ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proyek pembangunan yang menghasilkan limbah konstruksi
sehingga berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan. Sementara material bekas sebagai bagian dari limbah
konstruksi dapat dimanfaatkan kembali (reuse) pada bangunan sebagai gerakan sustainable construction, yakni
pembangunan yang memperhatikan daya dukung lingkungan . Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
metode reuse pada bangunan dan mengidentifikasi elemen-elemen material bekas dari sudut pandang desain
bangunan. Teori utama yang digunakan adalah Teori Hierarkial Daur Ulang dengan metode reuse sebagai
tingkatan tertinggi dalam prosesnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif-
deskriptif dengan memberikan contoh-contoh kasus yang terkait dengan reuse material bekas sebagai bahan
material pada bangunan. Pemanfaatan kembali material bekas sebagai bahan material merupakan satu langkah
yang layak dipilih dalam merancang dan mendirikan bangunan serta sebagai salah satu upaya untuk
menyelamatkan lingkungan akibat kerusakan limbah konstruksi.
ABSTRACT
This research based on building process that was producing construction waste and was contributing
an environmental degradation. On the other hand, salvage construction as a part of the construction waste can
be reused as sustainable construction, that concern on sustainable depends on carrying capacity of the
environment. The goal of this research is describing the method of reuse for buildings and identifying the
elements. This research used Theory of Hierarchical Recycling that explain about reuse method as the highest
level in the process. The method that is used in this research is descriptive-qualitative research methods to
provide examples of cases related to the reuse of waste materials as building materials. Reusing waste materials
is one of technique that can be applied in designing and building as well as an effort to save the environment as
a result of damage to construction waste.
1
Tulisan ini merupakan bagian akhir dari tugas mata kuliah Studi Perencanaan Lingkungan Binaan II di Program Studi
Teknik Arsitektur Fakultas Teknik USU Medan dengan bimbingan Dr.Wahyu Utami, ST., MT.
2
Mahasiswi semester VIII Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik USU, Jl. Perpustakaan Gedung D Kampus USU
Padang Bulan, Medan. Email: diyansuci@gmail.com
PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS Dian Suci Wulandari Ningrum
SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN
Masalah yang akan diteliti yaitu: Bagaimana satu gerakan sustainable karena memanfaatkan
penerapan elemen-elemen material bekas dari kembali barang bekas merupakan upaya untuk
sudut pandang desain bangunan? meminimalisasi kerusakan lingkungan.
Menurut Mediastika (2013) dalam bukunya Inti dari tujuan daur ulang ialah untuk
yang berjudul Hemat Energi & Lestari memperpanjang usia guna suatu benda atau
Lingkungan Melalui Bangunan, penggunaan material. Semakin lama masa penggunaan
material bekas untuk konstruksi bangunan dan bahan bangunan atau kemungkinan untuk
pengolahan lahan dapat dibedakan menjadi dua, digunakan kembali, semakin kecil pula
yaitu: kemungkinan bahan bangunan tersebut
1. Material bekas bangunan atau sisa-sisa menimbulkan sampah dan puing yang
material bangunan untuk material bangunan. mencemari lingkungan.
2. Material bekas selain dari bangunan untuk
material bangunan. Konsep Reuse
Reuse memiliki banyak keunggulan
Beberapa pakar Sustainable Construction di dibandingkan dengan metode recycle (Smith,
Indonesia, seperti Ahmad Tardiyana, Adi 2004). Reuse tidak membutuhkan teknologi
Purnomo, dan Eko Prawoto menyatakan bahwa seperti yang dibutuhkan untuk melakukan
penggunaan material bekas merupakan salah proses recycle yang memerlukan teknik khusus.
PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS Dian Suci Wulandari Ningrum
SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN
Pelaksanaannya juga bisa dilakukan tidak nilai ekonomis, mengurangi energi yang
peduli jumlah material bekas yang didapat dibutuhkan dalam proses daur ulang, dan
sedikit atau banyak. Hal ini berbeda dengan meminimalkan kebutuhan cetakan dan
metode recycle yang seringkali harus sumberdarya alam terutama pengurangan
memenuhi kuota tertentu agar efisien terjadinya CO2. Menurut Chini, dkk (2012)
produksinya. Hal yang paling membedakan dalam Ervianto (2012) menggunakan material
ialah reuse tidak memerlukan pabrikasi seperti sampai habis umur pakainya menjadi prioritas
metode recycle yang melibatkan proses fisika utama bagi arsitek dan perencana dalam
dan kimia sehingga biaya yang diperlukan juga memillih jenis material yang akan digunakan.
relatif lebih kecil.
Pengolahan Material Reuse
Menurut Ervianto (2012) dalam bukunya yang Komponen utama dalam industri daur ulang
berjudul Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi ialah bahan baku yang berupa barang bekas.
