Anda di halaman 1dari 6

ARSITEKTUR & LINGKUNGAN

OLEH :
NUR SHAFIRA RISMASARI (1722033)

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


ARSITEKTUR S-1
Ekologi dan Arsitektur
Arsitektur ekologis merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana
memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Info lingkungan
Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang
tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan
konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah
pengguna suatu bangunan merasa tertarik.
Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam sebagai berikut :
 Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas,
angin dan hujan.
 Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat
pembangunan harus seminal mungkin.
 Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian
Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan
 Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap
panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya.
Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat
banyak energi.
Cara membangun yang menghemat energi dan bahan baku
1. Perhatian pada iklim setempat Penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim
Pembangunan yang menghemat energi Orientasi terhadap sinar matahari dan angin Penyesuain
pada perubahan suhu siang-malam
2. Subsitusi sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Meminimalisasi penggunaan energi
untuk alat pendingin Menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Optimalisasi
penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui saha memajukan penggunaan energi
alternatif Penggunaan energi surya
3. Penggunaan bahan bangunan yang dapat dibudidayakan dan yang menghemat energi
Memilih bahan bahan bangunan menurut penggunaan energi Menghemat sumber bahan
mentah yang tidak dapat diperbaharui Minimalisasi penggunaan sumber bahan yang tidak
dapat diperbaharui Upaya memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan kembali sisa-
sisa bangunan (limbah)Optimalisasi bahan bangunan yang dapat dibudidayakan
4. Pembentukan peredaran yang utuh di antara peneyediaan dan pembuangan bahan bangunan,
energi, dan air Gas kotor, air limbah, sampah, dihindari sejauh mungkin Menghemat
sumberdaya alam (Udara, air, dan tanah)Perhatian pada bahan mentah dan sampah yang
tercemar erhatian pada peredaran air bersih dan limbah air
5. Penggunaan teknologi tepat guna yang manusiawi Memanfaatkan/ mengguanakan bahan
bangunan bekas pakai. Menghemat hasil produk bahan bangunan.Mudah dirawat dan
dipelihara Produksi yang sesuai dengan pertukangan
Apabila Ekologi tidak diterapkan dalam dunia Arsitektur
Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari semakin dirasakan
penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak terbaharui
mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih ke sumber energi
terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi. Konsep penekanan desain ekologi
arsitektur didasari dengan maraknya issue global warming. Diharapkan dengan konsep
perancangan yang berdasar pada keseimbangan alam ini, dapat mengurangi pemanasan global
sehingga suhu bumi tetap terjaga. Kebanyakan arsitek hanya mementingkan desain pada
bangunan itu sendiri dan tidak melihat disekeliling dampak pada lingkungan tersebut. Apabila
tidak diterapkan ekologi dalam arsitektur maka akan terjadi :
– Apabila bangunan terbuat dari kaca akan terjadi pemanasan global dan seharusnya di di
perbanyak vegetasi pada bangunan dan lingkungan tersebut
– Apabila bangunan tersebut termasuk penghambat arah lajur perairan maka akan
menghambat air-air bekas hujan sehingga mengakibatkan banjir

Arsitektur Yang Sadar Lingkungan


1. Holistik

Konsep ekologi arsitektur yang holistik


Sebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-bagian dari arsitektur
biologis (arsitektur kemnusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur alternatif,
arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionik (teknik sipil dan
konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi pembangunan. Maka istilah
eko-arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas dan mengandung semua bidang. Eko-
arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat
khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun, eko-arsitektur mencakup
keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Eko-arsitektur mengandung juga dimensi
yang lain seperti waktu, lingkungan alam, sosio cultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini
menunjukkan bahwa eko-arsitektur bersifat lebih kompleks, padat, vital dibandingkan dengan
arsitektur pada umumnya.

2. Hemat Energi.
Manusia hidup bagi banyak kegiatan ia pasti memerlukan energi, untuk menyediakan
makanan, untuk membakar batu bara dan untuk memproduksi peralatan dalam bentuk apapun
dan pasti akan selalu membebani lingkungan alam. Api yang dapat memberikan kehangatan
dan menerangi kegelapan tetapi yang juga mengandung kekuatan merusak yang menakutkan,
dapat melambangkan energi dan bahan bakarnya. Bahan bakar dapat digolongkan menjadi 2
kategori yaitu yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Walaupun kita telah
mengetahui perbedaan diantara keduanya, manusia tetap cenderung memanfaatkan energi yang
tidak dapat diperbaharui (batu bara, minyak, dan gas bumi) karena dianggap penggunaannya
lebih mudah. Penggunaan energi untuk seluruh dunia diperkirakan 3×1014 MW per tahun,
yang berarti bahwa bahaya bagi manusia bukan hanya terletak pada kekurangan energi tetapi
juga pada kebanyakan energi yang dibakar dan mengakibatkan kelebihan karbondioksida di
atsmosfer yang mempercepat efek rumah kaca dan pemanasan global.

