OLEH
Abstrak
Ruang Kantin merupakan fasilitas umum yang digunakan oleh pengunjungnya untuk makan,
dimana ruang lingkupnya sendiri yaitu tempat menjual dan membeli makanan. Terkadang kantin
dimanfaatkan sebagai ruang komunal yaitu ruang untuk berbincang antar individu atau
kelompok..berdasarkan survey yang dilakukan aspek – aspek yang diterapkan pada bangunan
kantin tersebut belum sepenuhnya memperhatikan faktor arsitektur berkelanjutan, sehingga
malah menimbulkan beberapa dampak negatif pada lingkungan sekitarnya . Arsitektur yang
berkelanjutan adalah arsitektur yang berupaya untuk meminimalkan dampak lingkungan negatif
dari bangunan melalui efisiensi dan moderasi dalam penggunaan bahan, energi, pembangunan
ruang dan ekosistem secara umum. Arsitektur berkelanjutan menggunakan pendekatan sadar
terhadap konservasi energi dan ekologi dalam desain lingkungan dibangun Dan salah satu
syarat mutlak terjaminnya mutu kantin adalah kebersihan, kelayakan, dan kenyamanan di
kantin yang sesuai dengan kebutuhan pengguna . Jadi sangat penting bagi institusi seperti
kantor, sekolah dan universitas untuk memiliki kantin yang layak pakai . maka studi ini
didahului dengan kajian tentang pemahaman tentang arsitektur berkelanjutan dan pemahaman
tentang lingkungan di sekitar bangunan kantin . Pemahaman tersebut akan dipertimbangkan
dalam proses penyusunan konsep perancangan ( redesign ) yang akan dilakukan. Studi ini
menghasilkan perancangan kantin yang sesuai dengan kebutuhan pengguna
Keywords
LATAR BELAKANG
Diketahui pada masa sekarang , dengan banyaknya keinginan dan kebutuhan manusia
menyebabkan kesadaran manusia terhadap lingkungan mulai menurun, lingkungan sekitar yang
rusak secara langsung telah mengancam sebagian kehidupan manusia. Rusaknya lingkungan
hidup pun menyebabkan bebrapa resiko seperti bencana alam, hal ini di tandai dengan
penurunan kualitas udara, air, tanah, punahnya flora dan fauna liar dan rusaknya lingkungan
ekosistem. Meningkatnya Populasi manusia yang didampingi kemajuan teknologi yang pesat,
maka terjadilah kegiatan eksploitasi pada sumber daya alam sehingga menimbulkan dampak
buruk pada alam dan lingkungan hidup. Arsitektur menjadi salah satu bidang ilmu yang memiliki
andil bagi kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini. Salah satu konsep yang berkembang dan
menjadi rujukan dalam ilmu arsitketur adalah arsitektur ekologis. Konsep ini mengajarkan
tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Suatu kawasan dapat
dikatakan ekologis atau tidak setelah melalui serangkaian penilaian ataupun analisa yang
didasarkan atas prinsip-prinsip desain ekologis yang diterapkan pada bangunan tersebut. Dalam
redesign kali ini konsep Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan
untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam yang berkelanjutan
kualitasnya dan daya dukungnya dalam rangka untuk tetap dapat menjalankan proses
pembangunan yang terus berkelanjutan juga serta menciptakan arsitektur yang harmonis dengan
lingkungan dan penekanan pada prinsip meminimalkan kerusakan dan memaksimalkan
pemanfaatan lingkungan alami.
Rumusan masalah
Tujuan masalah
Kajian teori
A. Arsitektur ekologis
a) Pengertian Arsitektur Ekologis
Ekologi berasal dari bahasa Yunani ‘oikos’ dan ‘logos’. Oikos berarti rumah
tangga atau cara bertempat tinggal, dan logos berarti ilmu atau bersifat ilmiah.
Ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungan di sekitarnya. Arsitektur ekologis
merncerminkan adanya perhatian terhadap lingkungan alam dan sumber alam
yang terbatas. Secara umum, arsitektur ekologis dapat diartikan sebagai
penciptaan lingkungan yang lebih sedikit mengkonsumsi dan lebih banyak
menghasilkan kekayaan alam. Arsitektur tidak dapat mengelak dari tindakan
perusakan lingkungan. Namun demikian, arsitektur ekologis dapat digambarkan
sebagai arsitektur yang hendak merusak lingkungan sesedikit mungkin. Untuk
mencapai kondisi tersebut, desain diolah dengan cara memperhatikan aspek iklim,
rantai bahan, dan masa pakai material bangunan. Prinsip utama arsitektur ekologis
adalah menghasilkan keselarasan antara manusia dengan lingkungan alamnya.
b) Unsur-Unsur Pokok Arsitektur Ekologis
Udara (angin), air, tanah (bumi), dan api (energi) dianggap sebagai unsur awal
hubungan tumbal balik antara bangunan gedung dan lingkungan. Arsitektur
ekologis memperhatikan siklus yang terjadi di alam dengan udara, air, tanah, dan
energi sebagai unsur utama yang perlu untuk diperhatikan
c) Cakupan dan Sifat Arsitektur Ekologis
Arsitektur ekologis bersifat holistis (berkeseluruhan). Arsitektur ekologis
mengandung bagian-bagian dari arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan yang
memperhatikan kesehatan penghuni), arsitektur alternatif, arsitektur matahari
(berkaitan dengan pemanfaatan dan pengolahan energi surya), arsitektur bionic
(teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan pembangunan alam), serta
pembangunan berkelanjutan. Sifat arsitektur ekologis yang holistis
(berkeseluruhan) secara garis besar dapat dilihat pada gambar berikut :
1. Gambar arsitektur ekologis yang holistik
d) Pedoman Desain Arsitektur Ekologis
Patokan yang dapat digunakan dalam membangun bangunan atau gedung yang
ekologis adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan
sebagai paru-paru hijau
2) .Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan/radiasi
geobiologis dan meminimalkan medan elektromagnetik buatan
3) Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan
alamiah
4) Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan
5) Menghindari kelembapan tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan
memajukan sistem bangunan kering
6) Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu
mengalirkan uap air
7) Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa
pakai bahan bangunan dan struktur bangunan
8) Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal
9) Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan
masalah lingkungan dan membutuhkan energi sesedikit mungkin
(mengutamakan energi terbarukan)
10) Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat
dimanfaatkan oleh semua penghuni (termasuk anak-anak, orang tua,
maupun orang cacat tubuh).
B. Sustainable architecture
Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai
kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam yang berkelanjutan
kualitasnya dan daya dukungnya dalam rangka untuk tetap dapat menjalankan proses
pembangunan yang terus berkelanjutan juga serta menciptakan arsitektur yang harmonis
dengan lingkungan dan penekanan pada prinsip meminimalkan kerusakan dan
memaksimalkan pemanfaatan lingkungan alami. Sustainable Architecture memiliki 3
komponen utama yaitu keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan
keberlanjutan sosial.
a) Keberlanjutan ekonomi
Permasalahan yang sering terjadi di kota-kota besar maupun kecil adalah pada
sektor perekonomian. Keterbatasan dana menjadi kendala utama dalam
keberlanjutan bangunan jangka panjang baik dari segi fungsi maupun perawatan,
khususnya bangunan milik pemerintah. Salah satu strategi perencanaan dalam
pembangunan adalah dengan menggabungkan beberapa fungsi tipologi bangunan
yang dapat menciptakan keterkaitan sehingga dapat menghasilkan profit untuk
keberlanjutan bangunan dari segi fungsi ataupun maintenance jangka panjang.
Pemilihan penggunaan material dan konstruksi juga dapat menekan biaya
pembangunan, dengan meggunakan material lokal dapat menekan biaya
transportasi material dan mudah dalam perawatan jangka panjang.
b) Keberlanjutan Sosial Keberlanjutan sosial membahas detail bagaimana
karakteristik eksternal bangunan dengan lingkungan sekitar, tata kota, sistem
transportasi, pola permukiman daerah. angunan baru harus dapat berintegrasi
terhadap penduduk lokal di lingkungan seitar sehingga dapat memberi dampak
positif bagi keberlangsungan hidup penduduk dan lingkungan sekitarnya,
Membangun sebuah lingkungan baru akan berdampak pada lingkungan sekitar
yang sudah ada. Pemilihan lokasi yang tepat dapat mengurangi dampak negatif
bagi aksesibilitas
c) Keberlanjutan lingkungan hidup
Desain bangunan juga dapat mempengaruhi keberlanjutan lingkungan yang sudah
ada dan mempengaruhi lingkungan baru yang akan dibuat. Pada buku Energy &
Environmental Issues for the practicing architect Ian C. Ward dijelaskan bahwa
Desain bangunan merupakan peran penting dalam efisiensi pemanfaatan energi
yang ada di lingkungan terhadap bangunan yang akan di bangun, Penggunaan
material-material bangunan yang ramah lingkungan sehingga mempermudah
dalam perawatan dan memperkecil biaya yangdigunakan untuk perawatan
gedung. Penggunaan material pada bangunan dapat mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan. Material juga berpengaruh pada produktifitas dan sistem
pada bangunan
d) Asas Pembangunan Arsitektur berkelanjutan Ekologis
Arsitektur berkelanjutan yang ekologis dapat dikenali dengan cara sebagai
berikut:
1. Tidak menghabiskan bahan lebih cepat daripada tumbuhnya kembali
bahan tersebut oleh alam.
2. Menggunakan energi terbarukan secara optimal.
3. Menghasilkan sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan
baru.
Asas-asas pembangunan berkelanjutan yang ekologis dapat dibagi dua, yaitu asas yang
menciptakan keadaan yang ekologis berkelanjutan, dan asas yang menjawab tantangan oleh
keadaan yang ekologis tidak berkelanjutan. Empat asas pembangunan yang ekologis disusun
sebagai berikut :
1 Asas 1 Menggunakan bahan baku alam tidak lebih cepat daripada alam mampu
membentuk penggantinya.
Prinsip Meminimalkan Penggunaan Bahan Baku. Mengutamakan penggunaan
bahan terbarukan dan bahan yang dapat digunakan kembali.
Meningkatkan efisiensi – membuat lebih banyak dengan bahan, energi,
dan sebagainya lebih sedikit.
Asas 2 Menciptakan sistem yang menggunakan sebanyak mungkin energi
terbarukan.
2 prinsip Menggunakan energi surya. Menggunakan energi dalam tahap banyak
yang kecil dan bukan dalam tahap besar yang sedikit. Meminimalkan
pemborosan.
Asas 3 Mengizinkan hasil sambilan (potongan, sampah, dsb.) saja yang dapat
dimakan atau yang merupakan bahan mentah untuk produksi bahan lain
3 Prinsip Meniadakan pecemaran. Menggunakan bahan organik yang dapat
dikomposkan. Menggunakan kembali, mengolah kembali bahan-bahan
yang digunakan.
Asas 4 Meningkatkan penyesuaian fungsional dan keanekaragaman biologis.
Efisiensi energi pada seluruh siklus kehidupan dari suatu bangunan adalah tujuan paling
penting dari arsitektur berkelanjutan. Arsitek menggunakan beberapa teknik pasif dan aktif yang
berbeda untuk mengurangi kebutuhan energi bangunan dan meningkatkan kemampuan mereka
untuk menangkap atau menghasilkan energi mereka sendiri Salah satu kunci untuk
mengeksploitasi sumber daya lingkungan lokal dan energi yang mempengaruhi berhubungan
dengan faktor-faktor antara lain waktu siang hari, keuntungan panas matahari, dan ventilasi
adalah menggunakan analisis situs.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Objek penelitian
Untuk objek pada penelitian ini mengambil objek bangunan kantin yang berada di Man 1
kota bima. Man 1 kota bima terletak di lingkungan sarae, kelurahan sarae, kecamatan
rasanae barat, kota Bima, nusa tenggara barat. Terletak di tengah pemukiman penduduk
dengan batas tapak; timur - pemukiman warga, barat - pemukiman warga, utara-kuburan
tolobali, selatan - masjid ruhul islam saleko dan pemukiman warga.bangunan ini berdiri
di atas lahan dengan luas 10 x 20 meter
B. Analisis bangunan
a. Lokasi
Lokasi kantin
Kawasan MAN 1 Kota Bima, Keluarahan Sarae, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima,
Nusa Tenggara Barat
Dalam kasus bangunan kantin ini hanya sedikit upaya dalam penerapan Sustainable
Architecture. Oleh karena itu perlu adanya redesign bangunan dengan menerapkan prinsip
sustainable architecture.
BAB IV
REDESIGN
A. Kebutuhan ruang
Adapun kebutuhan ruang pada bangunan kantin ini adalah :
1) Ruang makan
2) Tempat jualan
3) Dapur kotor
Untuk jumlah pengunjung bisa sekitar 120 orang pengunjung untuk dua lantai ,
pengungjung berasal dari kalangan siswa dan guru
a) tampak depan
d) Tampak belakang
E. Gambar perspektif
Prinsip ketiga adalah prinsip pengelolaan air. Sebuah karya Arsitektur Berkelanjutan
harus mengoptimalkan penggunaan air bersih dan meminimalisir dampak buruk dari air bekas
yang telah digunakan di dalam kawasan bagi lingkungan.penerapan yang dilakukan pada
bangunan ini adalah pemanfaatan air hujan sebagai air untuk cuci tangan dan piring , dan
dimanfaatkan untuk pengisian air kolam .
Prinsip keempat adalah prinsip pengelolaan limbah. Sampah atau limbah dapat dibagi
menjadi sampah cari, padat, dan gas. Ketiga jenis ini dapat dikurangi maupun diolah kembali
untuk dimanfaatkan atau sekedar agar aman untuk lingkungan.pada bangunan kantin semua
sampah Berdasarkan kondisi lingkungan, maka diputuskan pengelolaan sampah berupa
pemilahan akan dilakukan oleh masyarakat. Sampah organik yang sudah dipilah kemudian
didaur-ulang menjadi kompos, sedangkan sampah yang sudah tidak bisa digunakan kembali
dibuang ke TPA.
Prinsip keenam adalah prinsip komunitas lingkungan. Komunitas yang dimaksud adalah
penghuni kawasan sekitar yang memiliki kegiatan khusus selain bertempat tinggal , seperti
bangunan kantin ini kawasan sekitarnya masih ada kegiatan belajar – mengajar dan kegiatan
sekolah lainnya . Jenis kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan keberlanjutan
kawasan,. Kegiatan-kegiatan tersebut secara tidak langsung merupakan upaya untuk
meningkatkan kualitas hidup komunitas lingkungan itu sendiri.
Prinsip ketujuh adalah prinsip strategi ekonomi. Bentuk penerapan strategi ekonomi
didalam bangunan kantin ini adalah adalah dengan adanya kegiatan jual beli dan produksi
makanan dan jajanan lokal di fasilitas produksi kawasan untuk selanjutanya dijual.. Hal ini akan
meningkatkan nilai produk kawasan sekaligus membuka lowongan pekerjaan.
Prinsip kedelapan adalah prinsip pelestarian atau penciptaan budaya. Budaya akan membentuk
karakter dan menjadi identitas kawasan, penerapan prinsip ini di bangunan kantin ini adalah
dengan menjual berbagai makanan ringan khas daerah bima, hal itu bertujuan untuk
meningkatkan ketertarikan siswa terhadap makanan khas daerah dan budaya khas bima Ntb
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Adapun didapatkan beberapa kesimpulan dari analisis ini adalah :
Arsitektur berkelanjutan, merupakan salah satu contoh konsep penerapan
arsitektur yang selain memperhatikan keberlangsungan hidup pengguna nya, juga
memperhatikan alam dan lingkungan tempat bangunan tersebut berdiri.
Bahwa penerapan prinsip Arsitektur Berkelanjutan merupakan sebuah pendekatan
yang tepat untukbangunan kantin ini . Sembilan prinsip Arsitektur Berkelanjutan dapat
diterapkan dalam perencanaan dan perancangan ,untuk mendukung tercapainya tujuan
penyelesaian permasalah permukiman dan kebutuhan pangan.
Prinsip-prinsip tersebut dapat mendukung aspek perencanaan dan perancangan
Kampung Pangan Lestari yang meliputi lingkungan, sosial dan ekonomi
Prinsip arsitektur berkelanjutan juga merupakan salah satu prinsip yang saat ini
dibutuhkan oleh bumi kita saat ini, perlu adanya kesadaran bersama untuk lebih
mewujudkan arsitektur yang berkelanjutan dan mengesampingkan ego untuk mengejar
keuntungan semata. Sebenarnya arsitektur berkelanjutan dapat memberikan keuntungan
jangka panjang bagi kita semua dan hal ini dapat dicapai tanpa menghilangkan esensi
keindahan dan estetika sebuah bangunan. Itu semua merupakan tujuan demi pulihnya
bumi dan lingkungan tempat kita bernanung saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Afdhalul Mu,min, Pandu. dkk. (2020). Kajian Konsep Arsitektur Berkelanjutan Pada
Bangunan Pusat Perbelanjaan : Mal Cilandak Town Square. Jakarta : Jurnal
Arsitektur Zonasi. Volume 3. Nomor 2.
2. Aris Mulyono.dkk.penerapan konsep arsitektur ekologispada redesign tempat
pelelangan ikan di kota tegal : universitas sebelas maret Surabaya .volume 13.Nomor 1
3. imran, Muhammad. (-). Material Konstruksi Ramah Lingkungan Dengan Penerapan
Teknologi Tepat Guna. Gorontalo : RADIAL STITEK Bina Taruna Gorontalo.
Volume 6. No. 2.
4. Nasrullah, Muhammad. Dkk.penerapan prinsip arsitektur berkelanjutan pada
perencanaan kampong pangan lestari di mojosongo , kecamatan jebres, kota Surakarta :
universitas sebelas maret Surakarta
5. Widigdo C, Wanda. Dkk. (-). Pendekatan Ekologi pada Rancangan Arsitektur, Sebagai
Upaya Mengurangi Pemanasan Global. Surabaya : Univ. Pelita Harapan.