Anda di halaman 1dari 23

A.

Green Architecture

Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah

arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan

material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha

untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia

dan lingkungan.

B. Prinsip-prinsip Green Architecture

1. Conserving Energy (Hemat Energi)

Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu

memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan

merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan

memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain

bangunan agar hemat energi, antara lain:

a. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan

pencahayaan dan menghemat energi listrik.

b. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi

thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat

Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat

miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur

dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari

yang maksimal.
c. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya

rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol

penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya

memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat

terang tertentu.

d. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat

mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan

masuk ke dalam ruangan.

e. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak

menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas

cahaya.

f. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas

dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui

lubang ventilasi.

g. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan

lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)

Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan

lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam,

iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian

bangunan, misalnya dengan cara:

a. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.

b. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk

mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.

c. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya

dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.

d. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan

ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai

kebutuhan.

3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)

Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya.

Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi,

bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan

cara sebagai berikut.

a. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang

mengikuti bentuk tapak yang ada.

b. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan

mendesain bangunan secara vertikal.


c. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak

lingkungan.

4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)

Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang

sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan

kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan

pengoperasiannya.

5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)

Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang

ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir

umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan

arsitektur lainnya.

6. Holistic

Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di

atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green

architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling

berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah

menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin

dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan

sesuai potensi yang ada di dalam site.

C. Sifat – Sifat Pada Bangunan Berkonsep Green Architecture

1. Sustainable (Berkelanjutan).
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan

berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu

dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa

merusak alam sekitar.

a. Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan

berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat

ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan

disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi

juga menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh karena itu

bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah

terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung

lainnya.

b. High performance building.

Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat

yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini

adalah “High performance building”. Mengapa pada bangunan green

architecture harus mempunyai sifat ini?. Salah satu fungsinya ialah

untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan

energi yang berasal dari alam ( Enrgy of nature ) dan dengan

dipadukan dengan teknologi tinggi ( High technology performance ).

Contohnya :
1) Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan

energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik

rumahan.

2) Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang,

penggunaan konstruksi – konstruksi maupun bentuk fisik dan

fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep green

architecture. bangunan perkantoran yang menggunakan bentuk

bangunan untuk menyatakan symbol green architecture.

2. Standar Green Secara Umum

a. Keberlakuan Standar Hijau

Dari sejumlah standar pengukuran yang di kembangkan

beberapa aspek / parameter dominanan yang di ukur untuk

menentukan tingkat hijau adalah pengolahan tapak,

material,limbah, dan kwalitas ruang dalam.

1) Pemilihan dan pengolahan tapak

Terkait dengan bagaimana memilih tapak yang aman

untuk mendirikan bangunan untuk mencegah kemungkinan

terjadinya bencana alam, perubahan fisik tapak seperti cut and

fill di harapkan dapat di minimalkan .

2) Energy

Bangunan di nilai baik jika dalam mewadahi aktifitas

manusia energy yang di komsumsi rendah, sementara


kenyamanan fisik manusia, seperti kenyamanan termal, visual

dan spasial tetap dapat di penuhi.

Disisi lain, sumber energy yang terbarukan seperti

bahan bakar nabati,panas dan sinar matahari, sumber energy

air , angin dan lainnya dapat di manfaatkan secara maksimal

sumber energy terbarukan di perkirakan mengemisi karbon di

oksida dalam jumlah yang relative rendah di banding emisi

karbon dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi.

3) Material

Arsitektur hijau menuntut penggunaan material yang

tidak mengontaminasi lingkungan dan membahayakan

manusia. Material terbarukan seperti kayu, bamboo, dahan,

daun, dan lainnya merupakan salahsatu material yang re-use

dan re-cycle . material dari tumbuhan merupakan tumbuhan

yang dalam pembentukannya menyerap CO2 dari udara. Hal

ini berbeda dengan material non -organic, yang dalam proses

pembentukannya justru mengemisi CO2 ke udara karena

memerlukan bahan bakar. Meskipun demikian , sejumlah

material non-organik yang dalam proses pembuatannya tidak

konsuntif energy dan tidak mencerminkan lingkungan , tetap di

rekomendasikan dalam konsep arsitektur hijau.

