Anda di halaman 1dari 91

Kerjasama

Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten

Pembahasan
Laporan Pendahuluan

Kegiatan

KERJASAMA
PENGEMBANGAN & PEMBANGUNAN
PERUMAHAN MBR KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BANTEN

13 September 2018
Kerjasama
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
A. 1. Latarbelakang –
PENDAHULUAN 2. Maksud – Tujuan – Lingkup – Dasar Hukum

B. BENCHMARK 1. Kebijakan Terkini Pola Pembiayaan Perumahan


LITERATURE 2. Kebijakan Terdahulu Pola Pembiayaan Perumahan

C. PENDEKATAN 1. Sistem Pasar Perumahan


2. Segmentasi MBR – Jenis Dukungan/Bantuan Perumahan
3. Sistem Pembiayaan Primer – Sekunder - Formal – Informal
4. Strategi Pengembangan Sistem Pembiayaan Perumahan
5. Strategi Pembiayaan Perumahan Menjangkau MBR
6. Stakeholder Pembiayaan ( Pemerintah – Swasta – Dunia Usaha)
D. 1. Kerangka Berpikir Yang warna biru yang
METODOLOGI 2. Metode Pengumpulan Data – Jenis Data dibuat bapak ya, monggo
3. Metode Analisis – Sintesis - Formulasi disisipkan sesuai slide
yang saya kosongkan.
E. 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Jangan lupa dihapus
TAHAPAN KERJA 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan message ini  Tks
Kerjasama
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten

A
PENDAHULUAN
Kerjasama
Pengembangan & Pendahuluan ~ TOR
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
LATARBELAKANG (a)
A. TUGAS Pembangunan PKP -> Urusan wajib pemerintah daerah
PENANGANAN (UU No. 32/2004 ttg Pemerintah Daerah)

PKP ANTARA Peran Strategis Pemerintah Pusat dalam menyediakan NSPM untuk
PEMERINTAH Percepatan pembangunan perumahan
(PP No. 38/2007 Pembagian kewenangan Pemerintah Pusat – Daerah
(Pusat-Daerah) Pemerintah dan/ atau Pemerintah Daerah Wajib Memberikan
DUNIA USAHA Kemudahan Pembangunan & Perolehan Rumah Bagi MBR
MASYARAKAT (Permen PUPR No. 21/PRT/M/ 2016 Kemudahan dan/atau Bantuan Perolehan Rumah MBR)
Tugas Pemerintah – Dunia Usaha – Masy. dalam penanganan PKP
Pemenuhan rumah layak & lingkungan sehat  masyarakat.

B. DAMPAK 1. Pergeseran pola pemanfaatan ruang  Urgensi penetapan &


DINAMIKA arahan pemanfaatan ruang komprehesif - terkontrol - terkendali.
PERTUMBUHAN 2. Tumbuhnya kawasan terbangun bernilai ekonomis dalam arahan
RUANG WILAYAH pengembangan secara fungsi & kewilayahannya.
PROV. BANTEN 3. Urgensi Sinkronisasi - harmonisasi dalam mewujudkan Visi, Misi
dan Tujuan Pengembangan Kab./Kota se-Provinsi Banten
Kerjasama
Pengembangan & Pendahuluan ~ TOR
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
LATARBELAKANG (b)
C. 1. Pelaksanaan Kerjasama antara perangkat daerah - pihak swasta
PRAKTEK (Perusahaan dengan lembaga keuangan bank - non bank) belum
PENYEDIAAN optimal.
PERUMAHAN 2. Manfaat bagi masyarakat khususnya MBR tidak terlalu
SAAT INI signifikan—dalam beberapa kasus justru tetap memberatkan.

Krusial Peran pemerintah


menjembatani & mencari win-win solution
atas kepentingan MBR – Pihak Swasta (Produsen – Lembaga
D. Keuangan/Non Bank – Pemerintah)
KEBUTUHAN
PAYUNG HUKUM Acuan pemerintah yang mengatur kerjasama program & pelaksanaan
KERJASAMA tanggung jawab Organisasi perangkat daerah (OPD), Pihak swasta
PROGRAM (Produsen) - Lembaga keuangan bank / non bank dalam mendukung
PEMBANGUNAN Program Pembangunan Perumahan bagi MBR.
PERUMAHAN
MBR
Kerjasama
Pengembangan & Pendahuluan ~ TOR
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota MAKSUD-TUJUAN - LINGKUP PEKERJAAN
Prov. Banten

1. Terfasilitasinya acuan/peraturan bagi Pihak Swasta atau Pemda


Kab./Kota dan Lembaga Keuangan Bank - Non Bank dalam
mendukung Program Bantuan Pembiayaan Perumahan bagi
MBR;
2. Ketersediaan dana - pola atau skema bantuan pembiayaan
perumahan bagi MBR.
3. Solusi kemudahan akses MBR ke sumber pembiayaan
perumahan, lembaga keuangan bank atau non bank untuk
mendapat KPR;
4. Mendapatkan mekanisme sumber dana pembiayaan
perumahan yang bersifat jangka panjang sehingga dapat
berkelanjutan untuk KPR yang bersifat jangka panjang
(mismatch)
Kerjasama
Pengembangan & Pendahuluan ~ TOR
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
DASAR HUKUM (a)
UNDANG- • UU No. 28 / 2002 : Bangunan Gedung.
UNDANG • UU No. 25 / 2004 : Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
• UU No. 32 / 2004 : Pemerintahan Daerah.
• UU No. 33 / 2004 : Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat -
Daerah.
• UU No. 26 / 2007 : Penataan Ruang.
• UU Nomor 1/2011 : Perumahan dan Kawasan Pemukiman
• UU No. 4/2016 : Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera)

KEPUTUSAN • Keppres No. 63 / 2003 : BKP4N


PRESIDEN • Keppres No. 75 / 1993 :Pengelolaan Tata Ruang Nasional.
• Keppres No.33 / 1994 : Badan Kebijakan dan Pengendalian
Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Nasional

PERATURAN & • Perpres No. 19/2005 : Pembiayaan Sekunder Perumahan.


