& LINGKUNGAN
PERTEMUAN 11
Fauza Hastati, S.T., M.T.
Ni Ketut Ayu Intan Putri Mentari Indriani, S.T., M.Ars
Outline:
- Ekologi Arsitektur
- Sustainability
EKOLOGI
ARSITEKTUR
Apa itu EKOLOGI?
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal
dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali
dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau
sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu
faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor
biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan
erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Bagaimana Dampak Arsitektur
Terhadap Lingkungan?
Proyek arsitektur mengkonsumsi banyak material sekaligus memproduksi banyak sampah. Dafid
Rodman dan Nicolas Lesson dalam tulisannya yang berjudul “A Building Revolution: How Ecology
and Health Concerns Are Transforming Construction,” (Worldwatch Paper 124, Washington, DC.,
March 1996) menyebutkan bahwa pembangunan lingkungan binaan berdampak pada
penggunaan sumber-sumber alam. Lingkungan binaan manusia menggunakan 1/6 air tawar
dunia, menggunakan ¼ hasil kayu dunia, 2/5 bagian material dan energi dunia. Selain itu
lingkungan binaan juga memberikan dampak perubahan pada lahan yaitu mempengaruhi
daerah resapan air, dan kualitas udara.
Arsitektur adalah seni dan ilmu tentang bangunan. Kita dapat melihat banyak
karya arsitektur sebagai karya seni dalam konteks budaya dan sosial masyarakat
tertentu. Bukan saatnya lagi melihat bangunan hanya sebagai sebuah karya seni
semata mengingat keterbatasan-keterbatasan sumber alam, keterbatasan bumi
’menerima produksi sampah’ yang kita ciptakan. Jika ingin survive, maka kita
harus menghentikan segala macam bentuk eksploitasi terhadap alam.
Pembangunan arsitektural sekecil apa pun akan memiliki dampak pada
perubahan lingkungan. Maka, pembangunan tersebut harus berlandaskan pada
wawasan lingkungan dan memanfaatkan potensi alam tanpa adanya eksploitasi
berlebihan sehingga pembangunan yang produktif tetap tercipta tanpa
berdampak negatif pada alam dan lingkungan. Untuk itulah dibutuhkan sebuah
konsep perancangan arsitektur yang memiliki prinsip ramah lingkungan
EKOLOGI ARSITEKTUR = Solusi?
Arsitektur ekologi adalah gerakan untuk kelestarian alam dan lingkungan untuk
kehidupan yang berkelanjutan dalam efesiensi energi dan sumber daya alam dalam
kegiatan arsitektural untuk pembangunan yang berkelanjutan dalam mencapai tujuan
ekonomi, sosial dan budaya.
Arsitektur Ekologis juga sering disebut sebagai Green Architecture adalah Arsitektur
Berwawasan Lingkungan karena menjurus ke pembangunan yang memanfaatkan
semua potensi yang berada di alam tanpa merusak atau mengganggu lingkungan
sekitar.
Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memanfaatkan alam sebagai berikut :
1. Atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melindungi sinar panas, angin dan
hujan.
2. Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat
pembangunan harus seminal mungkin.
3. Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian
Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan.
4. Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya
serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/suhu ruang di
dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa
menghemat banyak energi.
EKOLOGI ARSITEKTUR
Desain Ekologis (Eco design) adalah penerapan Teori Ekologi Arsitektur terhadap
perencanaan dan perancangan suatu bangunan. Desain Ekologis (Eco design) diartikan
oleh Sim Van Dar Ryn dan Stewart Cohen sebagai, “Segala bentuk dari desain yang
meminimalisasi dampak kerusakan lingkungan dengan cara mengintegrasikan (desain)
dengan proses kehidupan”.
Prinsip ECO - DESIGN
Terdapat Lima Prinsip Eco-design yang diajukan oleh Sim Van Dar Ryn dan Stewart
Cohen, yaitu:
1. Solusi yang tumbuh dari tempat/tapak,
2. Desain penuh informasi perhitungan ekologis,
3. Mendesain dengan alam,
4. Semua orang adalah desainer,
5. Memperlihatkan alam.
Prinsip ECO - DESIGN
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapak. Hal ini
dimaksudkan keberadaan bangunan, baik dari segi konstruksi, bentuk dan
pengoperasian bangunan tidak merusak lingkungan sekitar. Sehingga, jika
nanti bangunan sudah tidak terpakai, tapak asli masih ada dan tidak
banyak berubah. Penggunaan Material Ramah Lingkungan merupakan
salah satu upaya untuk tidak merusak lingkungan sekitar tapak.
Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan :
• Menggunakan bahan baku, energi, dan air seminimal mungkin.
• Semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan transportasi, semakin kecil pula
limbah yang dihasilkan.
• Bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan sebaiknya diabaikan.
• Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga dapat
dikembalikan kedalam rantai bahan (didaur ulang).
• Menggunakan bahan bangunan harus menghindari penggunaan bahan yang
berbahaya (logam berat, chlor).
• Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.
• Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan diganti.
MEMINIMALKAN
SUMBER DAYA BARU
Arsitektur ekologis yang sering juga disebut arsitektur hijau (green architecture) adalah arsitektur yang
berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami
dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan
pendekatan holistik (holistic approach).
Sustainable architecture atau arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang
arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam
agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan
ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja
arsitektur.
Dua hal penting dalam konsep berkelanjutan ini yaitu kebutuhan (needs) dan generasi
mendatang (future generation) sehingga dalam pembangunan berkelanjutan perlu
diperhatikan :
1. Konsep kebutuhan (the concept of needs)
Menciptakan kondisi yang menjaga terpenuhinya kebutuhan hidup yang memadai bagi
seluruh masyarakat, dimana kaum miskin sedunia harus diberi proritas utama.
2. Konsep keterbatasan (the concept of limits)
Memperhatikan dan menjaga kapasitas lingkungan untuk memenuhi kebutuhan saat ini
dan akan datang.
Terdapat empat syarat yang harus dipenuhi bagi suatu proses pembangunan yang
berkelanjutan, yaitu :
1. Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi yang secara
ekologis benar.
2. Pemanfaatkan sumber daya terbarukan (renewable resource) tidak boleh melebihi
potensi lestarinya serta upaya mencari pengganti bagi sumber daya tak terbarukan.
3. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas
asimilasi pencemaran.
4. Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan
(carrying capacity).
Aspek Arsitektur Berkelanjutan
4. Manajemen limbah
• Membuat sistem dekomposisi limbah organik
• Membuat sistem pengolahan limbah domestik
• Penyumbang kerusakan lingkungan alam terbesar adalah sektor konstruksi yang
secara global mengonsumsi 50% sumber daya alam, 40% energi dan 16% air. Selain
itu, konstruksi juga menyumbangkan emisi CO2 terbanyak yaitu 45% (Akmal, 2007).
Aspek Arsitektur Berkelanjutan
5. Konstruksi Berkelanjutan,
• Menggunakan bahan dan keterampilan lokal • Menggunakan bahan secermat mungkin tanpa
• Menghargai pepohonan sama dengan sisa, tanpa limbah
menghargai kehidupan • Menggunakan desain padat karya agar dapat
• Adaptif terhadap iklim secara aktif dan kreatif membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi
• Menggunakan bahan bekas dan komponen penggunaan bahan-bahan industri massal.
lama (Re-use & Re-cycle) • Mendesain satu ruang dengan banyak fungsi
• Menggunakan bahan daur ulang bekas limbah (multifungsi)
• Gunakan lahan sesedikit mungkin, secukup • Desain open plan atau terbuka (tanpa sekat)
mungkin • Membaca potensi masa depan: bambu menjadi
pengganti kayu.
Manfaat dari konstruksi berkelanjutan adalah menciptakan kehidupan yang berkualitas,
seperti penghematan energi, kualitas lingkungan yang baik. Ada 6 prinsip dalam
konstruksi berkelanjutan, yaitu :
1. Meminimalkan konsumsi sumber daya
2. Memaksimalkan pemanfaatan kembali
3. Menggunakan sumber daya yang terbarukan
4. Melestarikan lingkungan
5. Menciptakan lingkungan yang sehat
6. Menjadikan kualitas sebagai tujuan dalam membangun
Aspek Arsitektur Berkelanjutan
Pemilihan bahan bangunan yang ramah
6. Bahan Bangunan Berkelanjutan,
lingkungan ada beberapa faktor :
Prinsip utama dalam pemilihan bahan
• Bahan bangunan itu dapat dipakai
bangunan yang berkelanjutan adalah
kembali
memaksimalkan penggunaan sumber
• Materialnya asli
daya yang dapat diperbaharui dan
• Energinya diwujudkan
penggunaan kembali bahan yang masih
• Produksi material
boleh digunakan untuk mengurangi
• Efek racun dari material bangunan
limbah dan mengurangi kawasan landfill
• Umur produksi
untuk tempat pembuangan sampah.
• Memprioritaskan material alami
Bahan bangunan seperti jerami, bambu, plastik daur ulang, kayu, ferrock, blown-in
fiberglass, wol yang dipanen secara berkelanjutan, trass, beton ramah lingkungan, wol
domba, panel yang terbuat dari serpihan kertas, tanah liat, linen rami, lamun, kelapa,
kayu pelat serat, batu pasir kalsium, batu lokal yang tersedia adalah beberapa bahan
bangunan yang berkelanjutan.
