Anda di halaman 1dari 68

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang proyek


Dalam suatu proses proyek pembangunan mall 23 @ paskal mempunyai perencanaan
Mengusung konsep minimalis dan modern, bangunan yang didirikan di jantung kota
bandung ini diharapkan dapat menjadi salah satu destinasi hiburan terlengkap kota bandung
yang memanjakan pengunjung.Ada banyak hiburan yang disediakan oleh mall ini
diantaranya Cinema, Kid Zone, Food Court, Gym, cafe, area belanja, Spa dan banyak lagi.
Untuk mendukungnya itu semua Mall ini menyediakan area parkir basement dengan
daya tampung ± 539 mobil dan ± 1100 motor,
Belum cukup dengan itu saja, bangunan ini menambah daya tariknya dengan adanya
kampus dan hotel yang berdiri kokoh di atap mall. Dengan begitu luasnya area mall dan
banyaknya fasilitas yang ada tidak berlebihan rasanya jika Mall ini dinobatkan sebagai Mall
terbesar dan terlengkap di Kota Bandung

1.2 Maksud dan Tujuan Proyek


Tujuan pembangunan proyek ini adalah untuk memberikan suasana bangunan yang
mempunyai ciri khas tersendiri dengan adanya bangunan komersial yaitu terdiri bangunan
Mall , Perguruan Tinggi ( Kampus Bina nusantara) dan Hotel yang biasa di sebut sebuah
perpaduan bangunan mixed use building

1.3 Metoda Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penyusunan laporan kerja praktek ini diperoleh dengan cara :
 Wawancara/interview dengan pihak-pihak yang terkait dan bertanggung jawab
mengenai masalah yang didapat dari pengamatan dilokasi proyek setiap harinya
selama kerja praktek berlangsung, pengamatan dari data umum, data teknis
dan gambar kerja proyek.
 Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan dan melihat
secara langsung suatu pekerjaan yang berlangsung.
 Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan berupa foto-foto, visualisasi dan lampiran-
lampiran yang disajikan sebagai pelengkap dari laporan

1| P a g e
 Studi literatur
1.4 Lingkup Pengamatan Praktek Kerja

Ruang lingkup pelaksanaan kerja praktek pada Proyek PT. Mitra Perdana
Multidimensi yang berlokasi di jalan Ruko PASKAL Hyper Square Blok D18 Jalan
Pasir Kaliki No. 25-27, Bandung 40181 adalah

 Aspek Teknis yang meliputi teknis pelaksanaan pekerjaan MEP yaitu pekerjaan
Mekanikal , Elektrikal & Plumbing
Proses Kerja Praktik dikerjakan selama 3 bulan mulai tanggal 3 oktober 2016 s/d
tanggal 30 desember 2016

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Membahas tentang latar belakang Proyek , maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari
proyek, lokasi praktik kerja maksud dan tujuan praktik kerja, lingkup pengamatan yang diamati
saat kerja praktek,metode/ cara pengamatan dan sistematika pembahasan.

BAB II Tinjauan Umum dan uraian Proyek

Membahas Aspek manajerial data perusahaan yang terlibat dalam proyek , struktur
organisasi dan hubungan kerja dalam proyek serta kondisi proyek dan metoda pekerjaan
konstruksi pada proyek.

BAB III Tinjauan khusus pengawasan proyek

Berisi uraian beberapa uraian pekerjaan yang diamati pada Pelaksanaan Teknis Proyek.

Bab IV Uraian proses Pelaksanaan teknis pengawasan pekerjaan di lapangan dan


administrasi pelaporan

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari proses selama praktik berupa rekomendasi
yang ditujukan untuk tim proyek.

Bab V Kesimpulan dan saran

2| P a g e
3| P a g e
4| P a g e
BAB II

TINJUAN UMUM DAN URAIAN PROYEK

2.1 )
PROFIL PERUSAHAAN
Pertumbuhan ekonomi bangsa yang telah membawa dunia industri
konstruksiberkembang. Perkembangan pesat di dunia konstruksi semakin
membutuhkan banyaknya perusahaan berkompeten dan tenaga-tenaga ahli untukterlibat aktif
memajukan gagasan, metode dan manajemen yangInovatif dan efektif.Atas dasar itulah, kami
bermitra dengan dasar kesamaan gagasan danide untuk turut serta mengembangkan dunia
konstruksi denganperusahaan yang saat ini kami perkenalkan.
Nama Perusahaan

PT MITRA PERDANA MULTIDIMENSI


( MPM )
Didirikan
9 Februari 2015
Bidang Usaha
 Jasa Konsultan Teknis
 Layanan Jasa
 Project Management
 Construction Management
 Field Supervision
 Quantity Surveying
 Design Engineering
 Project Study
 PROFIL PERUSAHAAN
Phone +62-21-7301770, Fax : +62-21-7301770
Email : mpm.dimensi@gmail.com
Komplek Ruko Pondok Pucung no 5
Jl Raya Pondok Pucung—Pondok Aren
Bintaro Jaya Sektor VII

5| P a g e
Tangerang Selatan
PT MITRA PERDANA
MULTIDIMENSI
LINGKUP LAYANAN
JASA
Adapun layanan jasa Konsultasi Teknis yang kami berikan
dalam pelaksanaan
proyek antara lain :
Manajemen Proyek / Project Management
Manajemen Konstruksi / Construction Management
Supervisi Lapangan / Site Supervision
Design & engineering
Quantity Surveying
MANAJEMEN PROYEK :
Manajemen proyek yang kami laksanakan adalah suatu
pengelolaan proyek terpadu dan melibatkan berbagai
unsur pembangunan yang multi disiplin dalam upaya
mewujud – nyatakan tujuan akhir suatu proyek.

 CONSTRUCTION MANAGEMENT :
Construction management diperlakukan sebagai suatu
sistem yang menyeluruh dan terpadu agar mencapai hasil
yang optimal dalam aspek biaya, mutu serta waktu. Ciri
khusus pengelolaan dengan sistem construction
management adalah fast tracking

 FIELD SUPERVISION :
Kami tidak hanya melakukan pengawasan, tetapi juga
sekaligus memberikan pembinaan serta meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan bagi para kontraktor
melalui layanan jasa Field Supervision.

 DESIGN & ENGINEERING :

6| P a g e
Desain dan engineering merupakan salah satu lingkup
layanan jasa kami yang akan dikembangkan dan
ditingkatkan, terutama dalam bidang infrastruktur dan
sistem.

 QUANTITY SURVEYING :
Sebagai suatu tim QS (quantity surveying) yang
professional, PT MPM memiliki tingkat keandalan yang
tinggi dalam bidang planning, programming, estimasi
serta pengendalian biaya proyek. Di dalam pengambilan
suatu keputusan, ahli-ahli kami selalu menggabungkan
unsur-unsur pengetahuan dan pengalaman, baik secara
kelompok maupun secara individu.

2.1.1 ) Pengertian MK ( Manajemen konstruksi )

Fungsi dan Tujuan Manajemen Konstruksi

Seperti yang disebutkan diatas, manajemen konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi
manajemen pada suatu proyek dengan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar
tercapai tujuan proyek secara optimal. Beberapa diantara fungsi manajemen konstruksi lainnya
adalah sebagai berikut

1. Perencanaan (Planning)

7| P a g e
Fungsi perencanaan dari manajemen konstruksi adalah menentukan apa yang harus dikerjakan
dan bagaimana mengerjakannya. Ini menyangkut pada pengambilan keputusan terhadap
beberapa pilihan-pilihan yang berkaitan pada proses pembuatan konstruksi.

2. Mengorganisasi (Organizing)

Fungsi ini berkaitan dengan usaha manajemen untuk menetapkan jenis-jenis kegiatan yang
perlu dilakukan. Gunanaya agar tugas atau kegiatan-kegiatan tadi lebih mudah ditangani oleh
bawahannya karena sudah terorganisir dengan sangat baik.

