Anda di halaman 1dari 48

KAJIAN GEDUNG WISMA MONEX

DALAM KONTEKS ARSITEKTUR KONTEMPORER


Studi Kasus Rental Office Wisma Monex

Disusun oleh :
Rifqi Febriansyah
NPM 41155030150018

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengingat perdagangan dan perekonomian Global yang sudah berjalan di Indonesia selama ini. Bertambahnya aktivitas dan skala usaha
tentunya memerlukan sarana pendukung, yaitu sarana perkantoran yang merupakan sifat pengolahan informasi, Sejalan dengan kebijakan
otonomi daerah, perusahaan-perusaan lokal perlu meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan fleksibilitas.
Perkembangan sebuah kota dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya yang akan menstimulus berbagai sektor kegiatan ekonomi,
pertumbuhan ekonomi membuat berbagai perusahaan menuju kota yang sedang berkembang untuk membuka cabang perusahaan. Pertumbuhan
ekonomi di Kota Bandung dari tahun 2011-2016 mengalami fluktuasi, berikut datanya.
Kota Bandung sudah menjadi pusat acuan lapangan pekerjaan yang dimana kota Bandung merupakan kota besar di Indonesia yang
membuat kota Bandung mempunyai daya tarik tersendiri. Hal ini menunjukan kota bandung mengalami pertumbuhan ekonomi, berdasarkan
data BPS kota Bandung dari tahun 2011-2018 kota bandung mengalami pertumbuhan rata-rata 7%. Dan tingkat partisipasi angkatan kerja yang
cukup tinggi 20% setiap tahun dari 2016-2019.
Namun hal tersebut tidak dibarengi dengan tersedia infrastruktur dan sarana yang mencukupi yaitu gedung kantor. seringkali pengadaan
wadah tidak ideal, fasilitas yang kurang memadai, serta lokasi yang tidak strategis. Kondisi kota Bandung yang seperti ini sering menjadi
masalah dan dampak yang ditimbulkan, seperti kepadatan penduduk, pesatnya pembangunan, lahan yang semakin sempit, arus lalu lintas
semakin padat dll. Yang menjadikan badan usaha tidak leluasa untuk menuangkan aspirasinya.
Di kota bandung rental office jumlahnya belum terlalu banyak. Sementara bangunan kantor sangat dibutuhkan pada kota besar
berkembang. Namun berdasarkan RTRW kota Bandung tahun 2012-2019 terdapat beberapa kawasan yang akan dijadikan perkantoran. Untuk
mengatasi hal tersebut maka perlunya pembangunan gedung kantor terutama kantor sewa yang dimana berusaha menciptakan bangunan yang
memiliki fleksibilitas dan kapabilitas untuk melayani penyesuain dalam gedung dan konteks lokasi tersebut. Jl Asia afrika merupakan pusat
kota Bandung dan merupakan daerah komersial, yang masih memperdulikan konteks lokasi tersebut dan penyesuaian pada zaman sejarah , oleh
karna itu bangunan sudah sejak dulu berada dan sekarang hanya merenovasi saja dengan konsep dan bentuk baru yang inovatif serta mengikuti
zaman.

 
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.2.1 Maksud Penelitian

Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana fungsi dari Rentall Office, Mengetahui jenis-jenis struktur bangunan High Rise, Mengetahui dan memahami semua tentang rental office seperti
utilitasnya , strukturnya yang biasa dipergunakan pada bangunan Rental Office.

1.2.2 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis suatu bangunan guna menambah ilmu, wawasan tentang Rental Office, dan menjadi sebuah referensi perancangan desain.

1.3 Identifikasi Masalah

a.) Apa yang dimaksud dengan Rental Office ?

b.)Bagaimana Utilitas yang biasa di pakai dalam bangunan Rental Office ?

c.)Bagaimana system struktur yang diterapkan pada bangunan Rental Office ?

