Anda di halaman 1dari 25

PENGANTAR PERENCANAAN INFRASTRUKTUR

PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR

PROGRAM STUDI TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH & KOTA


UNIVERSITAS SEMARANG
2020
Materi
 Kebijakan Rencana Pembangunan Nasional
 Program pembangunan Infrastruktur di Indonesia
Kebijakan Rencana Pembangunan Nasional

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH


NASIONAL (RPJMN)
1. UU 25/2004 (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional),
Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan: rencana pembangunan jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan.

2. UU No. 17/2007 (RPJPN2005-2025), dibagi dalam 4 tahap RPJMN, yaitu:


 RPJMN I 2005-2009
 RPJMN II 2010-2014
 RPJMN III 2015-2019
 RPJMN IV 2020-2024

3. PP 40 tahun 2006 (Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional):


Pasal 10 ayat (2),
“Menteri menyiapkan Rancangan Awal RPJMN berdasarkan RPJPN 2005-2025, rancangan teknokratik
dan visi, misi serta program prioritas Presiden”

Pasal 11 ayat (6)


“Rancangan Awal RPJM Nasional disampaikan kepada Presiden untuk disepakati dalam Sidang Kabinet
sebagai pedoman penyusunan Rancangan Renstra
PROSES PENYUSUNAN RPJMN

VISI & Ditetapkan


MUSRENBANGNAS dengan
MISI RPJMN Peraturan
PRESIDEN Presiden *)

Rancangan
Teknokratik

Sebagai Acuan
Telah disusun
Penyusunan
oleh Rancangan
Bappenas RENSTRA
Peranan Infrastruktur Dalam Perekonomian

 Infrastruktur yang memadai, secara kuantitas


maupun kualitas, merupakan prasyarat yang mutlak
bagi pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
 Pembangunan infrastruktur juga diperlukan untuk
mewujudkan pemerataan, menurunkan tingkat
kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup.

Penyediaan infrastruktur dengan kuantitas dan kualitas yang


rendah akan menghambat perekonomian dan menyebabkan
biaya ekonomi tinggi.

5
Kebijakan Pembiayaan Infrastruktur
RPJM Nasional
 Pembangunan infrastruktur yang
dibiayai melalui anggaran pemerintah
diarahkan untuk :
◦ mendukung langkah-langkah STIMULASI
terhadap perekonomian dari sisi fiskal ( pro-
growth),
◦ memperluas PENCIPTAAN LAPANGAN
KERJA produktif (pro-job), dan
◦ MENGENTASKAN KEMISKINAN (pro-
poor).

6
Sumber Pendanaan Pemerintah Lainnya
yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan infrastruktur daerah

 Pinjaman Luar Negeri


◦ Peraturan Pemerintah No. 2/2006 dan
Peraturan Menteri PPN No. 5/2006
 Pinjaman Dalam Negeri
◦ Peraturan Pemerintah No. 54/2008 dan
Peraturan Menteri PPN No. 1/2009

7
Program Pembangunan Infrastruktur di indonesia
Klasifikasi Program Pembangunan Infrastruktur Di Indonesia
Berdasarkan Proses Perencanaan:
1. Program Perencanaan Pembangunan
2. Program Infrastruktur Fisik
3. Program Pemberdayaan asyarakat

Berdasarkan Pelaksanaan:
4. Perencanaan dan Pelaksanaan dilakukan oleh pemerintah
5. Perencanaan oleh pemerintah dan pelaksanaan oleh pihak
swasta/ masyarakat
6. Perencanaan dan pelaksanaan dilakukan oleh swasta/
masyarakat

Berdasarkan Tingkatan Partisipasi


7. Top Down Planning
8. Bottom Up Planning
9. Participation Planning
Contoh Program Pembangunan Infrastruktur
• P3KT (Pembangunan Prasarana Kota Terpadu)
• ND (Neeighbourhood Development)
• PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat)
• PAKET (Penanggulangan Kemiskinan dan Ekonomi Terpadu)
• Kotaku (Kota Tanpa Kumuh)
• PLPBK (Perencanaan Lingkungan Permukiman berbasis Komunitas)
• PPIP (Percepatan Pembangunan Infrastruktur Permukiman)
• USRI (Urban Sanitation Rural Infrastructure)
• SLBM/ Sanimas/ STBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat)
• Padat Karya
• EHRA (Environment Heatlh Risk Assesement)
• PPSP (Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman)
• Implementasi PPSP
• BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya)
• BP2BT (Bantuan Pembiaan Perumahan Berbasis Tabungan)
• Dll
Bantuan Pembiayaan Perumahan
Berbasis Tabungan
(BP2BT)
RUMAH ?