Artikel Lain : Nasihat Imam Al-Ghazali : Mulai untuk Berhitung

3. Penempatan Orang (Staffing)

Fungsi ini meliputi usaha pengembangan dan penempatan orang-orang yang tepat di dalam
jenis-jenis pekerjaan yang sudah direncanakan awalnya.

4. Mengarahkan (Directing)

Fungsi lain dari manajemen konstruksi adalah directing atau biasa juga disebut supervisi.
Fungsi ini menyangkut pembinaan motivasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan untuk
pelaksanaan tugas yang sesuai perencanaan.

5. Mengontrol (Controlling)

Fungsi terakhir adalah controlling. Fungsi ini berguna untuk menjamin bahwa perencaan bisa
diwujudkan secara pasti. Proses kontrol pada dasarnya selalu memuat unsur: perencanaan yang
diterapkan, analisa atas deviasi atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, dan
menentukan langkah-langkah yang perlu untuk dikoreksi.

Tugas Manajemen Konstruksi

 Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai


dengan metode konstruksi yang benar atau tidak
 Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari kontraktor secara
tertulis
 MK berhak menegur dan menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai
dengan kesepakatan

8| P a g e
 Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang
konsultan perencana, wakil owner, dan kontraktor.
 Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan segala
sesuatu di proyek
 Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner langsung
 Mengesahkan material yang akan digunakan apakah sesuai dengan spesifikasi kontrak
atau tidak.
 Mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor
dalam aspek mutu dan waktu.
 Mengesahkan adanya perubahan kontrak yang diajukan oleh kontraktor
 Memeriksa gambar shop drawing dari kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan
pekerjaan.
 Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar memenuhi
syarata K3LMP (kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan, mutu, dan
pengamanan)
 Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus
dikerjakan namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat jadwal.

2.1.2 ) Quantity Surveyor


Quantity Surveyor merupakan pihak yang mengatur pembelian material, mengecek
kesesuaian gambar dengan aplikasi di lapangan, menjembatani keinginan Project Manager kepada
subkontraktor dan mandor/pemborong.
1. Administration
Administration dipimpin oleh seorang kepala bagian administrasi dan keuangan, yang
bertanggungjawab terhadap ketertiban dan kelancaran proses administrasi keuangan, teknis, dan
umum.
2. Quality Control / Quality Asssurance
Quality Control / Quality Assurance memiliki tugas utama sebagai pengendali kualitas bahan
dan hasil pekerjaan serta bertanggung jawab kepada Site Manager.
Tugas dan tanggung jawab Quality Control / Quality Assurance adalah sebagai berikut:

9| P a g e
a. Melakukan pengawasan agar kualitas dan pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana di
lapangan sesuai dengan spesifikasi teknis.
b. Menyiapkan data secara terperinci serta rekomendasi teknis sehubungan dengan
kualitas material.
c. Mengikuti spesifikasi teknis dan petunjuk teknis yang tercantum dalam Dokumen
Kontrak.
d. Memeriksa Sertifikat Pengujian dari Laboratorium.
e. Memantau pengujian pada laboratorium pengujian yang ditunjuk.
f. Membuat instruksi kepada tim dilapangan sesuai dengan spesifikasi teknis.
g. Membuat dan menghimpun semua data sehubungan dengan pengendalian pekerjaan.

2.1.3 )

3. Engineer
Engineer adalah orang yang bertugas sebagai pengawas dalam pengendali mutu dilapangan.
Tugas-tugas engineer adalah sebagai berikut :
a. Mempertanggungjawabkan hasil dari pelaksana selama dalam proses pembangunan
dalam kaitannya dengan keahlian yang diemban.
b. Mengawasi kedatangan material.
c. Membantu administrasi proyek dalam pembuatan progress mingguan.
d. Melakukan koordinasi rutin secara periodik bersama ketua tim atas kemajuan pekerjaan
kepada pemilik proyek berupa laporan rutin.
e. Memberikan saran dan solusi (pertimbangan teknis) bersama Manager Konstruksi
terhadap perkembangan proyek kepada pihak-pihak yang terkait (pelaksana dan owner) maupun
hubungannya terhadap internal demi kelancaran pekerjaan.
2.1.4 )
4. Logistik
Pekerja logistik adalah orang yang menciptakan terselenggaranya kebuthan bahan dan peralatan
secara tepat jumlah, mutu dan waktunya. Tugas logistik adalah sebagai berikut :
a. Mempertanggungjawabkan peralatan yang masuk maupun keluar gudang.
b. Mempertanggungjawabkan material yang masuk/keluar termasuk kondisi dan jumlahnya.
c. Mengontrol semua permintaan pengadaan material berdasarkan budget yang ada.
d. Menyiapkan semua material sample yang diminta owner.

10| P a g e
e. Membuat Berita Acara penerimaan/penolakan material setelah pengontrolan kualitas (oleh
Quality Control) dan kuantitas.
f. Membuat laporan material yang masuk dengan bukti penerimaan barang.
g. Membantu dalam memonitor permintaan material maupun alat selama dalam proses pengadaan
melalui Surat Pengadaan Material.
h. Mempertanggungjawabkan mutu material yang masuk sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
5. Surveyor
Surveyor atau biasa disebut uizet mempunya bermacam tugas dalam pembangunan proyek ini.
Tugas dari surveyor adalah sebagai berikut :
a. Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan untuk diaplikasikan
dilapangan.
b. Menentukan titik-titik batas area proyek, ini diperlukan untuk pembuatan alur pagar proyek
dan penenuan koordinat gedung.
c. Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi, kesalahan dalam penentuan elevasi ini dapat
menyebabkan pemborosan pekerjaan urugan dan galian.’

2.1.5) Pengertian Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek atau pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan
memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan
yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan,
badan/lembaga/instansi pemerintah maupun swasta.
Pemilik pada proyek ini adalah PT. Mita perdana Multidimensi
Hak dan kewajiban pengguna jasa adalah:
a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan
oleh penyedia jasa.
c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak
penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya
yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.

11| P a g e
f. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara
menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.
g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi)
h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa
jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Wewenang pemberi tugas adalah:
a. Memberi hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing kontraktor.
b. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan
secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak yang telah
ditetapkan

1. Perbedaan Manajemen Konstruksi dan Pengawasan

1.1. Umum

Pada hakekatnya, dalam semua proyek pembangunan, selalu ada fungsi


pengelolaan (management) proyek. Yang menjadi pertanyaan adalah, bilamana dan
untuk proyek seperti apa, fungsi pengelolaan tersebut perlu diterapkan sistem
Manajemen Proyek / Manajemen Konstruksi.

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut perlu dimengerti lebih dulu beberapa
hal, diantaranya, apa itu dan apa yang dapat dilakukan oleh Manajemen Proyek,
Manajemen Konstruksi dan Konsultan Pengawas, apa yang menjadi sasaran Pemilik
atas proyek yang bersangkutan.

'pengawasan' dan 'manajemen konstruksi'

Meskipun sama-sama melakukan kegiatan pengelolaan pengawasan akan tetapi


komponen-komponen kegiatan yang dilakukan berbeda. Pengawasan pada
prinsipnya hanya melakukan kegiatan pengawasan mutu pekerjaan, sedangkan
pada kegiatan manajemen konstruksi masih ditambahkan fungsi kontrol dan

12| P a g e
monitoring waktu dan biaya. Dengan kata lain dalam manajemen konstruksi terdapat
tanggung jawab terhadap terselenggaranya pelaksanaan proyek mulai dari
perencaaan, perancangan hingga pelaksanaan pembangunan fisik selesai dan
sesuai dengan rencana yang tertuang dalam dokumen konstruksi.

Sejalan dengan pengertian tersebut di atas, maka secara sederhana dapat


dikatakan bahwa Manajemen Konstruksi adalah pihak yang bertugas untuk
mengelola teknis terselenggaranya proyek secara keseluruhan sedangkan
Pengawasan adalah pihak yang bertugas untuk melaksanakan pengawasan kualitas
dan kuantitas pekerjaan pembangunan fisik saja, kuantitas pekerjaan dikaitkan untuk
bisa menerbitkan rekomendasi pembayaran kepada kontraktor sesuai prestasi
pekerjaan.