Arsitektur berkelanjutan juga mencakup penggunaan bahan daur ulang seperti kayu
reklamasi dan tembaga daur ulang atau logam daur ulang. Penting juga melihat apakah
bahan tertentu dapat didaur ulang sepenuhnya atau sebagian atau dapat didaur ulang
dan digunakan atau tidak.
Upaya Menuju
Sustainable Architecture
1. Mengatur penggunaan Energi
Pengaturan secara efesien dari suatu hunian terhadap kebutuhan listrik, gas ataupun air
yang diperlukan.
2. Menciptakan energi / Penggunaan energi berkelanjutan
Dalam jangka panjang, perencanaan hunian perlu terobosan untuk menciptakan listrik
untuk bangunan itu sendiri. Berbagai sumber energi bisa diperoleh dari kondisi geografi
daerah tempat mendirikan bangunan tersebut. Beberapa sumber energi yang bisa
diolah lebih lanjut adalah energi angin, panas matahari , panas bumi dan air yang
semuanya dapat dengan mudah didapat dan sangat melimpah di Indonesia.
Upaya Menuju
Sustainable Architecture
3. Efisiensi dan perlindungan air tanah
Air tanah dapat dijaga kualitas dan kuantitasnya dengan memperhatikan KDB
(Koefisien Dasar Bangunan), dengan mengikuti persyaratan KDB yang telah ditentukan
memungkinkan bangunan memiliki lahan yag cukup untuk penempatan sumur
resapan, lubang biopori ataupun septic tank ramah lingkungan yang tidak
mencermakan lingkungan. Penampungan air hujan dan air kotor dalam suatu
bangunan dipusatkan dalam sumur resapan untuk menjaga kelestarian air tanah
lingkungan sekitarnya. Sumur resapan dan lubang biopori prinsipnya memiliki tujuan
yang sama yaitu memudahkan air menyerap ke dalam tanah.
Upaya Menuju
Sustainable Architecture
4. Pemaksimalan vegetasi dan meminimalkan penggunaan AC
Penggunaan Air Conditioning dalam bangunan selain dapat mengakibatkan
pemborosan penggunanan energi juga dapat menyebabkan semakin
menipisnya lapisan ozon, yang pada taraf yang sangat mengkhawatirkan
dapat menimbulkan pemanasan global dan meningkatkan suhu bumi secara
global.
Vegetasi yang terdapat disekitar bangunan dapat membantu penyerapan
emisi karbondioksida sehingga secara berkesinambungan dapat membantu
mengatasi permasalahan kualitas udara disekitar bangunan dan berfungsi
sebagai barier yang dapat mengontrol aliran sirkulasi udara segar ke dalam
bangunan.
Contoh Bangunan
Berkelanjutan
The Natural Resources Defense Council Headquarters (NRDC)
The Natural Resources Defense Council Headquarters (NRDC)
Markas Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam atau Natural Resources Defense
Council Headquarters (NRDC) selesai dibangun pada tahun 1988 oleh Croxton
Collaborative Architects. Bangunan ini berdiri hingga hari ini sebagai proyek yang
mengubah gelombang pembangunan menuju arsitektur hijau di Amerika dengan
menerapkan ekologi penuh pada bangunan yaitu: cahaya, udara, energi, dan
manusia kesehatan dan kesejahteraan yang menyeluruh.
Bullitt Center, Washington Contoh Bangunan
Berkelanjutan
Bullitt Center adalah bangunan yang
pertama dari jenis ini yang menerima
Sertifikasi Living Building dari Living
Building Challenge International
Living Future Institute. Bangunan ini
memiliki 575 panel surya, yang
menghasilkan 60% dari kebutuhan
energi bangunan, tangki 56.000 galon
untuk pengumpulan air hujan yang
diolah dan dipasok sesuai kebutuhan
air gedung. Konstruksi bangunan juga
menggunakan kayu dari hutan yang
dipanen secara berkelanjutan.
Sustainable Architecture atau Arsitektur berkelanjutan adalah bagian integral
dari pembangunan berkelanjutan yang harus mendapat perhatian khusus demi
keberlangsungan hidup manusia di masa depan. Prinsip sustainability membantu
dalam mengurangi dampak negatif lingkungan pada bangunan.
Eco-architecture atau green architecture menjadi salah satu konsep
perancangan arsitektur yang menerapkan prinsip sustainability pada konteks
arsitektur dan lingkungan. Maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur ekologis
merupakan bagian dari sebuah konsep besar pembangunan berkelanjutan yang
mengacu pada arsitektur berkelanjutan.
THANKS
Does anyone have any questions?