4) Air
Komsumsi air dalam suatu waktu per individu

merupakan suatu parameter yang dominan yang di ukur

dalam konsep arsitekture hijau. Bangunan yang rendah dalam

komsumsi airnya akan mendapat nilai baik atau tinggi dalam

konsep arsitektur hijau.

5) Filosopi

Filosopi utama dalam aspek ini adalah bagaimana agar

limbah bangunan seminimal mungkin mencemari lingkungan.

Dalam konsep arsitektur hijau, semakin rendah kemampuan

lahan mempurifikasi limbah karena besarnya limbah yang di

buang atau karena terbatasnya lahan yang memfuripikasi

limbah, maka semakin tinggi nilai atau tingkatan hijau

bangunan tersebut.

6) Kualitas ruang dalam

Bagaimana pengguna bangunan dapat merasakan

nyaman ,dari semua aspek kenyamanan fisik, yakni

kenyamanan special (ruang), kenyamanan termal ( suhu),

kenyamanan visual (penglihatan /cahaya), kenyamanan

auditorial ( pendengaran/ suara), kenyamanan olfaktual

(penciuman/ bau). Demikian jika pengguna bangunan dapat

merasakan ruang dengan dimensi yang mencukupi untuk

menyelenggarakan aktifitas di sertai dengan kenyamanan


fisik sebuah bangunan maka tingkat hijau bangunan di nilai

tinggi.

3. Pengukuran Dan Standar Penilaian Arsitektur Hijau

a. IGEM (Indonesia Green Environmental Measurement)

Dalam standar ini, tingkat hijau yang di berikan kepada bangunan

di bagi menjadi 4 kategori , yaitu sangat aman ( Very safe), aman

(safe) , cukup aman (fairly safe ), dan tidak ama( unsafe). Terdapat 9

parameter yang di gunakan untuk mengukur tingkat hijau bangunan

atau lingkungan , meliputi:

1) Pemilihan dan pengolahan tapak

2) Penggunaan energy (listrik dan gas)

3) Penggunaan energy yang terbarukan (kayu, biomas, biogas dan

sebagainya.)

4) Penggunaan air bersih

5) Penggunaan material

6) Kenyamanan fisik dan kualitas udara di dalam bangunan

7) Penerapan konsep bangunan hemat energy

8) Rancangan ruang luar

9) Pengolahan limbah

D. Tinjauan Umum Perancangan

1. Prinsip desain

2. Ruang

a) Ruang publik
b) Ruang indifidu

c) Ruang sirkulasi

d) Ruang service

3. Bentuk

a) Wujud

b) Dimensi

c) Warna

d) Tekstur

e) Posisi

f) Orientasi

g) Inersia visual

4. Penghawan

5. Pencahayaan
Pengertian Dan Fungsi Perpustakaan Menurut Ahli.

Pengertian Dan Fungsi Perpustakaan Menurut Ahli.

Dunia Perpustakaan | Sebelum mendefisinikan perpustakaan sekolah, terlebih

dahulu kita ketahui tentang pengertian perpustakaan itu sendiri, karena kata

sekolah pada perpustakaan sekolah merupakan kata yang menerangkan kata

perpustakaan.

Perpustakaan merupakan unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang

mengelola bahan-bahan pustaka. Baik berupa buku maupun non buku yang diatur

secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai

sumber informasi (Suhendar, 2005:3).

Sesuai dengan namanya, perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah, dikelola

oleh sekolah dan berfungsi untuk sarana belajar-mengajar, penelitian sederhana,

menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan sekaligus tempat

berekreasi yang sehat disela-sela kegiatan rutin belajar.

Kondisi suatu bangsa merupakan refleksi dari tingkat kebudayaan serta tingkat

peradapan yang telah dicapainya, dimana perpustakaan berkewajiban

mengenalkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan ketrampilan pada masyarakat

serta menanamkan sikap untuk terus menerus belajar secara berkelanjutan

sepanjang hayat.

Dengan demikian perpustakaan dan pustakawan dapat berperan aktif sebagai

sarana untuk membantu mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga dapat berperan


meningkatkan partisipasi dan produktivitas pembangunan (Supriyanto) dalam

(Kosan, 2006:3).

