Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN DESAIN BENTUK

dan RUANG
ARSITEKTUR EKOLOGI
1. PENGERTIAN
- Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan keteknian bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan
praktis dan ekspresi dari manusia-manusia beradab. (Encyclopedia Britannica,
www.tripod.com )
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih
luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level
makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, lansekap, hinggga ke level
mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-
hasil proses perancangan tersebut. ( id.wikipedia.org/wiki )

- Ekologis
Ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara mkhluk hidup dan
lingkungannya. Kata Ekologi beasal dari kata Yunani yaitu : oikos (habitat) dan logos
(ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834-1914).

- Arsitektur Ekologi
Arsitektur ekologi adalah gerakan untuk kelestarian alam dan lingkungan untuk
kehidupan yang berkelanjutan dalam efesiensi energi dan sumber daya alam dalam
kegiatan arsitektural unutk pembangunan yang berkelanjutan dalam mencapai rujuan
ekonomi, sosial dan budaya.

2. PENDEKATAN DESAIN BENTUK DAN RUANG

Ada beberapa cara yang dilakukan dari Pendekatan Desain Bentuk dan Ruang pada
perancangan arsitektur, tetapi pada umumnya mempunyai inti yang sama, antara lain:
Yeang (2006), mendefenisikan sebagai berikut : Ecological design, is bioclimatic design,
design with the climate of the locality, and low energy design. Yeang menekankan pada :
integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, konsep design dan
system yang tanggap pada iklim, orientasi bangunan, vegetasi.
Integrasi tersebut dapat tercapai dengan integrasi fisik dan karakter fisik ekologi
setempat, meliputi keadaan tanah, topografi, air, tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya.

Pada Pendekatan Desain Bentuk dan Ruang, ada berbagai macam sudut pandang
dan penekanan, tetapi semua mempunyai arah dan tujuan yang sama, yaitu konsep
perancangan dengan :

- Mengupayakan terpeliharanya sumber daya alam, membantu dampak yang lebih parah
dari pemanasan global, mealui pemahaman prilaku alam.

- Mengelola tanah, air, dan udara untuk menjamin keberlangsungan siklus siklus
ekosistem didalamnya, melalui sikap transenden terhadap alam tanpa melupakan
bahwa manusia adalah imanen dengan alam.

- Pemikiran dan keputusan dilakukan secara holistik dan kontekstual

- Menciptakan kenyamanan bagi penghuni secara fisik, sosial dan ekonomi melalui sistim
sistim dalam bangunan yang selaras dengan alam dan lingkungan sekitarnya.

- Penggunakan sistim sistim bangunan yang hemat energy, diutamakan penggunaan


sistim sistim pasif (alamiah), selaras dengan iklim setempat, daur ulang dan
menggunakan potensi setempat.

- Penggunakan material yang ekologis, setempat, sesuai iklim setempat, menggunakan


energi yang hemat mulai pengambilan dari alam sampai pada penggunaan pada
bangunan dan kemungkinan daur ulang.

- Meminimalkan dampak negatif pada alam, baik dampak dari limbah maupun kegiatan.

- Meningkatkan penyerapan gas buang dengan memperluas dan melestarikan vegetasi


dan habitat makhluk hidup.

- Menggunakan teknologi ynag mempertimbangkan nilai nilai ekologi.


- Menuju pada suatu perancangan bangunan yang berkelanjutan.

Gambar. Anatomi
Desain Bangunan
Ekologi

3. KONSEP DASAR BANGUNAN EKOLOGIS DALAM PENDEKATAN DESAIN BENTUK DAN


RUANG

Konsep dasar bangunan ekologis adalah bangunan dengan ciri sebagai berikut:

Bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi dengan baik dengan memperhatikan


kekhasan aktivitas manusia pemakainya serta potensi lingkungan sekitarnya dalam
membentuk citra bangunan.

Memanfaatkan sumber daya alam terbaru yang terdapat di sekitar kawasan


perencanaan untuk system bangunan, baik yang berkaitan dengan material bangunan
maupun untuk utilitas bangunan (sumber energi, penyediaan air).

Sistem bangunan bentuk yang mudah sehingga dapat dikerjakan dan dipelihara oleh
tenaga kerja setempat.

Bangunan yang sehat, artinya yang tidak memberi dampak negatif bagi kesehatan
manusia dalam proses, pengoperasian/purna huni, maupun saat pembongkaran. Di
dalamnya juga termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat, dan
suasana yang sehat.
Menurut Frick, 1997, pola perencanaan Green Architecture selalu memanfaatkan alam,
sebagai berikut :

Penyesuaian pada lingkungan sekitar.

1. Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit
penggunaan energi.
2. Memelihara sumber energi (udara, tanah dan air).
3. Memelihara dan memperbaiki peredaran alam.
4. Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air,
limbah, dan sampah).
5. Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan
perumahan.
6. Tempat kerja dan permukiman terdekat.
7. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-hari.
8. Penggunaan teknologi sederhana.
9. Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan
pada saat pembangunan harus seminimal mungkin.
10. Kulit (dinding dan atap) sebuah gedung harus sesuia dengan tugasnya harus melindungi
dirinya dari sinar panas, angin, dan hujan.
11. Bangunan sebaiknya diarahkan berorientasi timur barat dengan bagian utara selatan
menerima cahaya alam tanpa kesilauan.
12. Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas
dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.
13. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak
energi.
14. Banguna sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran
udara secara alamiah dan memanfaatkan angin sepoi-sepoi unutk membuat ruang
menjadi sejuk.
15. Semua gedung harus bisa mengadakan regerasi dari segala bahan bangunan, bahan
limbah, dan mudah dipelihara.

4. PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGI

Penerapan tema arsitektur ekologi pada bangunan yang dirancang dapat dilakukan melalui
berbagai cara sebagai berikut:

Mewujudkan suatu kawasan dengan perbandingan antara luas lahan hijau dengan lahan
terbangun yang sesuai

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan dijelaskan bahwa perbandingan antara lahan hijau dengan lahan
terbangun adalah 40% - 60%.

Mengembangkan tata vegetasi yang baik.

Tata vegetasi suatu kawasan juga sangat mempengaruhi kondisi lingkungan bangunan
yang terdapat pada awasan tersebut. Dengan adanya tata vegetasi yang baik diharapkan
dapat memperbaiki iklim mikro dan mengurangi polusi udara terutama pada bangunan
tempat manusia beraktivitas.

Mengembangkan bangunan hijau (green building)

Dalam konsep bangunan hijau terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

- Terintegrasi dengan alam

- Memperhatikan ekosistem local dengan perencanaan jangka panjang

- Produk dari tindakan manusia dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan baik fisik
maupun social

- Memenuhi krieria LEED (Leadership in Energy and Environtmental Design)


Isu utama dalam konsep green building yaitu:

- Membangun hanya yang diperlukan

- Keterkaitan (interconnectedness)

- Profesi arsitektur sebagai steward of the earth

Strategi dalam menerapkan konsep green building pada desain bangunan yaitu:

- Pemanfaatan material yang berkelanjutan

- Keterkaitan dengan ekologi local

- Keterkaitan antara transit dengan tempat tinggal, bekerja dan rekreasi

- Efisiensi penggunaan air

- Penanganan limbah

- Mengedepankan kondisi local, baik secara fisik maupun social

- Pendidikan sustainability melalui desain

Dalam mewujudkan konsep green building pada bangunan dapat dilakukan berbagai cara
sebagai berikut:

- Membuat atap hijau

- Menempatkan bukaan sebagai tempat masuknya cahaya dan udara pada tempat yang
tepat

- Menghadirkan taman pada bagunan

- Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan

- Melakukan penanganan limbah bangunan secara efektif

5. PENERAPAN KONSEP PENGHIJAUAN SECARA VERTIKAL

Konsep penghijauan secara vertikal ialah dengan menempatkan pohon pohon secara
bertingkat tingkat seolah olah ia vertikal seperti konsep bangunan tinggi untuk menghijaukan
bangunan tinggi, khususnya komponen vertikalnya, beberapa pilihan bisa dilakukan. Namun usaha
usaha untuk memperkenalkannya masih perlu diteruskan dan dikembangkan demi kenyamanan
lingkungan kota.

Tiga konsep penghijauan secara vertikal yang boleh diterapkan pada bangunan tinggi adalah
seperti berikut:

Penghijauan pada dinding luar (fasade) bangunan.

Penghijauna pada dinding luar (fasade) bangunan pada dasarnya dapat dilakukan dengan
menyediakan balkon atau teras pada setiap lantai bangunan dengan kotak kotak untuk ditanami
dengan pohon pohon bunga. Cara ini memerukan pertimbangan yang matang agar pohon dapat
ditempatkan dengan mudah, serta mudah perawatannya (pemangkasan dan penyiraman) dan
bagian akar pohon dapat dikontrol agar tidak merusakkan struktur bangunan.

Jenis jenis pohon yang dapat ditanam perlu dipilih secara seksama berdasarkan jenis
bunganya atau yang dapat menghijau terus menerus atau pohon yang bisa menjuntai dan
memanjat.

