Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS Dian Suci Wulandari Ningrum

SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN

PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS


SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN1

Dian Suci Wulandari Ningrum2

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proyek pembangunan yang menghasilkan limbah konstruksi
sehingga berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan. Sementara material bekas sebagai bagian dari limbah
konstruksi dapat dimanfaatkan kembali (reuse) pada bangunan sebagai gerakan sustainable construction, yakni
pembangunan yang memperhatikan daya dukung lingkungan . Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
metode reuse pada bangunan dan mengidentifikasi elemen-elemen material bekas dari sudut pandang desain
bangunan. Teori utama yang digunakan adalah Teori Hierarkial Daur Ulang dengan metode reuse sebagai
tingkatan tertinggi dalam prosesnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif-
deskriptif dengan memberikan contoh-contoh kasus yang terkait dengan reuse material bekas sebagai bahan
material pada bangunan. Pemanfaatan kembali material bekas sebagai bahan material merupakan satu langkah
yang layak dipilih dalam merancang dan mendirikan bangunan serta sebagai salah satu upaya untuk
menyelamatkan lingkungan akibat kerusakan limbah konstruksi.

Kata Kunci: pembangunan berkelanjutan, reuse, material bekas

ABSTRACT
This research based on building process that was producing construction waste and was contributing
an environmental degradation. On the other hand, salvage construction as a part of the construction waste can
be reused as sustainable construction, that concern on sustainable depends on carrying capacity of the
environment. The goal of this research is describing the method of reuse for buildings and identifying the
elements. This research used Theory of Hierarchical Recycling that explain about reuse method as the highest
level in the process. The method that is used in this research is descriptive-qualitative research methods to
provide examples of cases related to the reuse of waste materials as building materials. Reusing waste materials
is one of technique that can be applied in designing and building as well as an effort to save the environment as
a result of damage to construction waste.

Keywords: sustainable, reuse, waste materials

PENDAHULUAN yang dapat digunakan kembali pada konstruksi


bangunan lain. Oleh karena itu dalam penelitian
Proyek pembangunan menghasilkan limbah ini akan dibahas beberapa hal sebagai berikut:
konstruksi yang berpengaruh terhadap
kerusakan lingkungan. Sementara material 1. Konsep reuse material bekas yang
bekas sebagai bagian dari limbah konstruksi diterapkan pada bangunan,
dapat dimanfaatkan kembali (reuse) pada 2. Elemen material bekas yang dapat
bangunan sebagai gerakan sustainable diaplikasikan pada bangunan,
construction, yakni pembangunan yang 3. Studi komparasi diantara bangunan yang
memperhatikan daya dukung lingkungan. menerapkan reuse material sebagai bahan
Fenomena tersebut menarik untuk dibahas material pada bangunannya,
khususnya terkait dengan material bekas pakai 4. Potensi yang diperoleh dalam reuse
material bekas.

1
Tulisan ini merupakan bagian akhir dari tugas mata kuliah Studi Perencanaan Lingkungan Binaan II di Program Studi
Teknik Arsitektur Fakultas Teknik USU Medan dengan bimbingan Dr.Wahyu Utami, ST., MT.
2
Mahasiswi semester VIII Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik USU, Jl. Perpustakaan Gedung D Kampus USU
Padang Bulan, Medan. Email: diyansuci@gmail.com
PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS Dian Suci Wulandari Ningrum
SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN

Masalah yang akan diteliti yaitu: Bagaimana satu gerakan sustainable karena memanfaatkan
penerapan elemen-elemen material bekas dari kembali barang bekas merupakan upaya untuk
sudut pandang desain bangunan? meminimalisasi kerusakan lingkungan.