1.4 Rumusan Masalah

a.) Bagaimana meneliti desain kantor sewa yang bisa mewadahi segala kegiatan di dalamnya?

b.) Mewujudkan desain kantor sewa di Bandung dengan pendekatan estetika bangunan beserta strukturnya ?

c.) Bagaimana membuat rental office yang refresentatif ?

1.5 Manfaat Penelitian

I.5.1. Manfaat Umum

Mengetahui Fungsi dari bangunan Rental Office , Mengetahui bagaimana utilitas di dalam Rental Office, memahami prinsip prinsip struktur yang akan digunakan pada desain bangunan Rental Office.

I.5.2. Manfaat Khusus

Medapatkan informasi dan data data tentang Rental Office, dan dapat menambah wawasan, yang nantinya akan menjadi sebuah referensi dalam perancangan desain sebuah Rental Office pada tugas akhir.
1.7.Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Memberikan penjelasan tentang latar belakang Rental Office dan arsitektur futuristik, maksud dan tujuan penelitian, metode
penyusunan laporan dan sistematika penyusunan laporan dari hasil penelitian.

BAB II KAJIAN TEORITIK

Berisikan tinjauan tentang teori-teori mengenai rental office. Serta tinjauan umum mengenai tema arsitektur kontemporer.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi penjabaran mengenai metode penelitian yang dilakukan.

BAB IV ANALISA WISMA MONEX

Merupakan bab yang membahas secara keseluruhan objek yang terpilih yaitu Wisma Monex mulai dari profile, analisa ruangan,
analisa bangunan, analisa MEP, analisa struktur.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran dari hasil kajian pada bab - bab sebelumnya.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
 
2.1 Rental Office
2.1.1 Definisi

Menurut Hunt W.D., kantor sewa adalah suatu bangunan yang mewadahi transaksi bisnis dengan pelayanan secara profesional. (Sumber : Panduan
Perancangan Bangunan Komersial, Endy Marlina, 2008)

Menurut Endy Marlina, kantor sewa merupakan suatu fasilitas perkantoran yang berkelompok dalam satu bangunan sebagai respon terhadap pesatnya pertumbuhan
ekonomi khususnya di kota-kota besar (perkembangan industri, bangunan/konstruksi, perdagangan, perbankan, dan lain-lain). (Sumber : Panduan Perancangan
Bangunan Komersial, Endy Marlina, 2008 : 116)

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa kantor sewa adalah suatu bangunan yang diperuntukan sebagai wadah untuk pekerja kantor dimana
investor/perusahaan menyewa terhadap pengelola kantor.

Adanya bangunan kantor sewa merupakan respon dari fakta akan tingginya kebutuhan ruang di area-area dengan nilai lahan yang tinggi.  Hal ini juga dipengaruhi
beberapa faktor:
• Tingginya kegiatan ekonomi di wilayah tersebut
• Tingginya harga lahan
• Persebaran pembangunan yang kurang merata dalam suatu wilayah

2.1.2 Sejarah Perkantoran

Pada awalnya ruang kantor berada dalam lingkungan istana/hunian, bangunan ibadah, dan tempat yang menjadi pusat perhatian perdagangan atau sistem
produksi. Lalu pada Zaman Renaisans di Eropa mulai terjadi pemisahan fungsi bangunan pemerintahan, militer, keagamaan dan komersial.

