Anda di halaman 1dari 5

BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Bangunan Ramah Lingkungan
yang dibina oleh Ir. Dian Ariestadi, M.T.

Oleh
Maura Sheila Azizah
170521626097

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JANUARI 2020
BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

Pada saat ini banyak sekali bangunan gedung atau bangunan lainnya memakai prinsip
sebagai bangunan ramah lingkungan. Maraknya bangunan ramah lingkungan membuat orang
berlomba-lomba dalam pembangunannaya. Hal ini dikarenakan bangunan ramah lingkungan
merupakan solusi bagi dunia agar dapat mencegah kerusakan lingkungan disekitar. Ramah
lingkungan sendiri memiliki arti dan tujuan tidak merusak ekosistem dan lingkungan sekitar.
Tetapi, ramah lingkungan tidak hanya bersifat meminimalisir kerusakan yang ada pada
ekosisitem dan lingkungan tetapi ramah lingkungan juga bersifat mencegah terjadinnya
pencemaran yag terjadi di masa depan.

Pembangunan adalah sebuah kebutuhan yang sangat penting dan utama bagi setiap
Negara. Maka setiap harinya aka nada inovasi- inovasi baru yang muuncul untuk pencapaian
pembangunan. Tetap hal ini dapat mengganggu kerusakan lingkungan akibat pembangunan yang
tidak mmeperhatikan lahan yang akan dipakai, material yang digunakan dan lainnya. Sehingga
dari sini munculah solusi dengan membangun bangunan yang ramah lingkungan.

Bangunan ramah lingkungan atau biasa disebut dengan green building concept adalah
sebuah kontruksi bangunan yang dari tahap awal perencanaan sampai akhir memiliki tujuan agar
dapat mengonsumsi sumber daya alam seperti air, material, energy listrik secara minimal dan
memiliki dampak negatif yang sangat sedikit bagi lingkungan sekitar. Bangunan ramah
lingkungan adalah sebuah perubahan yang memiliki tujuan dapat menciptakan konstruksi dari
mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah
lingkungan. Selian itu juga dapat hemat energi dan sumber daya, serta memiliki biaya yang
rendah tetapi memliki kualitas konstruksi yang bagus.

Bangunan ramah lingungan juga harus dapat di desain menggunakan sistem bangunan
yang effisien dalam menggunakan energi, menggunakan material yang dapat diperbaharui,
didaur ulang, dan digunakan kembali serta mendukung konsep efisiensi energi. Sehingga dalam
membangun bangunan ramah lingkungan banyak hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Pemilihan Lahan

Pemilihan lahan sudah seharusnya mendapatkan perhatian pertimbangan yang cermat, terutama
pada proses konstruksi berskala besar maupun kecil. Tidak boleh sembarangan saja dalam
memilih lahan untuk dibangun sebuah konstruksi bangunan. Memilih lahan penataan sesuai
zona peruntukan akan menempatkan kota tertata dengan baik serta mempermudah penyediaan
sarana dan prasarana. Sedangkan untuk mengurangi pengurukan atupun pengangkutan tanah
maka bisa juga dilakukan dengan memanfaatkan kontur tanah, kemiringan tanah untuk bangunan
yang dibangun. Dalam membangun bangunan ramah lingkungan terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam memilih lahan yait ketika lahan belum tersedia maka mencari lahan
yang sesuai dengan tempatnya. Selain itu untuk mendukung terciptannya bangunan yang ramah
lingkungan bisa juga dengan memperbanyak ruang tanaman hijau.

2. Eksterior dan Interior

Eksterior dan interior bangunan ramah lingkungan harus juga diperhatikan seperti dengan
penggunan ventilasi, bentuk dari bangunan tersebut, arah bangunan, fasad bangunan, finishing
yang dipakai dan lainnya. Seperti contoh penggunaan Alumunium Composit Panel (ACP) yang
saat ini sudah marak digunakan. Jenis kaca pada fasad merupakan jenis kaca stopsol atau lebih
dikenal dengan reflective glass merupakan kaca yang dilapisi logam untuk meningkatkan refleksi
panas dan cahaya, sehingga mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan. Selain itu
sebagai contoh bangunan yang ramah lingkungan dapat juga di desain dengan cara
memperhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami.
Sehinnga mengurungai penggunaan ac dan lampu. Desain bangunan atap bisa dikembangkan
menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara
turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).

3. Material

Material bangunan yang digunakan juga harus material yang tidak merusak ekosistem tetapi kuat
untuk konstruksi bangunan tersebuut. Seperti misalnya meminimalisir penggunaan kayu dengan
mengganti kerangka bangunan atap, menggunakan material baja yang memiliki keunggulan lebih
kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak
membebani konstruksi dan fondasi. Hal ini termasuk bertujuan untuk mengurangi penebangan
hutan/pembabatan kayu hutan. Bisa juga dengan penggunaan kusen jendela dan pintu yang
diganti dengan aluminium yang memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang),
bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern),
hemat biaya, lebih kuat, tahan lama, antikarat dan tidak perlu diganti.

4. Efisiensi Energi

Untuk mengantisipasi krisis air bersih, dikembangkan sistem pengurangan pemakaian air
(reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse), mendaur ulang
buangan air bersih (recycle), dan pengisian kembali air tanah (recharge). Efisiensi air kran dan
penghematan air juga dapat dilakukan dengan memasang wastafel otomatis dengan sinar infra
merah. Pada closet juga bisa menggunakan sistem pembilasan menggunakan sistem dual flush.
Dual flushing toilet menggunakan perbadingan (3/6 L), yaitu 3 liter air untuk tombol kecil,dan 6
liter air untuk tombol besar. Untuk single flushing toilet tipe lama, mengeluarkan volume air
sebanyak 13,6 liter. Dengan menggunakan dual flush toilet, dapat menghemat penggunaan air
sebanyak 50%.

Bisa dilihat diatas, bahwa bangunan ramah lingkungan bisa diawali dengan
merencanakan lahan yang tepat dan sesuai tidak merusak ekosistem yang ada, kemudian desain
bangunan hijau yang hemat energy, dan dalam sistemnya bangunantersebut bisa mengurangi
penggunaan energy dan mampu memanfaat lingkungan yang alami.
DAFTAR REFERENSI

Rizky, Nabila Soraya, dkk. 2018. Penerapan Green Building di Perkantoran Menara Suara
Merdeka, Semarang. National Academic Journal of Architecture. Vol. 5 No.2 Hal. 124-
134.

Karuniastuti, Nurhenu. 2013. Bangunan Ramah Lingkungan. Forum Teknologi. Vol.5 No.1

Maulana Sugianto, Akbar. 2016. Perancangan Buku Panduan Konsep Bangunan Hijau di
Indonesia Sebagai Upaya Menunjang Desimenasi Oleh Green Building Council
Indonesia. Institusi Teknologi Sepuluh November Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai