105830002415
Menurut World Health Organisation (WHO), 30% bangunan gedung di dunia mengalami
masalah kualitas udara dalam ruangan. Untuk itu muncul adanya konsep green architecture
yaitu pendekatan perencanaan arsitektur yang berusaha meminimalisasi berbagai pengaruh
membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Konsep 'green' juga bisa diaplikasikan pada pengurangan penggunaan energy (misalnya
energi listrik), low energy house dan zero energy building dengan memaksimalkan penutup
bangunan (building envelope). Penggunaan energy terbarukan seperti energi matahari, air,
biomass, dan pengolahan limbah menjadi energi juga patut diperhitungkan. Arsitektur hijau
mengoptimalkan rumah sebagai lahan rumah sebagai ruang hijau kota. Rumah dengan konsep
arsitektur hijau, merupakan reinterpretasi sosial budaya masyarakat terhadap alam dan
kehidupan tempat tinggalnya.
Prinsip Green Architecture (Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design for
Sustainable Future)
c. Bahan-bahan bangunan yang digunakan cenderung ramah pada lingkungan seperti keramik
dengan motif kasar pada lantai untuk mengurangi pantulan panas yang dihasilkan dari dinding
yang berkaca.
d. Kolam air disekitar Bangunan berfungsi selain dapat memantulkan sinar lampu, juga dapat
mereduksi panas matahari sehingga udara tampak sejuk dan lembab.
a. Dapat dilihat dari beberapa tanaman rindang yang mengelilingi bangunan, membuat iklim
udara yang sejuk dan sehat bagi kehidupan sekitar, lingkungan tampak tenang, karena
beberapa vegetasi dapat digunakan sebagai penahan kebisingan.
b. Dinding bangunan curtain wall dilapisi alumunium dapat berguna untuk UV protector untuk
bangunan itu sendiri. Tentunya ini semua dapat memberi efek positif untuk kehidupan.
c. Pada bagian atap gedung, terdapat tangga untuk para pengguna yang akan menuju lantai
atas. Ini dapat meminimalisasi penggunaan listrik untuk lift atau eskalator.
d. Tentu lebih menyehatkan, selain sejuk pada atap bangunan terdapat rumput yang digunakan
sebagai green roof, pengguna juga mendapatkan sinar matahari.
Dengan konsep penghijauan, sangat cocok untuk iklim yang masih tergolong tropis
(khatulistiwa). Pada saat penghujan, dapat sebagai resapan air, dan pada saat kemarau, dapat
sebagai penyejuk udara.
Penggunaan green roof pada kampus ini, selain untuk keindahan dan agar terlihat menyatu
dengan alam, juga dapat digunakan sebagai water catcher sebagi proses pendingin ruangan
alami karena sinar matahari tidak diserap beton secara langsung. Ini juga menurunkan suhu
panas di siang hari dan sejuk di malam hari untuk lingkungan sekitarnya. Desainnya yang
melengkung digunakan agar penyerapan matahari oleh kulit bangunan dapat di
minimalisasikan.
National Hospital Surabaya yang baru saja diresmikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dr
Nafsiah Mboi, SpA MPH dibangun dengan menerapkan konsep green building yang ramah
lingkungan dan hemat energi. Arsitek dari bangunan 10 lantai ini adalah Profesor Tay Keong
Soon dari Akitek Tenggara Singapore. Bangunan National Hospital yang didominasi oleh kaca
dibuat membujur dari timur ke barat, sehingga cahaya yang masuk ke gedung dari arah utara
dan selatan, tidak menatap matahari langsung. Konsep green building ini diimplementasikan
melalui pemilihan kaca Sunergy yang mampu mereduksi 35 persen panas dan ultraviolet, dan
vacuum cleaner terpusat yang mampu menjaga tingkat kebersihan pada level tertinggi.
Gedung ini juga tergolong smart building karena seluruh komunikasi data, suara, gambar dan
video menggunakan fiber optic sehingga menghasilkan kualitas tinggi. Untuk pendingin
ruangan, rumah sakit ini menggunakan sistem AC VRV (variable refrigerant volume). Sistem ini
memiliki kemampuan untuk mencegah pendinginan yang berlebihan pada suatu ruangan,
sehingga dapat menghemat konsumsi listrik. Sistem AC VRV juga memiliki tingkat kebisingan
rendah dan hemat tempat karena dapat menggunakan satu unit outdoor untuk menyuplai
beberapa unit indoor, serta dapat mengatur jadwal dan temperatur AC yang didinginkan secara
terkomputerisasi.