arsitek nantinya untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada dalam proses
perancangan karya Arsitektur.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu Struktur Bangunan Tinggi ?


2. Jenis-jenis Sruktur Bangunan Tinggi?
3. Unsur-unsur Bangunan Tinggi?
4. Bagaimana Penerapan Sistem Bangunan Tinggi Pada Studi Kasus yang di Analisa
6. Apa itu Struktur Bangunan Bentang Lebar ?
7. Jenis-jenis Struktur Bangunan Bentang Lebar
8. Unsur-unsur Struktur Bangunan Bentang Lebar
9. Bagaimana Penerapan Sistem Struktur Bangunan Bentang Lebar yang di Analisa

1.3. Tujuan Penulisan

1. Memenuhi kontrak perkuliahan berupa tugas tertulis

2. Memahami tentang Struktur Bangunan Tinggi

3. Memahami tentang Struktur Bangunan Bentang Lebar

1.4. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam tugas ini adalah pengumpulan data-data sekunder berupa
referensi-referensi tertulis yang terkait dengan materi penulisan dan sesuai dengan rujukan
perkuliahan. Referensi tertulis tersebut juga tidak menutup kemungkinan dari sumber-sumber
daring (online). Namun demikian penulis tetap menyeleksinya dengan mengutamakan sumber-
sumber mutakhir sehingga muatan ilmiahnya dapat dipertanggungjawabkan.

2
BAB II

STUDI KASUS

STRUCTURAL SYSTEM OF

JIN MAO TOWER

2.1 Jin Mao Tower


Nama Bangunan : Jin Mao Tower
Alamat : 88 Century Blvd, Shanghai 200121, China
Luas Bangunan : 280.000 m2
Resmi Dibuka : Tahun 1999
Jumlah Lantai : 88 floors
Ketinggian : 421m
Architect : Adrian Smith
Architecture Firm : Skidmore, Owings & Merrill

3
JIN MAO Tower merupakan pencakar langit multi fungsi yang terdiri dari perkantoran,

hotel, pertokoan, parkir, auditorium dengan luas 280.000 M2 yang terletak di distrik Pudong

didalam zona perdagangan dan financial Lujiazui dikota metropolis Shanghai, China. Terdiri

dari 88 lantai dengan ketinggian 421 M, hingga tahun 2w005 tergolong pencakar langit

tertinggi ke 4 didunia, setelah Taipei Financial Center-Taiwan, Petronas Tower-Malaysia,

Sears Tower-Chicago USA. Penggunaan bangunan ini adalah 50 lantai untuk perkantoran, 38

lantai hotel dengan 555 kamar (Grand Hyatt Shanghai), 900 mobil-1000 motor pada basemen

3 lantai (57.000M2) dan dilengkapi dengan 20.500 M2 pertokoan,pusat perjajanan, pusat

konvensi dan eksibisi serta auditorium. Bagian dasar pencakar langit ini dikelilingi oleh plaza

dengan lansekap dan kolam yang menawarkan relaksasi yang tenteram dari aktivitas jalan

sibuk kota Shanghai.

2.1.1 Rencana Denah

Bentuk oktagonal yang di ilhami oleh denah tipikal pagoda, dengan service core octagonal

yang melayani lift express ke sky lobby perkantoran dan hotel. Sumbu silang atau salib

merupakan area entrance dan sirkulasi utama yang konsisten dengan pengaturan zona-zona

elevator ke lobi atas. Pengaturan denah perkantoran dan hotel sangat dibatasi oleh bentuk segi

delapan (arsitektur pagoda) dan sistem struktur yang menunjang konsep pagoda. Namun masih

memberikan peluang kreativitas pada tatanan ruang hotel dengan adanya atrium megah pada

38 lantai atas dan berakhir pada atap skylight yang merupakan mahkota bangunan ini.

4
Gambar 1: Structural system elevation & Framing plans

2.1.2 Kekuatan dan Stabilitas

Konsep sistem struktur Jin Mao Tower berdasarkan pada:

1. Penggunaan penempatan beton bertulang secara strategis yang dipadukan dengan

struktur baja untuk menahan beban beban lateral ekstrem dan gravitasi dengan efisiensi

struktur maksimum tanpa biaya material struktur yang berlebihan.