Penghijauan pada lantai tingkat tingkat tertentu di atas bangunan.

Penerapan konsep ini memerlukan desain bangunan yang kreatif degan menyediakan bagian
terbuka dan juga bagian yang tertutup. Konsep ini sesuai untuk bangunan tinggi di kawasan
tropis yang memerlukan aliran masuk dan keluar angina yang mengalir ke kawasan hijau di
atas bangunan.

Penghijauan pada ruang lobby dalam bangunan (atrium).

Atrium merupakan ruang perantara/lobby yang menyerupai halaman dalam, disediakan


didalam bangunan tinggi. Untuk bangunan tinggi atrium berperan bukan saja sebagai ruang
tambahan untuk rekreasi, tetapi dapat digunakan sebagai perangkap angina, penapis iklim
yang optimal, ruang lobby. Terdapat berbagai bentuk atrium yang dapat diterapkan
berdasarkan kesesuaian dengan bentuk bangunan. Atrium yang berlansekap dapat
menciptakan keindahan ruang di dalam bangunan. Atrium berlansekap juga dapat
diterapkan dibagian atas atau di sisi atas bangunan tinggi dapat sebagai komponen ruang
rekreasi di atas bangunan.
6. FITUR EKOLOGI DALAM PENDEKATAN DESAIN dan BENTUK

Photo Voltaic

Manfaat :

- photo voltaic untuk menghemat kebutuhan penggunaan listrik pada bangunan dengan
mengubah sistem energi cahaya matahari menjadi energi listrik.

Prosesnya dengan :

- Photo voltaic cell (terbuat dari silikon ), menyerap sinar matahari yang terdapat photon lalu
menumbuk elektron bermuatan negative di atom slikon penyusun potho voltaic cell. Pada
saat tumbukan energi proton di transfer ke elektron sehingga elektron terlepas dari
atomslikonnya. Karna setiap detiknya ada tak terhingga proton yang menumbuk, maka akan
di hasilkan banyak sekali elektron elektron bebas. Elektron bebas ini akan di dorong keluar
photo voltaic cell karna adanya medan listrik di dalam cell. Apabila photovoltaic cell ini kita
hubungkan ke beban listrik , maka arus akan dapat mengalir ke beban energi (energi
matahari telah diubah secara langsung menjadi energi listrik).

Wind Turbin

Manfaatnya :

- sebagai penghemat kebutuhan penggunaan listrik pada bangunan dengan mengubah


sistem energi angin menjadi energi listrik.

Proses kerjanya :

- Angin pada tower dapat dimamfaatkan untuk memutar kipas yang terhubung dengan
rotor kemudian menggerakkan generator dengan menghasilkan ratusan voltase
kemudian dialirkan ke travo untuk meningkatkan daya menjadi ribuan dan
disumbangkan ke substation listrik kawasan untuk digunakan ke bangunan.
Roof Garden

Manfaat sebagai :

- penghijauan, perputaran udara, peminimal emisi, penanggulangan air hujan yang


berlebih tak terserap dan sebagai penghalang panas berlebih kepada bangunan.

Proses kerjanya :

- Terdapat lapisan-lapisan roof garden seperti :

-plat beton

-asphalt (sebagai water proofing)

-Setengah bata memanjang dan membentuk pola sirkulasi air (dilapisi asphalt)

-ijuk (terutama dibagian saluran pembuangan air )

-rumput

Ketebalan total 15cm, dimulai dari plat beton teratas yang paling penting dalam membuat
roof garden adalah sirkulasi airya, berarti kemiringan plat beton, pola sirkulasi yang dibentuk
dan pipa pembuangan.
Material

Manfaat :

- material bahan bekas yang dapat di modif dan di filter, proses produksinya lebih cepat ,
mudah dan murah.

Proses kerjanya :

- Menggunakan material-material daur ulang dan memilih-milih bahan material yang


dapat mengurangi pemanasan bangunan secara langsung.

Raindrop Collector

Manfaatnya :

- hasil air yang di hasilkan dapat digunakan kembali seperti, penyiraman tanaman di
taman dan beberapa fungsi yang tidak memerlukan air bersih.

Proses kerjanya:

- Memanfaatkan curah hujan lalu menampungnya dan mengalirkannya kedalam


penampungan yang akan memompanya keluar ada yang terhubung langsung dengan
fungsi air bersih dimana air tersebut harus di filter kembali.

7. ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

Arsitektur bioklimatik merupakan pencerminan kembali arsitektur Frank Loyd Wright dengan
arsitektur yang berhubungan dengan alam dan lingkungan yang prinsip utamanya bahwa di
dalam seni membangun tidak hanya efesiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga
keselarasan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan bangunannya. Oscar Niemeyer
dengan falsafah arsitekturnya yaitu penyesuaian terhadap keadaan alam dan lingkungan,
penguasaan secara fungsional dan kematangan dalam pengolahan serta pemilihan bentuk,
bahan dan struktur.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendesain bangunan dengan strategi pendekatan
desain bentuk dan ruang untuk memenuhi arsitektur ekologi.

Memperhatikan keuntungan matahari


Meminimalkan perlakuan aliran panas
Meminimalkan pembesaran bukaan/ bidang terhadap matahari
Memperbesar ventilasi
Memperhatikan penguapan pendingin, aliran atap

Teori Bioklimatik oleh Ken Yeang


Orientasi
Orientasi bangunan tinggi mendapat penyinaran matahari secara penuh. Orientasi bangunan
memiliki arti penting untuk menciptakan konservasi energi. Secara umum, mendesain
bangunan dengan bukaan menghadap ke utara dan selatan berfungsi untuk mengurangi
insulasi panas.
Panjang bangunan sejajar sumbu timur dan barat sehingga bukaan lebih banyak di utara dan
selatan. Bukaan ini juga bermanfaat untuk pencahayaan alami. Dengan orientasi bukaan
pada utara dan selatan, maka sisi terpendek jatuh pada sisi timur barat sehingga permukaan
bangunan yang terkena radiasi matahari luasannya kecil.
Bukaan
Umumnya bukaan harus berorientasi ke arah utara dan selatan. Lubang bukaan diusahakan
tidak hanya sat sisi saja tetapi kedua sisi bangunan sehingga tercipta venyilasi silang (cross
ventilation). Bukaan yang efektif adalah yang saling berhadapan dimana intensitas
bukaannya kecil dan outlet luasannya besar, sehingga gerak dorong angun lebih besar.
Ruang Transisi
Ruang transisi diletakkan di tengah dan sekeliling sisi bangunan sebagai ruang udara dan
atrium. Ruang ini dapat menjadi ruang perantara antara ruang dalam dan ruang luar
bangunan. Puncak bangunan seharusnya dilindungi oleh sirip-sirip atap yang mendorong
angin masuk ke dalam bangunan. Hal ini juga bisa didesain sebagai fungsi wind scoops untuk
mengendalikan pengendalian alami yang masuk ke dalam bagian gedung.
Dinding
Dinding luar harus tidak bersifat masif. Di daerah berilkilm tropis dinding eksternal harus
dapat didesain sehingga memungkinkan ventilasi silang yang bauk unutk kenyamanan
internal, terlindung dari matahari.
Shading
Pelindung dari panas matahari sangat penting di daerah tropis. Hal ini untuk mencegah
penetrasi panas bangunan sepanjang tahun. Ventilasi akan memasukkan udara segar ke
dalam ruangan. Skycourt, balkon, dna atrium sebagai ruang terbuka dan ruang transisi di
bagian atas gedung mendorong aliran angin ke ruang onternal. Ventilasi di bagian samping
beroperasi sebagai penangkap angin dan mengalirkan ke dalam ruangan.

Contoh Bangunan
1. Mesianaga Tower
Sebagaimana jenis arsitektur yang berkembang pada akhir abad 20, Menara Mesiniaga
dibuat dari konstruksi baja dan kaca yang prefabricated dan mempercepat masa konstruksi.
Memperhatikan iklim tropis, Yeang menempatkan tangga dan lift pada bagian timur menara,
dan ruang-ruang pada sisi barat yang dilindungi oleh kisi-kisi penahan panas. Tujuannya agar
sinar matahari pagi cukup maksimal dan cahaya sore yang panas bisa ditahan oleh kisi-kisi
tersebut.
Beberapa bagian bangunan yang berfungsi sebagai 'buffer' atau penahan untuk angin,
sinar matahari dan sebagainya diwujudkan dalam kisi-kisi, tabir, balkon, atau buffer tanaman
yang disarankan oleh Yeang dalam upaya beradaptasi dengan lingkungan tropis.
Konsep Ken Yeang tentang pencakar langit yang disebutnya 'Artificial Land in the Sky'
merupakan konsep pencakar langit (high rise building) yang dapat 'hidup' dan beradaptasi
dengan lingkungannya seperti halnya mahluk hidup. Struktur bangunan berfungsi sebagai
bingkai dan lantai-lantainya dapat berfungsi berbeda beda, seperti menjadi taman bermain,
mall, cafe atau yang lainnya. Konsep ini tak ubahnya seperti mendefinisikan lantai-lantai
pencakar langit menjadi seperti sebuah lahan kosong yang bisa diisi berbagai fungsi seperti
perumahan, taman, serta tempat-tempat komersial pada umumnya.