Teori utama yang digunakan adalah Teori Hierarkial Daur Ulang


Hierarkial Daur Ulang berdasarkan buku The Sustainable construction didefinisikan sebagai
Ecology of Building Materials (Berge, 2000) konstruksi yang memperhatikan aspek
yang mengklasifikasikan konsep daur ulang keberlanjutan, yaitu penggunaan sumberdaya
sesuai dengan manfaat yang diperoleh, yakni alam yang memperhatikan daya dukung
(1)Reuse, (2)Recycle, (3)Energy recovery. lingkungan untuk menghindari terjadinya
Adapun reuse merupakan tingkatan tertinggi penurunan kualitas lingkungan. Banyak faktor
dalam sistem daur ulang karena tidak yang menjadi penyebabnya, salah satunya
memerlukan energi untuk merubah bentuknya adalah tidak efisiennya proses konstruksi.
atau mengolahnya menjadi bahan layak pakai. Sebagai upaya dalam mengantisipasi pengaruh
aktivitas konstruksi terhadap lingkungan dapat
Penerapan material bekas dengan metode reuse diterapkan konsep daur ulang pada material
sebagai bahan material pada bangunan adalah bangunan.
salah satu langkah alternatif untuk
menyelamatkan alam akibat kerusakan limbah Menurut Berge dalam bukunya The Ecology of
konstruksi serta merupakan satu langkah efisien Building Materials (2000), ada tiga tingkatan
dibandingkan dengan metode daur ulang yang hierarkial daur ulang sesuai dengan manfaat
lainnya. yang diperoleh, yaitu:
1. Re-use
TINJAUAN PUSTAKA Re-use atau penggunaan kembali ialah
tingkatan tertinggi dalam daur ulang, yaitu
Definisi Material Bekas menggunakan kembali barang yang sudah
Menurut Ervianto (2012) material bekas dipakai namun masih memiliki sisa umur.
merupakan sisa material konstruksi dan sampah 2. Recycle
lain yang bersumber dari aktivitas konstruksi, Recycle memerlukan energi dan proses
pembongkaran, dan pembersihan lahan di awal untuk menjadikan material bekas pakai
pelaksanaan proyek. Sebagai upaya menjadi material yang layak pakai.
mengantisipasi pengaruh aktivitas konstruksi 3. Energy recovery
terhadap lingkungan dapat diterapkan prinsip Enery recovery merupakan jenjang terendah
daur ulang material bekas. Efek jangka pendek dalam daur ulang. Semua material yang
dari material bekas dapat menghemat biaya sudah tidak mungkin dipakai dibakar untuk
pembangunan, sementara efek jangka panjang memperoleh energi potensial yang masih
yakni dapat membantu program pelestarian terdapat dalam material melalui proses
lingkungan yang hemat energi. pembakarannya.

Menurut Mediastika (2013) dalam bukunya Inti dari tujuan daur ulang ialah untuk
yang berjudul Hemat Energi & Lestari memperpanjang usia guna suatu benda atau
Lingkungan Melalui Bangunan, penggunaan material. Semakin lama masa penggunaan
material bekas untuk konstruksi bangunan dan bahan bangunan atau kemungkinan untuk
pengolahan lahan dapat dibedakan menjadi dua, digunakan kembali, semakin kecil pula
yaitu: kemungkinan bahan bangunan tersebut
1. Material bekas bangunan atau sisa-sisa menimbulkan sampah dan puing yang
material bangunan untuk material bangunan. mencemari lingkungan.
2. Material bekas selain dari bangunan untuk
material bangunan. Konsep Reuse
Reuse memiliki banyak keunggulan
Beberapa pakar Sustainable Construction di dibandingkan dengan metode recycle (Smith,
Indonesia, seperti Ahmad Tardiyana, Adi 2004). Reuse tidak membutuhkan teknologi
Purnomo, dan Eko Prawoto menyatakan bahwa seperti yang dibutuhkan untuk melakukan
penggunaan material bekas merupakan salah proses recycle yang memerlukan teknik khusus.
PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS Dian Suci Wulandari Ningrum
SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN

Pelaksanaannya juga bisa dilakukan tidak nilai ekonomis, mengurangi energi yang
peduli jumlah material bekas yang didapat dibutuhkan dalam proses daur ulang, dan
sedikit atau banyak. Hal ini berbeda dengan meminimalkan kebutuhan cetakan dan
metode recycle yang seringkali harus sumberdarya alam terutama pengurangan
memenuhi kuota tertentu agar efisien terjadinya CO2. Menurut Chini, dkk (2012)
produksinya. Hal yang paling membedakan dalam Ervianto (2012) menggunakan material
ialah reuse tidak memerlukan pabrikasi seperti sampai habis umur pakainya menjadi prioritas
metode recycle yang melibatkan proses fisika utama bagi arsitek dan perencana dalam
dan kimia sehingga biaya yang diperlukan juga memillih jenis material yang akan digunakan.
relatif lebih kecil.
Pengolahan Material Reuse
Menurut Ervianto (2012) dalam bukunya yang Komponen utama dalam industri daur ulang
berjudul Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi ialah bahan baku yang berupa barang bekas.
Hijau, reuse adalah menggunakan kembali Apabila bahan baku tidak tersedia maka
berbagai material dengan cara: (1)Dekonstruksi, aktivitas produksi akan terhenti. Bahan baku
material digunakan kembali dalam bentuk yang dapat diperoleh melalui mekanisme yang
sama, (2)Limbah material yang tetap digunakan terbentuk secara alamiah di masyarakat mana
sama dengan fungsi sebelumnya.Menurut Saleh pemulung merupakan ujung tombaknya
(2009) dalam Ervianto dkk (2012) reuse dapat (Ervianto dkk, 2012).
dibedakan menjadi tiga, yakni: (a)building
reuse, (b)component reuse, (c)material reuse. Pengolahan bentuk material habis pakai dapat
dibagi menjadi dua kemungkinan, yakni:
Reuse sebuah bangunan (building reuse) dapat 1. Material akan diolah di tempat pengepul
terjadi manakala seluruh bangunan dapat untuk tahap penyeleksian dan perbaikan
diselamatkan tanpa proses penghancuran material (sesuai kriteria).
melainkan melalui proses relokasi dan renovasi. 2. Material akan diolah di lapangan dimana
Reuse sebuah bangunan harus berurusan dengan pengolahan material seperti yang dilakukan
perencanaan dan desain yang kompleks untuk pada material-material baru untuk
mendapatkan manfaat maksimal dari aspek diterapkan pada bangunan.
lingkungan dan ekonomi. Hal ini dapat
menghemat pemakaian sumberdaya alam Pengepul dapat dibedakan menjadi pengepul
termasuk didalamya bahan baku, energi, dan lokal, pengepul wilayah dan pengepul yang
air. Selain itu, reuse bangunan mampu mempunyai akses ke industri. Pengepul adalah
mencegah tirnbulnya polusi yang disebabkan pengumpul material bekas yang dihasilkan oleh
oleh pengambilan material, produksi, pemulung. Tingkatan tertinggi dari pengepul ini
transportasi dan mencegah timbulnya limbah apabila pengepul tersebut mempunyai akses
padat yang berakhir di tempat pembuangan. untuk memasok material bekasnya ke industri
yang membutuhkan. Pengepul pada tingkatan
Reuse komponen bangunan (component reuse) ini mempunyai pendapatan yang lebih besar
diutamakan untuk bagian interior non struktur, bila dibandingkan dengan pengepul-pengepul
seperti dinding interior, pintu, lantai, plafon yang memasoknya (Ervianto dkk, 2012).
yang akan digunakan untuk hal yang sama atau
untuk hal lain sampai habis umur pakai Berdasarkan wawancara yang dilakukan
komponen tersebut. Agar komponen dapat Ervianto (2012) terhadap beberapa pengepul,
digunakan kernbali perencana dan arsitek ikut untuk memperoleh pasokan material bekas,
berperan untuk menciptakan desain inovatif pengepul dapat memperoleh melalui beberapa
yang memungkinkan untuk dipasang dan cara sebagai berikut: (a) mendapatkan pasokan
dibongkar tmpa mengalami kerusakan agar dari pemulung, (b) lelang pembongkaran
dapat dipasang pada bangunan lain. bangunan, (c) membeli bongkaran bangunan.
Dari ketiga cara tersebut mempunyai aspek
Reuse material hasil dekonstruksi struktur positif dan negatif masing-masing.
bangunan dalam bangunan baru (material
reuse) sangat dianjurkan guna mempertahankan
PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS Dian Suci Wulandari Ningrum
SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN

Tabel 1. Komparasi Sistem Pasokan Material Bekas

Aspek Dipasok Lelang Beli


Dipertimbangkan Pemulung Bongkaran Bongkaran
Tidak Tidak
Legalitas perusahaan Diperlukan
diperlukan diperlukan
Relatif lebih
Harga material bekas Tidak tentu Tidak tentu
murah
Tergantung tersedianya Relatif
Kualitas material bekas Relatif lebih baik
material dari pemulung lebih baik
Kemudahan mendapatkan
Lebih mudah Relatif Relatif
material bekas
Relatif konstan untuk
Kontinuitas Tidak tentu Tidak tentu
material tertentu
Sumber: Ervianto dkk (2012)
terpakai lagi dapat dimanfaatkan kembali
METODE PENELITIAN menjadi sesuatu yang layak pakai. Desain yang
kreatif akan memberikan kesan unik pada
Metode penelitian yang digunakan adalah penerapan kembali material bekas sebagai
metode penelitian kualitatif-deskriptif. elemen dalam mendesain bangunan.
Penelitian dilakukan dengan cara
menghubungkan hasil temuan yang didapat Berikut adalah contoh bangunan yang
dari literatur berdasarkan studi kasus dengan menerapkan material bekas sebagai bahan
elemen material bekas dan metode reuse yang material pada bangunan, diantara lain: (1)
diterapkan pada bangunan. Rumah Heinz Frick, (2) Rumah Butet
Kertaradjasa, (3)Mason’s Bend Community
Metode pengumpulan data pada penelitian ini Center, (4) Yancey Chapel.
adalah literature-based method (metode
berbasis literatur). Data diperoleh dari studi Kasus rumah Dr.Heinz Frick memanfaatkan
literatur dan studi penelitian sejenis untuk material bekas menjadi solusi yang tepat untuk
dijadikan perbandingan dan acuan dalam memenuhi konsep desain yang ramah
penelitian. lingkungan sekaligus tetap terjangkau. Desain
rumah menggunakan tenaga lokal dan material
Adapun variabel yang diteliti adalah: lokal. Hal ini menunjukkan bahwa material
(1)material bekas dari bangunan, (2)material yang digunakan juga berkelanjutan yang sesuai
bekas selain dari bangunan, dan (3)metode dengan sub-aspek material bangunan yang
reuse sebagai konsep daur ulang, dan (4)jenis berkelanjutan.
pengolahan material daur ulang.
Aplikasi material bekas pada kasus kedua yaitu
PENERAPAN MATERIAL BEKAS rumah seniman Butet Kertaradjasa yang
PADA BANGUNAN didesain oleh Eko Prawoto. Elemen reuse
material bekas ternyata dapat dipadukan dalam
Penerapan material bekas dengan metode reuse sebuah desain yang menarik berlandaskan pada
sebagai bahan material pada bangunan kreativitas owner maupun arsitek.
merupakan salah satu langkah alternatif untuk
menyelamatkan alam akibat kerusakan limbah Mason’s Bend Community Center dan Yancey
konstruksi serta merupakan satu langkah Chapel adalah dua karya dari Rural Studio
efisien dibandingkan dengan metode daur yang menerapkan 95% material bekas dan
ulang yang lainnya. Selain itu, penerapan memanfaatkan potensi material lokal pada
material bekas dapat menambah nilai estetika bangunannya sehingga mengurangi beban
suatu bangunan melalui ide-ide kreatif dalam lingkungan akibat transportasi bahan dan biaya
mendesain, sehingga material yang tidak konstruksi pembangunan yang lebih terjangkau
PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS Dian Suci Wulandari Ningrum
SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN

Tabel 2. Studi Kasus Penerapan Reuse Material Bekas sebagai Bahan Material pada Bangunan