2. Penggunaan prinsip prinsip fisika untuk meningkatkan efektivitas momen inersia

bangunan. 3.

3. Reduksi kelebihan elemen elemen struktur yang secara signifikan meningkatkan nilai

ekonomis bangunan.

Resistansi gaya lateral (seismik dan angin) dilakukan dengan kombinasi dinding core beton

dibagian dalam dan mega kolom komposit dibagian luar yang dihubungkan dengan struktur

rangka baja outrigger yang bekerja secara komposit dengan lantai diafragma horizontal. Sistim

outrigger memaximalkan tinggi “balok” struktur terhadap deformasi lentur ketika bangunan

tinggi ini berperilaku seperti kantilever vertikal. Outrigger ini terdapat pada lantai 24-26, 51-

5
53, 85-atap. Beban lateral arah tegaklurus bangunan ditahan oleh 8 mega kolom komposit

frontal, beban lateral arah diagonal ditahan oleh 8 mega kolom baja pada sudut.

Gambar 2: perilaku struktur dengan system outrigger

Beban gravitasi diterima secara merata oleh ke-8 mega kolom komposit dibagian luar yang

juga berfungsi menerima beban axial akibat momen lentur total, sedangkan mayoritas gaya

geser ditahan oleh shear wall core.

Dimensi mega kolom ber variasi mulai 1,50x5,00M sampai 1,00x3,50M pada lantai 87,

dimensi core shear wall bervariasi mulai dari 0,85M dibagian fondasi hingga o,45M pada

lantai 87.

2.1.3 Kekakuan Struktur

Sistem resistansi gaya lateral Jin Mao Tower secara esensial bersandar pada resistansi

lentur dan geser dari core sentral, kekakuan axial mega kolom komposit luar dan kekakuan

lentur dan geser rangka outrigger. Efisiensi struktur berpusat pada transfer beban langsung dari

core sentral ke kolom eksterior tanpa perlu rangka perimeter atau disebut juga sabuk.

6
Gambar 3: proses pembangunan Jin Mao Tower

Sumber: Google Image

Resistansitorsi struktur dicapai melalui core sentral dengan bentuk tertutup dengan kompromi

kompromi arsitektur, misalnya penetrasi penetrasi ke core sentral, batasan batasan ketebalan

dinding core, dimensi mega kolom serta lokasi dan ketinggian sistim outrigger.

Gambar 4: proses pembangunan gedung Jin Mao Tower

Sumber : Google Image

2.1.4 Studi Analisis Jin Mao Tower Dari Perspektif Sintesis Antar Sistem Dengan Metode

Tetrahedron

 SINTESIS S (struktur) dan E (selubung – arsitektur):

Mega kolom yang mengecil gradual sebagai “form giver” fasade frontal, yang menerima

beban lateral langsung (bekerja sama dengan core wall via outrigger) dan sekaligus sebagai

fasade arsitektural (jendela-dinding).

 SINTESIS S (struktur) dan I (interior– arsitek-tur):

Shear Wall bulat pada bagian tengah pada lantai 51 keatas berfungsi sebagai dinding

interior dengan bentuk bulat yang membentuk atrium kolosal sampai lantai 88, dan

menyatu dengan tatanan ruang ruang tidur.

 SINTESIS S (struktur) dan M (mekanikal-elektrikal):

Perletakkan outrigger pada lantai 24-26, 51-53, 85 sekaligus merupakan terminal zona-

zona mekanikal-elektrikal dan juga lantai transisi antar fungsi arsitektur yang berbeda

7
(perkantoran dengan hotel, hotel dengan ruang observasi). Disini sekaligus S dengan M

dan arsitektur (I).

 SINTESIS E (selubung) dan M (mekanikal-elektrikal):

Selubung atap (puncak makara) sebagai pusat iluminasi tata cahaya yang juga merupakan

simbolik urban dan focal point arsitektur.

 SINTESIS E (selubung) dan I (interior– arsi-tektur):

Selubung dinding sebagai modul partisi interior dan selubung atap sekaligus sebagai plafon

yang merupakan sumber cahaya (skylight) pada atrium interior.

 SINTESIS M (mekanikal-elektrikal) dan I (interior – arsitektur):

Sarana transportasi vertikal (lift) dengan sistim tata lampu lift membentuk dinding interior

transparan, setengah lingkaran pada atrium yang imaginatif dan menampilkan nuansa yang

futuristik pada grand atrium lobby.