INSTRUKSI • Perpres No 38 / 2015 : Kerjasama Pemerintah & Badan Usaha dalam
PRESIDEN Penyediaan Infrastruktur;
• Instruksi Presiden No. 3 /2016, Paket Kebijakan Ekonomi XIII,
Kerjasama
Pengembangan & Pendahuluan Sesuai TOR
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
DASAR HUKUM (b)
PERATURAN • PP No.36/2005 : Pelaksanaan UU No.28 Tahun 2002 Bangunan
PEMERINTAH Gedung
• PP No. 30/2011 : Pinjaman Daerah;
• PP No. 75/2011: Perubahan atas PP No. 5 Tahun 2005 Penyertaan
Modal Negara dalam Pendirian Perseroan Pembiayaan Sekunder
Perumahan;
• PP No. 88 /2014 : Pembinaan Penyelenggaraan PKP
• PP No. 64 t/2016 : Pembangunan Perumahan untuk MBR
• PP No. 14 / 2016 :Penyelenggaraan PKP

PERATURAN • Permenpera No. 31/M/2006 : Juklak Kasiba - Lisiba Berdiri


MENTERI Sendiri
• Permendagri No. 22 /2009 : Juknis Tata Cara Kerja Sama Daerah;
• Permenkeu No.111/PMK.07/2012: Tata Cara Penerbitan &
Pertanggungjawaban Obligasi Daerah;
• Permenkeu No. 113/PMK.03/2014: Pembebasan PPN harga jual
RST
Kerjasama
Pengembangan & Pendahuluan Sesuai TOR
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
DASAR HUKUM (c)
PERATURAN • Permenkeu No.269/PMK.010/2015 : Pembebasan PPN harga jual
MENTERI Sarusun
• Permen PPN/Bappenas No 4/2015: Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah - Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur;
• Permen PUPR RI No. 21/PRT/2016 : Kemudahan dan/atau Bantuan
Perolehan Rumah Bagi MBR yang disempurnakan oleh
• Permen PUPR RI No. 26/PRT/2016 : Perubahan Permen PUPR RI No.
21/PRT/M/2016
• Permen PUPR No. 18 /PRT/2017 BP2BT
• Permen PUPR No. 12/PRT/2018 Perubahan Permen PUPR/18/2017

KEPUTUSAN Kepmen PUPR No.552/ KPTS/M/2016 : Batasan Penghasilan Kelompok


MENTERI Sasaran KPR Bersubsidi, Harga Jual RS Tapak - Sarusun, Besaran Subsidi
Bantuan Uang Muka Perumahan.

PERATURAN Pergub No. 5 /2017 tentang Perubahan atas Perda Provinsi Banten No.
GUBERNUR 2 / 2011 : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010-2030
Kerjasama
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten

B
BENCHMARK LITERATURE
Kebijakan /Program Terkini - Terdahulu
Kerjasama Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
B.1. KEBIJAKAN TERKINI
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PEMBIAYAAN PERUMAHAN BAGI MBR
Permen PUPR RI 1. Kemudahan dan/atau Bantuan Pembiayaan
No.21/PRT/2016
Kemudahan Perolehan Rumah
dan/atau Bantuan a. KPR FLPP
Perolehan Rumah b. Subsidi Selisih Bunga/Marjin
c. Bantuan Uang Muka

2. Wacana  Pembiayaan Mikro Perumahan (PMP)


Cikal Bakal PMP:
a. KPR-Mikro BTN
b. KUPEDES BRI – KREMADA PT. PEGADAIAN

Permen PUPR 3. Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan


No. 18 /PRT/2017
BP2BT (BP2BT)

UU No. 4/2016 4. Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA)


Tapera
1.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
KPR
Pembangunan
Perumahan MBR
KEMUDAHAN DAN ATAU BANTUAN
Kabupaten/Kota
SUBSIDI
Prov. Banten PEROLEHAN RUMAH BAGI MBR
PRINSIP Upaya pemerintah dalam bidang penyelenggaraan perumahan yang
ditujukan untuk meningkatkan aksesibilitas MBR terhadap
pembiayaan perumahan dengan memberikan bantuan pembiayaan
dalam bentuk

DASAR HUKUM 1. PMK RI No. 32/PMK/02/2016 tentang Tata Cara Penyediaan,


Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi Bantuan Uang
Muka Perumahan dan Subsidi Bunga Kredit Perumahan.

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR)


No. 21/PRT/M/Tahun 2016 tentang Kemudahan dan/atau
Bantuan Perolehan Rumah Bagi MBR sebagaimana yang telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum &
Perumahan Rakyat (PUPR) No. 26/PRT/M/Tahun 2016.
1.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
KPR
Pembangunan
Perumahan MBR
KEMUDAHAN DAN ATAU BANTUAN
Kabupaten/Kota
SUBSIDI
Prov. Banten PEROLEHAN RUMAH BAGI MBR
1.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
KPR
Pembangunan
Perumahan MBR
KEMUDAHAN DAN ATAU BANTUAN
Kabupaten/Kota
SUBSIDI
Prov. Banten PEROLEHAN RUMAH BAGI MBR
FITUR
PRODUK

KRITERIA
KELOMPOK
SASARAN
1.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
KPR
Pembangunan
Perumahan MBR
KEMUDAHAN DAN ATAU BANTUAN
Kabupaten/Kota
SUBSIDI
Prov. Banten PEROLEHAN RUMAH BAGI MBR
POLA PENYALURAN KPR FLPP
1.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR

KPR
Pembangunan
Perumahan MBR
KEMUDAHAN DAN ATAU BANTUAN
Kabupaten/Kota
SUBSIDI
Prov. Banten PEROLEHAN RUMAH BAGI MBR
POLA PENYALURAN SUBSIDI SELISIH BUNGA/MARJIN
1.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR

KPR
Pembangunan
Perumahan MBR
KEMUDAHAN DAN ATAU BANTUAN
Kabupaten/Kota
SUBSIDI
Prov. Banten PEROLEHAN RUMAH BAGI MBR
POLA PENYALURAN BANTUAN UANG MUKA
1.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
KPR
Pembangunan
Perumahan MBR
KEMUDAHAN DAN ATAU BANTUAN
Kabupaten/Kota
SUBSIDI
Prov. Banten PEROLEHAN RUMAH BAGI MBR
Persyaratan Dokumen Administratif Pada Saat Pengajuan
1. Fotocopy KTP – NPWP- SPT PPh - Ket. Domisili dari Desa/Kel. setempat
2. Ket. Penghasilan ditandatangani pemohon diatas meterai- diketahui oleh:
a. Pimpinan instansi tempat bekerja untuk MBR penghasilan tetap
b. Kepala desa/lurah setempat untuk MBR berpenghasilan tidak tetap.
3. Surat pernyataan tidak memiliki rumah;
4. Surat pernyataan ditandatangani pemohon diatas meterai terkait dengan:
a. Penghasilan tidak melebihi ketentuan penghasilan kel. sasaran;
b. Membeli rumah dengan harga jual tidak melebihi batasan harga jual yang
ditetapkan dalam keputusan menteri;
c. Akan menghuni rumah dalam jangka waktu paling lambat 1 tahun setelah
serah terima rumah yang dibuktikan BA acara serah terima;
d. Tidak menyewakan dan/atau mengalihkan kepemilikan dengan perbuatan
hukum apapun, kecuali:
 Debitur/nasabah meninggal dunia (pewarisan);
 Penghunian melampaui 5 tahun (Rumah Tapak) – 20 tahun (Sarusun);
 Pindah tempat tinggal sesuai ketentuan perundangan;
 Belum pernah menerima subsidi pemilikan dari Pemerintah;
2.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan
PEMBIAYAAN MIKRO PERUMAHAN (a)
PMP
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten

LATARBELAKANG: FAKTA SAAT INI


MBR Non Fix Income belum memiliki
akses kepemilikan rumah sbb:
• 58,35 % pekerja sector Informal
• 2,5 % pekerja seKtor Informal yang
dapat mengakses KPR FLPP
• Resiko perbankan dalam memberikan
pinjaman perumahan kepada MBR
Non fix income.
• Hambatan pekerja informal
mendapatkan fasilitas pembiayaan
perbankan:
o jadwal penghasilan tidak sesuai
dengan jadwal cicilan,
o tidak adanya rekam jejak kredit &
legalitas usaha,
o minimnya nilai aset jaminan
pinjaman.
2.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan
Pembiayaan Mikro Perumahan (b)
PMP
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PRINSIP POLA PEMBIAYAAN
2.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan
Pembiayaan Mikro Perumahan (c)
PMP
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten CONTOH PENERAPAN PMP 1
Program Kampung Deret di Kp. Petogongan Jakarta Selatan
2.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan
Pembiayaan Mikro Perumahan (d)
PMP
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten CONTOH PENERAPAN PMP 2
Penyediaan Perumahan di Kota Palembang
Kerjasama 2A
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR

KPR
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
KPR– MIKRO BTN (a)
Mikro
Prov. Banten

PRINSIP Program Responsif terhadap Kebutuhan pembiayaan perumahan


PROGRAM bagi MBR Sektor Informal

KRITERIA 1. Penghasilan Keluarga/individu Rp. 1,8 juta – 2,8 juta per bulan.
2. Prioritas Pedagang & Pekerja Informal
3. Memiliki usaha yang sudah berjalan min.1 tahun
4. Anggota asosiasi/kelompok/koperasi min. 1 tahun
5. Rekomendasi dari asosiasi/kelompok/koperasi Binaan Kemen Kop &
UMKM yang sudah berjalan 3 tahun (minimal).
6. Kepemilikan tabungan Cermat Bank BTN dengan usia rata-rata
tabungan min.3 bulan & nominal setara cicilan bulanan kredit.
PROFIL 1. Promo bunga KPR BTN mikro : 5 % - 7,99% per tahun (flat).
2. Plafond maks. 75 juta
3. Angsuran skema ringan  dibayar mingguan, atau harian
4. Peruntukan & besaran uang muka sesuai kebutuhan sbb:
 Pembelian rumah pertama (baru/second): 1 %
 Pembelian kavling
 Pembangunan diatas tanah yang sudah dimiliki: 10 %
 Perbaikan/renovasi rumah : 10 %
Kerjasama 2A
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR

KPR
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
KPR– MIKRO BTN (b)
Mikro
Prov. Banten

PRINSIP 1. Uang muka digunakan u/ mencairkan KPR Mikro


PEMBERIAN 2. Pemberian bisa berulang (repetitive) / bergulir (revolving).
KREDIT 3. Jangka waktu kredit bisa sampai dengan 10 tahun.
4. Perolehan asuransi dari kredit yg diajukan selama menggunakan
produk KPR Mikro
5. Kemitraan Perum Perumnas & Pengembang Seluruh Indonesia.
6. Pembinaan UMKM dengan menggandeng akademika Universitas :
• Pendampingan perencanaan usaha dan bisnis
• Pengenalan layanan jasa perbankan bagi komunitas pedagang.

REALISASI TAHUN 2016


PROGRAM 1. Pengembangan para pedagang bakso yang tergabung dalam
Asosiasi Pedagang Mie Baso (APMISO)  Agen Laku Pandai. 
2. Penandatangan MoU antara Bank BTN dengan Asosiasi.
3. Per Des. 2016, Bank BTN memiliki 5.371 agen laku pandai.
TAHUN 2017  Pengguliran dana : Rp. 150 Milyar
1. Driver Gojeg : 1200 aplikasi  600 aplikasi lolos seleksi
2. Pedagang Bakso  233 aplikasi  30 % (70 aplikasi) lolos seleksi
Kerjasama 2B
Pengembangan & Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan
BRI
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
KUPEDES PERUMAHAN - BRI
Kupedes
Prov. Banten

PROFIL KREDIT KEUNGGULAN


1. Manfaat kredit sangat Luas
2. Diajukan siapapun memenuhi kriteria.
3. Bunga Relatif murah
4. Agunan/jaminan tidak harus
bersertifikat
5. Pilihan Jenis Angsuran: 12 bulan, 18, 24
, 28, 36 sampai 60 Bulan.
6. Biaya adm. relative lebih murah dimulai
dengan biaya Rp.10.000,00
7. Tidak ada biaya Provisi
8. Bonus untuk peminjam yang memiliki
history pembayaran bagus.
Kerjasama 2B
Pengembangan & Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan
BRI
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
KUPEDES PERUMAHAN - BRI
Kupedes
Prov. Banten
Kerjasama 2C
Pengembangan & Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
KREMADA
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
KREMADA PT. Pegadaian Indonesia
Prov. Banten