13| P a g e
BAB III

TINJAUAN KHUSUS PENGAWASAN PROYEK

3.1 ) Deskripsi proyek

Data Umum Proyek


• Nama Proyek : Mall 23@Paskal
• Lokasi proyek : jl. Pasir kaliki no 25-27 bandung
• Masa pelaksanaan : 18 bulan kalender
• Luas area : ± 30.000 m²
• Luas bangunan : ± 109.089 m²
• Lt basement : 23.692 m²
• Lantai 1 : 24.501 m²
• Lantai 2 : 21.428 m²
• Lantai 3 : 21.417 m²
• Lantai 4 : 18.051 m²
Tinggi Mall : ± 21,5 meter
• Lt basement – Lantai 1 : 4,0 meter
• Lantai 1 – Lantai 2 : 4,5 meter
• Lantai 2 – Lantai 3 : 4,5 meter
• Lantai 3 – Lantai 4 : 4,5 meter
• Lantai 4 – roof skylight : 4,0 meter

Data Teknis Proyek


Fungsi bangunan : Bisnis Center Shopping
Waktu pelaksanaan : 18 bulan kalender ( 5 januari 2015 – 31
desember 2016

Struktur Bangunan : Beton Bertulang dan Baja


Konstruksi Atap : Baja
Konstruksi Dinding : Hebel dan Beton Bertulang

14| P a g e
Mutu Beton : Pekerjaan struktur dibagi menjadi 4 zona
yang disesuaikan dengan jarak jangkau tower crane
• Untuk membantu pengangkutan alat dan material dinggunakan Tower crane 4 buah
yang panjangnya
• Sistem perhitungan struktur menggunakan rangka portal untuk area mall, sedangkan
• Mutu beton yang digunakan adalah :
• k300 untuk horizontal (balok, slab, tangga dan pilecap)
• k400 untuk vertical (kolom dan shearwall)
• Mutu besi beton yang digunakan :
• U-24 untuk Φ < 10 (tegangan leleh 2400 kg/cm²)
• U-39 untuk D ≥ 10 (tegangan leleh 4000 kg/cm²)
• Tenaga kerja mencapai 700 orang
• Waktu pelaksanaan struktur oktober 2015 – mei 2016 ( 8 bulan )

3.2) Kondisi Proyek


Saat memulai Kerja Praktek di PT. Mitra Perdana Multidimensi pada proyek MALL 23
Paskal kondisi dilapangan sedang berlangsung adalah berbagai pekerjaan, mulaidari pekerjaan
pondasi tiang pancang , pekerjaan struktur bawah, pekerjaan struktur atas pekerjaan finishing
Dan Pekerjaan Mekanikal Elektrikal & Plumbing ( MEP)

( Proyek MALL 23 @Paskal ) ( Denah mall )

15| P a g e
( pintu gerbang masuk ) ( post satpam ) ( peraturan di proyek)
Dokumentasi pribadi Dokumentasi pribadi Dokumentasi pribadi

( kantor manajemen konstruksi MK ) ( Gerbang keluar masuk ) ( gedung kantor proyek


tiap PT) Dokumentasi pribadi Dokumentasi pribadi Dokumentasi
pribadi

( mushola ) ( ruang logistik ) ( penyimpanan skavolding )


Dokumentasi pribadi Dokumentasi pribadi Dokumentasi pribadi

( ruang istirahat ) ( ruangan P3K )

16| P a g e
Dokumentasi pribadi Dokumentasi pribadi

3.3) Bagan Hubungan kerja

Gambar 3.3 Bagan Hubungan Kerja

Pada proyek PT. Mitra Perdana Multidimensi Hubungan kerja antara PT.Mitra Perdana
Multidimensi dan PT. Mitra Perdana Nuansa adalah hubungan kerja atau koordinasi yang
dilandasi suatu kontrak tertentu. Owner menunjuk langsung PT. Mitra Perdana Multidimensi
sebagai Design and Build. PT. .Recta Construction adalah kontraktor utama yang mempunyai
kebijakan dan tanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan subkon dan mandor
serta memiliki wewenang untuk memberikan arahan. maka jika adapun hal-hal yang terjadi
dilapangan yang berkaitan dengan pekerjaan diwajib melapor terhadap staff pelaksana PT.
Mitra Perdana Nuansa.

3.4) Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek

Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang
melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan kemampuan dan

17| P a g e
keahliannya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan
adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberi hasil efisien, tepat waktu serta
dengan kualitas tinggi.

Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek umumnya dibedakan
atas hubungan fungsional, yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan fungsi pihak-pihak
tersebut dan hubungan kerja (formal), yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan kerjasama
antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi yang dikukuhkan dengan suatu
dokumen kontrak. Secara fungsional, ada 3 (tiga) pihak yang sangat berperan dalam suatu
proyek konstruksi, yaitu pemilik proyek, konsultan dan kontraktor. Struktur organisasi proyek
Mall 23 Paskal
kegiatan proyek konstruksi, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek
menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan
tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Pada pembangunan Mall 23@paskal , yang menjadi kontraktor utama adalah PT. Recta
Construction Struktur organisasi proyek meliputi prosedur dan hubungan kerja antara
keseluruhan komponen dalam proyek, sebagai berikut:
2 Pemilik proyek (owner) adalah PT. Mitra Perdana Nuansa
3 Kontraktor dan Konsultan Pengawas adalah PT. Takenaka Indonesia.& PT. Mitra Perdana
Multidimensi
Berikut hubungan kerja dalam proyek dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

PT MITRA PERDANA NUANSA

(Owner)

PT. Mitra Perdana Multidimensi


Indonesia

(Planners, Architects, Engineers


and Contractors)

18| P a g e
Gambar 2.1 Bagan Hubungan Kerja

Keterangan:

: Garis Kontraktual
: Garis Koordinasi
Posisi Praktikan di konsultan Manajemen Konstruksi ( MK) PT. MITRA PERDANA
MULTIDIMENSI berikut struktur organisasi :

Posisi Kerja Praktik

PT. MITRA PERDANA MULTIDIMENSI INDONESIA

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Pelaksana Proyek

Posisi Kerja Praktek di Konsultan MK Utama (Main manajemen Construction ) Mitra Perdana
Multidimensi INDONESIA diposisikan sebagai Asisten MEP IN SPECTOR 3 dibawah

19| P a g e
bimbingan Pak yogi , pak tatang & pak rian dll.. Yang mempunyai tugas sebagai pengawas
dalam pengendali mutu dilapangan.

3.5) Data Proyek


Kontraktor utama yang menangani proyek ini adalah PT. Mitra Perdana Nuansa yang
menganut jenis kontrak Design and Build dimana perencanaan dan pelaksanaan dilakukan
sendiri oleh pemberi tugas , Owner hanya menentukan persyaratan-persyaratan yang di
inginkan (Term of Reference). Dalam hal ini kontraktor dapat menunjuk konsultan perencana
yang lebih ahli, namun tanggung jawab tetap sepenuhnya pada kontraktor utama. Kontrak ini
dapat memperkecil resiko kesalahan perhitungan harga karena keterlibatan kontraktor dalam
proses perencanaan yang cukup kuat.
Gambar rencana secara arsitektural dalam bentuk tiga dimensi (3D) pada proyek Mall 23
@paskal dirancang sesuai ke inginan owner yang di ilustrasikan oleh perencana, seperti terlihat
pada Gambar 2.4

Gambar 3.5 Disain Arsitektural 3D


Sumber : Dokumen proyek

20| P a g e
Gambar site plan didapat setelah perencana melakukan tugasnya, Gambar site plan ini
dilakukan di Konsultan Perencana PT. Duta Cermat Mandiri yang berlokasi di Kota Jakarta.