Gambar 5: system tetrahedron gambar 6: framing plans

Mega kolom (S) sbg


selubung (E)

Shear wall (S) sbg interior


atrium (I)

Tatanan lift (M) sbg dinding interior (I)

8
gambar 7: façade bangunan dan potongan Jin Mao Tower

Gambar 8: interior dalam bangunan Jin Mao Tower gambar 9 : tower foundation system

9
Sebuah sistem beton bertulang bubur dirancang dan dibangun di sekeliling seluruhdari situs

(0,75 kilometer). Ketebalan dinding lumpur adalah 1 m dengan desain beton kekuatan C40 dan

kedalaman 33 m.

gambar 10: elevation and detail of outrigger truss system

Sebuah survei struktural yang komprehensif dan program pemantauan dirancang dan

diimplementasikan ke dalam Jin Mao Tower. Extensometers ditempatkan pada inti pusat beton

bertulang dan beton bertulang komposit mega-kolom. Selain itu, strain gages ditempatkan pada

built-up baja struktural mega-kolom serta pada lebar flens kolom baja struktural lokasi dalam

bungkus beton untuk komposit mega-kolom.

10
Gambar 11. North south section tower Gambar 12. Office

Menerangkanzonasi perlantai bangunan Jin Mao Tower Menerangkan zonasi perlantai bangunan Office

Gambar 13 : Retail/hotel Gambar 14 : Service/emergency

Menerangkan zonasi perlantai bangunan Retail/ Hotel Menerangkan service /emergency

11
Gambar 15: Observation deck

Menerangkan Observation deck di gedung Jin Mao Tower

2.1.5 Super Struktur Jin Mao Tower

Gambar 16. Menerangkan Core/Shear wall di gedung Jin Mao Tower

Gambar 17: Struktur gaya pada gedung jin mao tower

12
Gambar 18: Core/shear wall

Gambar 19: Outrigger truss

13
2.1.6 Substruktur Jin Mao Tower

Gambar 20: Slurry Wall System

Gambar 21 : Detail Basment

14
Gambar 22 : Detail dan denah rencana Tiang panjang pancang

2.1.7 Curtain Wall Jin Mao Tower

Gambar 23: Curtain Wall

15
Gambar 24: Tangga darurat

Gambar 25 : Fins Roads

16
STUDI KASUS

STRUCTURAL SYSTEM OF

YOYOGI NATIONAL GYMNASIUM

2.2 Yoyogi National Gymnasium

Arsitek : Kenzo Tange


Pemilik : National Agency for the Advancement of Sports and
Health (NAASH)
Tipe Bangunan : Fasilitas olahraga
Lokasi : 2-1, Jinnan, Shibuya, Tokyo, Jepang
Tahun Pembangunan : 1961-1964
Luas Area Tapak : 910.000 m2
Luas Area Bangunan : 20.620 m2
Total Floor Area : 34.204 m2
Jumlah Lantai : 2 lantai dengan 2 basement (Gymnasium utama)
1 lantai dengan 1 basement (Gymnasium kedua)
Ketinggian Bangunan : 40,37 m (Gymnasium utama)

17
42,29 m (Gymnasium kedua)
Kapasitas : 13.29 (Gymnasium utama)
3.202 (Gymnasium kedua)

The Olympics kompleks atau yang lebih dikenal dengan nama Yoyogi National
Gymnasium ini merupakan salah satu karya arsitek ternama, Kenzo Tange yang selesai
dibangun pada tahun 1964. Dengan menggabungkan dua aliran arsitektur, yaitu arsitektur
modern dan arsitektur tradisional dalam satu bangunan, Kenzo berhasil membuat sebuah
landmark Jepang yang tidak kalah menakjubkannya dengan landmark-landmark modern yang
ada kini.
Bangunan ini terletak di distrik Shibuya, kompleks secara resmi disebut taman Yoyogi
National Gymnasium karena berada dalam satu area hijau besar. Di dalam kompleks ini
terdapat 2 bangunan yang ditempatkan dalam sebuah platform yang indah, stadion utama dan
stadion kecil. Keduanya memiliki ukuran yang monumental, meskipun begitu, skala yang
ditampilkan oleh kedua bangunan tersebut tetap dapat memberikan kesan bahwa atap
dilahirkan oleh taman itu sendiri.

