Anda di halaman 1dari 5

ARSITEKTUR LINGKUNGAN

“ Perubahan Iklim ( climate change ) dan keterkaitannya dengan


arsitektur lingkungan ”

DISUSUN OLEH :
IPAK PUTRI IWANI BENGI ( 1804104010031 )

PRODI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
PERUBAHAN IKLIM
Pemanasan Global

Iklim adalah rata-rata cuaca dimana cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu
saat di waktu tertentu. Iklim didefinisikan sebagai ukuran rata-rata dan variabilitas
kuantitas yang relevan dari variabel tertentu (seperti temperatur, curah hujan atau angin),
pada periode waktu tertentu, yang merentang dari bulanan hingga tahunan atau jutaan
tahun. Iklim berubah secara terus menerus karena interaksi antara komponen-
komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan
faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan pengunaan
lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.

Atmosfir bumi terbentuk dari berbagai kompisisi gas: karbon dioksida (CO2), uap
air dan methane berperilaku semacam kaca transparan yang menyelimuti bumi [3]
Selimut transparan ini berfungsi sebagaimana sebuah rumah kaca yang memungkinkan
panas serta cahaya matahari menembus permukaan bumi. Sebagai rumah kaca, selimut
ini tidak membiarkan seluruh panas yang diterima bumi dikembalikan ke angkasa luar.
Dengan selimut transparan ini, sejumlah panas yang ideal bagi kelangsungan hidup
makhluk bumi dan tumbuhan, diperangkap di bawah lapisan atmosfir. Keberadaan CO2
beserta gas-gas lainnya diperlukan bumi untuk menjaga kestabilan ekosistem
atmosfirnya.

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan


Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC)
mendefinisikan “Perubahan iklim sebagai perubahan iklim yang disebabkan baik secara
langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah kompoisi dari
atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada perioda waktu yang dapat
diperbandingkan”. Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah komposisi material
atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang di antaranya, terdiri dari Karbon
Dioksida, Metana, Nitrogen, dan sebagainya.

Efek Gas Rumah Kaca (GRK)

Hal yang menyebabkan emisi GRK menjadi masalah yang besar adalah karena dalam
jangka panjang, bumi harus melepaskan energi dengan laju yang sama ketika bumi
menerima energi dari matahari. Selubung GRK yang lebih tebal akan membantu untuk
mengurangi hilangnya energi ke angkasa, sehingga sistem iklim harus menyesuaikan diri
untuk mengembalikan keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar.
Proses ini disebut sebagai “efek GRK yang semakin besar”.

Iklim menyesuaikan diri terhadap selubung GRK yang lebih tebal dengan “pemanasan
global” pada permukaan bumi dan pada atmosfer bagian bawah. Kenaikan temperatur
tersebut diikuti oleh perubahan-perubahan lain, seperti tutupan awan dan pola angin.
Beberapa perubahan ini dapat mendukung terjadinya pemanasan (timbal balik positif),
sedangkan yang lainnya melakukan hal yang berlawanan (timbal balik negatif). Berbagai
interaksi tersebut sangat menyulitkan para ahli untuk menentukan secara tepat bagaimana
iklim akan berubah dalam beberapa dekade ke depan.