3.6) Metode Pelaksanaan proyek


Proyek ini memiliki jarak antar kolom dengan bentang maksimum adalah 8m dan
dengan ketinggian 3 lantai, sehingga dalam pekerjaanya tidak menggunakan tower crane,
hanya menggunakan mobile crane atau crawler crane dalam membantu pekerjaan
pelaksanaannya, karena itulah perencanaan perletakan alat berat, harus di rencanakan dengan
benar, perencanaan yang dilakukan oleh kontraktor di proyek ini dibagi beberapa zona. Bisa
dilihat pada gambar (3.6) sebagai berikut :

21| P a g e
ZONA 2 ZONA 3

ZONA 1 ZONA 4

Keterangan zona 1 – 4 = fungsi dari suatu pembagian zona yaitu adalah untuk
memperhitungkan penempatan ruang yang akan di capai , dengan adanya zona akan terkendali
apabila adanya suatu kerusakan di suatu zona . bisa teratasi dengan cepat . oleh karena itu
pembagian ruangan ( zona ) sangat di butuhkan di dalam dunia proyek .

Informasi yang bersangkutan dalam pekerjaan selama berjalannya proyek :

Nama Proyek : Mall 23 @PASKAL


Lokasi : Ruko PASKAL Hyper Square Blok D18
Jalan Pasir Kaliki No. 25-27, Bandung 40181
Pemilik Proyek : PT. Mitra Perdana Nuansa
Konsultan MK : PT. Mitra Perdana Multi Dimensi
Quantity Surveyor : PT. WT Partnership Indonesia
Konsultan Arsitek : PT. Duta Cermat Mandiri
Konsultan Struktur : PT. Recta Construction
Kontraktor Struktur : PT. Recta Construction

22| P a g e
23| P a g e
BAB IV

URAIAN PROSES PELAKSANAAN TEKNIS PENGAWASAN PEKERJAAN DI


LAPANGAN DAN ADMINISTRASI PELAPORAN

4.1) Pekerjaan Sebelum Kerja Praktek

 Terpasangnya Mekanikal , Elektrikal dan Plumbing di beberapa zona pertemuan


 Pengetesan perpipaan dalam test kekuatan air dalam pipa chiller dan hydrant
 Di pasangkannya Material AHU dan FCU di beberapa zona saja dan belum semuanya
terpasang .
 Ruang panel masih dalam proses pembuatan jaringan kabel tray untuk memberikan
arus listrik tegangan besar menjadi tegangan listrik kecil .
 Pemasangan material hydrant belum terpenuhi di berbagai zona di karenakan belum
terpasanganya drooper dan splinker
 Belum terpasangnya exhaust fan dan intake fan

4.2 ) Pekerjaan Mekanikal dan Syarat-Syarat Mekanikal ( AC)

4.2.1) Spesifikasi Teknis

pompa – pompa yang di gunakan untuk instalasi ini adalah jenis horizontal split
case untuk chilled water pump . condesnsor water pump kecuali make up water
pump yang di sambung dengan kapling elastis .
data – data kapasitas tertera dalam lembar gambar
putaran pompa atau motor pompa maximum 1450 rpm
untuk mendapatkan kapasitas yang memenuhi , dimana perlu di adakan
pemotongan ( pengecilan ) diameter impeller pompa .
pompa harus di pesan dan di pasang pada ukuran diameter impeller penuh ( full
size )
pompa atau motor di pasang di atas suatu dudukan ( base plate yang terbuat
dari besi profil yang cukup kuat dan kaku menaha beban motor dan pompa .
di lengkapi pengatur dudukan motor agar berada dalam posisi satu garis

24| P a g e
kopling harus di lengkapi pelindung dari plat besi ( sheet metal galvanized tebal
1.6 mm )
untuk motor penggerak pompa spesifikasi lihat butir pekerjaan listrik / kontrol
pompa harus di pasang di atas suatu concrete block yang duduk di atas pondasi
beton dengan anti vibration mounting ( spring vibration ) sehingga getaran –
getaran yang di timbulkan tidak di teruskan pada konstruksi bangunan .
setiap pemipaan ke pompa harus di lengkapi peralatan – peralatan seperti ,
flexibel connection , strainer , stop valve , preasurre gauge pada pipa disharge
& suction dan check valve pada discharge .
khusus pompa chilled water harus disolasi dengan clossed cell nitrille untuk
pencegahan terjadinya pengembunan pada casing . cara pengisolasian
sedemikian rupa sehingga tidak merusak isolasi jika terjadi perbaikan /
pemeriksaan pada pompa .
data – data kemampuan masing –masing pompa dapat dilihat pada uraian
lembar gambar “ daftar peralatan”

4.2.2 ) Sistem pengaturan kontrol otomatis

 Kontrol Sistem AHU


 menggunakan self dynamic balancing control valve , elektronic
 room thermostat dengan fungsi kerja control adalah memerintahkan
control valve untuk membalance jumlah aliran dan tekanan chilled water
agar temperatur ruang di pertahankan sesuai dengan set point .
 control valve akan menutup ( NC) bila motor blower AHU off .
 bila terjadi kebakaran , AHU yang berada pada lantai dimana terjadi
kebakaran akan off via central control panel panel fire alarm , bikle fire
dtector pada zone dimana AHU tersebut berada mendeteksi fire
 semua AHU / FCU sebagaimana di tunjukan dlam gambar , tetap
beroprasi ( ON) bila PLN mati ( OFF ) melalui sumber daya genset ,
tapi tidak memeberikan udara dingin , karena control valve mendapat
aliran listrik dari PLN ( normally closed )
 khusus beberapa AHU sebagaimana ditunjukan dalam gambar , akan
tetap beroprasi ( mendinginkan ruang ) , karena aliran listrik ke control

25| P a g e
valve mendapatkan aliran listrik dari emergency genset sehingga control
valve tetap membuka .

( Denah penempatan Mekanikal AC , ducting fresh air ,FCU,AHU)

26| P a g e
Sumber : dokumentasi pribadi & google .com

27| P a g e
kontrol chiller

 chiller , baru bisa on bila di pompa condensor , colling tower dan pompa
chiller ( chilled water ) sudah on ( operasi )
 chiller akan mengatur bahannya masing – masing secara otomatis
tergantung keadaan beban pendingin berdasarkan temperatur chilled
water return , chilled water supply sellau di jaga konstan temperaturnya
 pompa off , chiller off secara otomatis
 lain-lain kontrol chiller sehubungan dengan kapasitas dan preset control
sudah termasuk di chiller sendiri
 operasi chiller terkait dengan peralatan lain ( cooling tower , pompa )
menggunakan sequance chiller controller .

Sumber : dokumentasi pribadi

28| P a g e
4.2.3) ducting exhaust kithcen F & B

 Material duct dari mild steel dengan ketebalan 1,37 mm untuk


semua ukuran
 Semua sambungan memanjang harus sambungan las luar yang
menerus dan dapat rapat air ( liquid tight )
 Sambungan melintang mamakai flens dari besi siku 40x40x4
 Pintu kontrol ( acces door ) harus dilengkapi pada jalur ducing
setiap jarak maximum 2,5 meter pada setiap adanya belokan ,
ukuran acces door 18x18
 Duct horizontal di pasang dengan kemiringn titik 0,5 %
 Suatu grase trap di pasang pada titik terendah dari ducting
vertical dan di lengkapi dengan plug drain untuk pmbuangan dan
acces door untuk pembersihan
 Ducting di lapisi dengan material tahan panas .