2.2.1 Konsep Perancangan

Desain dari Yoyogi National Gymnasium merupakan hasil kreasi dari arsitek Jepang,
bangunan tersebut merupakan perpaduan dari arsitektur modern barat yang estetik dengan
arsitektur tradisional jepang. Sentuhan arsitektur tradisional jepang pada bangunan ini berupa
detail bagian atap yang menyerupai Kuil Shinto.

18
2.2.2 Analisa Struktur

Tampak Stadion Utama Yoyogi National Gmynasium


Sumber : http://architecturalmoleskine.blogspot.com/.

Bangunan Yoyogi National Gymnasium utama memiliki dimensi ruang yang lebih
besar dibanding stadion kecil karena bangunan ini dirancang untuk dapat menampung 10.500
penonton yang mengakomodasi acara berenang, basket dan hoki es. Disusun secara simetris
dengan menempatkan tribun di bagian utara dan selatan serta menekankan arah timur-barat
sebagai pintu masuk dengan memberikan aksen menonjol baik di atap maupun lokasi pintu
masuk.

19
Denah Main Gym yang disusun secara simetris dan menonjol pada sisi timur-barat
Sumber : http://architecturalmoleskine.blogspot.com/.

Kedua bangunan ini menggunakan sistem struktur mutakhir dengan sistem tenda dan
kabel baja yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik semua elemen secara terintegrasi.
Struktur atap dari kabel baja berbentuk parabol hiperbolik.

DILAPISI KACA

Potongan Main Gym yang memperlihatkan struktur kabel baja yang menggangtung
Sumber : http://architecturalmoleskine.blogspot.com/.

20
2.2.3 Struktur Stadion Utama

Pada gymnasium, struktur utamanya berupa satu konstruksi berdenah bujur sangkar
yang mengecil ke atas seperti menara, tempat tumpuan kabel baja yang menebar seperti jala
membentuk denah garis dan lingkaran. Sedang pada kolam renang, struktur pemegangnya
berupa dua buah tiang.

Struktur bangunan yang tampak menyerupai bentuk tenda


Sumber : http://www.archdaily.com/

Atap atas memiliki kelengkungan berbeda dari kabel , menghasilkan struktur atap
yang elegan dan anggun , yang permukaannya cekung dan cembung pada saat yang sama ,
selalu berbeda dari sudut manapun dilihat .

Skema struktur Atap


Sumber : http://architecturalmoleskine.blogspot.com/.

21
Rincian jangkar dari Kabel baja dua
Sumber : http://architecturalmoleskine.blogspot.com/.

2.2.4 Penerapan Struktur Kabel

Pada bangunan ini,Tange menggunakan kecanggihan teknologi struktural abad 20


dengan struktur yang modern yaitu dengan sistem tenda dan kabel baja yang berfungsi sebagai
penahan gaya tarik semua elemen secara terintegrasi. Struktur atap dari kabel baja dipilih
karena struktur baja tarik merupakan elemen arsitektur yang penting pada masa itu, serta
struktur baja tarik memiliki kekuatan tarik dan perlawanan terhadap ketenggangan yang besar.

tiang
tarik
beton
anchor sebagai
penyeimbang

Anchor
 Merupakan kontruksi
dinding penahan tanah
tarik  Digunakan papan atau
tiang – tiang tipis yang
dipancang berjajar
tarik  Terbuat dari bahan kayu,
baja atau beton
bertulang
 Stabilitas onstruksi
mengandalkan pada
jepitan yang terjadi
akibat anchor dipancang
kedalam tanah.

22
Konsep struktur terdiri dari 2 kabel baja berdiameter 13’’ yang dikaitkan ke 2 buah lempeng
besar pelat beton di kedua ujung bangunan dan ke kedua menara struktural kabel.

Kabel menggambarkan suatu kurva parabolic (secara teknis,disebut catenary) dimana kabel
yang lebih kecil ditempatkan tegak lurus, untuk membentuk atap seperti tenda. Desain atap
yang cekung seperti tenda ini dipilih sebagai solusi dalam penggunaan AC, nilai akustik dan
proporsi bangunan.