Menurut Trimo dalam Sinaga (2005:220)

“Perpustakaan adalah sekumpulan bahan pustaka, baik yang tercetak maupun

rekaman yang lainnya, pada suatu tempat tertentu yang telah diatur sedemikian

rupa untuk mempermudah pemustaka mencari informasi yang diperlukannya dan

yang tujuannya utamanya adalah untuk melayani kebutuhan informasi masyarakat

yang dilayaninnya dan bukan untuk diperdagangkan”.

Menurut Mudyana dan Royani dalam Sinaga (2005:16)

“Perpustakaan sekolah adalah sarana penunjang pendidikan di satu pihak sebagai

pelestari ilmu pengetahuan, dan di lain pihak sebagai sumber bahan pendidikan

yang akan diwariskan kepada generasi yang lebih muda. Secara nyata

perpustakaan sekolah merupakan sarana untuk proses belajar dan mengajar bagi

guru maupun bagi murid”.

Menurut Rohanda dalam makalah fungsi dan peranan perpustakaan (2010)

“Perpustakaan sekolah merupakan unit kerja dan sebagai perangkat mutlak

(complement) dari sekolah yang bersangkutan. Dengan tujuan menyediakan

koleksi pustakan untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

Dikatakan juga bahawa perpustakaan tersebut sebagai “jantungnya” pelaksanaan

pendidikan pada lembaga itu”.


Menurut Deputi II Perpusnas RI dalam Seminar Ilmiah Perpustakaan

Sekolah (2010)

“Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sumber penting dalam upaya

mendukung proses peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Melalui

perpustakaan banyak informasi yang dapat digali dan dimanfaatkan untuk

kepentingan pendidikan. Perpustakaan diharapkan dapat memainkan fungsinya

sebagai wahana pendidikan, penelitian pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk

meningkatkan kecerdasan bangsa.

Perpustakaan merupakan hal yang vital di sekolah karena perpustakaan

menunjang sarana belajar-mengajar siswa. Siswa yang tidak memiliki buku yang

lengkap dapat meminjam di perpustakaan.

Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan subsistem program pendidikan sehingga

berpengaruh terhadap program pendidikan secara keseluruhan. Sehingga dengan

demikian perpustakaan sekolah dijadikan komponen yang tidak terpisahkan dari

keseluruahn komponon pendidikan.

Perpustakaan sekolah harus berfungsi sebagai sarana yang turut menentukan

proses belajar-mengajar yang baik dan mampu memberikan warna dalam proses

interaktif edukatif yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan misi dan visi yang

diemban perpustakaan sekolah. Fungsi perpustakaan sekolah juga dikemukakan

oleh Manil Silva dalam (Sinaga 2007:25)


“The main Function of public library, school and other libraries is to provide

reading facilities for education, recreation, and research”

Fungsi perpustakaan sekolah lebih ditekankan kepada fungsi edukatif dan fungsi

rekreatif. Hal ini berdasarkan bahwa pemakai perpustakaan sekolah murid-nurid

TK sampai siswa sekolah menengah. Pada usia tersebut mereka diarahkan untuk

bisa belajar sambil bermain atau learning by playing bagi muridmurid TK sampai

Sekolah Dasar. Sedangkan untuk sekolah tingkat menengah atas sudah bisa

melaksanakan campuran learning by doing dengan problem solving.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan fungsi lain dari perpustakaan sekolah menurut

(Sinaga, 2007:25-27) :

#1. Pusat Pendidikan

Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai “guru” atau sebagai pusat sumber belajar

yang menyajikan berbagai kebutuhan para siswa dan pemustaka. Di perpustakaan

sekolah harus tersedia berbagai bahan pelajaran yang dituntut keberadaanya oleh

kurikulum, sehingga perpustakaan sekolah menyediakan koleksi baik buku-buku

paket dari Departemen Pendidikan Nasional.

Alat-alat peraga dan sarana-sarana lain yang diharapkan dapat menunjang

efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Dengan demikian perpustakaan

sekolah membantu dalam mengembangkan daya pikir para siswa secara rasional

dan kritis serta mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan siswa akan sumber-

sumber bahan belajar.


#2. Pusat Rekreasi

Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai sarana yang menyediakan pustaka yang

mengandung unsur hiburan yang sehat dan bermanfaat. Siswa dapat mengisi

waktu senggang sekaligus bisa melakukan rekreasi dengan membaca bahan-bahan

pustaka yang diminatinya. Dengan tersedianya bahan bacaan yang bersifat

rekreasi tersebut, diharapkan akan timbul ide-ide baru yang sangat bermanfaat

bagi pengembangan daya kreasi pemustaka.