Latar Belakang
1. Meningkatnya kebutuhan rumah layak huni di perkotaan
2. Laju pertumbuhan penduduk perkotaan
3. Tingkat urbanisasi
4. Keterbatasan Lahan

Kebutuhan > Perkotaan


Backlog
Rumah Ketersediaa
n Perdesaan

12
Rumah, Rumah Tapak, Sarusun
 RUMAH adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai
tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga,
cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi
pemiliknya.

 RUMAH TAPAK adalah bangunan yang berfungsi sebagai


tempat tinggal yang merupakan kesatuan antara tanah dan
bangunan dengan bukti kepemilikan berupa surat
keterangan, sertipikat, atau akta yang dikeluarkan oleh
lembaga atau pejabat yang berwenang.

 RUMAH SWADAYA adalah Rumah yang dibangun atas


prakarsa dan upaya masyarakat.

 RUMAH SUSUN adalah bangunan gedung bertingkat yang


dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik
dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan
satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan
digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian
yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama,
dan tanah bersama.

 SATUAN RUMAH SUSUN (SARUSUN) adalah unit Rumah susun 13


Pembangunan Rumah Swadaya

A. Pembangunan Rumah
baru di atas KAVLING
TANAH MATANG
B. Pembangunan Rumah
baru pengganti RUMAH
RUSAK TOTAL.
(kerusakan seluruh
komponen bangunan,
komponen struktural
dan non struktural)
C. Dipersyaratkan
dibangun di atas tanah
dengan alas hak yang 14
BANTUAN PEMBIAYAAN
PERUMAHAN
BERBASIS TABUNGAN
Bantuan
(BP2BT)pemerintah bagi MBR yang BP2BT
mempunyai tabungan dalam rangka
pemenuhan sebagian uang muka perolehan
rumah atau sebagian dana untuk
pembangunan rumah swadaya melalui
kredit/ pembiayaan Bank Pelaksana.
NABUNG 2JT
DANA BP2BT
DAPAT 30JT *)
Diberikan 1 (satu) kali Digunakan untuk
pembayaran sebagian uang muka atas
pembelian rumah atau sebagian biaya UNTUK UANG MUKA
atas pembangunan rumah swadaya. BELI/BANGUN
RUMAH PERTAMA
Sebagaimana diatur dalam:
1. Peraturan Menkeu No. 168/PMK.05/2015 juncto Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016
2. Peraturan Menteri PUPR No. 18/PRT/M/2017 juncto Peraturan Menteri *) Syarat & Ketentuan Berlaku
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12/PRT/M/2018,
terkait tata cara penyaluran BP2BT

15
KOMPONEN BP2BT

Dana Masyarakat
Minimal 5%
dari nilai rumah/RAB
dengan saldo min 2 Jt – 5 Jt Dana Dana BP2BT
Masyarakat Sebesar 6,4 % - 38,8 %
dari nilai rumah
Dana dengan batasan
Bantuan
maksimal

BP2BT Rp. 32,4 Jt.

Kredit/Pembiayaan PEROLEHAN/
Bank sebesar PEMBANGUNA
50 % < KPR < 80 % N RUMAH

Suku Bunga Pasar


dengan batasan maksimal KPR TARGET BP2BT :
sebesar (SUN 10th + Tahun 2018 sebesar 750 Unit
Marjin) Tahun 2019 sebesar 51.000 Unit
Tahun 2020 sebesar 50.750 Unit
MBR PROFESI
KELOMPOK *)
SASARAN Catatan:
1. Kategori Penghasilan
Kelompok Sasaran merupakan Gabungan untuk Pasangan
MBR perorangan yang berstatus Suami Isteri ditentukan
tidak kawin atau pasangan suami berdasarkan penghasilan
istri dengan batasan penghasilan yang lebih dominan.
tertentu. 2. Bagi pasangan yang salah-
satunya tidak bekerja, harus
melampirkan surat
Lajang/Duda/ Suami + Istri Pekerja Pekerja keterangan tidak bekerja.
Janda Formal Informal