Penggunaan AC banyak, Penggunaan AC sedikit,


akustik bangunan lebih rumit, akustik yang sederhana,
proporsi bangunan besar proporsi bangunan menengah

Serangkaian kabel baja ini beserta struktur betonnya membentuk dasar struktur bangunan yang
dapat menopang rangkaian tempat duduk di dalam stadion.

23
tribun beton
sebagai penyeimbang

titik tumpu titik tumpu

tiang
beton

anchor

titik tumpu titik tumpu

Secara keseluruhan menimbulkan kesan bangunan yang dramatis, mendemonstrasikan


kreativitas Tange dalam memadukan kekuatan, keindahan bentuk, fungsi ekonomis, fungsi
ruang dan sistem struktur.

2.2.5 Penerimaan Momen


MOM

T semua beban T
ditahan oleh kolom

pondasi
tiang
pancang

24
2.2.6 Stadion Kecil

Landskap Minor Gym pada Yoyogi National Gymnasium


Sumber : http://architecturalmoleskine.blogspot.com/.

Ini memiliki kapasitas untuk 5.300 penonton dan digunakan untuk olahraga ringan .
Ruang ini diselenggarakan sekitar dua lingkaran konsentris non - , dan oleh karena itu
beberapa stand lebih besar dari sebaliknya . Berbeda dengan stadion utama , ini hanya
memiliki satu kolom struktural dan satu entri tunggal.

Denah minor Gym yang geometris dengan tambahan segitiga di sisi pintu masuk
Sumber : http://architecturalmoleskine.blogspot.com/.

25
Dalam rencana , lingkaran dalam cincin ( 1 ) diimbangi sehubungan dengan lingkaran
yang dibentuk oleh tribun penonton ( 2 ) , yang menghasilkan bentuk shell yang mereka peroleh
dan kurva dinamis ke atas tribun di depan pintu masuk . Distribusi lingkar luar ini , pada
gilirannya , sedikit bergeser ke arah yang berlawanan , pelebaran secara bertahap menuju pintu
masuk ( sebagai pembukaan cangkang keong ) untuk perpanjangan cincin ( 8,9,10 ) untuk
menunjang blok . Perbedaan tata letak lingkaran di pabrik merespon gerakan masyarakat , baik
dalam kerumunan di pintu masuk dan keluar seperti dalam distribusi mereka di tribun

Bagian-bagian struktur atap Minor Gym


Sumber : http://architecturalmoleskine.blogspot.com/.

Atap dibangun sebagai struktur laminar , mengikuti prinsip yang mirip dengan
wire mesh dengan tepi keras. Pelek ini dibentuk oleh cincin di sepanjang tepi luar bangunan
, dan dibagi menjadi dua balok melengkung , upper (8) dan bawah (9) yang bergabung
dengan kurung tunggal (7) . Struktur dibentuk oleh seperangkat balok yang menggantung
(6), terletak di antara lingkaran luar dan tabung baja (5) yang spiral ke atas. Hal ini
membentuk punggungan dari atap tergantung dari blok besar yang bertindak sebagai
penopang (4) pada ujung luar dari pintu masuk utama , membentuk kurva , awalnya mulus
tetapi kemudian naik tegak lurus untuk tiang atas (3). Di antara balok gantung terdapat balok
yang lebih kecil, diatur secara diagonal secara berkala yang terletak di bagian luar atap, yang
terdiri dari pelat baja 4-5 mm.

26
Struktur rangka bangunan Yoyogi National Gymnasium dominan akan penggunaan
material baja. Hal tersebut dikarenakan bentuk bangunan yang melengkung dan memiliki
dimensi ruang yang besar. Sehingga diperlukan struktur bangunan yang mudah dibentuk serta
mampu menahan beban lebih besar tanpa memberikan resiko patah yang cukup tinggi. Selain
itu baja memiliki sifat ringan yang dapat mengurangi penyaluran beban ke pondasi.

Struktur atap tenda yang tersusun dari kabel baja berjala


Sumber : http://www.archdaily.com/

Struktur atap yang seperti jala dan membentuk tenda serta denah bangunan yang
melengkung, mengakibatkan bentang yang dihasilkan oleh berbeda-beda. Struktur atap ini
dibentuk oleh kabel baja yang berukuran diameter 13” merupakan bahan yang sesuai untuk
menghasilkan bentuk yang menyerupai tenda dengan adanya kolom beton di kedua sisi stadion
dan dihubungkan oleh kabel-kabel baja.

kualitas struktur serta inovasi desainnya, dengan menggunakan teknologi tinggi dimana
terletak di daerah yang terus- menerus diguncang angin kencang dan gempa bumi. Bangunan
tersebut juga memiliki pencahayaan alami.

