Anda di halaman 1dari 16

INTI BANGUNAN (CORE)

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD ALFI RACHMAN (C1022110412)

TBU X CHARLIE

ILMU BAHAN TEKNIK


D-III TEKNOLOGI BANDAR UDARA
POLITEKNIK PENERBANGAN MAKASSAR
2022/2023
1. PENGERTIAN INTI BANGUNAN (CORE)

Core atau ini bangunan menurut Schueller (1989) adalah suatu tempat untuk meletakan
trasportasi vertikal dan distrubusikan energi (seperti lift, tangga, wc dan shaft  mekanis).
Core adalah tempat untuk memuat system-sistem transportasi mekanis dan vertikal serta
menambah kekakuan bangunan.

Jadi inti bangunnan (core) suatu tempat untuk meletakan sistem trasportasi vertikal dan
mekanis dengan bentuk yang di sesuaikan dengan fungsi bangunan serta untuk menahan dan
menyalurkan beban gaya horizontal dan vertikal secara merata pada sistem-sistem struktur
inti dan struktur pendukung, sehingga bangunan dapat memikul beban horizontal dan

vertikal maupun gaya lateral (seperti tiupan angina tau gempa bumi).

2. MACAM-MACAM BENTUK CORE


Suatu bentuk dan ukuran inti bangunan tidak ada batasannya tetapi inti bangunan (core )
mempunyai beberapa cirri khas yaitu : (Schueller, 1989)

 Macam-Macam core berdasarkan bentuk inti :


Inti terbuka  (N)
Inti tertutup  (B)
Inti tunggal dengan kombinasi linier (A)
 Macam-Macam core berdasarkan jumlah Inti :
Inti Tunggal
Inti Jamak
 Macam-Macam core berdasarkan letak Inti :
Inti di dalam ( C )
Inti di sekeliling ( J )
Inti di luar  ( M )
 Macam-Macam core berdasarkan susunan inti
Inti simetris  ( F )
Inti asismetris ( J )
 Macam-Macam core berdasar Geometri sebagai penentu bentuk
Langsung ( K )
Tidak langsung  ( P )
Menurut Juwana (2005), letak inti bangunan tinggi yang berbentuk menara (tower)
berbeda dengan bangunan yang berbentuk memanjang (slab) yaitu :
1. Inti pada bangunan bentuk burung sangkar

Bentuk burung sangkar banyak di gunakan untuk bangunan perkantoran dengan


koridor mengelilngi inti bangunan. Contoh  : Gedung Blok  ‘G’ DKI Gedung Indosat,
Wisma Bumi Putera di Jakarta dan One Park Plazza di Los Angleles Amerika Serikat
2. Inti pada bangunan bentuk segitiga
Contoh dari inti bangunan dengan bentuk segitiga adalah hotel mandarin di Jakarta,
Gedung US Steel di Pittsburg Amerika Serikat, Riverside Development di Brisbane
Australia dan Central Plazza di Hongkog.
3. Inti pada bangunan bentuk lingkaran

Menara berbentuk lingkaran biasanya digunakan pada fungsi hunian (Apartemen dan
hotel) dengan koridor berada di sekeliling inti bangunana sebagai akses ke unit-unit
hunian. Contoh dari inti bangunan dengan bentuk lingkaran adalah Shin- Yokohama
Hotel di Jepang,Marina City di Chicago Amerika Serikat dan Gedung Tabungan haji di
Kuala Lumpur Malaysia.
4. Inti pada bangunan dengan bentuk memanjang
Bangunan dengan bentuk memanjang biasanya digunakan untuk fungsi hotel,
apartement atau perkantoran.  Seperti Gedung Central plaza di Jakarta, Gedung Inland
Steel di Chicago Amerika Serikat merupakan bangunan memanjang dengan inti di luar
bangunan.
Adapula inti bangunan yang terletak di sisi bangunan contohnya adalah Hotel Atlet
Century, Hotel Horizon dan Wisma Metropolitan di Jakarta.

Sedangkan untuk inti bangunan yang berada di bangian tengah bangunan biasanya di
gunakan untuk fungsi perkantoran. Contohnya adalah Wisma Indocement di Jakarta,
Connaught Center (Jardine House) di Hongkong, Rockefeller Center dan Chase
Manhattan Bank di New York Amerika Serikat.

