Anda di halaman 1dari 43

DASAR-DASAR

PERANCANGAN dan BENTUK


KOTA
Pengertian Perancangan Kota
 Perancangan kota adalah pengaturan unsur-unsur fisik
lingkungan kota sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
baik, ekonomis untuk dibangun, dan memberi kenyamanan
untuk dilihat dan untuk hidup di dalamnya (Harry Anthony
dalam Antoniades, 1986)
 Perancangan kota (urban design) merupakan bagian dari
perencanaan kota (urban planning) yang menangani aspeke
(form) kota (Frederick Gutheim dalam Antoniades, 1986).
 Perancangan kota menangani permasalahan keindahan kota
yang tercermin dari fisik kota yang dirancang oleh perancang
kota (Antoniades,1986).
 Perancangan kota merupakan bidang ilmu yang unsur-
unsurnya meminjam dari—antara lain—bidang-bidang ilmu
arsitektur, lansekap, administrasi publik, hukum, sosiologi,
dan geografi perkotaan (Pittas dan Ferebee,1982).
Posisi Perancangan
Tipologi Teori Perancangan Kota
Teori Idealisme
◦ Teori perancangan kota berkembang dari
berpikir atau berteori terlebih dahulu, baru
kemudian mewujudkannya dalam dunia yang
nyata.
Teori Empirisme
◦ Tradisi pemikiran perancangan kota ini yang
menganggap bahwa praktek dulu untuk
mendapatkan pengalaman, kemudian baru
mengembangkan teori.
Teori Idealisme
 Teori-teori
perancangan kota yang berbasis pada pemikiran
idealisme dan rasionalisme, adalah teori-teori yang
berkembang semata-mata dari pemikiran atau ide perancang atau
arsitek.
 Dengan kata lain, teori perancangan kota berkembang dari
berpikir atau ber teori terlebih dahulu, baru kemudian
mewujudkannya dalam dunia yang nyata.
 Yang termasuk tradisi ini adalah pemikiran modernism dan post-
modernism, termasuk formalism, historism, straight revivalism,
neo-vernacular, metafora dan metafisik dan radical eklectism.
Teori Empirisme
 Teori-teori empiris yang dikembangkan di dalam perancangan kota
didasari atas berbagai pengamatan dan pengalaman mewujudkan
kebutuhan manusia dengan memperhatikan kontekstual
permasalahan dan potensi yang ada pada dunia yang sebenarnya.
 Teori-teori perancangan kota yang didasarkan pada pemikiran
empiris berkembang dari interaksi antara kebutuhan manusia,
kegiatan manusia, kebudayaan dan lingkungan kontekstual
yang ada di kehidupan manusia.
 Tradisipemikiran perancangan kota ini yang menganggap bahwa
praktek dulu untuk mendapatkan pengalaman, kemudian baru
mengembangkan teori.
Tipologi Teori Perancangan
Teori Perancangan Idealisme
Teori Formalisme
Berdasarkan ide ‘form follows function’.
Bentuk yang mengikuti fungsi akan
menampilkan estetika.
Perancangan kota menempatkan bentuk-
bentuk sebagai pembentuk estetika dan
pencitraan kota.
Estetika dan keindahan merupakan masalah
arsitektural kota, dimana pemikiran rasional
dan fungsional adalah merupakan hal yang
utama dalam perancangan kota modern.
Chandigarh, oleh Le Corbusier
DOMINASI POROS KOTA PADA
BENTUK KOTA JAKARTA
DOMINASI POROS KOTA PADA
BENTUK KOTA JOGJAKARTA
Menyandingkan Struktur kota Jogja dengan
Multiple Nuclei Model of Urban Development
MENGKAJI BENTUK KOTA SEMARANG
MENGKAJI BENTUK KOTA
SEMARANG
Menyandingkan Struktur Kota Semarang dengan
Concentric-Circle Model of Urban Development
Teori New-Urbanism
 Bertujuan membangun kembali “sense of place”, pada permukiman
baru di pinggiran kota, sehingga penghuninya kembali merasa
terintegrasi dengan lingkungannya.
 Membangun restorasi pusat kota dan kota yang ada dalam satu
kesatuan wilayah metropolitan; kawasan permukiman pinggiran kota
menjadi lingkungan masyarakat yang hidup dan dengan penggunaan
lahan yang multi fungsi dengan masyarakat yang beragam,
konservasi lingkungan alam, pelestarian peninggalan-peninggalan;
