Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PENGENDALIAN PROYEK

4.1. Sistem Pengendalian Proyek

Pengendalian dan pengawasan proyek adalah suatu proses kegiatan dari

awal sampai akhir yang bersifat menjamin adanya kesesuaian antara suatu rencana

dengan hasil kerja serta melakukan tindakan – tindakan korektif terhadap

penyimpangan yang dijumpai selama pelaksanaan.

Pengendalian dan pengawasan proyek sangat penting dilakukan agar dalam

pelaksanaan proyek dapat efektif, efisien, dapat meminimalisir waktu, biaya, dan

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam kontrak. Dalam suatu

proyek dibutuhkan pengendalian (control) untuk mengatur segala aktifitas agar

tidak terjadi kesalahan. Pengendalian merupakan pemantauan, pemeriksaan, dan

evaluasi yang dilakukan oleh pemimpin atau atasan dalam organisasi terhadap

komponen organisasi dan sumber-sumber yang ada untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya secara terus menerus dan berkesinambungan agar

semua dapat berfungsi secara maksimal sehingga tujuan organisasi dapat tercapai

secara efektif dan efesien.

Proses pengendalian diperlukan untuk mengetahui sampai mana pekerjaan telah

dilaksanakan dan sumber daya mana saja yang telah digunakan serta kendala-

kendala apa saja yang mungkin terjadi. Kegiatan pengendalian harus dilaksanakan

oleh pihak yang bertanggungjawab dalam pekerjaan, harus memiliki kompetensi

di bidangnya dan diawasi oleh pihak yang berkaitan dengan proyek tersebut.

1
Pengendalian juga harus dilakukan dengan syarat-syarat teknis yang ada dalam

peraturan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan verifikasi pekerjaan.

4.2. Pengendalian Kegiatan


a. Pengendalian Alat

Peralatan adalah bagian terpenting dari pelaksanaan suatu pekerjaan

konstruksi. Kerusakan alat dapat menyebabkan tertundanya suatu

pekerjaan, oleh karena itu bagian mekanik mempunyai tanggung jawab

yang besar dalam menjaga dan mengatur penggunaannya.

Pengendalian peralatan dilakukan dengan cara melakukan pengecekan

pada alat setiap hari sebelum alat tersebut digunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan dan siap digunakan. Semua peralatan pada proyek ini menjadi

tanggung jawab pihak kontraktor termasuk servis rutin dan perbaikan –

perbaikan bila ada kerusakan.

b. Pengendalian Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam suatu struktur harus memenuhi

syarat – syarat kualitas yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu adanya

pengendalian kualitas bahan dan material bangunan. Kualitas hasil

pekerjaan dapat berhasil dengan baik, jika mutu materialnya juga dalam

kondisi baik. Pengendalian mutu ini dapat dilakukan secara visual dan tes

laboratorium. Pengujian secara visual adalah cara pengujian dengan

melihat kondisi fisik dari material, dimulai dari warna, tekstur, merk,

hingga campuran (untuk ready mix). Jika material tersebut telah lolos

dalam pengujian visual, maka selanjutnya diuji lebih lanjut dengan

2
melakukan uji laboratorium seperti uji slump test pada beton ready mix,

uji kuat tekan beton, uji tark pada baja tulangan, dan sebagainya. Bahan –

bahan yang diuji pada proyek ini adalah:

1. Batako adalah salah satu material bangunan yang dibuat dari bahan

campuran pasir atau abu batu dan semen PC. Saat ini ada dua jenis yang

beredar yaitu yang dibuat secara manual dan hanya menggunakan tenaga

manusia saja dan satunya adalah yang dibuat menggunakan mesin cetak.