29| P a g e
4.2.4) Sumber : www.google.com

Material ducting yaitu :


- pipa chilled water = black steel pipe : medium class
- Pipa condensor = galvanized steel pipe : medium
class
- Pipa condensasi = pvc klas AW
- Pipa makeup = galvanized iron pipe medium clas
bs 1387
- Pipe refrigerant = copper astm standart B280
 Pengecetan : semua pipa yang terpasang harus di cat dasar ( kecuali pipa galanis )
sebelum dicat finish demikian juga dengan penggantungan .
 Cat finish untuk masing-masing pipa :
 Pipa chilled water supply : warna biru tua

30| P a g e
 Pipa chilled water return : warna biru muda
 Makeup water : warna putih
 Pipa condensat : warna kuning

Sumber : Dokumentasi Pribadi

 4.2.5) Faktor yang Harus diperhatikan dalam Memilih AC

Ada 3 faktor yang harus diperhatikan dalam memilih AC yaitu:

 Daya pendinginan AC (BTU/h – British Thermal Unit per hour), Satuan


dari pendinginan AC adalah BTU/h ( British Thermal Unit per hour)
 Daya listrik (watt),

31| P a g e
 Daya Kompresor AC (PK atau HP atau daya kuda). Istilah PK atau HP atau daya kuda
(Paard Kracht/Daya Kuda/Horse Power (HP) pada AC sebenarnya merupakan satuan daya
pada kompresor AC bukan daya pendingin AC. Untuk daya pendingin AC satuannya BTU/hr.
4.2.6)
 Jenis Sistem Pendingin

Dalam proses pendinginan udara, system pendingin udara dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
mengunakan system direct cooling (system langsung), dan system tidak langsung (indirect
cooling).

 Direct Cooling (Sistem Langsung). Dalam sistem ini udara didinginkan langsung oleh
refrigerant dengan menggunakan mesin paket seperti window unit, atau tanpa ducting.
 Indirect cooling Sistem (system tidak langsung). Dalam system ini dipakai media air es
/ chilled water dengan temperature sekitar 5 . C’. Model ini banyak dipakai dalam bangunan
tinggi, disamping menghemat tempat juga biaya operasional lebih efisien. Dalam model ini
diperlukan mesin pembuat air es / chilled yang dinamakan dengan Chiller. Dan air es
didistribusikan melalui pipa menuju AHU (Air handling unit), sebagai pengolah sirkulasi
udara.
 4.2.7)
 Pengertian Chiller

Mempelajari apa itu pengertian chiller membuat kita harus mengenal lebih jauh seputar
sistem pendingin udara dengan tujuan untuk bermacam keperluan. Chiller adalah mesin
refrigerasi yang memiliki fungsi utama mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin
yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).
Pada sistem pendinginan ini dikenal beberapa jenis chiller berdasarkan kompressor dan
kondensornya. Lebih jauh mengenai apa dan bagaimana sistem tersebut bekerja mari kita
lanjutkan pada pembahasa cara kerja chiller pada sistem pendingin.

Cara Kerja Chiller


Membahas lebih lanjut tentang cara kerja chliller mari kita lihat pada uraian berikut.
Penarikan panas atau kalor dimulai pada evaporator. Heat Exchanger disini adalah sebuah
pipa yang ada pipa lain didalamnya, berfungsi untuk mengalirkan air pada pipa besar
sedangkan pip didalamnya berfungsi mengalirkan udara atau refrigeran. Seperti yang terlihat
pada gambar dibawah:

32| P a g e
Pada bagian Heat Exchanger seperti diatas berlangsung proses pertukaran kalor antara
refrigeran yang dengan air. Kalor dari air ditarik ke refrigeran sehingga setelah melewati Heat
exchanger menyebabkan air didalamnya menjadi semakin dingin.
Air yang sudah menjadi dingin tersebut lalu diteruskan mengalir ke AHU (Air Handling
Unit) yang berfungsi untuk menjadikan udara menjadi dingin. AHU terdiri dari Heat
exchanger yaitu pipa dengan kisi-kisi yang mempunyai fungsi utama mendinginkan air dan
udara dengan proses pertukaran antara kedua komponen tersebut sehingga menghasilkan
suhu tertentu sesuai yang di inginkan.
Air yang dalam kondisi dingin ini akan melewati AHU kemudian suhunya akan naik
karena pertukaran kalor dari udara, kemudian air tersebut diteruskan kembali ke chiller untuk
di dinginkan lagi. Begitulah seterusnya cara kerja chiller ini berulang-ulang sehingga dapat
membantu mendinginkan udara misalnya pada sistem pendingin ruangan atau Air
Conditioner.

AC Central Sistem Pendingin Air ( Water System)

Termasuk system indirect cooling (pendinginan tidak langsung), dimana proses pendinginan
menggunakan air sebagai media, yang diproses oleh AHU (air handling Unit) atau FCU. Sistem
pendinginan melalui air sebagai media, digunakan pada gedung-gedung besar, seperti mall.
Bandara atau perkantoran yang besar. Sistem ini dalam operasionalnya lebih efisien
diibandingkan dengan menggunakan refrigerant secara langsung, tetapi investasi awal yang
sangat mahal.

Diantara perlatan utama dalam system ini adalah:


 Chiller.
Chiller merupkan mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi
evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor
( AHU, FCU / Fan Coil Unit).
Menurut jenis compressornya, chiller ada 3 jenis: Reciprocating, Screw, Centrifugal. Dan
berdasar cara pendinginan condensornya, chiller ada 2 macam, yaitu: air cooler (pendinginan
oleh angin), dan water cooler (pendinginannya oleh air).

33| P a g e
 AHU dan FCU.
Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati
coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan
ke ruangan.

 Cooling Tower( khusus untuk chiller jenis Water Cooler ).


Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan
condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower yang
dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.

34| P a g e
 Pompa Sirkulasi
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ). berfungsi mensirkulasikan air dingin
dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU

b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump). Pompa ini hanya untuk
Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor
Chiller ke Tower dan seterusnya.

4.2.8) CARA KERJA AHU ( AIR HANDLING UNIT )

AHU dan Ducting

AHU merupakan singkatan dari Air Handling Unit. Di AHU ini terjadi proses
pengkodisian udara seperti suhu, kelembaban dan kebersihan udara. Di AHU terdapat Cooling
Coil, Filter dan Blower (fan). Sedangkan Ducting adalah saluran yang berfungsi menyalurkan
udara. Dalam gambar 1 menunjukkan bagaiamana aliran udara dalam ducting dan AHU.

Unit AHU (Untuk sistem central) biasanya bagian dalamnya menggunakan Glasswool dan
glassclotch, untuk meredam bunyi bising dari unit.Bahan yang digunakan untuk ducting itu
sendiri bermacam-macam, ada yang terbuat dari bahan PVC, mild steel, BJLS (baja lapis seng),
PU (Polyurethane), untuk ducting yang terbuat dari bahan PU tidak perlu menggunakan
lapisan luar karena lapisannya sudah tersedia dari pabrikan hanya untuk lapisan dalamnya
saja yang terdapat didekat unit menggunakan glassclotch. Secara umum ducting yang banyak
digunakan adalah jenis ducting BJLS (Baja Lapis Seng) terdapat .

35| P a g e
berbagai macam ukuran BJLS dan penggunaan ukuran pada ducting berikut ini

beberapa ukurannya :

BJLS 50 untuk ukuran ducting (mm) : 0-300


BJLS 60 untuk ukuran ducting (mm) : 350-700
BJLS 80 untuk ukuran ducting (mm) : 750-1200
BJLS100 untuk ukuran ducting (mm) : 1200-1900
BJLS120 untuk ukuran ducting (mm) : 1900-2400
BJLS140 untuk ukuran ducting (mm) : 2400

Gambar 1. Skema Ducting dan AHU

Aliran Udara di Mall 23 Paskal

Return Air (RA) adalah udara yang disirkulasikan untuk didinginkan kembali dari ruangan
yang didalamnya terdapat beban panas.Outdoor air (OA) adalah udara segar dari luar gedung.

36| P a g e
Di dalam gedung terdapat banyak manusia yang membutuhkan udara segar. Sedangkan di
dalam gedung, terutama di gedung-gedung besar hanya memiliki sedikit jendela. Olehkarena
itu udara segar ini disisipkan ke dalam sistem ducting untuk keperluan manusia di dalam
gedung.

Banyaknya udara luar yang dialirkan dalam sistem ini harus disesuaikan dengan keperluan.
Mixing Air adalah udara campuran dari Return Air dan Outdoor Air. Udara campuran
inilah yang akan disupply ke dalam gedung atau ruangan dengan terlebih dahulu dibersihkan
dan didinginkan.
RA dan OA bercampur menjadi Mixing air atau udara campuran. Kemudian udara campuran
ini melewati filter untuk dibersihkan. Debu-debu akan disaring disini sehingga menjadi lebih
bersih. Setelah melewati filter udara campuran ini akan mengalami pendinginan oleh Cooling
Coil

POMPA SIRKULASI.

Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :


a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ) berfungsi mensirkulasikan air dingin
dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU.
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).
Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air
pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.

 Cooling coil, Blower, dan Filter

Cooling coil merupakan sebuah penukar kalor (Heat Exchanger). Pertukaran kalor terjadi
dengan udara yang lewat penukar kalor tersebut. Cooling coil yang lebih dingin akan menarik
kalor dari udara yang lewat (Mixing Air) sehingga udara menjadi lebih dingin.Cooling coil
ini dingin karena adanya sistem refrigerasi (bagian evaporator) atau sistem chiller.
Blower dapat berupa kipas (fan) yang berfungsi untuk mengalirkan udara.

37| P a g e
Filter mempunyai fungsi untuk membersihkan udara. Filter dapat berupa saringan yang
menahan debu-debu sehingga tidak masuk ke ruangan.

4.2.9)

Plumbing

Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh
karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan
tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih baik dari

38| P a g e
kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari
peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam
gedung atau lingkungan sekitarnya.
Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah
pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini
mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah ditetapkan peraturan pemerintah tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Plambing adalah seni dan teknologi
pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan
kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuang air bekas atau air kotor dari tempat-tempat
tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis dan
kenyamanan yang diinginkan.
Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi kebutuhan air
bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien dan efektif (drainase),
sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran
mengalami gangguan.
Drainase berasal dari bahasa Inggris “drainage” yang mempunyai arti mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector
drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain) dan bagian penerima air
(receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bagian lainnya seperti gorong-gorong,
siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan
stasiun pompa.
Fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau air
panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi
kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan
sekitarnya.

4.3.1 ) A Spesifikasi Teknis Instalasi Plumbing dan Pemadaman Kebakaran

 Spesifikasi Perpipaan

39| P a g e
Umum :
Lingkup Pekerjaan Meliputi :
 Pipa
 Sambungan
 Katup
 Strainer
 Sambungan flexible
 Penggantung dan penumpu
 Sleeve
 Lubang pembersihan
 Bak kontrol
 Blok kontrol
 Blok Beton
 Galian
 Pengecetan
 Pengakhiran
 Pengujian
 Peralatan bantu

40| P a g e
Sumber : ( www.google.com)
Spesifikasi dan gambar menunjukan diameter minimal dari pipa dan
letak serta arah dari masing-masing sistem pipa
 Seluruh pekerjaan , terlihat pada gambar dan atau spesifikasi di pasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya .
 Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran , air , karat dan
tekanan mekanis sebelum, selama dan sesudah pemasangan
 Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik , selain disebut di atas harus juga
terlindung dari vahaya matahari .
 Semua barang yang akan dipergunakan harus dari agen tunggal / pabrik pembuat ,
dengan menunjukan surat resmi keagenan
 Material ex import harus disertai dengan ceertificate of origin .

41| P a g e
 Persyaratan Pemasangan
Umum

 Perpipaan harus di kerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan ,
kerapihan, ketinggian yang benar , serta memperkecil banyaknya penyilangan
 Pekerjaan harus di tunjang dengan suatu ruang yang longgar , tidak kurang dari 50 mm
di antara pipa –pipa atau dengan bangunan dan peralatan
 Semua pipa dan fitting harus di bersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang
 Pekerjaan perpipaan harus di lengkapi dengan semua katup-katup yang di perlukan
natara lain katup penutup ,pengatur , katup balik dsb sesuai dengan fungsi sistem dan
yang di perlihatkan pada gambar
 Semua perpipaan yang kan di sambung dengan peralatan , harus di lengkapi dengan
union atau flange
 Sambungan lengkung , reducer dan sambungan – sambungan cabang pada pekerjaan
perpipaan harus mempergunakan fitting buaatan pabrik
 Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut , kecuali
seperti di perlihatkan pada gambar .
Di bagian dalam bangunan : Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 0,5%
- 1%
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
 Semua pekerjaan perpipaan harus di pasang secara menurun ke arah titik buangan
drains dan vents harus di sediakan guna memepermudah pengisian maupun pengurasan
 Katup ( valves ) dan saringan ( straines ) harus mudah di capai untuk pemeliharaan dan
penggantian . pegangan katup ( valve handle ) tidak boleh menukik .
 Sambungan – sambungan flexible harus di pasang sedemikian rupa & angkur pipa
secukupnya harus di sediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang
di hubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang .
 Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus di ambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan .- katup-katup dan
fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh

42| P a g e
 Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi , pipe sleeves harus di sediakan dimana
pipa-pipa menembus dinding –dinding , lantai , balok kolom atau langit-langit .
dimana pipa –pipa menembus dinding – dinding , lantai , balok kolom atau langit-
langit . dimana pipa –pipa melalui dinding tahan api , ruang kosong di antara sleeves
& pipa –pipa harus di pakal dengan bahan rock wool . selama pemasangan , bila
terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan pipa yang tersisa .
 Semua galian , harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan
 Pekerjaan perpipaan tidak boleh di gunakan untuk pentanahan listrik

4.3.2) Pengecatan ( finishing pipa )

 Semua bagian – bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak di
galvanis harus di cat dasar dan cat finish . sebelum pengecatan di lakukan , bagian –
bagian harus bebas dari grease , minyak & segala kotoran yang melekat . gantungan
atau dudukan sebelum dikirim untuk di pasang harus terlebih dahulu di cat dasar dan
cat finish . tidak di benarkan pengecatan di lakukan setelah gantungan / dudukan
terpasang , kecuali menambah lapisan cat yang lecet .
 Urut-urut pengecetan adalah cat dasar anti karat dan cat finish terdiri atas 2 lapis cat
copolymer . untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak / cacat dalam
pengangkutan , penyimpangan dan lain sebagainya , maka harus di cat kembali susai
aslinya atau warna yang di tentukan MK/pengawas .
 Cat finish untuk pipa –pipa sesuai fungsinya adalah

Pipa pemadam kebaaran : warna merah


Pipa air bersih : warna biru
Pipa darin & waste : warna coklat
 Cat dasar dan finishing dari merek ICI atau yang setaraf yang di setujui

43| P a g e
4.3.3) Pelaksanaan Pekerjaan Plumbing

44| P a g e
4.3.4)

 Definisi Plumbing

Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air
bersih, baik dalam hal kualitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan
pembuangan air bekas atau kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian
penting lainya untuk mencapai kondisi higenis dan kenyamanan yang diinginkan.

Plumbing mempunyai fungsi dan tujuan, adapun fungsi dan tujuanya sebagai berikut :

"Menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik
dengan suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ketempat tempat

45| P a g e
yang dituju dan membuang air kotor ke saluran pembuang tanpa mencemari bagian
penting lainnya dengan tidak melupakan kenyamanan dan keindahan."

Ada 3 sistem/saluran yang dikenal sebagai sistem plumbing

1. sistem/ saluran air bersih


- Saluran Penampungan Air
- Saluran Pemadam Kebakaran

2. sistem/ saluran air kotor


- Saluran pembuang air hujan
- Saluran Kotor WC ke Septictank

3. sistem/ saluran udara atau gas


Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik,
pvc, porselin dan dari beton betulang. Bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap
air, mudah dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus. Untuk instalasi air bersih
maupun air kotor dalam bangunan kecuali instalasi air panas biasa digunakan pipa
PVC, pipa ini dapat dibagi (bila tidak ada spesifikasi khusus):

46| P a g e
a. Berdasarkan typenya ( ketebalan ) :

1. Type AW
Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ).
Biasanya digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan
tekan yang cukup tinggi.
2. Type D
Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium.
Biasanya digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran pem-
buangan bekas cuci / mandi, saluran septictank, dsb.
3. Type C
Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis).
Digunakan untuk sparing-sparing listrik yang tertanam dalam dinding.

b. Ukuran diameter penampang pipa.

a. Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2", 3/4", 1", 1,5".
b. Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".