pejalan kaki termasuk juga kendaraan umum dan mobil dirancang
dalam suatu ingkungan masyarakat; kota dibentuk oleh bentuk fisik
yang jelas dan ruang publik yang mudah dicapai; dan kawasan kota
dibentuk oleh desain arsitektur dan lansekap yang menghargai
sejarah lokal, iklim, ekologi, dan praktek pembangunan
New Urbanism
Teori Poststrukturalisme
 Pemikiran poststrukturalisme terwujud dari upaya
perancang dan arsitek untuk melepaskan diri dari ikatan
struktur.
 Struktur-strukturtersebut dapat berupa prosedural yang
harus diikuti dan struktur sosial kemasyarakatan yang
hidup didalam kawasan.
 Perancangdan arsitek lebih cenderung menggunakan ide
dan pemikirannya untuk memenuhi kebutuhan penduduk
kawasan daripada memperhatikan struktur yang
membelenggu idealisme mereka.
Creative Thinking
Broadacre City, Le Corbusier
Teori Modernisme
 Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan
masyarakat yang bergerak dari keadaan yang
tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju
kepada suatu masyarakat yang modern.
 Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam
segala bidang dan meningkatnya taraf penghidupan
masyarakat secara menyeluruh dan merata.
 Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai
peradabannya dalam pergaulan hidup dalam masyarakat
Teori Perancangan Empirisme
Teori Strukturalisme
 Strukturalismeadalah aliran pemikiran yang berpendapat bahwa
di dalam suatu masyarakat dan kebudayaan terdapat suatu
struktur yang tetap.
 Ciri khas strukturalisme ialah pemusatan pada deskripsi
keadaan aktual proyek melalui penyelidikan, penyingkapan
sifat-sifat instrinsiknya yang tidak terikat oleh waktu dan
penetapan hubungan antara fakta atau unsur-unsur sistem tersebut
melalui pendidikan.
 Ciri khas perancangan strukturalisme adalah keterikatan
perancangan dan arsitek terhadap pedoman dan struktur yang
hidup di dalam kawasan.
Teori Kontekstualisme
 “Konteks" berarti "semua yang mendahului hadirnya
sesuatu”.
 Kontekstualisme dalam arsitektur dan perancangan kota
merupakan salah satu reaksi yang melawan prinsip-prinsip
modernisme.
 Kontekstualadalah situasi yang tidak memungkinkan sebuah
obyek ada di suatu tempat tanpa mengindahkan obyek-
obyek yang sudah ada di tempat itu terlebih dahulu.
 Perancangan kontekstual dengan demikian memusatkan
perhatian terutama pada karakteristik obyek-obyek yang
sudah ada itu ketimbang pada obyek yang akan dibuat.
Teori Historicisme
 Fungsi umum sejarah adalah sebagai sumber pengetahuan, merupakan media
untuk mengetahui masa lampau, yaitu mengetahui peristiwa-peristiwa penting
dengan berbagai pemasalahannya.
 Secara khusus, sejarah di dalam peancangan kota memiliki fungsi tidak hanya
sebagai media untuk mengetahui masa lampau dan sebagai ilmu untuk
mempertajam nara ataud kehidupan kota berserta latar belakang dan alasan yang
menyebabkannya, karena:
◦ 1) sejarah sebagai ilmu menjelaskan beragam latar belakang dibalik terjadinya suatu
peristiwa;
◦ 2) sejarah sangat memperhatikan waktu (kronologis-diakronis), yang mendidik untuk
memiliki daya nalar untuk memperhatikan waktu dalam menjalani kehidupan;
◦ 3) sejarah harus ditulis berdasarkan fakta, tetapi karena tidak setiap sumber memuat fakta,
dan tidak setiap fakta adalah fakta sejarah, maka sejarah mendidik untuk memiliki daya
nalar yang dilandasi oleh sikap kritis.
ELEMEN KOTA
Elemen Kota Organik
Kota Organik :
 kota yang berkembang secara spontan, tidak terencana, pola tidak
teratur, dan bentuknya non geometrik
 Kota yg terlihat sebagai tempat tinggal yg hidup, memiliki ciri-
ciri kehidupan (berbeda dg mesin), mengatur diri sendiri
 Selalu terjadi perubahan untuk mempertahankan keseimbangan
yg ada