PERSYARATAN KELOMPOK SASARAN


1 Kartu 5 Nomor Pokok S Ket Usaha (Bila Ada)
Surat Ket
Wajib Pajak 9 Tidak
Tanda 12 Bekerja
Penduduk (NPWP).
SP Kepemilikan Rumah / (Salah 1
(KTP-El).
Memiliki lahan atau pasangan yg
rumah satu-satunya yang tdk bekerja)
2 Akta Nikah 6 S Ket rusak total, di atas tanah
(untuk Domisili 10 dengan alas hak yang
suami istri). sah, tidak dalam sengketa Srt
SPT Pajak Penghasilan (PPh) untuk pembangunan 13 penempata
orang pribadi. Bagi NPWP Rumah Swadaya. n trakhir
yang belum 1 tahun, maka SPT bagi PNS,
Kartu
7 tahun berikutnya.
3 Tidak memiliki rumah
TNI/POLR
keluarga I
(KK). untuk pemilikan rumah.
Rek Tabungan minimal 6 bulan
(min. saldo: Rp. 2-5 juta, SP
tergantung penghasilan). Permohonan
4 Belum pernah mendapat 14
Mempunyai 8 Tabungan di Bank Pelaksana 11 subsidi/ bantuan kpd satker
penghasilan atau Bank Umum lainnya. perumahan dari bermaterai
(SP). Pemerintah Pusat. 6000
MBR PROFESI
KELOMPOK *)
SASARAN Catatan:
1. Kategori Penghasilan
Kelompok Sasaran merupakan Gabungan untuk Pasangan
MBR perorangan yang berstatus Suami Isteri ditentukan
tidak kawin atau pasangan suami berdasarkan penghasilan
yang lebih dominan.
istri dengan batasan penghasilan
2. Bagi pasangan yang salah-
tertentu. satunya tidak bekerja, harus
melampirkan surat
Lajang/Duda/ Suami + Istri Pekerja Pekerja keterangan tidak bekerja.
Janda Formal Informal

PERSYARATAN DOKUMEN PENDUKUNG

fotokopi sertipikat surat kondisi awal


hak atas tanah atas tanah atau Rumah
nama Pemohon atau yang dilengkapi
pasangan dengan foto

fotokopi izin rencana anggaran


mendirikan biaya (RAB
bangunan (IMB
ZONASI WILAYAH BP2BT Zona 2
BATASAN PENGHASILAN
Rumah 6 Juta
Tapak
Rumah 7,5 Juta
Susun
Rumah 6 Juta
ZONA Swadaya
1
ZONA
2

ZONA 3

Zona I
Rumah Tapak 6 Juta Zona 3

Rumah Susun 7 Juta Rumah Tapak 6,5 Juta


Rumah
6 Juta Rumah Susun 8,5 Juta
Swadaya
Rumah Swadaya 6,5 Juta
Rumah Susun
ZONASI WILAYAH BP2BT Rumah
Tapak
Rumah
Swadaya
Harga/
BATASAN HARGA RUMAH Harga/m2
Unit

DAN RAB RUMAH SWADAYA Jabodetab


ek
9,6 Juta 345,6 Juta

Bali 8,3 Juta 298,8 Juta


148,5
Nustra 8,6 Juta 309,6 Juta
Juta
Maluku 7,6 Juta 273,6 Juta 110 Juta
ZONA
Maluku
1 9,6 Juta 345,6 Juta
ZONA Utara
2 Kalimanta 142 9,9 Juta 356,4 Juta
n Juta
ZONA
3

Rumah Susun
Rumah Rumah
Tapak Harga/ Harga/ Swadaya
m 2
Unit
Rumah Susun
Jawa Rumah Rumah
(selain 130 7,9 Juta 284,4 Juta Tapak Harga/ Swadaya
Harga/m2
Jabodetab Unit
Juta
ek) Papua 15,7 Juta 565,2 Juta
Sumatera 9,5 Juta 342 Juta 110 Juta
205 Juta 150 Juta
298,8 Papua
Sulawesi 8,3 Juta 10,7 Juta 385,2 Juta
Barat
136 Juta
Kepri 10 Juta 360 Juta
Juta
3 TIPE RUMAH LAYAK
PROGRAM
1. RUMAH 2. SATUAN RUMAH SUSUN 3. RUMAH SWADAYA
TAPAK