1. Alokasi Pinjaman : Renovasi dan .atau pembangunan baru


PRINSIP
2. Kelompok sasaran : Income MBR < dari 2 juta/bulan
PROGRAM
• Tergabung dalam kelompok usaha.
3. Besaran pinjaman : 5 juta s/d 10 juta
4. Persyaratan Pengajuan: Fotocopy KTP – KK
• Pengajuan kredit dari kelompok usaha/tempat kerja
• Pengesahan POKJA Pemda Setempat
• Angsuran tiap bulan
5. Proses Pengurusan : 3 hari
3.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan BANTUAN PEMBIAYAAN
BP2BT
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (a)
TUJUAN Meningkatkan kemampuan RT MBR untuk mengakses:
3.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan BANTUAN PEMBIAYAAN
BP2BT
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (b)
BENTUK Bantuan uang muka kepada RT peminjam yang berhak untuk
membiayai pembelian / konstruksi rumah tinggal dengan jaminan
property dengan kombinasi antara:
• Tabungan rumah tangga dan
• Pinjaman dari lembaga pemberi pinjaman yang berpartisipasi
3.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan BANTUAN PEMBIAYAAN
BP2BT
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (c)
PRINSIP 1. Total pinjaman u/ rasio nilai hipotek tersedia disyaratkan 50 -80 %;
DASAR 2. RT menyediakan min.uang muka 5 % nilai properti,
3. RT harus menunjukkan besarnya tabungan
• RT sektor non-formal =12 bulan tabungan,
• RT sektor formal = 6 bulan tabungan (dapat memperpendek
periode tabungan) jika menunjukkan dokumentasi tabungan
dinilai setara bank),
4. Semua properti yang dibiayai harus berstatus lahan jelas
5. Lembaga pemberi pinjaman dapat menetapkan tingkat bunga
pinjaman rumah berdasarkan hasil penilaian resiko, biaya-biaya,
dan kebutuhan margin
JUMLAH 1. terkait penghasilan RT & dibatasi nilai maksimum properti yang
BANTUAN akan dibeli.
2. RT menerima bantuan tertinggi dari maks. nilai properti (sesuai
ambang kemampuan membayar kembali pemohon).
3. Bantuan progresif  RT berpendapatan lebih rendah menerima
manfaat dari bantuan yang lebih besar secara absolut dan
proporsional.
3.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan BANTUAN PEMBIAYAAN
BP2BT
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (d)
KRITERIA
3.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan BANTUAN PEMBIAYAAN
BP2BT
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (d)
KOMITMEN
PENERIMA
BANTUAN
3.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan
BANTUAN PEMBIAYAAN
BP2BT
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PERUMAHAN BERBASIS TABUNGAN (e)
ORGANISASI PENYELENGGARA PROGRAM

Bantuan Bank Dunia dalam program mencakup


pembangunan sistem informasi & database BP2BT sebagai
dasar Kementerian PUPR & Bank Pemberi Pinjaman dalam
menyeleksi - menyimpan data para penerima bantuan.

Database BP2BT diperbaharui berkala seiring dengan


pelaksanaan program.

Kemen PUPR menandatangani kesepakatan dgn Bank


Pemberi Pinjaman terkait :
• mekanisme dan persyaratan yang harus diikuti dan
dipenuhi oleh masyarakat penerima bantuan.
• audit untuk memantau dan mengevaluasi serta
melaporkan secara berkala kinerja dari program
4.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark KEBIJAKAN TERKINI PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan

TAPERA
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT
Prov. Banten

DASAR HUKUM
UU N0. TAHUN
2016
Tabungan
Perumahan
Rakyat
Disahkan
23/2/2016
Kerjasama Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
B2. Kebijakan / Program Terdahulu
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PENYEDIAAN PERUMAHAN MBR

INDONESIA 1. P2BPK
Pembangunan Perumahan Bertumpu Pada Kelompok
2. CO-BILD
Community-based Initiatives For Housing - Local Development
3. Arisan Perumahan (Rik-Rik Gemik – Tarumi – Koptan
Margaluyu)
4. Koperasi Simpan Pinjam PUSKOPAGMA : Gabungan
12 Koperasi
5. Credit Union (Koperasi Kredit)
LUAR 6. Grameen Bank (Bank Desa) Bangladesh
INDONESIA 7. Baan Mankong CODI (Thailand)
Kerjasama
Pengembangan & Kompilasi Praktek Terdahulu
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota KEY SUCCESS Penyediaan Perumahan MBR
Prov. Banten

KELOMPOK MASYARAKAT  PELAKU UTAMA penyediaan tempat tinggal


ORGANISASI MASY.  BASIS PEMBERDAYAAN & PENDAMPINGAN
SUBSIDI PEMERINTAH: Penyediaan lahan & PSU  fasilitas publik
JAMINAN KEPEMILIKAN/PENGUASAAN LAHAN (MILIK – SEWA) Komunitas
RAGAM MODA PERUMAHAN (Social Housing “Rusunawa/Mi” – Privat Housing)
SWADAYA MASYARAKAT  DANA MITRA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENABUNG
PENYALURAN PINJAMAN MELALUI KELOMPOK MENABUNG
PENYALURAN KREDIT TRIGUNA ( Lahan – Bang. – Income Generating).
SUMBER KREDIT ALTERNATIF NON BANK
PENYEDERHANAAN PEMBIAYAAN SEKTOR FORMAL – FLEKSIBILITAS FINANCE
LEMBAGA PENENGAH : “BRIDGING” pembiayaan formal dan informal.
Pengembangan JEJARING ANTAR KOMUNITAS dalam skala kota/kab.
KEMAMPUAN MANAJEMEN KOMUNITAS dalam penyediaan perumahan
KOPERASI PERUMAHAN  Komunitas mengelola pembiayaan
Pemerintah Sebagai Fasilitator.
KEMITRAAN/KERJASAMA PEMBIAYAAN antar stakeholder pembiayaan
Kerjasama
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten

C
PENDEKATAN
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
PILAR PEMBANGUNAN PERUMAHAN (a)
Prov. Banten

?
?

?
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
PILAR PEMBANGUNAN PERUMAHAN (b)
Prov. Banten

KENDALA 1. Rendahnya kemampuan mengangsur MBR, sebagai akibat


UTAMA dari rendahnya penghasilan
DEMAND SIDE 2. Tingkat resiko kredit macet tinggi  akibat sifat informal
pekerjaan MBR
3. Rendahnya nilai aset MBR untuk dijadikan kolateral kredit
pemilikan, pembangunan/perbaikan rumah.