#3. Pusat Penelitian

Koleksi perpustakaan dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan

penelitian sederhana. Segala jenis informasi tentang pendidikan tingkat sekolah

yang bersangkutan sebaiknya disimpan di perpustakaan, sehingga jika ada peneliti

yang ingin mengetahui tentang informasi tertentu tinggal membaca di

perpustakaan.

#4. Pusat informatif

Fungsi ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan

yang bersifat memberitahu akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan

para guru dan siswa. Melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang

disediakan oleh perpustakaan sekolah sehingga para guru dan siswa akan banyak

tahu tentang segala hal yang terjadi di dunia.


Sedangkan menurut Syihabuddin Qulyubi dalam buku dasar-dasar ilmu

perpustakaan dan informasi mengatakan bahwa fungsi perpustakaan yaitu :

1. Sebagai sumber kegiatan belajar-mengajar, perpustakaan sekolah berfugsi

membantu program pendidikan dan pengajaran sesuaiyang terdapat

dealam kurikulum. Mengembangkan kemampuan anak dalam

menggunakan sumber informasi, bagi guru merupakantempat untuk

membantu guru dalam mengajar dan tempat untuk memperkaya

pengetahuan.

2. Membantu peserta didik memperjelas dan memperluaspengetahuan pada

setiap bidang studi. Keberadaan dan tujuanperpustakaan sekolah dapat

dijadikan sebagai laba ringan yang sesuai dengan tujuan yang terdapat

didalam kurikulum.

3. Mengembangkan minat dan budaya membaca sehingga menjadikebiasaan

mandiri.

4. Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat, dan kebenaran.

5. Perpustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat

melalui buku-buku bacaan yang sesuai dengan umur tingkat kecerdasan

anak.

6. Perpustkaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi peserta didik.

7. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan, kemahiran

anak dalam mencari informasi di perpustakaan akan menolong untuk

belajar mandiri dan memperlancar dalammengingat pelajaran di sekolah.


Manfaat Perpustakaan Sekolah

Kegiatan pendidikan sekarang tidak bertumpu pada guru lagi sebagai salah satu

sumber , melainkan dapat dilakukan dalam berbagai sumber misalnya

perpustakaan sekolah. Para siswa dapat memanfaatkan sarana perpustakaan untuk

digunakan sebagai sarana referensi belajar. Di dalam perpustakaan terdapat

berbagai ilmu yang dapat dimanfaatkan oleh setiap siswa. Menurut Bafadal

(2008)

Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila koleksi yang ada,

dimanfaatkann secara optimal dan benar-benar memperlancar penerapan tujuan

proses belajar-mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa

tingginya pretasi belajar tapi siswa dapat mencari, menemukan, menyaring dan

menilai informasi.

Manfaat dari perpustakaan sekolah menurut Bafadal (2008):

1. Perpustakaan sekolah menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca.

2. Perpustakaan sekolah memperkaya pengalaman belajar siswa.

3. Perpustakaan menanamkan kebiasaan belajar mendiri yang akhirnya siswa

mampu belajar mandiri.

4. Perpustakaan sekolah mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

5. Perpustakaan sekolah membantu perkembangan kecakapan berbahasa.

6. Perpustakaan sekolah melatih murid kearah tanggung jawab.

7. Perpustakaan sekolah memperlancar murid dalam tugas sekolah.


8. Perpustakaan sekolah membnatu guru-guru menemukan sumber-sumber

pengajaran.

9. Perpustakaan sekolah membantu siswa, guru dan anggota staff sekolah

dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi.


Pengertian Perpustakaan

Perpustakaan adalah mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung / bangunan

atau gedung tersendiri yang berisi bukubuku koleksi, yang diatur dan disusun

demikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-

waktu diperlukan oleh pembaca (Sutarno NS, 2006:11).

Perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku

dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai (Lasa,

2007:12).

