Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI BETON MUTAKHIR

GREEN BUILDING

DISUSUN OLEH:

Muhamad Agung Nurcahyo (1211900015)

DOSEN PENGAJAR:

Dr. Sc. Ing. Ir. Riana Herlina L., M.T., IPM

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2023
A. PENGERTIAN GREEN BUILDING
Green Building ( Bangunan Hijau ) adalah bangunan yang didesain khusus dengan
tema yang ramah lingkungan, hemat energi, layout sederhana tapi tidak membosankan,
kualitasnya bermutu dan material yang ramah lingkungan. Pelaksanaan green building ini
salah satu upaya mencegah pemanasan global yang menyebabkan bumi semakin panas.
Green building lebih dimaksudkan pada bentuk fisik bangunan yang berwawasan lingkungan.
Upaya untuk menghasilkan bangunan dengan menggunakan proses-proses yang ramah
lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien selama daur hidup bangunan sejak
perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan, renovasi bahkan hingga
pembongkaran.
Di Negara-negara yang telah menerapkan Green Building ada 6 kriteria yang diukur,
yakni :
 Pengolahan lahan sekitar,
 Penggunaan air,
 Penggunaan energi, material dan dari mana sumber material itu,
 Kualitas di dalam ruangan, dan inovasi.
Masing-masing kriteria ini dibagi-bagi lagi menjadi beberapa poin. Tiap poinnya diberi nilai
yang berbeda. Jika satu gedung mampu mengumpulkan nilai sejumlah tertentu, barulah ia
bisa diberikan sertifikat green building.
Dalam Wikipedia, green building dapat disebut juga green construction atau
sustainable building. mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung
jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien sepanjang siklus hidup bangunan:
dari tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan pembongkaran. Di
bidang arsitektur dan teknik sipil, konstruksi (construction) adalah suatu proses yang terdiri
dari membangun atau perakitan infrastruktur.
Green building dapat dicirikan sebagai bangunan yang :

 Menggunakan energi yang seminimal mungkin.


 Memanfaatkan ruang alam
 Menggunakan energi yang dapat diperbaharui
 Menggunakan bahan yang bersifat ramah lingkungan
 Menggunakan bahan atau material yang bersifat reuse, reduce, dan recycle.
 Sistem gedung yang menghasilkan limbah yang dalam batas toleransi berdasarkan
aspek lingkungan hidup.
Bangunan hijau didesain untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun pada
kesehatan manusia dan alam, melalui :
 Efesiensi dalam penggunaan energi, air dan sumber daya lain
 Perlindungan kesehatan penghuni dan meningkatkan produktifitas pekerja
 Mereduksi limbah / buangan padat, cair dan gas
 Mengurangi polusi / pencemaran padat, cair dan gas serta mereduksi kerusakan
lingkungan
Manfaat yang diperoleh dari green building :
A. Manfaat lingkungan
 Meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem
 Memperbaiki kualitas udara
 Memperbaiki kualitas air
 Mereduksi limbah
 Konservasi sumber daya alam
B. Manfaat Ekonomi
 Mereduksi biaya operasional
 Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijau
 Meningkatkan produktivitas penghuni
 Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi
C. Manfaat Sosial
 Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni
 Meningkatkan kualitas estetika
 Mereduksi masalah dengan infrastruktur local
 Meningkatkan kualitas hidup keseluruhan

B. MATERIAL YANG DIGUNAKAN GREEN BUILDING


Penggunaan material bangunan yang sesuai dengan penerapan bangunan hijau (green
building) memiliki peranan untuk menekan pemanasan global. Infrastruktur bangunan dengan
kesesuaian bahan material menjadi elemen penting dalam membentuk konsep green building.
Setiap rancangan infrastruktur dengan bahan materialnya memiliki pengaruh terhadap
koefisien lingkungan.Penggunaan bahan material yang sesuai akan menciptakan bangunan
yang efisien dalam memanfaatkan sumber energi,seperti air,cahaya,dan listrik. Perkembangan
desain struktur rumah dan gedung yang cepat juga turut memengaruhi perkembangan
penggunaan bahan material.