Sumber
No Studi Kasus Penelitian Reuse Material Bekas Gambar
Literatur
1. Rumah Dr.HeinzFrick Tanuwidjaja, Pecahan keramik dari
Gunawan dkk. UNIKA digunakan
(2012). Desain ulang secara kreatif
Rumah Heinz untuk finishing dinding
Frick yang dan lantai kamar mandi
Ramah tamu.
Lingkungan dan
Terjangkau. Papan-papan akustik
Surabaya: dari vermikulit
Jurnal Tesa (kepingan mika)
- Rumah karya Dr. Heinz Arsitektur,
Frick yang terletak di dipasang di dapur, teras
Vol.11, No.1. tempat makan, dan
Jalan Srinindito, pp. 44-63. ISSN
Simongan, Semarang ruang keluarga
1410-6094
menerapkan prinsip desain
ramah lingkungan Papan bekas peti kemas
sekaligus tetap terjangkau. yang digunakan untuk
langit-langit selasar
- Adapun pemilihan
material bangunan pada
rumah ini mengusung Tangga dengan reuse
konsep sustainable. tiang lstrik bekas
sebagai balok tangga,
- Desain rumah lempengan besi sebagai
menggunakan tenaga lokal anak tangganya.
dan material lokal seperti
material batako, batu
alam, kayu daur ulang,
atap genteng serta baja. Semua pegangan pintu
Selain itu, limbah daur rumah ini digunakan
ulang berupa ubin bekas, kembali dari rumah
limbah kertas, limbah yang lain dari Swiss.
kayu, dan besi beton juga
digunakan.

2 Rumah Butet Kertaradjasa Ariadina, Artha.


(2009). Bedah Kursi bekas dan tegel
Rumah Orang terakota bekas RS.
Beken – Tentara Magelang.
Rancangan Eko
Prawoto.
Jakarta:
Pemanfaatan kembali
Kanisius
lumpang tua sebagai
anak tangga, lubang
- Rumah Butet Kertaradjasa pada tangga sebagai
karya arsitek Eko Prawoto storage dan railing
mengusung konsep yang tangga dari kayu bekas
ramah lingkungan terbukti tangkai bajak.
PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS Dian Suci Wulandari Ningrum
SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN

pada penggunaan kembali


material lokal yang
berasal dari alam ataupun
Pemanfaatan kembali
material-material bekas
keramik bekas sebagai
yang masih layak pakai.
finisihing salah satu
lantai
- Daur ulang dengan
memanfaatkan kembali
(reuse) terlihat pada
penerapan material bekas
sebagai elemen Teras dengan panggung
bangunannya, seperti panggung kecil
tangga kayu yang unik, berlantai papan kayu
pintu bekas, lantai dengan yang berasal dari
tegel terakota bekas dan bantalan rel kereta api
pecahan keramik, serta di Semarang.
perabotan lain.
3. Mason’s Bend Dean, Andrea Kandungan material
Community Center Oppenheimer. utama pada dinding
(2002). Rural adalah tanah liat (30%)
Studio. New dan pasir (70%)
York: Princeton diperoleh langsung dari
Architectural tapak.
Press.

Lantai dengan material


- Bangunan ini merupakan
sisa konstruksi dari
suatu fasilitas sosial yang
bangunan yang tidak
berada pada suatu kota
terpakai.
kecil bernama Mason’s
Bend, Alabama, Amerika
Serikat.

- Community center ini Kolom dan struktur


dibangun berdasarkan sekunder pada
kebutuhan masyarakat bangunan ini terbuat
akan fasilitas serbaguna dari baja bekas yang
yang dapat digunakan tidak terpakai kemudian
untuk kegiatan-kegiatan di amplas dan di cat
pertemuan warga baik kembali.
secara formal maupun
informal dan kegiatan Material kayu yang
pelayanan keagamaan. diperoleh dari site
sebagai struktur utama
- Material yang digunakan atap dan perabot
pada bangunan merupakan (bangku)
95% material bekas
Dinding dan atap kaca
pada bangunan ini
berupa pemanfaatan
kembali 80 buah kaca
jendela mobil bekas
yang dibeli dari tempat
pembuangan di Chicago
PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS Dian Suci Wulandari Ningrum
SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN

4. Yancey Chapel Dean, Andrea Dinding terbuat dari


Oppenheimer. kurang lebih 1000 ban
(2002). Rural kendaraan bermotor
Studio. New bekas yang berasal dari
York: Princeton sebuah perusahaan ban
Architectural kemudian diisi tanah liat
Press
Lantai menggunakan
material batu alam yang
ditambang langsung di
suatu lembah yang
berada tidak jauh dari
tapak sehingga energi
yang dibutuhkan untuk
transportasi material
sangat kecil.
Struktur penopang atap
terbuat dari bahan kayu
bekas yang diperoleh
dari sebuah bangunan
yang sudah tidak
terpakai lagi. Kayu
bekas diolah secara
sederhana sehingga
dapat digunakan sebagai
kuda-kuda (struktur).