Selain itu, Inti yang terletak di tengah bangunan memanjang memiliki banyak pola.
Contohnya adalah Kantor Depdiknas (Departement Pendidikan Nasional ) di Jakarta
dan Gedung Phoenix- Rheinrohr di Dusseldorf Jerman.
5. Inti pada bangunan dengan bentuk silang

Bangunan dengan bentuk ‘silang’ dan ‘Y’,’T’,’H’, atau  ‘V’, merupakan variasi dari
bangunan bentuk memanjang. Bentuk seperti ini dimaksudkan untuk mendapatkan luas
lantai tipikal yang cukup luas tetapibangunan tetap dapat memanfaatkan pencahayaan
alamiah.
Bangunan dengan bentuk ini banyak digunakan untuk fungsi hotel, apartement dan
perkantoran . Salah satu contohnya adalah Gedung Patra Jasa di Jakarta.
6. Inti pada bangunan bentuk Y
Contoh dari inti bangunandengan bentuk Y adalah Gedung Unilever di Hamburg
jerman, Gedung Unesco di Paris dan Hotel Duta Merlin di Jakarta.
7. Inti pada bangunan dengan bentuk acak

Bangunan dengan inti bangunan yang terletak di luar titik berat massa bangunan dan
ditempatkan secara acak kurang menguntungkan bagi perencanaan bangunan tahan
gempa. Contoh bangunan yang menggunakan bentuk inti tersebut adalah Gedung MBF
Tower di Penang Malaysia dan Conrad Internasional Centennial di Singapura.
3. JENIS-JENIS SISTEM STRUKTUR INTI BANGUNAN (CORE)
a. Sistem struktur dinding pendukung sejajar (parallel bearing walls)
Sistem ini terdiri dari unsur bidang vetikal yang di perkuat dengan berat dinding itu
sendiri, sehingga mampu menahan gaya aksial lateral secara efisien. Sistem struktur
dinding sejajar ini digunakan pada bangunan-bangunan apartemen yang tidak
membutuhkan ruang bebas yang luas dan sistem-sistem mekanisnya tidak memerlukan
struktur inti.

b. Sistem struktur inti dan dinding pendukung (core and bearing walls)
Sistem ini berupa bidang vertikal yang membentuk dinding luar dan mengelilingi
sebuah struktur inti. Hal ini memungkinkan ruang interior terbuka yang bergantung
pada kemampuan bentangan dari struktur lantai. Sistem ini memuat sistem-sistem
transportasi mekanis vertikal serta menambah kekakuan bangunan.

c. Sistem struktur boks berdiri sendiri (self supporting boxes)


Sistem ini merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding
pendukung yang diletakan di suatu tempat dan di gabung dengan unit lainnya. Sebagai
contoh boks-boks ini di tumpuk seperti bata dengan pola "English Bond" sehingga
tersusun seperti balok dinding berselang-seling.
d. Sistem struktur plat terkantilever (cantilever slab)
Pemikulan plat lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas kolom
yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan. Sistem ini
memerlukan banyak besi, terutama apabila proyeksi pelat sangat besar. Kekakuan plat
dapat di tingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik pratekan.

e. Sistem struktur plat rata (flat slab)


Sistem ini terdiri dari bidang horizontal yang umumnya adalah plat lantai beton tebal
dan rata yang bertumpu pada kolom. Apabila tidak terdapat penebalan plat pada bagian
atas kolom, maka sistem ini di katakan sistem plat rata. Pada kedua sistem ini tidak
terdapat balok yang dalam (deep beam) sehingga tinggi lantai bisa minimum.
f. Sistem struktur interspasial (interspasial)
Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap lantai
antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka. Ruangan yang
berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di gunakan sebagai wadah untuk
kegiatan aktivitas lainya.

g. Sistem struktur gantung (suspended)


Sistem ini dapat memungkinkan penggunaan beban secara efisien dengan menggunakan
penggantungan sebagai pengganti kolom untuk memikul beban lantai. Kekuatan unsur
tekan pada sistem ini harus dikurangi sebab adanya bahaya tekuk, berbeda dengan unsur
tarik yang dapat mendaya gunakan kemampuan secara maksimal. Kabel-kabel ini dapat
meneruskan beban gravitasi ke rangka di bagian atas yang terkantilever dari inti pusat.
h. Sistem struktur rangka selang-seling (staggered truss)
Rangka tinggi yang se disusun sedemikian lantai rupa sehinga pada setiap lantai
bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka begitupun di bagian
bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka ini akan
mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara mengarahkan beban angin ke
dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan plat lantai.

i. Sistem struktur rangka kaku (rigid frame)


Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu
dengan yang lainnya. Kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas menerima beban dan
gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media pembagi beban dan gaya. Sistem
ini biasanya berbentuk pola grid persegi, organisasi grid serupa juga di gunakan untuk
bidang horizontal yang terdiri atas balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka
spasial yang bergantung pada kekuatan kolom dan balok, maka tinggi lantai ke lantai
dan jarak antara kolom penentu menjadi pertimbangan rancangan.
j. Sistem struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core)
angka kaku akan bereaksi terhadap beban lateral. Terutama melalui lentur balok dan
kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar sehingga pada
bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi apabila di lengkapi dengan struktur
inti, maka ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan
rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.

k. Sistem struktur rangka trusted (trussed frame)


Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka geser
vertikal yang mampu memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur.
Rancangan sistem struktur dapat berdasarkan pada penggunaan rangka untuk menahan
beban gravitasi dan rangka vertikal untuk beban angin yang serupa dengan rangka kaku
dan inti.
l. Sistem struktur rangka belt-trussed dan inti (belt-trussed frame and core)
Sistem struktur belt-trussed bekerja mengikat kolom fasade ke inti bangunan sehingga
meniadakan aksi terpisah rangka dan inti pengakuan ini dinamai "cap trussing" apabila
berada pada bagian atas bangunan, dan dinamai "belt-trussed" apabila berada di bagian
bawahnya.

m. Sistem struktur tabung dalam tabung (tube in tube)


Dalam struktur ini, kolom dan balok eksterior di tempatkan sedemikian rapat sehingga
fasade menyerupai dinding yang diberi pelubangan (untuk jendela). Seluruh bangunan
berlaku sebagai tabung kosong yang terkantilever dari tanah. Inti interior (tabung) dapat
meningkatkan kekakuan bangunan dengan cara ikut memikul beban bersama kolom-
kolom fasade tersebut.
n. Sistem struktur kumpulan tabung (bundled tube)
Sistem struktur ini dapat di gambarkan sebagai suatu kumpulan tabung-tabung terpisah
yang membantuk tabung multi-use. Pada sistem ini kekakuan akan bertambah. Sistem
ini dapat memungkinkan bangunan mencapai bentuk yang paling tinggi dan daerah
lantai yang sangat luas.

4. BAHAN STRUKTUR CORE


Sesuai pengertiannya, core adalah penyangga utama pada bangunan tinggi yang harus
bisa menopang seluruh bangunan dengan kekakuannya yang dibantu oleh shear wall. Karena
itu bahan yang digunakan untuk core haruslah lebih diutamakan untuk kekakuan yang pas.
Bahan umum yang digunakan antara lain :

1. Baja
2. Beton
3. Beton bertulang
Dari ketiga bahan diatas, yang paling sering digunakan adalah beton bertulang,
digunakan pada pembuatan shear wall, yang dimana tulangannya saling berkaitan kekolom
utama pembentuk core dan menerus sampai ke pondasi untuk kekakuan bangunan yang
optimal.

Sedangkan untuk struktur dinding yang tidak menopang beban terlalu besar (per lantai
bukan satu badan bangunan) biasanya menggunakan bahan-bahan biasa seperti bata
ringan/bata merah.

Selain itu, inti dari material lain seperti dinding biasa (batu bata, celcon dll) disebut


sebagai inti non struktural karena tidak terlalu kuat menahan gaya lateral. Adapun kelebihan
dan kekurangan pada penggunaan material sebagai penyusun inti structural menurut
Schueller (1989) yaitu: Untuk inti dari rangka baja bisa manggunakan kuda-kuda
Vierendeel untuk mencapai kestabilan lateral. Sistem Vierendeel ini cukup fleksibel
sehingga hanya digunakan untuk bangunan bertingkat relatif sedikit. Pengakuan
diagonal dari rangka Vierendeel digunakan untuk mencapai kekakuan inti yang diperlukan
untuk bangunan yang lebih tinggi. Keuntungan inti rangka baja adalah karena relative
cepatnya perakitan batang-batang prefab.

5. LUBANG UTILITAS (SHAFT) DAN JALUR UTILITAS

Penempatan inti bangunan akan berdampak kepada penempatan jalur


distribusi jaringan utilitas, Dalam inti bangunan biasanya terdapat sejumlah ruangan yang
diatur sedemikian rupa sehingga jumlah keseluruhan luas inti bangunan tidak melebihi20%
luas tipikal yang ada. Di samping itu, 80% luas tipikal masih perlu dikurangi dengan jalur
sirkulasi horizontal seperti koridor, sehingga luas efektif bangunan menjadi berkurang.
Sekitar 4% dari luas tipikal digunakan sebagai lubang utilitas untuk system Mekanikal dan
Elektrikal, yang umumnya dibagi atas 2 zona distribusi yaitu zona ventilasi dan zona
penyegaran udara. Pemisahan lubang untuk ventilasi dan penyegaranudara bertujuan agar
tidak terjadi konflik atau persilangan antar saluran udara (ducting ). Perbandingan panjang
dan lebar lubang untuk ventilasi dan lubang untuk  penyegaran udara berkisar sekitar 1:2
sampai 1:4 dan bahan pelapisnya dapat menahan api selama kurang lebih 2 jam.
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi
dan mobilitas dalam bangunan. Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan
dan menyertakan fasilitas utilitas dalam perancangan arsitektur.
Perancangan utilitas di dalam inti bangunan (core) terdiri dari :
1. Perancangan lift
2. Perancangan tangga darurat
3. Perancangan sistem plumbing
4. Perancangan pengolah udara
5. Perancangan instalasi listrik 
6. Perancangan telepon
7. Perancangan CCTV dan security sistem
8. Perancangan tata surya
9. Perancangan pembuangan samp

Anda mungkin juga menyukai