27
2.2.7 Angin dan Gempa

2.2.8 Pencahayaan Alami

kisi-kisi

kaca

28
2.2.9 Kelebihan dan Kekurangan Material Baja
1. Kelebihan Baja

 Kuat tarik tinggi.


 Tidak dimakan rayap
 Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut
 Bisa di daur ulang
 Dibanding Stainless Steel lebih murah
 Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan
 Dibanding alumunium lebih kuat

2. Kekurangan Baja :

 Bisa berkarat.
 Lemah terhadap gaya tekan.
 Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile
 Tidak kokoh
 Tidak tahan api

2.2.10 Perbandingan Yoyogi National Gymnasium Jika Menggunakan Beton

Yoyogi National Gymnasium merupakan bangunan yang memiliki bentang yang


panjang karena memang digunakan sebagai sebuah stadion olahraga. Kenzo Tenga merancang
bangunan ini dengan memutuskan baja sebagai struktur utama Yoyogi National Gymnasium.
Hal tersebut dilakukan karena bentuk rangka bangunan yang tidak biasa dan kebutuhan
masyarakat Jepang yang mendesak dalam menyambut Olimpiade musim panas tahun 1964 di
Tokyo, Jepang.

Perbandingan material beton dengan baja apabila diaplikasikan pada Yoyogi National
Gymnasium sangat berbanding terbalik. Jika baja memiliki berat yang lebih ringan, berbeda
dengan beton yang memiliki berat yang cukup besar. Penggunaan material beton pada
bangunan akan menyebabkan pondasi serta struktur lainnya lebih banyak menerima beban dan
jika tidak dirawat dengan benar, bangunan akan lebih cepat runtuh dibandingkan dengan
menggunakan material baja. Terutama pada bangunan dengan bentang yang panjang. Beton

29
lebih cocok digunakan pada bangunan rumah tinggal dan bangunan tingkat tinggi dengan
bentang yang tidak terlalu panjang. Hal tersebut juga didasari dari balok yang akan semakin
besar apabila jarak antar kolom semakin jauh, sehingga kolom beton sering dikombinasikan
dengan baja atau yang biasa disebut dengan beton bertulang.

Contoh Bangunan dengan Struktur Beton


Sumber : PPT Mata Kuliah RSBG-2. Ir. Hari Yuliarso, M.T.

Yoyogi National Gymnasium memiliki bentuk yang tidak biasa. Terutama di bagian
struktur atapnya. Penggunaan beton pada struktur atap akan mempersulit arsitek dan juga
pekerja untuk membentuk beton menjadi bentuk yang menyerupai tenda karena struktur atap
tersebut memaksa rangka atap untuk menggantung tanpa adanya penopang selain di sisi timur-
barat stadion. Apabila dipaksakan, kemungkinan bangunan tidak akan bertahan lama karena
dipastikan terjadi patahan yang disebabkan oleh tidak adanya penopang dan bentangnya terlalu
panjang/lebar.

Stadion ini memiliki dimensi yang besar dan memiliki fungsi sebagai stadium olahraga
dan tempat pelaksanaan olimpiade, sehingga tidak dibolehkan ada kolom-kolom di tengah
ruangan yang menghalangi pandangan pengguna stadion. Sehingga tidak dimungkinkan
menggunakan beton karena beton memerlukan jarak tertentu pada kolom agar balok yang
digunakan tidak terlalu besar. Oleh karena itu, gedung ini menggunakan struktur baja sebagai
struktur atasnya. Kelebihan baja dibandingkan dengan beton yaitu baja memiliki kekuatan yang
besar dan dimensi/ukuran yang relatif kecil.

Biaya pemasangan beton dan biaya keseluruhan baja relative sama. mengapa? Sebenarnya,
baja lebih mahal dibandingkan dengan beton, namundalam pelaksanaan baja lebih cepat dan
mudah disbanding beton yang membutuhkan ketelitian tinggi dalam pelaksanaannya. Dengan

30
waktu yang lebih cepat tersebut biaya pengerjaan baja bisa mengurangi pengeluaran.
Berbanding terbalik dengan beton.