Merek-merek yang di pasaran contohnya : Wavin, Rucika, Maspion, Pralon,


Impralon, Dexlon.

4.3.3)

B. Metode pelaksanaan ( Cara pemasangan plumbing )


a. Instalasi Air bersih :

47| P a g e
 1. Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.

2. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan


plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan
dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).

3. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.

4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.

5. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).

6. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.

7. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter

48| P a g e
8. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik,
simetris dengan luas keramik

9. Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :


- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

A. . Instalasi air Kotor

1. Hal yang perlu diketahui : Denah instalasi dan


diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan.

2. Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.

3. Sambungan harus betul-betul rapat.

4. Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat


Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol)
pada tempat-tempat tertentu.

5. Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.

6. Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25
cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup
dengan cara dipanaskan.

7. Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).

8. Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.

9. Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di
mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,

49| P a g e
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.

10. Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan
saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada
pipa pada saat closet di gelontor dengan air.

11. Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

B. . Saluran Air Hujan.

1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.

2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna klem
atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 ".

3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada
pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.

4. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya harus
benar-benar kuat.

d. Saluran Pipa Wc ke Septictank

50| P a g e
1. Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena
kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air,
kemiringan minimal 2 %.

2. Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.

3. Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), karena bila
ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus
dibuat clean out dan fan out

4.3.5) SISTEM PLUMBING GEDUNG

Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan yang meliputi sistem pembuangan limbah / air
buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan penyediaan air bersih. Jadi
secara sederhana sistem plumbing dalam suatu gedung biasanya terdiri dari:

 Sistem instalasi air kotor

51| P a g e
 Sistem instalasi air bekas
 Sistem instalasi venting
 Sistem penyediaan air bersih
 Selain sistem diatas juga karena menyangkut pembuangan air, yang harus dialirkan ke
saluran, yaitu Sistem instalasi air hujan dan Instalasi drain (drain AC dan drain sprinkler).

1. Sistim Instalasi air kotor

Sistem instalasi air kotor atau sistem pembuangan air limbah merupakan sistem
instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter: closet dan
urinoir. Sistem instalasi ini kemudian diteruskan ke septictank,
atau diolah dalam bioseptictank atau instalasi IPAL, hingga akhirnya menuju saluran kota.

2. Sistem Instalasi Air Bekas

Sistem pembuangan air bekas merupakan instalasi untuk mengalirkan air buangan yang
berasal dari peralatan saniter: wastafel, FD (floor drain) dan kitchen zink. Instalasi air bekas
pada umumnya memeiliki instalasi tersendiri yang berbeda dengan instalasi air kotor. Pada
gedung-gedung yang lebih besar, misalnya:mall, instalasi yaang berasal dari kitchen
dipisahkan dan mempunyai instalasi sendiri yang kemudian dialirkan hingga ke greese trap.
sistem air bekas juga biasanya dialirkan ke sistem

air limbah (IPAL), atau ada juga yang langsung dialirkan ke saluran kota, jika tidak
membahayakan.

3. Sistem Venting

Sistem venting merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan udara yang terjebak di dalam
pipa air limbah / air buangan (air kotor, air bekas dan air hujan).
Diantara tujuan pemasangan sistem venting adalah:

52| P a g e
a. Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul apabila seluruh
perangkat dan pipa pembuangan terisi air buangan pada akhir proses pembuangan
mengakibatkan sekat air akan ikut mengalir.
b. Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan
c. Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan pipa pembuangan.

Gbr. Skematik Instalasi Air Kotor, air bekas dan venting

4. Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih meliputi penyedian air bersih itu sendiri dan distribusi. Sistem
ini menyangkut sumber air bersih, sistem penampungan air (bak air / tangki, ground tank, Roof
tank), pompa transfer dan distribusi.
Sumber air bersih, biasanya di dapat dari PDAM, atau berasal dari Deep Well.
Sistem penampungan air dibedakan menjadi dua bagian yaitu: raw water tank dan clean water
tank. Sumber air bersih yang berasal dari PDAM langsung dialirkan ke clean water tank.
Sedang yang berasal dari Deep well di masukan ke dalam raw water tank. Air yang berada di
raw water tank ditreatment dulu di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya di alirkan
ke clean water tank (bak air bersih).
Air yang berada di dalam baik air bersih (clean water tank) selanjutnya dialirkan ke bak air
atas (roof tank) dengan pompa transfer.
Distribusi air bersih pada 2 lantai teratas menggunakan packaged booster pump, sedang
untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

53| P a g e
Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan 1 hari pemakaian air.

Gbr. Skematik air bersih (contoh)

5. sistem air hujan dan drain

Para perencana suatu gedung biasanya ada yang memasukan sistem air hujan dan drain ke
dalam sistem plumbing, ada juga yang memisahkannya dari sistem plumbing. Sistem drain
biasanya dipisahkan dari sistem plumbing, dan dimasukan kepada instalasi subyek dari sistem
yang perlu drain, seperti AC atau sistem sprinkler, yang masuk pada sistem sprinkler tu sendiri.
Karena air yang dihasilkan oleh air hujan atau drain (AC dan sprinkler) termasuk air
bersih (tidak terkontaminasi) maka biasanya pembuangannya langsung dialirkan ke saluran
kota (tidak melalui pengolahan)..

4.3.6) Sistem Sprinkler dan Hydrant

 Sistem distribusi air pemadam kebakaran diambil dari groundtank / reservoir


menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pump dan Jocky Pump. Sistem instalasi
pipa kebakaran ini bisa tersendiri [ main pump hydrant dan main pump sprinkler ] atau bisa

54| P a g e
menjadi satu dengan melalui pipa header [ fire main pump, diesel fire pump dan jocky pump
] dan instalasi ini terhubung dengan pressure tank , pada pressure tank terpasang pressure
swicth yang digunakan untuk mengoperasikan pompa secara otomatis dan di-set sesuai
dengan tekanan [ standat instalasi pipa gedung ] kemudian pipa header dibagi menjadi dua
instalasi pipa yaitu pipa hydrant [warna merah] dan pipa sprinkler [warna orange].

1.Pipa Sprinkler

Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis disetiap ruangan
melalui head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap lantai [dalam flapon] dengan jarak
antara 3 sampai 5 meter , bila terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka panas api dari titik
kebakaran akan memecahkan head sprinkler.
2.Pipa Hydrant

. 4.3.7) Instalasi Pipa Hydrant

55| P a g e
Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara manual
dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa
zone /tempat.

Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control
manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir
] terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.

Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara
manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan
beberapa zone /tempat.

Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control
manual call

4.3.8) SISTEM PADA SPRINKLER

56| P a g e
1. Wet Riser System : Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan
tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap
2. Dry Riser System : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisikan air bertekanan,
peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi fire alarm
memerintahkannya.

- Pada umumnya gedung bertingkat menggunakan sistim Wet Riser.


- Pada sistem dilengkapi Fire Brigade Connection yang diletakkan diluar bangunan.

PERALATAN UTAMA DAN FUNGSI


1. Pompa kebakaran terdiri dari Electric Pump, Diesel Pump & Jockey Pump.

57| P a g e
- Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey pump akan bekerja
untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.
- Jika tekanan terus menurun (misal glass bulb pada kepala sprinkler pecah) maka pompa
kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa jockey berhenti.
- Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, kemudian pompa cadangan
Diesel secara otomatis akan bekerja.
- Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi dengan nada yang
berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi tahukan kepada operator akan adanya
gangguan.
- Sistim bekerja pompa Fire Hydrant adalah “Start otomatis” dan “Mati secara Manual”.
- Pada saat pompa kebakaran utama bekerja, wet alarm valve akan terbuka dan segera
membunyikan alarm gong. Aliran didalam pipa cabang akan memberi indikasi pada flow
switch yang terpasang pada setiap cabang & dikirim ke panel fire alarm untuk membunyikan
alarm pada lantai bersangkutan.