KENDALA 1. Kesulitan Lembaga Penerbit Kredit/Pembiayaan (LPK/P)


UTAMA untuk mendapatkan dana berbunga rendah yang sesuai
SUPPLY dengan pembiayaan jangka panjang perumahan MBR.
SIDE 2. Pengembang lebih tertarik menggunakan kredit konstruksi
untuk pembangunan perumahan non MBR > segmen MBR.
3. Program FLPP tidak mencover MBR non bankable
C. PENDEKATAN
BENTUK INTERVENSI PEMBIAYAAN PERUMAHAN
MENURUT SEGMEN EKONOMI MASYARAKAT (a)
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan
Perumahan MBR
INTERVENSI PEMERINTAH DALAM
PENYEDIAAN PERUMAHAN MENURUT SEGMEN MASY. (b)
Kabupaten/Kota
Prov. Banten

MEKANISME
PERUMAHAN

DUKUNGAN PEMERINTAH
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan
Perumahan MBR
DUKUNGAN PEMERINTAH
Kabupaten/Kota
Prov. Banten DALAM PENYEDIAAN PERUMAHAN MBR
Amanat Undang--‐Undang (UU) No. 1/Thn 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
• MBR adalah Masyarakat Yang Mempunyai Keterbatasan Daya Beli Sehingga Perlu Mendapat
Dukungan Pemerintah Untuk Memperoleh Rumah.
• Pasal 126  Pemerintah dan pemerintah daerah memberikan kemudahan dan atau bantuan
pembiayaan untuk pembangunan dan perolehan Rumah umum & rumah swadaya bagi MBR.
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
SISTEM PEMBIAYAAN PERUMAHAN
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten

SISI KIRI
Sistem
Pembiayaan
Primer

SISI KANAN
Sistem
Pembiayaan
Sekunder
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
JENIS PEMBIAYAAN PERUMAHAN
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten

PEMBIAYAAN (Turner, 1976),


FORMAL • Sistem pembiayaan perumahan yang perencanaan, pelaksanaan
dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah atau swasta
• Penggunaan standar – prosedur baku
• Berorientasi profit.
• Pemisahan antara produksi vs pembiayaan perumahan.
• Penyediaan pinjaman pembiayaan hipotik kepada masyarakat
untuk pembelian unit rumah yang sudah siap.

PEMBIAYAAN (Selling dalam Irene, 1999)


INFORMAL • Sistem pembiayaan perumahan yang perencanaan, pelaksanaan
dan pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat.
• Tanpa menggunakan standar-standar baku
• Akses cepat - mudah bagi masyarakat non bankable
• Fleksibilitas persyaratan – prosedur yang cukup tinggi
• Didasarkan kepada kaitan sosial – trust antara pemberi-penerima
pinjaman.
Kerjasama
Pengembangan & C. PENDEKATAN : EXPERT ADVICE & BEST PRACTICE
Pembangunan
Perumahan MBR STRATEGI PENGEMBANGAN
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
SISTEM PEMBIAYAAN PERUMAHAN (a)
A. 1. Penugasan dan /atau pembentukan badan hukum/lembaga pembiayaan
PENGEMBANGAN 2. Pengerahan – Pemupukan Dana masy.– tabungan – hasil investasi likuiditas
& PELEMBAGAAN
3. Pemanfaatan Sumber pembiayaan (kontruksi – perolehan rumah –
SISTEM
pembangunan rumah – pemeliharaan – perbaikan rumah)
PEMBIAYAAN
4. Kemudahan atau bantuan pembiayaan khususnya untuk MBR berupa skim
pembiayaan - penjaminan dana murah jangka panjang
5. Peningkatan kapasitas lembaga dan personil bidanq pembiayaan perumahan

B. PRINSIP 1. Efisiensi subsidi - ketepatan segmentasi MBR


REFORMULASI 2. peniadaan pemborosan APBN
KEBIJAKAN & 3. Peningkatan dayaquna sumber pembiayaan (institusional & pasar modal).
PROGRAM 4. Batas penqhasilan MBR berdasarkan karakter spesifik MBR (lokasi-
PEMBIAYAAN pekerjaan, upah minimal - standar hidup layak wilayah).

C. PENYIAPAN 1. Indeks kemahalan konstruksi berbasis wilayah kabupaten/kota


BASIS DATA DASAR 2. Indeks keterjangkauan perumahan berbasis wilayah kabupaten/kota
KEBIJAKAN 3. Daftar antrian MBR (Housing Queue) yang membutuhkan kemudahan
PEMBIAYAAN akses terhadap perumahan.
Kerjasama
Pengembangan & C. PENDEKATAN : EXPERT ADVICE & BEST PRACTICE
Pembangunan
Perumahan MBR STRATEGI PENGEMBANGAN
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
SISTEM PEMBIAYAAN (b)
D. 1. Pembentukan BLUD Perumahan  Pengelolaan APBD – Obligasi Daerah
PENGEMBANGAN 2. Peran Perum Perumnas sebagai perpanjangan tangan Pemerintah dalam
KELEMBAGAAN penguasaan tanah untuk perumahan MBR.
PEMBIAYAAN 3. Peningkatan kapasitas SDM Kelembagaan Pembiayaan melalui kegiatan
Dekonsentrasi Sub Bidang Pembiayaan Perumahan
4. Pelibatan swasta dalam PPP Pembiayaan Perumahan

E. 1. Penciptaan Pasar Primer Perumahan yang Efisien


PENGEMBANGAN 2. Peningkatan Peran PT. SMF sebagai penyedia dana jangka panjang
PEMBIAYAAN 3. Pelembagaan Obligasi Daerah sebagai sumber dana tambahan pembiayaan
SEKUNDER tanah – suku bunga