Perabotan seperti
mimbar dan tempat
penampungan air (untuk
upacara agama) terbuat
dari bahan baja bekas.

Sumber: Ningrum (2015)


KESIMPULAN
Penerapan Material Bekas dan Manfaatnya
Berdasarkan analisa pada rumah Dr.Heinz Melalui keempat studi kasus yang telah
Frick tampak sekali bahwa pemanfaatan dianalisa, reuse material bekas merupakan satu
material bekas menjadi solusi yang tepat untuk langkah yang layak dipilih dalam merancang
memenuhi konsep desain yang ramah dan mendirikan bangunan. Berdasarkan analisa
lingkungan sekaligus tetap terjangkau. Pada aplikasi material bekas dengan memanfaatkan
kasus rumah Butet Kertaradjasa elemen reuse kembali (reuse) pada empat studi kasus diatas
yang berbeda ternyata dapat dipadukan dalam memiliki karakteristik sebagai berikut, (1)
sebuah desain yang menarik berlandaskan pada tidak mengalami perubahan bentuk produk, (2)
kreativitas owner maupun arsitek. Adapun dua proses tidak membutuhkan teknologi, (3)
bangunan karya Rural Studio yang menjadi relatif tidak membutuhkan energi, (4) dapat
penelitian yaitu Mason’s Bend Community dilakukan dalam skala kecil ataupun besar,
Center dan Yancey Chapel menerapkan 95% namun tidak membutuhkan pabrikasi, (5)
material bekas dan memanfaatkan potensi membutuhkan modal yang sangat kecil, (6)
material lokal pada bangunannya sehingga proses tidak melibatkan proses fisika maupun
memberikan keuntungan secara ekologis, kimia. Adapun dengan kreativitas yang
yakni dengan mengurangi beban lingkungan dimiliki, daur ulang pada material bekas dapat
akibat transportasi bahan dan biaya konstruksi memberikan kesan unik dan menambah nilai
pembangunan yang lebih terjangkau. estetika pada bangunan.
PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS Dian Suci Wulandari Ningrum
SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN

Daftar Pustaka

Ariadina, A. (2009). Bedah Rumah Orang


Beken – Rancangan Eko Prawoto.
Jakarta: Kanisius
Berge, B. (2000). The Ecology of Building
Materials. Oxford: Architectural
Press.
Dean, A. O. (2002). Rural Studio. New York:
Princeton Architectural Press.
Ervianto, W. I., Soemardi, B. W., Abduh, M.
(2012), Kajian Reuse Material
Bangunan dalam Konsep Sustainable
Construction di Indonesia. Jurnal
Teknik Sipil, Vol. 12, No.1.
Ervianto, W. (2012). Selamatkan Bumi Melalui
Konstruksi Hijau. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Majalah Rumah Ide. (2007). Sustainable
Construction. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama.
Mediastika, C. (2013). Hemat Energi &
Lestari Lingkungan Melalui
Bangunan. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Smith, P. (2004). Eco-Refurbishment: A Guide
to Saving and Producing Energy in
Home. Amsetrdam: Architectural
Press.
Tangga Kayu Bernuansa Etnik Khas Butet,
2013,
(http://www.ideaonline.co.id/iDEA20
13/Interior/Ruang-Keluarga/Tangga-
Kayu-Bernuansa-Etnik-Khas-Butet)
diakses 30 April 2015.
Tanuwidjaja, G., Mulyono, L. L. A., Silvanus,
D. C. (2012). Desain Rumah Heinz
Frick yang Ramah Lingkungan dan
Terjangkau. Surabaya: Jurnal Tesa
Arsitektur, Vol.11, No.1. pp. 44-63.
ISSN 1410-6094.

Anda mungkin juga menyukai