Elemen Pembentuk Kota (Kostov, 1991):


 SQUARE ; open space sebagai paru-paru
 CENTER ; pusat kota sebagai jantung yang memompa darah
 JARINGAN JALAN ; sebagai saluran arteri darah dalam tubuh
 KEGIATAN EKONOMI ; sebagai sel yang berfikir
 BANK, PELABUHAN, KAWASAN INDUSTRI ; sebagai jaringan khusus
dalam tubuh
 UNSUR KAPITAL (keuangan & bangunan) ; sbg energi yg mengalr ke
seluruh sistem kota
Elemen Fisik Kota (Shirvani)

(1) Land Use/Tata Guna Lahan


 Tata guna lahan 2 dimensi menentukan penggunaan ruang 3 dimensi
 Dua hal yg mjd pertimbangan dlm penatagunaan lahan y.i.:
- pertimbangan umum (aspek-aspek terkait bgmn seharusnya zona
dikembangkan)
- pertimbangan pejalan kaki/street level (untuk menciptakan ruang
yg manusiawi)
 Mekanisme pengendalian dlm urban design adalah zoning ordinance; y.i.
pengelolaan zoning yg menekankan masalah 3 dimensi tentang
hubungan keserasian antar bangunan dan kualitas lingk.
(2) Building Form n Massing/Bentuk & Massa Bangunan
 Berkaitan dg bentuk fisik & penampakan bangunan
 Bgmn bangunan & penataannya mnjd bangunan yg bisa
berhubungan scr harmonis dengan bangunan lain di sekitarnya
 Skala proporsi
 Ketinggian (floor area ratio/FAR)
 Bahan
 Besaran
 Tekstur
 Koefisien dasar bangunan (KDB)
 Facade
 Setback/pemunduran bangunan
 Warna
 Model bangunan
 Prinsip urban design yg terkait:
 Scale ; dari sudut pandang manusia, sirkulasi, & dimensi bangunan
sekitar
 Urban space ; sirkulasi ruang yg disebabkan krn bentuk kota, batas,
& tipe ruang
 Urban mass ; meliputi bangunan, permukaan tanah, dan obyek dlm
ruang yg dpt disusun untuk membentuk urban space & pola
aktivitas dlm skala besar atau kecil
(3) Sirkulasi & Parkir
 Sirkulasi merupakan satu aspek yang kuat dlm membentuk struktur
lingkungan perkotaan
 Tiga prinsip pengaturan sirkulasi:
 Jalan harus mjd elemen ruang terbuka yg memberikan dampak
visual positif
 Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan
membuat lingkungan menjadi jelas terbaca
 Sektor publik harus terpadu dan saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama
 Karena perkembangan kepemilikan kendaraan berkaitan erat dg
kebutuhan parkir
 Area & bangunan parkir semakin mengganggu secara visual
 Parkir mempunyai efek langsung thd kualitas lingkungan:

1. Mempertahankan aktivitas komersial pusat kota


2. Memberikan dampak visual yang kuat pada bentukan fisik kota
(4) Open Space
 Open space didefinisikan sbg lanscape, hardspace (jalan, sidewalks,
dll), taman, ruang rekreasi
 Open space harus menjadi bagian integral dlm perancangan kota
 Ruang terbuka memiliki fungsi :

1. Menyediakan cahaya dan sirkulasi udara dalam bangunan


terutama di pusat kota.
2. Menghadirkan kesan perspektif dan visa pada pemandangan kota
(urban scane) terutama dikawasan pusat kota yang padat.
3. Menyediakan arena rekreasi dengan bentuk aktifitas khusus.
4. Melindungi fungsi ekologi kawasan.
5. Memberikan bentuk solid foid pada kawasan.
6. Sebagai area cadangan untuk penggunaan dimasa depan
(cadangan area pengembangan).
(5) Jalur Pejalan Kaki
 Sistem pejalan kaki yg baik akan mengurangi ketergantungan thd
kendaraan bermotor, meningkatkan pergerakan di pusat kota,
meningkatkan lingkungan dg mempromosikan sistem skala
manusia, meningkatkan aktivitas retailing, & meningkatkan
kualitas udara
 Issue kunci dlm perencanaan pedestrian adalah keseimbangan:

1. Harus diseimbangkan penggunaan pedestrian untuk mendukung


kehidupan & ruang publik yg menarik
2. Keseimbangan untuk sepakat dengan adanya interaksi antara pejalan
kaki & kendaraan (safety design)
(6) Pendukung Aktivitas
 Muncul oleh adanya keterkaitan antara fasilitas ruang-ruang umum kota dengan seluruh
kegiatan yang menyangkut penggunaan ruang kota yang menunjang akan keberadaan
ruang-ruang umum kota.
 Kegiatan-kegiatan dan ruang-ruang umum bersifat saling mengisi dan melengkapi.
 Pada dasarnya activity support adalah:
- Aktifitas yang mengarahkan pada kepentingan
pergerakan (importment of movement).
- Kehidupan kota dan kegembiraan (excitentent).
 Keberadaan aktifitas pendukung tidak lepas dari tumbuhnya fungsi-fungsi kegiatan publik
yang mendominasi penggunaan ruang-ruang umum kota
 Semakin dekat dengan pusat kota makin tinggi intensitas dan keberagamannya.
 Bentuk actifity support adalah kegiatan penunjang yang menghubungkan dua atau lebih
pusat kegiatan umum yang ada di kota, mislnya open space (taman kota, taman rekreasi,
plaza, taman budaya, kawasan PKL, pedestrian ways dan sebagainya) dan juga bangunan
yang diperuntukkan bagi kepentingan umum & elemen yg membangkitkan aktivitas
 Meliputi semua aktivitas yg memperkuat ruang umum kota (urban public space)
 Setiap aktivitas cenderung akan berlokasi di tempat yg plg sesuai dengan kebutuhan
aktivitas bersangkutan
(7) Signage
 Ukuran dan kualitas dari papan reklame diatur untuk :
- Menciptakan kesesuaian.
- Mengurangi dampak negatif visual.
- Dalam waktu bersamaan menghilangkan kebingungan serta
persaingan dengan tanda lalu lintas atau tanda umum yang
penting.
- Tanda yang didesain dengan baik menyumbangkan karakter
pada fasade bangunan dan menghidupkan street space dan
memberikan informasi bisnis.

(8) Preservasi
 Dalam urban design, preservasi harus diarahkan pada perlindungan
permukiman yang ada dan urban place, sama seperti tempat atau
bangunan sejarah, hal ini berarti pula mempertahankan kegiatan yang
berlangsung di tempat itu.

Anda mungkin juga menyukai