1. Pembangunan Perumahan Vertikal  mengantisipasi tingginya harga lahan


F. 2. Penyusunan zonasi & arahan peruntukan – pemanfaatan untuk
STRATEGI REDUKSI pembangunan perumahan MBR
BIAYA PENGADAAN 3. Percepatan Pelaksanaan Land Banking
LAHAN UNTUK 4. Dukungan Pusat terhadap Daerah penyiapan tanah matang dengan
PERUMAHAN MBR pengalokasian Dana Alokasi Khusus.
5. Fasilitasi Pemda dalam pembiayaan pengadaan tanah via likuiditas (FLPP)
6. Kerjasama pemanfaatan tanah u/ pembangunan perumahan MBR
Kerjasama
Pengembangan & C. PENDEKATAN : EXPERT ADVICE & BEST PRACTICE
Pembangunan
Perumahan MBR STRATEGI PENGEMBANGAN
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
STRATEGI 1. Sistem pembiayaan berdasarkan kebutuhan
PEMBIAYAAN 2. Basis Data yang Valid - Update  Ketepatan sasaran
PERUMAHAN 3. Penyederhanaan prosedur pembiayaan sektor formal
MENJANGKAU 4. Peraturan – prosedur yang fleksibel - longgar
MBR 5. Penggunaan lembaga perantara pembiayaan
6. Reduksi lingkup pinjaman-pembiayaan hanya untuk perumahan
7. Penggunaan subsidi  tool peningkatan affordabilitas
8. Pengorganiasian Masyarakat Kelompok MBR
9. Pelibatan masyarakat pada setiap tahap perencanaan pembiayaan
10.Tabungan masy.sebagai bagian dari pembiayaan perumahan
11.Penyaluran pinjaman melalui kelompok menabung

1. Produksi Unit rumah dalam skala besar - kolektif


STRATEGI
2. Efisiensi desain rumah (RIT – material 3R - murah – teknologi lokal)
REDUKSI BIAYA
3. Kontribusi masyarakat dalam bentuk tenaga kerja
PERUMAHAN
4. Penggunaan teknologi konstruksi yang murah –tepat guna.
5. Pembangunan bertahap ( lahan  RIT  pengembangan)
Kerjasama C. PENDEKATAN
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
PEMETAAN STAKEHOLDER
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PEMBANGUNAN – PEMBIAYAAN PERUMAHAN
• PPDPP
• SMF
• BPD & Asbangda
• BTN-BRI - Pegadaian
• BPJS – TK
• BAZnas
• CSR PT-BUMN/D
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan
Perumahan MBR Pemetaan Stakeholder Pembiayaan Perumahan
PPDPP
Kabupaten/Kota
Prov. Banten 1. PUSAT PENGELOLAAN
DANA PEMBIAYAAN PERUMAHAN (a)
DASAR HUKUM Penetapan PPDPP :
& POSITIONING • Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan BLU
Kepmenkeu No. • Satker dibawah Kementerian PUPR
112/KMK.05/2016 - 19 • Bertanggungjawab kepada Menteri PUPR melalui Sekjen
Feb 2016

VISI Lembaga penyedia layanan pembiayaan perumahan dan pengelola


dana yang profesional -handal dalam mendukung pemenuhan
kebutuhan perumahan rakyat.
MISI • Memberikan layanan penyaluran FLPP unggul dan tepat sasaran;
• Mengoptimalkan pengelolaan & pengembangan dana bergulir
untuk mendukung kesinambungan pembiayaan perumahan;
• Mengembangkan & mengoptimalkan dukungan teknologi informasi
dalam meningkatkan efektivitas layanan FLPP & pengelolaan dana;
• Meningkatkan kapasitas kelembagaan melalui penerapan prinsip
tata kelola organisasi yang baik dengan dukungan SDM professional
-berintegritas.
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan
Perumahan MBR Pemetaan Stakeholder Pembiayaan Perumahan
PPDPP
Kabupaten/Kota
Prov. Banten 1. PUSAT PENGELOLAAN
DANA PEMBIAYAAN PERUMAHAN (b)
TUGAS menyalurkan & mengelola investasi pemerintah (APBN) dengan
UTAMA ketentuan sbb:
• Peruntukan dana untuk kepemilikan rumah MBR
• Pengelolaan dana bergulir
• Penyaluran dana bekerjasama dengan perbankan melalui FLPP
dengan pola eksekuting.

FUNGSI 1. Pelayanan Pembiayaan Perumahan;


2. Pengelolaan Keuangan;
3. Pengelolaan Operasi Kegiatan;
4. Pengelolaan Urusan Umum dan Hukum;
5. Pelaksanaan Pemeriksaan Intern, dan
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan Pemetaan Stakeholder Pembiayaan Perumahan
Perumahan MBR
PT. SMF
Kabupaten/Kota
Prov. Banten 2. PT. Sarana Multigriya Finansial (a)
VISI Menjadi entitas Mandiri  setiap keluarga memiliki rumah layak
MISI Membangun & mengembangkan sistem pembiayaan sekunder perumahan yang
dapat meningkatkan sumber dana jangka menengah/panjang untuk perumahan
Didirikan
 kepemilikan rumah terjangkau bagi seluruh keluarga Indonesia".
pada 22 Juli
2005 dengan
Penyertaan
Modal Negara
Rp 1 triliun

Dasar Hukum
PP No. 5/2005
Penyertaan
Modal Negara
RI
Untuk
Pendirian
(Persero)
Bidang
pembiayaan
Sekunder
Perumahan
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan Pemetaan Stakeholder Pembiayaan Perumahan
Perumahan MBR
PT. SMF
Kabupaten/Kota
Prov. Banten 2. PT. Sarana Multigriya Finansial (b)
KEGIATAN 1. Pembelian kumpulan aset keuangan dari bank/lembaga
USAHA keuangan khususnya lembaga pembiayaan, berupa :
piutang yang diperoleh dari penerbitan KPR atau pembiayaan
pemilikan rumah, termasuk hak agunan yang melekat padanya.
2. Penerbitan Efek Beragun Aset (EBA) berbentuk surat partisipasi
dan/atau menerbitkan surat utang.
3. Upaya-upaya lainnya yang berkaitan dengan maksud dan tujuan
tersebut dengan memperhatikan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku:
• memberikan pinjaman kepada lembaga penyalur KPR untuk
membiayai KPR yang memenuhi persyaratan perseroan;
• menerbitkan surat utang;
• Mengeluarkan jaminan & dukungan kredit (credit
enhancement);
• melaksanakan fungsi penata sekuritas; dan
• kegiatan lain yang sesuai maksud dan tujuan Perseroan
C. PENDEKATAN
BPD
Kerjasama
Pengembangan &
Pembangunan Pemetaan Stakeholder Pembiayaan Perumahan
Perumahan MBR
ASBANGDA
Kabupaten/Kota
Prov. Banten 3. BPD – ASBANGDA (a)
BPD Tugas pokok Mengembangkan perekonomian & menggerakan
pembangunan daerah melalui kegiatan sebagai bank
Kemendagri
Fungsi
No. 62/1999 :
Pedoman Organisasi a. pendorong terciptanya tingkat pertumbuhan perekonomian dan
& Tata Kerja pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat;
BPD b. pengembang Kas Daerah dan atau menyimpan Dang Daerah;
c. salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

ASBANGDA 1) Membantu meningkatkan peranan BPD dalam rangka pengembangan


perekonomian dan pembangunan daerah dengan meningkatkan mutu
pelayanan, sebagai salah satu sumber PAD dan sebagai sarana pemerataan
pembangunan daerah dalam rangka pembangunan nasional dengan
mengutamakan kemanfaatan umum baik untuk jangka pendek maupun
untuk jangka panjang;
2) Mempererat hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antar BPD
maupun pihak lain khususnya perbankan di Indonesia dengan segala
aktifitasnya dalam rangka menumbuh-kembangkan Bank Pembangunan
Daerah di seluruh Indonesia;
3) Wadah dalam membawakan aspirasi BPD di seluruh Indonesia khususnya
dalam forum Federasi Perbankan Indonesia.
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan Pemetaan Stakeholder Pembiayaan Perumahan
1.
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota Kerjasama PT. SMF – ASBANGDA – PPDPP (b)
Penandatangan
Prov. Banten

Kerjasama PKO antara PPDPP - 40 Bank Pelaksana FLPP (Nasional – BPD) Tahun 2018
Operasional Pemerintah mengalokasikan dana FLPP Rp 4,5 Triliun untuk 42 ribu rumah.

2. Kesepakatan SMF–Dirjen Pembiayaan Kemen PUPR- ASBANDA  Peningkatan Kapasitas


Bersama (KB) Penyaluran KPR & Sumber Pembiayaan BPD
1. Sosialisasi Program & Pembiayaan perumahan kepada BPD
2. Pelatihan KPR SMF &Bantek pengembangan KPR & kapasitas penyaluran &
pengadaan sumber pembiayaan&pengelolaan jangka panjang
3. Perjanjian Pinjaman (ReFinancing) KPR untuk BPD
4. Penyerahan SOP (KPR BPD-SMF & KMK–KP SMF) & Penandatangan
Komitmen Penerapannya

3. Nota SMF – BPD – Perumnas  Percepatan Realisasi KPR FLPP & KPR BPD Dalam
Kesepahaman Program Satu Juta Rumah
• Pembangunan dan penyediaan rumah yang layak,
• Pemberian akses pembiayaan perumahan kepada MBR melalui skema
penyaluran KPR FLPP dan/atau KPR BPD
• Penyediaan dana jangka menengah - jangka panjang bagi Bank penyalur KPR
• Dukungan penyelenggaraan program peningkatan kapasitas Bank penyalur
KPR melalui pelatihan penerapan SOP KPR BPD-SMF dan SOP KMK-KP BPD.
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan Pemetaan Stakeholder Pembiayaan Perumahan
LEMBAGA
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
4. LEMBAGA PERBANKAN
PERBANKAN
Prov. Banten

FUNGSI - PERAN Penyedia pembiayaan perumahan bagi MBA – MBM – MBR


Fakta : Alokasi pembiayaan MBA-MBM > MBR

PRINSIP KERJA Penilaian Risiko Kredit Konsumen (Retail Customer Credit Risk) 
DALAM ketidakmampuan debitur perorangan dalam menyelesaikan kredit.
PENYALURAN
PEMBIAYAAN Pertimbangan bank dalam menyetujui kredit konsumen:
PERUMAHAN • Pendapatan bersih setelah pajak individu atau pendapatan bersih
- pajak gabungan (misalnya suami-istri).
• Pendapatan setelah dikurangi pembayaran angsuran.
• Pendapatan serta kemampuan untuk mendukung kelangsungan
pembayaran
• Perlindungan terhadap ancaman ketidakpastian pendapatan
dimasa datang dan jaminan asuransi (kematian, kesehatan,
pengangguran).
• Asuransi kerugian terhadap obyek yang dibiayai.
• Rasio nilai kredit dengan nilai jaminan.
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan
Perumahan MBR Pemetaan Stakeholder Pembiayaan Perumahan
BTN
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
4A. BANK TABUNGAN NEGARA
DASAR HUKUM Surat Menteri Keuangan No. B.49/MK/IV/I/1974  Penunjukan Bank
& POSITIONING BTN sebagai :
• Wadah Pembiayaan Pembangunan Perumahan Rakyat
• Pilar Utama Pembangunan Perumahan Rakyat

VISI "Menjadi Bank yang Terkemuka dalam Pembiayaan Perumahan

JENIS KREDIT Kredit Pemilikan Rumah; Kredit Pemilikan Siap Bangun/Lahan Griya
(KP-KSB); Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana/Griya Pemula (KP-
RSS); Kredit Pemilikan Kios dan Rumah Toko (KP. Ruko); Kredit Rumah
Produktif (KGM); Kredit Membangun Rumah/Kecil Swa Griya (KSG);
Kredit Rumah Sewa/Kredit Swa Griya Sewa (KGS); Kredit Perumahan
Perusahaan (KPP), dan; Kredit Swa Dana, KPR MIKRO
Paska krisis:
Bank BTN mengembangkan KPR bagi kelas MBM-A (KPR Griya Madya,
Kredit Griya Tama, Kredit Multi Guna, dan lain-lain).
Kerjasama C. PENDEKATAN
LEMBAGA
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Pemetaan Stakeholder Pembiayaan Perumahan
ASURANSI
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
5. LEMBAGA ASURANSI
CONTOH 1. ASURANSI SOSIAL ABRI  Transformasi  YAYASAN KESEJAHTERAAN
PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN (YKPP) TNI/PoIri,
2. ASURANSI TENAGA KERJA dikelola PT. Jamsostek  perumahan Rumah
Sejahtera Susun Sewa bagi para karyawan atau buruh peserta Jamsostek

PERAN
ASURANSI
Kerjasama
Pengembangan &
C. PENDEKATAN
Pembangunan Pemetaan Stakeholder Pembiayaan Perumahan
CSR
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten 6. Corporate Social Responsibility BUMN/D
PRINSIP
KONTRIBUSI