Zaman Revolusi Industri di Eropa (abad 18-19) peningkatan pesat kegiatan perbankan, asuransi serta perdagangan dantelekomunikasi/telegraf, transportasi. Yang sangat
dibutuhkan banyak pekerja kantoran dan ruang kantor. Serta lapangan pekerjaan yang membuka besarbesaran pekerjaan. Lalu pada Abad 19 mulai dibangun kantor
bertingkat karna harga tanah di tengah kota semakin mahal. Bangunan kantor semakin tinggi dengan inovasi elevator yang aman pada tahun 1852 dan teknologi baja,
awalnya menggunakan dinding pendukung dan besi cor.
Awal abad ke-20 sistematika tempat kerja Dipengaruhi oleh teori manajemen Taylor, manajemen pekerja secara ilmiah. Pekerja kantoran bekerja dibawah
pengawasan, secara hirakis, berdasar status, memisahkan manusia berdasar status dan fungsi. Mengutamakan efisiensi , tempat kerja yg tidak manusiawi, lalu
transportasi vertikal menggunakan material baru, saat itu pencahayaan buatan belum efektif, dan masih menggunakan pencahayaan alami serta menggunakan
sinar matahari sebagai pencerah ruangan kerja. Sehingga Perlu dinding pendukung untuk ruangan agar dapat menyebar pencahayaan alamitersebut dengan
menggunakan partisi dari kayu yang dibuat celah untuk pencahayaan alami. . Masa bangunan kantor masih sempit untuk memanfaatkan cahaya matahari dan
pertimbangan struktur. Interior kantor bercirikan koridor di tengah bangunan (double-loaded corridors) dan meja-meja berderet berulang dalam kantor terbuka
(open plan)

Hubungan antar manusia semakin dianggap penting. Dengan adanya bermuncul penelitian-penelitian hubungan antar manusia, motivasi pekerja,
menunjukkan bahwa peningkatan jaringan sosial akan meningkatkan semangat pekerja, motivasi dan prduktifitas. Ruang-ruang kantor mulai menyajikan ruang-
ruang yang membuat nyaman para pekerja dan mobilitas yang semakin tinggi. Setelah terjadi perubahan anatr manusia management ikut berubah, Pekerjaan
disusun berdasar kluster kelompok individu. Ruang manajer dan pekerja tetap terpisah. Kantor dilingkupi dengan kaca untuk memungkinkan kontak visual.
Curtain wall meningkatkan pencahayaan ke dalam ruangan. Dengan peningkatan teknologi dalam pemanasan ruang, ventilasi, AC, lampu neon dan sistem
plafon gantung memungkinkan massa bangunan kantor menjadi lebih tebal

Pada tahun 1970an sampai 2000 menghasilkan profesionalisasi tempat pekerjaan dengan bangkitnya tenaga kerja kerah putih telah menggeser tempat
kerja dominan dari kantor pusat corporate headquarters kepada firma konsultan profesional menyebabkan proliferation bangunan kantor yang menjadi
spekulatif. Lalu terjadinya peningkatan staf profesional menciptakan kebutuhan akan bangunan yang memaksimalkan dinding luar primeter untuk kantor
cellular. Dan tata letak open–plan yang lebar mulai ditinggalkan, kecenderungan bangunan semakin tipis dan modern serta dengan jarak ke core yang konsisten.
Dengan adanya pengaruh teknologi termasuk denah bebas kolom menjadikan bangunan kantor sewa sekarang menjadi pusat perhatian bangunan inovatif dan
standarisasi dalam ketersediaan teknologi fasad dan bahan material yang berinovatif dan menjanjikan kedepannya.
2.1.3 Fungsi, Tujuan, Dan Tuntutan

Secara umum kantor merupakan tempat untuk memberikan pelayanan atau mnegurusi arsi-arsip. Adapun fungsi, tujuan dan
tuntutan kantor sebagai berikut.

Fungsi

Sebagai wadah untuk menampung beberapa perusahaan yang belum mempunyai kantor sendiri.

Sebagai tempat melakukan transaksi bisnis dengan pelayanan profesionalserta lembaga dalam bentuk usaha komersial.

Sebagai tempat menampung perusahaan yang bergerak dibidang industripemasaran. Dan bukan untuk memproduksi atau
mengolah barang mentahatau setengah jadi menjadi barang jadi, tetapi untuk memasarkan hasilindustri yang sudah jadi.