Semen termasuk bahan bangunan paling penting. Tanpa semen, bahan

bangunan lainnya seperti batu bata dan batako tidak bisa menyatu satu

sama lain. Semen juga termasuk bahan bangunan paling vital dalam

pembuatan pondasi yang sangat kokoh. Semen terdiri dai empat unsur

pokok, yaitu; batu kapur sebagai komponen utama, tanah liat yang di

dalamnya terkandung SiO2, Al2O3, dan Fe203, batu silika yang

ditambahkan apabila tanah liat terdapat sedikit SiO2 dan yang terakhir

adalah pasir besi, yang ditambahkan jika tanah liat mengandung sedikit

Fe203.

2. Kaca adalah bahan bangunan yang dapat digunakan sebagai

jendela. Material bening dan tipis ini memang telah digunakan sebagai

pelapis pada ventilasi rumah – rumah sejak pertama kali ditemukan.

3. Pipa PVC (polivynyl chloride) adalah pipa yang terbuat dari plastik

dan beberapa kombinasi vinyl lainnya. Memiliki sifat yang tahan lama

dan tidak gampang dirusak. Pipa PVC juga tidak berkarat atau

3
membusuk. Oleh karena itu, PVC ini paling sering digunakan dalam

sistem irigasi/perairan dan pelindung kabel.

4. Hollow zinium, Besi hollow ini memiliki lapisan finishing yang

terdiri dari zing coating sebesar 97% dan aluminum coating sebesar 1%

dan unsur lain sebesar 2%.

5. Semen mortar merupakan kombinasi pasir, pengikat seperti kapur

atau beton, dan air. Ini diterapkan sebagai adonan tebal dan keras. Mortar

bisa menciptakan sebuah ikatan yang kuat antara batu bata untuk

mencegah masuknya air dan kelembaban ke dalam struktur.

6. Keramik adalah jenis lantai yang sangat lazim digunakan. Keramik

punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir

seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga

tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan

material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang

dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain.

Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan

sebagainya.

7. Kabel Listrik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical

Cable adalah media untuk menghantarkan arus listrik yang terdiri dari

Konduktor dan Isolator. Konduktor atau bahan penghantar listrik yang

biasanya digunakan oleh kabel listrik adalah bahan tembaga dan juga

yang berbahan Aluminium meskipun ada juga yang menggunakan silver

(perak) dan emas sebagai bahan konduktornya.

4
8. Plafon adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi

sebagai langit-langit bangunan. Pada dasarnya plafon dibuat dengan

maksud untuk mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak langsung

masuk ke dalam rumah setelah melewati atap. Bahan plafon sangat

banyak ragamnya, dari kayu, multiplek,lembar semen asbes, hardbord,

softboard, acoustic tile, particle board, aluminimum, sampai gipsum.

c. Pengendalian Waktu

Pada dasarnya pengawasan dan pengendalian waktu wajib dilaksakan agar

pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya. Pada proyek pembangunan

asrama Akadami Keperawatan Angging Mammiri’ ini pengendalian waktu

dilakukan dengan cara membandingkan prestasi kerja di lapangan dengan

rencana kerja yang telah dibuat. Teknis penjadwalannya dengan

menggunakan kurva S. Kurva S merupakan gambaran diagram % (persen)

bobot pekerjaan yang diplot pada suatu sumbu, di mana sumbu X

menyatakan satuan waktu sepanjang durasi proyek dan sumbu Y

menyatakan nilai bobot % (persen) komulatif biaya selama durasi proyek

tersebut. Cara membuat kurva S adalah

1. Melakukan pembobotan pada setiap pekerjaan

2. Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan

dibagi total pekerjaan dilakukan 100%

3. Setelah bobot tiap item pekerjaan dihitung, kemudian bobot item

tersebut didistribusikan selama durasi masing – masing aktivitas

5
4. Setelah jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu

dijumlah secara komulatif

d. Pengendalian Tenaga

Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya

dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek (the

right man in the right place). Oleh karena itu diperlukan suatu

pengendalian mutu tenaga kerja. Pada proyek ini, seluruh pengadaan

tenaga kerja diserahkan pada tim pelaksana. Pemilihan dan penunjukan

pemborong dilakukan berdasarkan reputasi pemborong tersebut dalam

menyelesaikan pekerjaan proyek yang telah ada. Dalam proyek ini terdapat

beberapa elemen tenaga kerja yaitu :