• Luas lantai 21 – 36 m2 • Luas lantai 36 < LL < 48 m2


• Luas tanah < 200 m2
• Luas tanah 60 – 200 m2 (khusus Rumah Tapak) • Pembangunan Rumah Baru diatas kavling tanah matang
• Rumah Baru Siap Huni (dibangun Pengembang) • Pembangunan Rumah Baru pengganti Rumah rusak total
• Memenuhi persyaratan teknis keselamatan, keamanan, • Dibangun di atas tanah dengan alas hak yang sah (SHM)
keandalan dan kenyamanan • Dilengkapi IMB
• Dilengkapi dengan : • Lokasi lahan dapat terhubung jaringan distribusi air bersih,
 Jaringan distribusi air bersih Utilitas jaringan listrik, Jalan lingkungan, dan Drainase
lingkungan.
 Utilitas jaringan listrik • Memenuhi persyaratan teknis keselamatan, keamanan, keandalan
 Jalan dan drainase lingkungan dan kenyamanan
 Sarana pewadahan sampah
PERAN DAN TUGAS PEMANGKU
KEPENTINGAN

4 5
Pemerintah Pusat
 Penyediaan Dana
Masyarak
1
BP2BT
Pengemba  Penetapan Penerima
at ng
 Menabung Manfaat
 Menyiapkan  Membangun  Pencairan Dana
kelengkapan Rumah sesuai
persyaratan kriteria
 Menyusun RAB  Menyediakan Kerjasama
Data Sebaran Penyediaan Penyaluran
(rumah TFL
lokasi (MoU &
swadaya) PKS)

3 2
 Sosialisas
i Program
 Wasdal
Pemda dan Bank Pelaksana
BANK PELAKSANA POKJA PKP
 Pengusulan
 Memfasilitasi
Tabungan
TFL  Verifikasi
 Pendataan &  Menyediakan
Penyiapan Pembiayaan
Masy  Menyalurkan
 Perijinan (IMB Dana
dan SLF)

22
SUBSIDI UANG TABUNGAN
MUKA
BAGI BANK: Keuntgn Lebih BAGI BANK: analisis
1 Kecil
 Mengurangi risiko gagal
bayar
kredit
 Salah satu referensi dalam
menganalisis kemampuan dan
1
 Ketika terjadi gagal bayar, kerajinan membayar/mencicil
nilai agunan dapat dari pemohon
 Menambah nasabah
menutupi sisa outstanding

BAGI MASYARAKAT: BAGI MASYARAKAT

2 Skin in the Game Masyarakat agar mempersiapkan


dan merencanakan perolehan
2
 Jumlah Pengembalian lebih
kecil: rumah dengan cara menyiapkan
Pokok pinjaman dan beban uang muka melalui menabung

KELEBIHAN bunga yang harus dibayar


oleh penerima manfaat
lebih kecil Fitur Tabungan ini merupakan
BP2BT  Porsi Kepemilikan Aset
Lebih Besar
salah satu terobosan untuk
• Dalam hal pelunasan
memperluas akses bagi MBR dari
dipercepat, jumlah segmen informal, yang selama
pelunasan lebih kecil ini penghasilannya tidak
• Dalam hal purna jual terdokumentasikan sehingga
sebelum lunas, maka porsi cenderung dianggap non-
bagi hasil yang diterima bankable
KELEBIHAN BP2BT

Pemerintah
Pengembang
Pusat
1. Subsidi uang Pemerintah 1. Kepastian Pasar
muka dibayar Daerah dari proses
1. Menyelesaikan
sekali di muka pendataan dan
persoalan
sehingga tidak penyiapan
perumahan di
menjadi beban masyarakat
Daerah
fiskal di tahun 2. SLF sebagai
2. Mendorong
berikutnya jaminan kualitas
insentif
2. Harga satuan bangunan
Perumahan
untuk 1 (satu) sehingga daya
3. Pengendalian
unit rumah lebih jual menjadi lebih
Pembangunan
kecil tinggi dan
Perumahan
(dibandingkan mengurangi
4. Meningkatkan
skema subsidi resiko.
Penerimaan
sebelumnya) Daerah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai