Anda di halaman 1dari 8

ARSITEKTUR LINGKUNGAN

“Manajemen Keseimbangan Ekologi Dan Lingkungan”

DISUSUN OLEH :
IPAK PUTRI IWANI BENGI
( 1804104010031 )

PRODI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
PENGERTIAN EKO ARSITEKTUR

Arsitektur ekologi (eko-architecture) merupakan pembangunan berwawasan


lingkungan ,dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Dalam
pandangan eko-arsitektur gedung dianggap sebagai makhluk atau organik, berarti bahwa
bidang batasan antara bagian luar dan dalam gedung tersebut, yaitu dinding, lantai, dan
atap dapat dimengerti sebagai kulit ketiga manusia (kulit manusia sendiri dan pakaian
sebagai kulit pertama dan ke dua). Dan harus melakukan fungsi pokok yaitu bernapas,
menguap, menyerap, melindungi, menyekat, dan mengatur (udara, kelembaban,
kepanasan, kebisingan, kecelakaan, dan sebagainya. Latar belakang konsep Ekologi
Arsitektur adalah kerusakan lingkungan, -sehingga mengakibatkan perubahan iklim,
krisis energi- dan tuntutan kualitas hidup manusia.

KONSEP EKO ARSITEKTUR YANG HOLISTIK


eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-bagian dari arsitektur biologis
(arsitektur kemnusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur alternatif, arsitektur
matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionik (teknik sipil dan
konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi pembangunan. Maka
istilah eko-arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas dan mengandung semua
bidang. Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam
arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku.
Namun, eko-arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.
Eko-arsitektur mengandung juga dimensi yang lain seperti waktu, lingkungan alam,
sosio cultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa eko-arsitektur
bersifat lebih kompleks, padat, vital dibandingkan dengan arsitektur pada umumnya.

PENGERTIAN SUSTAINABLE ARCHITECTURE

Sustainable Architecture (Arsitektur Berkelanjutan), adalah sebuah konsep yang


mendukung berkelanjutan lingkungan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam
agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam
dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri,
kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam
telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan
semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari
berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut. Sustainable lebih sebagai cara untuk
mempengaruhi segala sesuatu agar mengetahui bahwa hal pertama yang harus
dipertimbangkan dalam mendesain adalah lingkungan dan global.

MANAJEMEN EKOLOGI DAN LINGKUNGAN

Pengertian Manajemen

Secara umum, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang dapat mengatur
segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen perlu dilakukan
guna mencapai tujuan atau target dari individu ataupun kelompok tersebut secara
kooperatif menggunakan sumber daya yang tersedia.

Pengertian manajemen ekologi dan lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga
dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.

Manajemen Ekologi adalah sebuah pendekatan pengelolaan sumber daya alam yang
berfokus pada upaya menjaga kelestarian ekosistem untuk memenuhi kebutuhan baik
ekologi maupun manusia di masa depan. Manajemen ekologi haruslah adaptif terhadap
perubahan kebutuhan dan informasi baru, serta berbagai visi masa depan yang diinginkan
dengan mengintegrasikan perspektif sosial, lingkungan dan ekonomi untuk mengelola
sistem ekologi alam secara geografis.

KONSEP UTILITAS YANG BERKELANJUTAN

Lembaga dan utilitas pemerintah telah merancang dan mengelola langkahlangkah sisi
permintaan tersebut secara historis, tetapi model administratif pihak ketiga yang inovatif
menghadirkan opsi baru untuk membiayai, memasarkan, dan memberikan layanan energi
berkelanjutan kepada pengguna akhir energi. Penelitian ini menguraikan konsep model
administratif pihak ketiga baru, Sustainable Energy Utility (SEU), dengan potensi untuk
mencapai penghematan efisiensi energi yang mendalam dan penetrasi energi terbarukan
yang tinggi.

Sustainable Energy Utility (SEU) adalah model pengembangan berbasis komunitas


berdasarkan konservasi energi dan penggunaan terbarukan, yang berusaha untuk secara
permanen mengurangi penggunaan bahan sumber, air, dan energi. Model ini meresepkan
penciptaan entitas nirlaba independen dan mandiri secara finansial untuk keberlanjutan
energi melalui konservasi, efisiensi,dan energi terbarukan terdesentralisasi berbasis
pengguna akhir dalam upaya untuk mengatasi kekhawatiran tentang perubahan iklim,
kenaikan harga energi, ketidakadilan ketersediaan energi, dan kurangnya tata kelola
masyarakat pengembangan energi.