Penyebab Dari Efek Rumah Kaca


 penggunaan bahan bakar fosil
 penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang terlalu
berlebihan dapat meningkatkan konsentrasi karbon dioksida penyebab gas rumah
kaca yang dihasilkan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.
 penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor.
 penebangan dan pembakaran hutan
 pohon sangat berguna karena dapat mengubah gas karbon
dioksida menjadi oksigen yang bermanfaat untuk kita. selain itu pembakaran
hutan juga menghasilkan gas-gas rumah kaca seperti co2.
 pencemaran laut
 lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar, akan tetapi
akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar
sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut
tidak dapat menyerap karbon dioksida lagi.
 industri pertanian
 pertanian dalam skala besar (industri) menggunakan pupuk buatan yang sangat
banyak. pupuk yang dipakai tersebut melepaskan gas nitrous oxide ke atmosfer
yang merupakan gas rumah kaca.
Perubahan Iklim Terhadap Arsitektur Lingkungan
Dalam kaitannya dengan arsitektur, perubahan iklim yang paling berpengaruh
terhadap kenyamanan manusia adalah perubahan temperatur udara. Perubahan suhu udara
luar yang cenderung meningkat menimbulkan ketidaknyamanan termal bagi mereka yang
berdiam di kawasan tropis. Tuntutan suhu nyaman yang lebih rendah dari suhu udara luar
rata-rata semakin bertambah perbedaannya. Diperlukan peralatan mekanis (AC) untuk
menurunkan suhu luar yang tinggi agar suhu udara di dalam bangunan mencapai tingkat
kenyamanan yang diharapkan pengguna bangunan. Melalui rancangan kota arsitek harus
mampu menurunkan suhu kota sedemikian rupa sehingga bangunan dapat dibuat dingin
secara alamiah tanpa harus mengandalkan peralatan mekanis tersebut.

Pengaruh Iklim terhadap arsitektur dan pengaruh balik arsitektur terhadap perubahan
iklim harus dilihat secara bijaksana. Indonesia sebagai Negara beriklim tropis,dalam
pembangunannya seharusnya dapat memanfaatkan keuntungan iklim tropis di
Indonesia,seperti panas matahari yang menyinari setiap hari,adanya daerah-daerah yang
sering hujan,tanah yang bagus sehingga dapat ditumbuhi tanaman.Negara lain pun yang
beriklim subtropics,dll memiliki kelebihannya sendiri dan iklim-iklim ini erat kaitannya
dengan pembangunan diwilayah tersebut.

Salah satu alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi alam
iklim tempat manusia berada tidak selalu baik menunjang aktivitas yang dilakukannya.
Karena cukup banyak aktivitas manusia yang tidak dapat diselenggarakan akibat
ketidaksesuaian kondisi iklim luar, manusia membuat bangunan. Dengan bangunan,
diharapkan iklim luar yang tidak menunjang aktivitas manusia dapat dimodifikasidiubah
menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih sesuai.Usaha manusia untuk mengubah
kondisi iklim luar yang tidak sesuai menjadi iklim dalam (bangunan) yang sesuai
seringkali tidak seluruhnya tercapai. Dalam banyak kasus, manusia di daerah tropis
seringkali gagal menciptakan kondisi termis yang nyaman di dalam bangunan. Ketika
berada di dalam bangunan, pengguna bangunan justru seringkali merasakan udara ruang
yang panas, sehingga kerap mereka lebih memilih berada di luar bangunan.

Perubahan iklim sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dan berdampak buruk


bagi keberlangsungan kehidupan. Karena itu perlu upaya untuk menjaga bumi dari hal-
hal yang dapat membuat dampak perubahan iklim semakin besar dan buruk. Arsitektur
berkaitan erat dengan pembangunan dan penggunaan energi. Arsitek, sebagai orang yang
bertanggung jawab terhadap pengukiran kulit bumi, dan bertanggung jawab terhadap
penyediaan lingkungan buatan yang nyaman, harus mampu 3 mangantisipasi kenaikan
suhu udara luar rata-rata dan menyediakan tempat tinggal yang layak serta nyaman bagi
manusia. Bagaimana kenaikan suhu luar rata-rata dapat diantisipasi dan dimodifikasi
melalui rancangan bangunan yang tepat sehingga manghasilkan suhu di dalam bangunan
yang nyaman – sesuai dengan kebutuhan manusia - tanpa harus menguras sumber energi
tidak terbarukan. Bagaimana rancangan kota mampu mengantisipasi kenaikan suhu udara
luar rata-rata sehingga suhu udara kota masih tetap berada dalam batas-batas yang dapat
ditolerir oleh kemampuan fisik manusia.

Anda mungkin juga menyukai