Gambar 1. Konsep Green Building

Lima kriteria yang mesti dicermati di sebuah green building, berlaku untuk semua
jenis bangunan :
1. Sustainable site.
Di sini, pengadaan lahan untuk sebuah kompleks hunian tak boleh menciderai
lingkungan. Lokasi tersebut tak boleh meraibkan sebuah sawah ataupun ladang yang menjadi
tempat parkir air. Bagaimanapun, lokasi tersebut sebaiknya sudah punya jalan akses dan
sarana transportasi memadai. Itu agar ekologi tak terciderai proses pembuatan jalan. Lantas,
proses pembukaan lahan tersebut perlu diperhatikan. Kalau dengan cara membabat habis
lahan lantas menanam pohon baru, berarti kriteria pertama ini kurang diperhatikan. Efisiensi
lahan juga perlu diperhatikan. Rumah berpenghuni empat orang sudah tentu tak perlu seluas
1.000 m2.
2. Water efficient.
Lebih baik sebuah rumah didesain hemat energi sedari awal. Contoh: menggunakan
air hujan ataupun air hujan yang diolah kembali, serta menggunakan kloset irit air.
3. Indoor environmental quality.
Sebuah hunian lebih baik tak menggunakan bahan-bahan bangunan yang
menimbulkan polusi, antara lain cat yang menimbulkan polusi udara atau karpet yang proses
pembuatannya menggunakan gas beracun.
4. Energy and atmosphere.
Di sini, sebuah hunian mesti dirancang hemat energi, antara lain dirancang agar tak
banyak menggunakan pendingin udara. Terkait itu, di iklim subtropis seperti Indonesia,
ventilasi yang lebar-banyak bisa dimanfaatkan untuk menurunkan suhu ruangan
5. Material resource.
Satu ciri green building adalah menggunakan material bangunan ramah lingkungan.
Itu antara lain sedapat mungkin mengurangi bahan impor. Sebab, bahan impor otomatis
melahap banyak energi dalam pengiriman. Pun, satu hunian lebih baik tak menggunakan
material yang perlu waktu lama untuk dibarui seperti kayu jati; sedapat mungkin, material
daur ulang digunakan.
Konsep reduce-reuse-recycle adalah cara efektif dalam mengaplikasikan gaya hidup
ramah lingkungan. Dengan menerapkan ketiganya secara konsisten di seluruh elemen
bangunan, terciptalah produk arsitektur hijau yang diidamkan.
· Reduce
Reduce berarti mengurangi penggunaan bahan-bahan yang memiliki dampak terhadap
lingkungan. Salah satunya kayu, yang semakin menipis persediaannya akibat penebangan
liar. Untuk itu desain rumah ini dibuat dengjan material yang mudah didapat dan diperbarui.
Reduce juga berarti hemat energi. Desain rumah ini memiliki banyak bukaan untuk
memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami agar tidak perlu menggunakan lampu dan
pendingin udara pada siang hari.
· Reuse
Arsitek memanfaatkan kembali material kontainer sebagai dinding. Penggunaan kontainer
dianggap lebih efisien, efektif secara ruang, dan lebih ringan. Ruangan-ruangannya dapat
didesain fleksibel. Pengguna ruang juga dapat menggeser dinding kontainer untuk
mendapatkan atau menambah fungsi ruang baru tanpa mengurangi sirkulasi udara dan
pencahayaan langsung ke ruangan.
· Recycle
Rumah ini menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang, seperti semen, batu bata,
aluminium, kaca, dan keramik. Hal ini dilakukan sebagai bentuk optimalisasi terhadap
penggunaan bahan baku alternatif dan mengurangi pemakaian sumber daya alam yang sulit
diperbarui.
· Renewable sources
Dimana segalanya diperoleh dari alam, yang telah dikelola dan dipanen secara
berkelanjutan atau diperoleh secara local untuk mengurangi biaya transportasi, serta
diselamatkan dari bahan reklamasi di lokasi terdekat.
Gambar 2. Contoh desain green building
C. PELAKSANAAN GREEN BUILDING
Suatu keterpaduan dari perencanaan atau desain, penggunaan bahan ( alam atau
buatan ), sistim bangunan, sistim utilitas dan metode konstruksi yang inovatif mewujudkan
terjadinya green building, seperti skematik gambar dibawah ini :