SEU bertujuan untuk mencapai pergeseran paradigma empat kali lipat:

 pergeseran dari sumber energi intensif karbon ke sumber energi bebas karbon,

 dari melihat energi sebagai komoditas hingga melihat energi sebagai penyediaan
layanan,

 dari arsitektur energi berorientasi pasokan hingga arsitektur energi yang berorientasi
pada permintaan, dan

 dari sistem energi terpusat ke infrastruktur energi yang lebih terdistribusi.

Untuk mencapai pergeseran paradigma ini, model ini dipandu oleh tiga prinsip utama:
membangun tata kelola energi berbasis masyarakat sipil, meningkatkan ketergantungan
pada tabungan dan manfaat lingkungan dari investasi SEU untuk membangun masa depan
energi yang berkelanjutan, dan melanjutkan evaluasi kinerja yang ditentukan oleh faktor
lingkungan, keterjangkauan, dan dampak ekonomi local.

KONSEP PENANGANAN SAMPAH YANG BERKELANJUTAN

Pembangunan yang berkelanjutan dapat berarti supaya hidup lebih bermakna, tidak
sekedar pemenuhan kebutuhan. Istilah keberlanjutan banyak dipakai dalam berbagai
bidang termasuk keberlanjutan dalam pengelolaan sampah. Chung dan Lo (2003: 123)
menggunakan empat kriteria dalam menilai keberlanjutan pengelolaan sampah di
Hongkong, yaitu kriteria daya dukung lingkungan (enviromental desirability), optimisasi
ekonomi, penerimaan masyarakat, keadilan dan ketentuan administratif. Dalam beberapa
tahun terakhir di beberapa negara, pembuangan sampah ke TPA telah diupayakan untuk
dikurangi jumlahnya dengan regulasi yang lebih ketat, menggalakkan pengurangan
sampah dari sumber (source reduction), penggunaan kembali sampah yang masih bisa
digunakan dan daur ulang, serta produksi energi dari sampah. Menurut Huber-Humer dan
Lechner (2011:1427), TPA yang berkelanjutan didefinisikan sebagai suatu sistem yang
ditujukan untuk mencapai keseimbangan yang dapat diterima oleh lingkungan dalam satu
generasi (30-40 tahun). Disaat penghalang fisik pada TPA gagal untuk menghambat
pencemaran, pelepasan emisi mengakibatkan tingginya beban lingkungan yang harus
diatasi untuk menghindari ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan terintegrasi atau ISWM/ Integrated
Sustainable Waste Management fokus pada pengelolaan sampah sebagai multi aktor,
kesepakatan multi lapisan sistem sosial teknik (Ijgosse, Anschütz and Scheinberg 2004;
Spaargaren and van Vliet 2000 dalam Scheinberg 2010: 9). ISWM meletakkan sektor
formal dan bisnis informal pada keseluruhan sistem sosial teknis pada pengelolaan
sampah. Kerangka ISWM seperti pada gambar 3 di bawah mengenali tiga dimensi utama
pada pengelolaan sampah yaitu stakeholder, elemen sistem sampah dan aspek
keberlanjutan (Scheinberg, 2010: 9).

PERAN VEGETASI DALAM LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN

Fungsi Vegetasi

1. Vegetasi untuk complimentory architecture. Kumpulan pepohonan ini dapat


memberikan sesuatu yang lebih indah dan lebih memberi arti yang lebih monumental bagi
bangunan yang ada.

2. Vegetasi untuk soften line. Kehadiran banyak jenis pohon dengan ukuran yang
tidak sama akan memberikan kesan yang lebih lunak dan nyaman. Pola perumahan yang
lurus akan terkesan lembut apabila di sekitarnya tedapat pohon.

3. Vegetasi untuk unity Suatu kawasan pemukiman atau perumahan yang


mempunyai pola terpencar-pencar dan menempati suatu areal yang luas akan terasa lebih
menyatu apabila ditanami pohon. Beberapa pohon yang tingginya tidak sama akan dapat
memberikan kesan sebagai pemersatu antar bangunan.
4. Vegetasi untuk creating shadow Kadang-kadang suatu kawasan yang sangat luas
memiliki jalan masuk yang panjang. Jalan masuk ini akan terkesan teduh apabila ditanami
pohon-pohon yang bertajuk rapat.

Peran Vegetasi dalam Lingkungan yang Berkelanjutan

Lingkungan berkelanjutan dapat diartikan segala sesuatu yang berada di sekeliling


makhluk hidup yang mempengaruhi kehidupannya dengan kondisi yang terus terjaga
kelestariannya secara alami maupun dengan sentuhan tangan manusia tanpa batasan
waktu. Lingkungan berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai bagaimana pemenuhan
kebutuhan sumber daya yang ada untuk generasi masa kini hingga masa depan tanpa
mengorbankan kesehatan ekosistem yang menyediakannya. Prinsip lingkungan
berkelanjutan :

 Melindungi sistem penunjang kehidupan.

 Melindungi dan meningkatkan keanekaragaman biotik.

 Memelihara atau meningkatkan integritas ekosistem, serta mengembangkan dan


menerapkan ukuranukuran rehabilitasi untuk ekosistem yang sangat rusak.

 Mengembangkan dan menerapkan strategi yang preventif dan adaptif untuk


menanggapi ancaman perubahan lingkungan global. Vegetasi menjadi salah satu factor
terbentuknya lingkungan berkelanjutan. Vegetasi juga memiliki peran penting terhadap
lingkungan berkelanjutan. Yaitu :

 Membuat udara menjadi lebih segar. Pohon adalah penyaring udara di bumi.
Dengan daun dan batangnya, pohon menyerap gas dan komponen berbahaya di udara lalu
mengeluarkan oksigen, sehingga membantu kita untuk bernapas.

 Pohon mampu mengurangi paparan sinar UVB sebanyak 50% dan menurunkan
risiko kita terkena dampak negatif sinar tersebut.

 Mengurangi dampak perubahan iklim. Salah satu penyebab terjadinya perubahan


iklim adalah banyaknya kadar karbon dioksida di udara. Pohon bisa membantu
mengurangi kadarnya secara siginifikan dan melepas oksigen ke udara.
 Mencegah polusi air. Saat hujan lebat atau badai, air yang turun ke bumi berisiko
membawa polutan berupa fosfor dan nitrogen. Jika tidak ada pohon, polutan tersebut akan
langsung mengalir ke laut tanpa penyaringan.

 Menambah cadangan air tanah. Pohon bisa melindungi air yang disimpan di dalam
tanah agar tidak terlalu cepat menguap. Sehingga, cadangan air tanah kita bisa tetap
terjaga. Selain itu, pohon hanya membutuhkan 15 galon air untuk bertahan setiap
minggunya, tapi bisa membantu menghasilkan 200-450 galon air per hari.

 Menjaga populasi makhluk hidup. Satu batang pohon, bisa menjadi rumah dari
puluhan bahkan ratusan jenis makhluk hidup mulai dari burung, serangga, reptil, jamur,
dan termasuk tumbuhan-tumbuhan lainnya.

 Mencegah banjir.

 Mencegah erosi tanah.

KESIMPULAN

Keberlanjutan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya kemauan dan kesadaran dari
masyarakat. Mengenai teknologi menjelaskan bahwa semakin tinggi menggunakan
teknologi apabila tidak ditata dengan tujuan eko arsitektur, maka dampak isu global
warming semakin pula dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA

http://cindynathania23.blogspot.com/2015/11/pengertian-arsitektur-dan-
lingkungan.html
http://e-journal.uajy.ac.id/11366/4/TA143863.pdf
https://www.researchgate.net/publication/258127395_The_Sustainable_Energy_Ut
ility_SEU_Model_for_Energy_Service_Delivery
https://www.cermati.com/artikel/manajemen-pengertian-manajemen-fungsi-dan-
jenis-keilmuan-yang-harus-kamu-tahu
https://media.neliti.com/media/publications/278832-strategi-pengelolaan-sampah-
berkelanjuta-9ff90f8c.pdf
http://eprints.undip.ac.id/19669/1/matkul_lansekap_p2.pdf

Anda mungkin juga menyukai