31
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bangunan tinggi berbeda dengan bangunan bertingkat. Bangunan tinggi adalah bangunan
yang mempunyai struktur tinggi. Bangunan tinggi merupakan bangunan yang tingginya kurang
lebih 15m – 150 m. Bangunan tinggi jauh lebih berisiko dibandingkan dengan jenis bangunan
lainnya. Oleh karena itu di butuhkan perencanaan yang matang dalam pembangunannya.
Struktur bangunan tinggi biasanya dilengkapi dengan plumbing, telekomunikasi, transportasi,
pemadam kebakaran, penangkal petir, sistem pembuanagan sampah, saluran air hujan serta
sirkulasi udara. Bangunan Jin Mao Tower merupakan contoh bangunan yang cukup dibilang
telah memenuhi standar, dari hasil analisis, membuktikan bahwa bangunan ini memiliki
perencanaan yang sangat matang, sehingga bangunan ini tetap berdiri kokoh hingga sekarang.

Bangunan Bentang Lebar/Wide Span Buildings merupakan bangunan yang


memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin.
Struktur bentang lebar memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Kerumitan yang timbul dipengaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut, Bentuk
dasar bangunan ditentukan oleh perancang yang menggunakan sistem struktur tertentu sesuai
bentuk bangunan yang akan di rancang sehingga menjadi acuan untuk konfigurasi elemen-
elemen struktur. Yoyogi National Gymnasium merupakan stadion olahraga yang
menggunakan sistem struktur mutakhir dengan sistem tenda dan kabel baja yang berfungsi
sebagai penahan gaya tarik semua elemen secara terintegrasi. Struktur atap dari kabel baja
berbentuk parabol hiperbolik yang memiliki kelengkungan berbeda dari kabel , menghasilkan
struktur atap yang elegan dan anggun membuat bangunan ini mempunyai daya tarik tersendiri

32
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips

www.chinese-architecture.info/ SHANGHAI/SH-005.htm

Architect: Adrian D. Smith Engineer: D. Stanton Korista (2010)A comprehensive case Study
of the building System Intergration Of. Jin Mao Tower Huangpu, Shanghai, China Skidmore,
Owings, & Merril LLP.

https://www.scribd.com/doc/129546707/Yoyogi-National-Gymnasium-EDITED

Savitri. “Kenzo Tange : Pemadu Arsitektur Tradisional Jepang dan Modern Barat” 15 April 2009.
Accessed 28 April 2014. http://anisavitri.wordpress.com/2009/04/15/kenzo-tange-
penyelaras-arsitektur-tradisional-jepang-dan-modern-barat/.

Kroll, Andrew. “AD Classics: Yoyogi National Gymnasium / Kenzo Tange” 15 Februari 2011. Accessed
28 April 2014 . http://www.archdaily.com/109138/ad-classics-yoyogi-national-gymnasium-
kenzo-tange/.

Zebaloos, Carlos “KENZO TANGE: YOYOGI NATIONAL GYMNASIUM, TOKYO” 27 Oktober 2011 .
Accessed 28 April 2014 . http://architecturalmoleskine.blogspot.com/.

Bekti, Muchlis Rian . “Kelebihan dan Kekurangan Material (Bahan Bangunan)” . 8 Maret 2014 .
Accessed 28 April 2014 . http://be-boss.net/kelebihan-dan-kekurangan-struktur-beton/

Bekti, Muchlis Rian . “Kelebihan dan Kekurangan Material (Bahan Bangunan)” . 8 Maret 2014 .
Accessed 28 April 2014 . http://muchlisryanbekti.blogspot.com/ .

http://kbbi.web.id/struktur
rachmat-arsitektur.blogspot.com/2011/02/elemen-elemen-sistem-struktur-bangunan.html
http://documents.tips/documents/sistem-struktur-bangunan-tinggi03.html
http://muchlisryanbekti.blogspot.co.id/2012/04/sistem-dilatasi-bangunan.htm
https://www.academia.edu/26572540/SISTEM_STRUKTUR_BANGUNAN_TINGGI

33

Anda mungkin juga menyukai