Gambar 2. Diagram keterkaitan antar elemen bangunan,komponen bangunan dan sistem


konstruksi yang inovatif menjadi green building
 Elemen yang dimaksud seperti fasade, lantai, dinding, cladding;
 Komponen yang dimaksud berupa bahan bangunan, mesin, peralatan dan utilitas
 Sistim yang dimaksud adalah metode konstruksi inovatif dan hasilnya adalah green
building.
D. INTEGRASI BAHAN DAN METODE TEKNOLOGI
Bahan semen sebagai komponen utama pembanguan dimana pabrik semen ternyata
merupakan penyumbang gas CO2 yang cukup besar, sekitar 930 juta ton/tahun , menempati
urutan kedua setelah pembangkit tenaga lintrik atau dengan kata lain berkontribusi sekitar 7%
dari total emisi gas CO2 yang berkisar 13.470 juta ton/tahun ( berdasarkan data dari Inter-
Governmental Panel on climate Change/IPCC), dengan inovatif antara bahan dan teknologi
dapat membuat beton yang ramah lingkungan, yaitu dengan mengurangi kadar semen yang
otomatis mengurangi gas CO2, permasalahannya adalah pengurangan porsi semen harus
digantikan dengan material cementitious sebagai aditif yang berkualitas dengan kadar yang
sesuai, sehingga tetap diperoleh beton berkinerja tinggi, aditif tersebut adalah abu terbang,
silica fume yang diolah pada silo semen dengan teknologi beton modern dapat memperoleh
penghematan energy 21,1% ( IPCC ).
Bahan Hebel dan b-panel sebagai komponen utama dinding bangunan. Hebel yaitu
bahan bangunan sebagai komponen bangunan berupa blok dinding yang mempunyai
keunggulan dari segi kekuatan dan efisiensi waktu pada pelaksanaan pemasangan dinding,
dengan material kapur, semen, pasir silica dan air melalui teknologi penggilingan dan
pemintalan dan pencampuran di cetak dan dipotong sesuai dengan ukuran yang efisien pada
dimensi dinding, sehingga mengurang waste factor pemakaian bahan, sehingga dapat
dikategorikan bahan hemat sampah konstruksi
B-panel adalah panel beton pracetak-prategang, merupakan sistem bahan bangunan
hemat energi dan ramah lingkungan yang inovatif, karena terpadu dari panel komposit beton
reinforced – expanded polystyrene ( EPS ) yang memiliki karakteristik insulasi thermal dan
akustik serta ketahanan terhadap gempa, disebut komponen bangunan ramah lingkungan
karena 100% recyclable dapat didaur-ulang, jangka pemakaian lama ( selama umur bangunan
), tidak beracun dan tidak membusuk.
Atap genteng dan atap beton sebagai komponen penutup atap bangunan, penutup atap
bahan tanah liat genteng dengan teknologi pembakaran yang modern (tunnel) dapat
menciptakan genteng keramik yang beraneka warna dan kuat menahan terik panas matahari
dan juga terhadap curah hujan, sebaiknya menggunakan warna terang agar sinar matahari
dapat dipantulkan dan tidak menyerap kedalam ruangan.
Atap beton dapat direduksi panasnya dengan roof garden yaitu membuat penghijauan
atap dengan Prefabricated Extensive Green Roof Tray System ( PEG ), yaitu bahan ramah
lingkungan dan dibuat pra-fabrikasi,sistem modul,implementasi praktis dan reduksi panas,
terbukti dapat mengurangi panas pada permukaan atap bangunan sebesar delapan ( 8 ) derajat
celcius menjadi lebih sejuk ( paten system milik United Premas Limited ). Penghijauan atap
juga memberikan nilai estetika, memperbaiki kualitas udara karena menyerap CO2 dan
mengeluarkan O2, menyejukan udara karena mengurangi suhu permukaan atap melalui
bayangan dan evapotranspiration saat tanaman bernafas, karena pepohonan dapat
memberikan kontribusi oksigen, demikian pula rerumputan dapat membantu menghilangkan
partikel udara panas.

Gambar 4. Pengunaan atap warna terang

Gambar 5. Pemanfaatan road garden dengan pohon dan landscape

Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan
komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan. Perancangan bangunan harus menyertakan
fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan
arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan lain-lain.
Penerangan bangunan harus mempelajari masalah pencahayaan sehingga bangunan
dapat berfungsi seperti yang diharapkan. Selain itu, perancang bangunan harus juga
memperhatikan manfaat penerangan atau pencahayaan alam selama masih dapat
dimanfaatkan. Pemanfaatan cahaya matahari selain memberikan panas (radiasi) juga
memberikan cahaya yang bermanfaat sekali bagi semua kehidupan di darat dan air, maka
cahaya matahari sangat diperlukan khususnya dalam pencahayaan bangunan, tujuan
pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerang alami dalam bangunan adalah sebagai
berikut:
a. Menghemat energi dan biaya operasional bangunan,
b. Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung ultraviolet yang
memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang,
c. Mempergunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai sumber
penerangan langsung maupun tidak langsung.
Pemanfaatan cahaya matahari ke dalam ruang dapat dilakukan dengan berbagai cara,
dilihat dari arah jauhnya sinar matahari dan komponen / bidang-bidang yang membantu
memasukan dan memantulkan cahaya matahari. Surut jauhnya sinar matahari ini berbeda -
beda pada setiap daerah. Pada umumnya, cahaya matahari yang jauh ke permukaan tanah /
bangunan dapat dinyatakan sebagai berikut:
a. Cahaya matahari langsung jatuh pada bidang kerja.
b. Refleksi pantulan cahaya matahari dari benda yang berada di luar rumah dan masuk
melalui jendela.
c. Refleksi / pantulan cahaya matahari dari halaman ,yang untuk kedua kalinya di
pantulkan kembali oleh langit-langit dan dinding kearah bidang kerja.
d. Cahaya yang jatuh dilantai dan dipantulkan lagi oieh langi-langit besarnya refleksi
cahaya matahari ini sangat dipengaruhi oleh bahan pemantulan dan warna.

Anda mungkin juga menyukai