3. Material Ramah Lingkungan.


Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan :
– Menggunakan bahan baku, energi, dan air seminimal mungkin.
- Semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan transportasi, semakin kecil pula limbah
yang dihasilkan.
– Bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan sebaiknya diabaikan.
– Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga dapat dikembalikan
kedalam rantai bahan (didaur ulang).
– Menggunakan bahan bangunan harus menghindari penggunaan bahan yang berbahaya
(logam berat, chlor).
– Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.
– Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan diganti.
4. Peka Terhadap Iklim
Pengaruh iklim pada bangunan. Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan jarak
yang cukup diantara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan
ditepatkan diantara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letak gedung berarah
dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung sebaiknya
berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan ventilasi silang.

Apa Ciri yang perlu diperhatikan dari Eko-Arsitektur?


1. Penyelidikan kualitas
2. Bentuk dan struktur bangunan
3. Pencahayaan dan warna
4. Keseimbangan dengan alam
5. Alam dan iklim tropis
6. Sinar matahari dan orientasi bangunan
7. Angin dan pengudaraan ruangan
Ketujuh unsur ini harus dimiliki oleh bangunan eko-arsitektur

Contoh dari bangunan eko arsitektur adalah Perpustakaan Pusat Unversitas Indonesia yang
berlokasi di Depok, Jawa Barat.
PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS INDONESIA
Perpustakaan ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun
pada tahun 1986-1987, yang dibangun di area seluas 3 hektare dengan 8 lantai yang didanai
oleh Pemerintah dan Industri dengan anggaran Rp 100 Miliar yang dirancang bediri di atas
bukit buatan yang terletak di pinggir danau. Perpustakaan ini menganut konsep (Eco Building)
mulai dibangun semenjak Juni 2009. Bahwa kebutuhan eergi menggunakan sumber energy
terbarukan yaitu energy matahari (solar energy. Dengan konsep semua kebutuhan didalam
gedung tidak diperbolehkan mengunakan plastic dalam bentuk apapun dan bangunan ini
didesain bebas asap rokok, hemat istrik, air dan kertas. Selain itu, Perpustakaan ini memiliki
3-5 juta judul buku, dilengkapi ruang baca, 100 silent room bagi dosen dan mahasiswa, taman,
restoran, bank, serta toko buku. Perpustakaan ini diperkirakan mampu menampung 10.000
pengunjung dalam waktu bersamaan atau 20.000 pengunjung per hari. Sebagian kebutuhan
energi perpustakaan ini dipasok dari pembangkit listrik tenaga surya.

Apa Komponen Eko-Arsitektur yang diterapkan pada bangungan Perpustakaan Pusat UI tsb?
– Penggunaan Bukit Buatan pada Atap bangunan yang berfungsi sebagai pendingin suhu di
dalam ruangan, sehingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin.
– Pencahayaan Alami yang dilakukan melalui Jendela-jendela besar diseluruh ruangan
sehingga penerangan pada siang dan sore hari memanfaatkan sinar matahari melalui solar cell
– Penggunaan sirkulasi yang maksimal melalui sistem void yang menghubungkan antar ruang
satu dengan yang lainnya seingga ruang terkesan saling menyambung.
– Untuk memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan dilengkap I oleh Sewage Treatmen
Plant yang berfungsi mengolah air kotor menjadi air bersih sehingga air dapat dialirkan ke
tanaman-tanaman yang berada dibukit/atap bangunan.
– Interior dan Eksterior bangunan terbuat dari bahan alami yaitu bebatuan yaitu paliman
palemo dan batu alam andesit karena Curah hujan yang sedang sehingga pemilihan bahan
eksterior batu paling cocok karena selain tahan air juga tidak mudah mengalami pelapukan
selain itu penggunakan batu ini tidak perlu pengecatan ulang.

Anda mungkin juga menyukai