1. Mandor sebagai pengawas suatu item pekerjaan,

2. Tukang sebagai tenaga kerja yang memiliki kemampuan tertentu,

3. Pekerja sebagai tenaga kerja yang masuk dalam setiap item pekerjaan

e. Pengendalian Biaya dan Kuantitas

Dalam suatu proyek diperlukan pengendalian biaya yang baik agar dapat

tercapai keuntungan yang diharapkan oleh pemilik proyek dan pelaksana

proyek. Pengendalian biaya dalam suatu kontrak/Surat perjanjian

dimaksudkan agar pengawas mengetahui dan mengendalikan agar biaya

Proyek tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan.

Hal-hal yang harus diketehui oleh Pengawas adalah sebagai berikut :

1. Sumber Dana Proyek.


6
2. Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan

(kontrak) sesuai dengan yang direncanakan.

3. Tahapan angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak

lokal.

4. Pengendalian biaya atas setiap item pekerjaan yang ada di dalam

Bill of Quantity.

5. Tahapan angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak

Internasional.

6. Pengendalian biaya atas rencana disburse/penyerapan dalam

kontrak.

Kontrol yang dilakukan termasuk dalam pembelian material, penyimpanan

barang dan penggunaan yang efisien. Setelah biaya material dan alat sudah

terkontrol, selanjutnya diperlukan kontrol terhadap upah tenaga kerja yang

mengerjakan pekerjaan proyek. Upah tenaga kerja merupakan imbalan

terhadap pekerja yang telah memberikan jasanya kepada pemberi tugas

(owner). Imbalan ini dibayarkan berdasarkan kesepakatan antara pemberi

tugas dan pihak pelaksana. Sistem pembayaran dilakukan dengan beberapa

cara, yaitu :

1. Pembayaran Upah Harian

2. Pembayaran Upah Mingguan

3. Pembayaran Upah Bulanan

7
Dalam proyek ini dilakukan pembayaran upah mingguan yang diberikan

per-1 minggu sekali. Hal ini dilakukan sesuai kesepakatan pemberi

pekerjaan dengan tenaga kerja yang digunakan. Adapun upah harian biasa

diberikan jika tenaga kerja sangat membutuhkan dan akan dipotong saat

diberikan upah mingguan.

f. Pengendalian Kualitas atau Mutu

1. Pengendalian dan pengkajian

Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap gambar konstruksi

proyek. Rancangan pembelian peralatan dan perlengpan, model proyek,

dan perhitungan desain.

2. Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan

Melakukan pemeriksaan dan uji coba untuk memastikan peralatan-

peralatan yang digunakan dalam proyek bisa berfungsi dengan baik.

Pemeriksaan bisa dilakukan saat peralatan baru saja diterima dari hasil

pembelian. Pemeriksaan juga perlu dilakukan ketika instalasi peralatan

sedang dikerjakan dan setelah instalasi selesai.

3. Melakukan Pengujian Dengan Sampling Pengujian

Dengan sampling dapat dilakukan untuk memastikan kualitas material

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengujian dengan sampling

perlu dilakuakn dengan berpegang pada beberapa prinsip yakni tepat

waktu, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggung jawabkan.

8
g. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Adapun tahap pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja yaitu :

1. Pengendalian adsminitrasi dimana dipastikan operator forklift

sudah mendapatkan

lisensi yang diwajibkan, menyediakan instruksi kerja untuk melaporkan

kecelakaan, mengganti shif kerja.

2. Alat pelindung diri untuk melindungi seseorang yang fungsinya

mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat

kerja. Contoh Alat Pelindung Diri adalah baju, sepatu keselamatan,

kacamata keselamatan, perlindungan pendengaran dan sarung tangan.

Anda mungkin juga menyukai