2. Pressure Switch : Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.

3. Manometer : Alat untuk membaca tekanan

58| P a g e
4. Time delay relay : Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang sudah
ditentukan.
5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih

6. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan

7. Kepala Sprinkler (Head Sprinkler) : Alat pemancar air yang bekerja setelah pecahnya bulb
akibat panas yang ditimbulkan oleh kebakaran. Ukuran kepala sprinker 15 mm, kepadatan
pancaran 5 mm/mnt, area kerja maks. 144 m2, laju aliran 725 lt/mnt dan setiap katup kendali
jumlah maks. adalah 1.000 buah kepala sprinkler.

4.4) Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal

59| P a g e
60| P a g e
Sumber : Dokumentasi Pribadi

61| P a g e
4.4.1) sistem kabel listrik bangunan, sistem kabel tray / cable tray

Dalam sistem kabel listrik bangunan, sistem kabel tray / cable tray digunakan untuk
mendukung berisolasi kabel listrik yang digunakan untuk distribusi listrik dan komunikasi.
Kabel tray / Cable tray digunakan sebagai alternatif untuk membuka sistem kabel atau saluran
listrik. Kabel tray biasanya digunakan untuk manajemen kabel dalam konstruksi komersial dan
industri. Kabel tray / Cable tray sangat berguna dimana perubahan ke sistem kabel diantisipasi,
karena kabel baru dapat diinstal dengan meletakkan mereka dalam baki, bukan menarik mereka
melalui pipa.

62| P a g e
Kabel tray atau ladder adalah tempat dudukan kabel instalasi listrik yang dipasang pada
bangunan gedung sehingga tertata rapi dan mudah dalam pemeliharaan dan perbaikan, gambar
ladder ini dapat dilihat dibawah seperti sebuah rak rell dengan sekumpulan kabel tertata rapi.
bahan yang digunakan bisa terbuat dari alumunimum, besi , baja dan material lainya. cara
pemasangan kabel tray atau ladder adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan shop drawing penempatan jalur kabel dengan mempertimbangkan bagian


komponen bangunan lainya seperti titik lampu,instalasi pipa dll, agar tidak berbenturan
satu sama lain maka dapat dibuat gambar instalasi secara keseluruhan yang biasa disebut
juga dengan shop drawing komposit.
2. Marking jalur tray atau ladder sesuai shop drawing
3. Tandai lokasi pengeboran untuk gantungan
4. Bor lokasi gantungan atau support
5. Pasang gantungan atau support ladder
6. Pasang kabel ladder
7. Pada setiap sambungan pasang penghubung grounding
8. Agar dapat bertahan lama maka kabel tray dapat di zincromate atau finish cat untuk
mencegah karat.

63| P a g e
Pemasangan pada plafond memerlukan perkuatan penggantung yang dipasang dengan
baik agar tidak mengalami keruntuhan, penggantung dipasang pada jarak yang cukup sehingga
dapat berfungsi baik namun tidak terlalu rapat karena dapat menyebabkan pemborosan material
serta meningkatkan beban bangunan yang harus ditanggung oleh struktur lantai dan balok
gedung sehingga menjadi penyebab keruntuhan

4.4.2) Cable Tray

Dalam sistem kabel listrik bangunan, sistem cable tray digunakan untuk mendukung
berisolasi kabel listrik yang digunakan untuk distribusi listrik dan komunikasi. Cable tray
digunakan sebagai alternatif untuk membuka sistem kabel atau saluran listrik. Kabel tray
biasanya digunakan untuk manajemen kabel dalam konstruksi komersial dan industri. Cable
tray sangat berguna dimana perubahan ke sistem kabel diantisipasi, karena kabel baru dapat
diinstal dengan meletakkan mereka dalam baki, bukan menarik mereka melalui pipa.

4.4.3) Wiring Closet

Wiring closet adalah sebuah kamar kecil umum ditemukan pada bangunan institusional,
seperti sekolah dan kantor, di mana sambungan listrik dilakukan. Sementara mereka digunakan
untuk berbagai tujuan, fungsi mereka yang paling umum adalah untuk jaringan komputer.
Banyak jenis tempat koneksi jaringan batasan jarak antara peralatan, seperti

komputer pribadi, dan perangkat akses jaringan, seperti router. Pembatasan ini mungkin
memerlukan beberapa wiring closet

64| P a g e
4.4.4) Pipa conduit

Conduit memberikan perlindungan yang sangat baik untuk konduktor, tertutup dari
dampak, air, dan uap kimia. nomor Variasi, ukuran, dan jenis konduktor dapat ditarik ke dalam
saluran, yang menyederhanakan rancangan dan konstruksi dibandingkan dengan menjalankan
beberapa kabel atau kabel komposit biaya disesuaikan. Sistem Pengkabelan di Bangunan
tunduk pada perubahan sering. perubahan kabel sering dibuat lebih sederhana dan lebih aman
melalui penggunaan saluran listrik, sebagai konduktor yang ada dapat ditarik dan konduktor
baru diinstal, dengan sedikit gangguan di sepanjang jalan saluran tersebut.

( Dokumentasi pribadi )

65| P a g e
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Praktik kerja lapangan yang dilakukan kurang lebih sekitar 3 bulan, dinilai sudah

cukup untuk sekedar mengetahui keadaan di dunia kerja untuk bidang Pelaksanaan Pekerjaan

dalam sauatu Proyek. Berikut merupakan kesimpulan dan saran yang di dapat dari hasil

pengamatan selama masa Praktik Kerja.

Berikut ada beberapa kesimpulan selama melaksanakan Kerja Praktek di proyek tersebut :

 Perencanaan mep dan metode pelaksanaan pada proyek ini sudah cukup baik, hanya

perlu meningkatkan sistem koordinasi di lapangan;

 PT. Mitra Perdana Multidimensi telah memberikan APD (Alat Pelindung Diri) dan

telah memberikan pengarahan mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau

safety induction dengan sangat baik. Namun hasilnya kurang maksimal karena masih

adanya beberapa tukang yang tidak mengunakan safety belt;

 PT. . Mitra Perdana Multidimensi telah menyediakan shop drawing untuk menjadi

pedoman dalam pelaksanaan di lapangan. Engineer juga telah melakukan pengarahan

kepada para tukang tetapi hasilnya kurang maksimal sehingga masih ada urutan

pekerjaan yang terlewat;

 Pada proyek ini tidak menunjuk konsultan khusus untuk mengawasi setiap

pelaksanaan yang dilakuakan di lapangan, sehingga . Mitra Perdana Multidimensi

Indonesia harus terus melakukan pemantauan dan pengawasan dengan baik guna

menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan pada pekerjaan yang

dilakukan.

66| P a g e
 Pemilik proyek atau kontraktor utama perlu menunjuk konsultan khusus untuk

mengawasi dan sebagai parameter atau kontrol untuk pelaksana proyek. Namun jika

tidak, pengawasaan perlu lebih ditingkatkan.

 Di dalam suatu proyek saya jadi tahu bahwa di suatu proyek yang memegangnya suatu

proyek itu adalah MK ( Manajemen Proyek )

SARAN

 Adanya kesalahan antara penempatan pipa conduit yang seharusnya dari lantai 1 ke

lantai 2 dan lantai 3 saling berhubungan .

 Adanya kesalahan antara konsultan mk dan kontaktor di karenakan pemasukan barang

datang terlambat dan para mekanik belum mulai juga untuk melakukan pekerjaanya

 Adanya permasalahan progres dalam tahapan pelaksanaan material seharusnya

material di siapkan sesuai target dan terjadwal .

 Adanya permasalahan dalam penempatan material yang seharusnya dalam pemasangan

material secara berurutan ini salahnya tidak beraturan dari segi penempatan mekanikal

, eklektrikal dan plumbing

67| P a g e
Daftar Pustaka

http://metodebangunan.blogspot.co.id/2015/07/metode-pelaksanaan-pekerjaan-pemipaan.html

http://ilham-wahyudi.weebly.com/artikel-mechanical.html

http://rocketmanajemen.com/manajemen-konstruksi/

berkas perusahan PT Mitra Perdana Multidimensi

68| P a g e

Anda mungkin juga menyukai