Hijau, reuse adalah menggunakan kembali Apabila bahan baku tidak tersedia maka
berbagai material dengan cara: (1)Dekonstruksi, aktivitas produksi akan terhenti. Bahan baku
material digunakan kembali dalam bentuk yang dapat diperoleh melalui mekanisme yang
sama, (2)Limbah material yang tetap digunakan terbentuk secara alamiah di masyarakat mana
sama dengan fungsi sebelumnya.Menurut Saleh pemulung merupakan ujung tombaknya
(2009) dalam Ervianto dkk (2012) reuse dapat (Ervianto dkk, 2012).
dibedakan menjadi tiga, yakni: (a)building
reuse, (b)component reuse, (c)material reuse. Pengolahan bentuk material habis pakai dapat
dibagi menjadi dua kemungkinan, yakni:
Reuse sebuah bangunan (building reuse) dapat 1. Material akan diolah di tempat pengepul
terjadi manakala seluruh bangunan dapat untuk tahap penyeleksian dan perbaikan
diselamatkan tanpa proses penghancuran material (sesuai kriteria).
melainkan melalui proses relokasi dan renovasi. 2. Material akan diolah di lapangan dimana
Reuse sebuah bangunan harus berurusan dengan pengolahan material seperti yang dilakukan
perencanaan dan desain yang kompleks untuk pada material-material baru untuk
mendapatkan manfaat maksimal dari aspek diterapkan pada bangunan.
lingkungan dan ekonomi. Hal ini dapat
menghemat pemakaian sumberdaya alam Pengepul dapat dibedakan menjadi pengepul
termasuk didalamya bahan baku, energi, dan lokal, pengepul wilayah dan pengepul yang
air. Selain itu, reuse bangunan mampu mempunyai akses ke industri. Pengepul adalah
mencegah tirnbulnya polusi yang disebabkan pengumpul material bekas yang dihasilkan oleh
oleh pengambilan material, produksi, pemulung. Tingkatan tertinggi dari pengepul ini
transportasi dan mencegah timbulnya limbah apabila pengepul tersebut mempunyai akses
padat yang berakhir di tempat pembuangan. untuk memasok material bekasnya ke industri
yang membutuhkan. Pengepul pada tingkatan
Reuse komponen bangunan (component reuse) ini mempunyai pendapatan yang lebih besar
diutamakan untuk bagian interior non struktur, bila dibandingkan dengan pengepul-pengepul
seperti dinding interior, pintu, lantai, plafon yang memasoknya (Ervianto dkk, 2012).
yang akan digunakan untuk hal yang sama atau
untuk hal lain sampai habis umur pakai Berdasarkan wawancara yang dilakukan
komponen tersebut. Agar komponen dapat Ervianto (2012) terhadap beberapa pengepul,
digunakan kernbali perencana dan arsitek ikut untuk memperoleh pasokan material bekas,
berperan untuk menciptakan desain inovatif pengepul dapat memperoleh melalui beberapa
yang memungkinkan untuk dipasang dan cara sebagai berikut: (a) mendapatkan pasokan
dibongkar tmpa mengalami kerusakan agar dari pemulung, (b) lelang pembongkaran
dapat dipasang pada bangunan lain. bangunan, (c) membeli bongkaran bangunan.
Dari ketiga cara tersebut mempunyai aspek
Reuse material hasil dekonstruksi struktur positif dan negatif masing-masing.
bangunan dalam bangunan baru (material
reuse) sangat dianjurkan guna mempertahankan
PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS Dian Suci Wulandari Ningrum
SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN
Tabel 2. Studi Kasus Penerapan Reuse Material Bekas sebagai Bahan Material pada Bangunan
Sumber
No Studi Kasus Penelitian Reuse Material Bekas Gambar
Literatur
1. Rumah Dr.HeinzFrick Tanuwidjaja, Pecahan keramik dari
Gunawan dkk. UNIKA digunakan
(2012). Desain ulang secara kreatif
Rumah Heinz untuk finishing dinding
Frick yang dan lantai kamar mandi
Ramah tamu.
Lingkungan dan
Terjangkau. Papan-papan akustik
Surabaya: dari vermikulit
Jurnal Tesa (kepingan mika)
- Rumah karya Dr. Heinz Arsitektur,
Frick yang terletak di dipasang di dapur, teras
Vol.11, No.1. tempat makan, dan
Jalan Srinindito, pp. 44-63. ISSN
Simongan, Semarang ruang keluarga
1410-6094
menerapkan prinsip desain
ramah lingkungan Papan bekas peti kemas
sekaligus tetap terjangkau. yang digunakan untuk
langit-langit selasar
- Adapun pemilihan
material bangunan pada
rumah ini mengusung Tangga dengan reuse
konsep sustainable. tiang lstrik bekas
sebagai balok tangga,
- Desain rumah lempengan besi sebagai
menggunakan tenaga lokal anak tangganya.
dan material lokal seperti
material batako, batu
alam, kayu daur ulang,
atap genteng serta baja. Semua pegangan pintu
Selain itu, limbah daur rumah ini digunakan
ulang berupa ubin bekas, kembali dari rumah
limbah kertas, limbah yang lain dari Swiss.
kayu, dan besi beton juga
digunakan.
Perabotan seperti
mimbar dan tempat
penampungan air (untuk
upacara agama) terbuat
dari bahan baja bekas.
Daftar Pustaka