Mempermudah para konsumen (pengguna jasa) karena lokasi kantor yangsudah jelas dan terdapat beberapa jenis kegiatan
yang dapat sekaliandilakukan

Tujuan

Kantor sewa bertujuan untuk menampung kegiatan administratif sebuah badan usaha ataupun perorangan baik berupa
pelayanan jasa, penjualan secara makro dengan menggunakan list, penyimpanan uang(pengawasan keuangan), mencatat
keterangan, menjamin aktiva-aktiva dan lainnya
Tuntutan
1. Pengelola
Motivasi pengelola adalah untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan cara menyediakan tempat / ruang ataupun
bangunan yang difungsikan sebagai kantor dengan strandar dan ukuran tertentu sesuai dengan modul – modul yang telah ditetapkan
dan dapat disewakan seluas-luasnya. Yang perlu diperhatikan dalam perancangan kantor sewa adalah
• luasan lantai
• efisiensi energy
• sistem informasi
• sistem komunikasi
• sistem utilitas
• fasilitas eksekutif
• tempat makan dan sosialisasi
• standby listrik
2. Penyewa
Sesuai dengan aktivitasnya sebagai penyewa, maka yang diinginkan oleh penyewa adalah :
Penampilan bangunan yang memiliki nilai estetik dan representatif . Hal ini sangat dibutuhkan sebagai bukti dan untuk memberikan
rasa kepercayaan terhadap penyewa untuk menghadapi klien-klien dari masing-masing penyewa.
Suasana kerja yang nyaman yang diciptakan untuk meningkatkan produktifitas kerja hingga mampu mendorong kemajuan kantor.
Fleksibilitas dari modul ruang yang disewakan sesuai dengan tingkat kebutuhan penyewa sesuai dengan jumlah pegawai, jenis kantor
dan aktivitas yang berlangsung serta asumsi kebutuhan luas kantor yang selalu berubah sesuai dengan tingkat kemajuan perusahaan.
Para penyewa tidak perlu mengeluarkan biya ulang untuk maintenance bangunan
Tingkat keamanan dan keselamatan
2.1.4 Klasifikasi kantor sewa

Pengadaan kantor sewa di setiap wilayah tidak selalu sama dengan kantor sewa di wilayah lain karena perlu menyesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat serta tren dan kecenderungan ekonomi setempat. Rancangan kantor sewa ini merupakan respon
terhadap perkembangan perekonomian wilayah, yang perlu juga dipertimbangkan untuk mengantisipasi peluang
perkembangan pada masa yang akan datang. Berikut klasifikasi kantor sewa :
A. Menurut Peruntukannya

1. Tenant Owned Office Building


Kantor yang direncanakan dan dibangun oleh pemilik yang biasanya tergabung dalam yayasan atau institusi untuk digunakan
oleh perusahaan yang dibawahi, dilindungi, atau yang memiliki hubungan erat dan disewakan kepada siapa saja yang
membutuhkan.
2. Bangunan Investasi
Kantor yang direncanakan dan dibangun oleh suatu perusahaan berupa pengembang untuk disewakan kepada beberapa
penyewa (Multy Tenancy Building).
3. Bangunan Kantor Spekulatif
Kantor yang direncanakan dan dibangun oleh perusahaan untuk disewakan secara spekulatif (dengan perencanaan jangka
panjang) kepada penyewa yang berminat.
Menurut Sistem Persewaan

1. Service Floor Area Kantor yang disewakan dengan area service yang tidak termasuk, areaarea tersebut antara lain elevator, lift,

tangga, central AC, dan fire tower court.

2. Rentable Floor Area Kantor yang disewakan dengan pembagian area-area menjadi dua bagian, yaitu:

• Useable floor area, merupakan area privat yang dipergunakan oleh para penyewa.

• Common floor area, merupakan area yang disewakan sebagai penunjang meliputi elevator, lift, hall, koridor, lavatory, toilet, dll.

3. Menurut Jumlah Penyewa

• Single Tenancy Building Bangunan kantor yang disewakan kepada satu penyewa atau perusahaan dengna jangka waktu tertentu.

• Single Tenancy Floor Luas kotor ruang satu lantai bangunan dikurangi ruang-ruang fasilitas seperti elevator umum, ruang mesin,

dan tangga umum yang disewakan kepada penyewa atau perusahaan.

• Multy Tenancy Floor Apartemen dan Kantor Sewa di Kabupaten Sleman Melalui Pendekatan Arsitektur Hijau Tommy Yanuar -

090113391 38 Satu lantai bangunan kantor yang disewakan kepada beberapa penyewa atau perusahaan. Luas ruang yang disewakan

tidak termasuk fasilitas umum seperti lift, elevator, ruang mesin, dsb .
2.2 Kajian Tema

Sejarah Arsitektur Kontemporer


Arsitektur kontemporer tidak muncul secara tiba- tiba tetapi didasari oleh semangat perubahan yang berakar dari Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri
mengakibatkan munculnya tipologi bangunan baru yang sebelumnya belum pernah ada, seperti tipologi pabrik, gudang, dan sebagainya.
Pengertian Arsitektur Kontemporer Menurut Para Ahli

Konnemann, World of Contemporary Architecture XX, “Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya arsitektur yang bertujuan untuk mendemonstrasikan suatu kualitas
tertentu terutama dari segi kemajuan teknologi dan juga kebebasan dalam mengekspresikan suatu gaya arsitektur, berusaha menciptakan suatu keadaan yang nyata-
terpisah dari suatu komunitas yang tidak seragam.”

Ciri – ciri Arsitektur Kontemporer

Bentuk, Komposisi ruang, Material baru, Jendela, Memperhatikan lingkungan.

Prinsip – Prinsip Desain Arsitektur Kontemporer

Prinsip Rasional, Prinsip Simbolik, Prinsip Psikologik.

Kesimpulan Arsitektur Kontemporer

Arsitektur kontemporer lahir akibat perkembangan zaman yang menuntut perubahan,perubahan dalam penciptaan sebuah karya arsitektur.Keberadaannya timbul dari rasa
ketidakpuasan arsitek terhadap teori-teori yang mengekang arsitektur itu sendiri. Arsitektur kontemporer memiliki sifat untuk selalu berkembang seiring perkembangan
zaman yang diikutinya.

Contoh – Contoh Bangunan Arsitektur Kontemporer

Museum Tsunami, Menara Phinisi, Museum Gunungapi Merapi, Masjid Raya Sumatera Barat, Sydney Opera House, The Auditorio de Tenerife, The Capital Gate Tower.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis dan mengungkapkan jenis langgam yang digunakan pada bangunan Kantor Sewa. Dalam

mengumpulkan, mengungkanpan berbagai masalah dan tujuan yang akan dicapai, penelitian ini dilakukandengan pendekatan

deskriptif analitis. Menurut Sugiyono (2008:15) bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berlandaskanpada filsafat

postpositivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif alamiah di mana peneliti sebagai instrumen kunci.

Sementara itu Nawawi dan Martini (1994:73) mendeskripsikan metode deskriptif kualitatif sebagai metode yang melukiskan suatu

keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian diiringi

dengan upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta historis tersebut. Selain itu, menurut Winarno (Dadang

Supardan, 2000:103) deskriptif analitis adalah suatu penelitian yang tertuju pada penelaahan masalah yang ada pada masa sekarang.

3.2 Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian dillakukan di Wisma Monex yang berada di Jalan Asia Afrika No 133-137 Kota Bandung, Waktu berlangsung selama bulan

Januari 2019 – Mei 2019, Subjek penelitian untuk studi objek ini adalah merupakan sebuah bangunan yang fungsinya merupakan

Bangunan komersial yaitu kantor sewa


3.3 Tahap Penelitian

3.3.1 Tahap Persiapan Penelitian

Menentukan tema dan mempersiapkan studi objek, Menentukan objek yang akan dikaji dalam melakukan penelitian

mempersiapkan pedoman – pedoman dalam melakukan penelitian, Membuat beberapa pertanyaan mengenai objek studi kepada subjek
yang memiliki informasi terhadap objek tersebut.