"Bangunan akan harus didesain bukan sebagai sistem terbuka berenergi tinggi yang
polutan, tapi sebagai tiruan dari ekosistem urban yang berhubungan dengan imput, output
dan operasi didalam konteks tersebut dan membawa kapasitas ekosistem dalam biosfer..."
2. Editt Tower, Singapura

Desain EDITT Tower pada sudut kota Singapura merupakan bentuk hybrid yang
memenuhi kebutuhan keperluan pelanggan sebagai sebuah gedung Expo. Terdapat area
retail, exhibition hall dan auditorium serta ruang kantor pada bagian atas. bangunan 26
lantai ini menerapkna konsep green vertical urbanism maksudnya pengembangan kota
yang ramah lingkungan secara vertikal. Dengan konsep bentuk yang organik pada bagian
fasade bangunan yang berpengaruh pada ruang publik dan sirkulasi untuk menghasilkan
suatu bangunan yang memiliki estetika ekologi.
Konsep Green Architecture terlihat pada taman yang dibuat hampir pada seluruh bagian
bangunan serta pemanfaatan air secara efektif melalui sistem penampungan air hujan. Juga
terdapat sun screen pada sisi sebelah timur sebagai alternatif energi untuk bangunan.

3. Bangunan Anti Smog, Paris


Bangunan yang dibangun di tahun 2007 berfungsi sebagai penyaring polusi udara kota Paris,
dirancang oleh Vincent Callebaut.
Banguan luar bangunan pertama yang berbentuk kapsul dipenuhi oleh 250 m2 panel
matahari photovoitaic (PV) yang dilapisi dengan titanium dioxide (TiO2), Panel PV menghasilkan
energi listrik setempat dan TiO2 bekerja dengan radiasi ultraviolet yang beraksi dengan partikel
partikel di udara membasmi polusi dan kontaminasi udara.
Bagian dalam setelah lapisan luar ini, terdapat ruang- ruang untuk umum dengan pelataran luas
dengan kolam alami, yang menurut sang arsitek sebagai tempat untuk mempelajari ekologi
perkotaan dan pembaharuan energi. Ruang hijau di bagian atap menghasilkan air hujan yang dapat
digunakan di dalam bangunan.

Bangunan Wind Tower, bangunan kedua dari Anti Smog ini, bangunan berbentuk spiral
ke atas yang diisi Vertical axis wind turbines (VAWT) yang menangkap kekuatan angin.
Sirkulasi orang berupa ramp membawa ke taman atap dengan pemandangan kota Paris.
(http://www.coretanpena.com/desain-bangunan-masa-depan)

4. Castle House, London

Menara untuk tempat tinggal yang didesain oleh arsitek London, Hamiltons, berlokasi di antara
Elephant dan Castle di London.
Bangunan yang tidak hanya sebagai eco-machine(sistim pengolahan air kotor sehingga
didapatkan kualitas yang dapat digunakan kembali), tapi juga sebagai bangunan yang
memproduksi energi melalui serangkaian turbin pembangkit tenaga angin dan panas.
Bangunan ini terdiri dari 2 bagian dimana bangunan pertama dengan 43 lantai dengan
ketinggian 147 meter dengan ketinggian 9 meter untuk turbin angin di bagian atap dan
bangunan kedua adalah 5 lantai bangunan paviliun.
Mempunyai 310 unit apartemen dan ruang usaha di lantai dasar.
(http://www.coretanpena.com/desain-bangunan-masa-depan)

5. Pearl House

Bangunan yang dirancang oleh Skidmore, Owings & Merril (SOM) untuk kantor pusat
perusahaan tembakau (CNTC=China National Tobacco Corporation) ini dijadikan percobaan
untuk net-zero energy building.
Caranya dengan memanfaatkan orientasi bangunan (timur), selimut bangunan, pencahayaan
dan sistim pengendalian gedung.
Bangunan yang mempunyai selimut bangunan yang berbeda, dimana bagian selatan dibuat 2
lapis untuk menghemat pemakaian sistim HVAC ( Heating, Ventilating and Air Conditioning ).
(http://www.coretanpena.com/desain-bangunan-masa-depan)

8. Mari Foto Medan

Anda mungkin juga menyukai