Secara lebih konkrit perpustakaan dapat dirumuskan sebagai suatu unit kerja dari

sebuah lembaga pendidikan yang berupa tempat penyimpanan koleksi buku-buku

pustaka untuk menunjang proses pendidikan. Dari beberapa pengertian diatas,

dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah tempat untuk mengembangkan

informasi dan pengetahuan yang dikelola oleh suatu lembaga pendidikan,

sekaligus sebagai sarana edukatif untuk membantu memperlancar cakrawala

pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

Sejalan dengan perkembangan zaman, pengertian perpustakaan baeubah secara

berangsur-angsur. Pada mulanya setiap ada kumpulan buku-buku koleksi yang

dikelola secara rapi dan teratur disebut perpustakaan, tetapi karena adanya

perkembangan teknologi modern dalam usaha pelestarian dan pengembangan


informasi, maka koleksi perpustakaan tidak hanya terbatas buku-buku saja tetapi

juga beraneka ragam jenisnya.

Jenis-jenis Perpustakaan

Menurut Sutarno NS (2006:37) jenis-jenis perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan Nasional RI

Merupakan Perpustakaan Nasioal yang berkedudukan di Ibu Kota Negara

Indonesia yang mempunyai jangkauan dan ruang lingkup secara Nasional dan

merupakan salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang

bertanggung jawab kepada Presiden.

2. Badan Perpustakaan Daerah

Badan perpustakaan daerah atau lembaga lain yang sejenis adalah yang

berkedudukan di tiap provinsi di Indonesia yang mengelola perpustakaan.

3. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas

Masyarakat, maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga

pendidikan bagi masyarakat umum.

4. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan yang berada di Perguruan Tinggi, baik berbentuk Universitas,

Akademi, Sekolah Tinggi, ataupun Institut. Keberadaan, tugas dan fungsi

perpustakaan tersebut adalah dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan

Tinggi, meliputi pendidikan, penelitian / riset dan pengabdian kepada masyarakat.


5. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah berada di sekolah, dikelola sekolah, dan berfungsi untuk

sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan

bacaan, dan tempat rekreasi.

6. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus berada pada lembaga-lembaga pemerintahan dan swasta.

Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan

yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung dengan instansi induknya.

7. Perpustakaan Lembaga Keagamaan

Merupakan perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh lembaga-lembaga

keagamaan, misalnya perpustakaan, masjid, gereja.

8. Perpustakaan Internasional

Perpustakaan Internasional Merupakan perpustakaan internasional yang memiliki

koleksi yang menyangkut negara-negara anggota atau negara-negara yang

berafiliasi kepada lembaga dunia tersebut. Perpustakaan ini dikelola dan

diselenggarakan lembaga internasional.

9. Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara-negara Asing

Merupakan perpustakaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh lembaga /

kantor perwakilan Negara masing-masing. Contohnya perpustakaan lembaga

kebudayaan amerika dan pusat kebudayaan jepang


10. Perpustakaan Pribadi / Keluarga

Merupakan perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau orang-

orang tertentu bersama anggota keluarganya.

11. Perpustakaan Digital

Perpustakaan digital bukan merupakan salah satu jenis perpustakaan yang berdiri

sendiri, tetapi merupakan pengembangan dalam system pengelolaan dan layanan

perpustakaan.

Tujuan Perpustakaan

Menurut Sutarno NS (2006:34),”Tujuan Perpustakaan adalah untuk menyediakan

fasilitas dan sumber informasi dan menjadi pusat pembelajaran”. Sedangkan

menurut Lasa (2007:14):

1. Menumbuhkembangkan minat baca dan tulis. Para siswa dan guru dapat

memanfaatkan waktu untuk mendapat informasi di perpustakaan.

Kebisaan ini mampu menumbuhkan minat baca mereka yang pada

akhirnya dapat menimbulkan minat tulis

2. Mengenalkan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi

harus terus diikuti pelajar dan pengajar. Untuk itu perlu proses pengenalan

dan penerapan teknologi informasi dari perpustakaan

3. Membiasakan akses informasi secara mandiri. Pelajar perlu didorong dan

diarahkan untuk memiliki rasa percaya diri dan mandiri untuk mengakses
informasi. Hanya orang yang percaya diri dan mandirilah yang mampu

mencapai kemajuan

4. Memupuk bakat dan minat. Bacaan, tayangan gambar, dan musik di

perpustakaan mampu menumbuhkan bakat dan minat seseorang. Fakta dan

sejarah membuktikan bahwa keberhasilan seseorang itu tidak ditentukan

oleh NEM yang tinggi melainkan melalui pengembangan bakat dan minat.

Anda mungkin juga menyukai