3.3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Peneliti memutuskan untuk mengkaji sebuah bangunan yang berkaitan dengan bangunan komersial dan konsep arsitektur, Tahapan
berikutnya penulis menentukan objek studi di daerah, Jl.Asia Afrika , Peneliti kemudian memberikan surat pengajuan untuk
menganalisa Kantor sewa Wisma Monex keapada pihak manajemen yang terkait dan datang langsung ketempat , Setelah mendapatkan
data – data tersebut, kemudian peneliti melakukan studi analisis dan evaluasi mengenai data dalam gambar dengan pemahaman teori
yang telah dikaji.

3.4 Teknik Pengumpulan data

Observasi, Dokumentasi, Wawancara, Validasi Data , Alat Bantu Pengumpulan data , Teknik Analisa data, Objek dan Lokasi
Penelitian
BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

4.1 Deskripsi Proyek


• Nama Bangunan : Wisma Monex
• Owner : PT. Monex
• Arsitek dan Engineer : SC & L Consultant
• Kontraktor : PT Tata Mulia Nusantara Indah
• Sub kontraktor : Daikin Aircon
• Lokasi : Jl. Asia Afrika No 133-137, Kota Bandung
• Luas lahan : 1.750 m2
• Luas Bangunan/Lantai : 1.150m2
• Tinggi Banguanan : 40 m2
• Jumlah masa bangunan : 1 unit
• Jumlah Lantai : 12 Lantai, terdiri dari:
• 2 lantai ME dan mezanine
• 4 lantai semi basement
• 6 lantai office
• Fungsi Bangunan : Kantor Sewa
• Tema Arsitektur : Kontemporer
• Jenis Struktur : system struktur rangka & inti (rigid frame and core)
• Didirikan: Tahun 1999-2000
• Kelas : Grade B Plus
4.2 Analisis Bangunan

Lokasi site dari wisma Monex berada di kawasan pusat kota lebih tepatnya di jl
Asia Afrika, site cenderung berbentuk persegi namun bagian belakang
menambahkan bangunan persegi yang diperuntukan bangunan entrance menuju
semi basement, pemilihan lokasi site di pusat kota sendiri karena kawasan
tersebut yang memang merupakan area perkantoran dan daerah komersial
dengan mudahnya akses untuk mencapai site, berikut beberapa data mengani
site dari wisma Monex:

• Site berada di jalan asia afrika

• luasnya sekitar 1750m2

• site berada di jalan uatama yang mempunyai jalur satu arah

• untuk akses masuk berada di jalan Asia Afrika dan keluar dijalan Asia Afrika

• KDB 40%

• In/ masuk ke Wisma Monex berada setelah Out/Keluar dari bangunan wisma
monex ini bertujuan agar bangunan tidak terlewat saat akan masuk dan
menghindari terjadinya kemacetan dijalan tersebut.
A. Analisis Lingkungan Sekitar

•Batas Utara : Jl. Haurkuning

•Batas Selatan : Panin Bank

•Batas Timur : Wisma Bumi Putera

•Batas Barat : Auto 2000 Asia Afrika


B. Analisa View Dari Luar Kedalam

KETERANGAN :
View dari dalam ke luar
View dari luar ke dalam
• Wisma Monex berada dekat dengan persimpang jalan , maka dari itu view ke arah tersebut harus diolah dengan baik.
• Pada tampak utara Kantor sewa, fasad menggunakan Precash dan tidak diolah sebab bagian belakang dan tertutup bangunan lain
• Pada tampak timur merupakan view utama karena merupakan orientasi utama bangunan sebab jalan searah dari arah timur kebarat jadi tampak
yang dilihat terlebih dahulu sebelum tampak depan
• Lalu pada Tampak Selatan Merupakan fasad utama yang menghadap langsung jalan Asia Afrika dan diberi identitas atau penanda Eisma Monex
• Pada tampak barat tampak hanya menggunakan kaca dan tidak diolah sebab tampak yang jarang terlihat tertutup bangunan disampingnya.
4.2.2 Analisis Sirkulasi Kendaraan dan Pejalan Kaki

Sirkulasi kendaraan Mobil


Sirkulasi kendaraan Motor
Sirkulasi Pejalan Kaki
1. Sirkulasi Kendaraan Mobil dan Motor

a. Sirkulasi Kendaraan motor dan mobil mempunyai IN yang sama dan jalur Akses kebangunan yang sama dan berdampingan,
Lebar jalan kurang lebih 4m, hanya cukup untuk 1 mobil. Mempunyai boom gate atau palang parkirkarcis kendaraan masuk.

b. Sirkulasi Kendaraan motor dan mobil mempunyai OUT yang sama dan jalur Akses kebangunan yang sama dan
berdampingan, Lebar jalan kurang lebih 4m, hanya cukup untuk 1 mobil. Mempunyai boom gate atau palang parkir karcis
kendaraan keluar.
2. Sirkulasi Pejalan Kaki

- Sirkulasi pedestrian mempunyai IN dan OUT yang sama yang berdampingan dengan pos security dan
jalur Akses kebangunan yang sama, Lebar jalan kurang lebih 1.5m, yang langsung sejajar dengan entrance bangunan
kedalam gedung.

3. Dropoff

Drop off Wisma Monex berada di arah selatan bangunan atau didepan bangunan entrance lebar
jalan kurang lebih 4m. dengan langsung sejajar dengan lobby, dan mempunyai atap di tempat drop off sehingga
saat hujan tamu yang turun dari mobil tidak kebasahan, terdapat pula 2 pilar kolom lingkaran yg dilapisi
alumunium dengan kesan terlihat lebih elegan dan mewah, mengguanakan pintu kaca dan lantai keramik
mirip dengan granitbewarna hitam.
4.2.4 Konsep Desain

Wisma Monex dibangun dengan konsep bentuk bangunan arsitektur kontemporer dengan bentuk yang sederhana pada
zamannya saat itu tahun 2000an, dengan bentuk persegi seperti kantor sewa pada umumnya, dengan fasad tampak depan
menggunakan kaca yang menggunakan dinding precast yang langsung di ekspost dan tidak menggunakan finishing.

Konsep bentuk dari bangunan yang berbentuk persegi di akibatkan bentuk site yg di apit oleh bangunan bangunan sekitar
sehingga bangunan berbentuk persegi , dan bentuk tersebut menyesuaikan dengan bentuk site .
4.2.5 Analisa Gubahan Massa

Gubahan massa dari wisma monex ini berbentuk linier dengan bentuk persegi panjang dengan fasad yang berorientasi
menghadap ke arah Selatan karena jalan utama yaitu jalan Asia Afrika berada di sisi Selatan, bentuk linier sendiri
menyesuaikan dengan bentuk tapak yang memanjang dari selatan ke utara. Bangunan ini umumnya berbentuk persegi 4 tetapi
dengan adanya semi basement menjadikan bangunan ini persegi panjang dan tower berbentuk persegi 4. Wisma monex
memiliki 12 lantai yang terdiri dari 2 lantai ME, Trafo, genset, plambing, mezanine dll, 4 lantai parkiran semi basement, 6
lantai tower atau ruangan yang disewakan dengan lantai tipikal yang core atau inti bangunan berada di tengah.

bentuk dari bangunan yang berbentuk persegi di akibatkan bentuk site yg di apit oleh bangunan bangunan sekitar sehingga
bangunan berbentuk persegi , dan bentuk tersebut menyesuaikan dengan bentuk site .

Anda mungkin juga menyukai