BENTUK
KONTRIBUSI
1. Pemberdayaan Sosial: Pemberdayaan bidang perumahan (sosialisasi NSPM, bantuan alat
produksi material & alat pertukangan, bantuan teknologi tepat guna, dll)
2. Pemberdayaan Ekonomi: bantuan modal/kredit usaha dan /atau biaya perumahan,
pelatihan dan pemasaran
3. Program Lingkungan: fasilitasi pembangunan & perbaikan rumah dan PSU
4. Program Pendampingan: Bantuan bimbingan CDO (Community Development Officer)
atau pendampingan masyarakat bidang perumahan dan Penyedia fasilitator bidang
perumahan
Kerjasama
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten

D-E
METODOLOGI & TAHAPAN KERJA
Kerjasama
Pengembangan & METODOLOGI
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
KERANGKA PIKIR

xxxx

Mangga diisi ya pak. Tks


Kerjasama
Pengembangan & METODOLOGI
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
METODOLOGI

METODE
PENGUMPULAN
DATA

Mangga diisi ya pak. Tks


Kerjasama
Pengembangan & METODOLOGI
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
METODOLOGI

METODE
ANALISIS
SINTESIS
FORMULASI
Mangga diisi ya pak. Tks
Kerjasama
Pengembangan & TAHAPAN KERJA & JADWAL
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
TAHAPAN KERJA

Mangga diisi ya pak. Tks


Kerjasama
Pengembangan & TAHAPAN KERJA & JADWAL
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
TAHAPAN KERJA

Mangga diisi ya pak. Tks


Kerjasama
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten

SEMOGA BERMANFAAT
&
TERIMA KASIH

TIM KONSULTAN
1.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan PEMBANGUNAN PERUMAHAN
P2BPK
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
BERTUMPU PADA KELOMPOK
Keputusan (SK) Menpera Nomor 06/KPTS/1994
PRINSIP Pembangunan Berbantuan Yang Memfasilitasi MBR Untuk Dapat
Menyelenggarakan Perumahan Secara Kooperatif/Gotong Royong
ASAS Solidaritas – Partisipasi – Kemitraan – Memampukan - Pemerataan

KELOMPOK Masyarakat mengorganisasikan diri untuk menyelenggarakan


SASARAN pembangunan perumahan secara mandiri & untuk dihuni sendiri

TUJUAN • Kemandirian masyarakat terorganisasi dalam penyediaan


perumahan  upaya bersama dilaksanakan dengan mudah,
murah, sesuai aspirasi masyarakat & tertib pembangunan.
• Penyediaan perumahan dari, oleh, dan untuk masyarakat menjadi
bagian integrasi dari sistem penyediaan perumahan nasional.

KARAKTERISTIK • Suku bungan 9,5 %/tahun


• Ketiadaan Agunan pada saat dana termin 1 dicairkan
• Penyediaan dana mitra/swadaya 10 % dana yang dibutuhkan
• 90 % dana yang dapat dicairkan
1.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan PEMBANGUNAN PERUMAHAN
P2BPK
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
BERTUMPU PADA KELOMPOK
SKEMA KREDIT TRIGUNA 
KREDIT • pembelian tanah
• pembangunan rumah
• income generating
• Skim Kredit disediakan
(BTN) dengan pagu maks.
sesuai pembiayaan yang
disediakan untuk RS/RSS.

MEKANISME
1. Pengorganisasian  KSM 6. Pendataan/ Mawas Diri
2. Penyusunan Aturan Main  AD, 7. Penyusunan Usulan Proyek Pembangunan
ART, & Tatacara P2BPK 8. Negosiasi dan Penilaian (Appraisal)
3. Penyusunan Rencana Tindak 9. Realisasi Kesepakatan Tindak
4. Survey &Penentuan Lokasi 10. Pembangunan Rumah
5. Penyusunan Usulan Awal Proyek 11. Penghunian
Perumahan 12. Pembinaan Lanjut
1.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan PEMBANGUNAN PERUMAHAN
P2BPK
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
BERTUMPU PADA KELOMPOK
KELEMBAGAAN

Pusat
AKPPI ASPEK

Provinsi
AKPPI Cab ASPEK Wilayah

Kab./Kota
KP KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat)
(Konsultan Pembangunan)

MBR MBR
Profesional (Masyrakat Berpenghasilan Rendah)
2.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan COMMUNITY BASED INITIATIVE FOR
CoBILD
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
HOUSING & LOCAL DEVELOPMENT
SIFAT Proyek kerjasama rintisan :
PROGRAM • UNCHS (habitat)/UNDP - Pemerintah indonesia (Kipraswil – dirjen
perumahan & permukiman)
• Dukungan pendanaan pemerintah belanda bidang PKP untuk MBR.

1. Landasan: Keterjangkauan, kelayakan, kemudahan bagi MBR.


KONSEP
DASAR 2. Tertib administrasi/manajemen  keterbukaan, akuntabilitas,
peduli terhadap kaum miskin, partisipatif, desentralisasi,
kesetaraan gender, berbasis pada prakarsa komunitas,
pemberdayaan, dan berkelanjutan.
3. Pembangunan bertahap (perbaikan rumah lama, pembangunan
rumah baru, pembebasan/sertifikasi tanah, dan peningkatan
prasarana lingkungan)
4. Pembiayaan melalui mekanisme dana bergulir (suku bunga pasar,
bunga menurun, masa pinjaman jangka pendek, dan pemberian
pinjaman berdasarkan kemampuan membayar kembali pinjaman).
2.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan COMMUNITY BASED INITIATIVE FOR
CoBILD
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
HOUSING & LOCAL DEVELOPMENT
TUJUAN JANGKA PANJANG: Pembangunan PKP berkelanjutan oleh MBR
JANGKA MENENGAH:
• Pelembagaan pembangunan perumahan bertumpu pada komunitas.
• Pembangunan & pengembangan lembaga komunitas yang handal.
• Menciptakan mekanisme pengembangan PKP

SASARAN • MBR
SUBJEKTIF
• Membentuk 12 Forum Pembangunan Kota (bila belum ada) dan
• 100 Badan Pembangunan Kampung (bila belum ada).

OBJEKTIF • Penghasilan sekitar Rp. 500.000,- per bulan


• Kondisi rumah tidak layak - lingkungan tidak sehat dan atau
• MBR belum memiliki rumah - tidak dapat akses kredit bank
• Tergabung dalam kelompok organisasi (koperasi, KSM, paguyuban)
• Kemampuan menabung/bulan
• Bersedia menerapkan prinsip pembangunan perumahan berbasis
prakarsa komunitas
2.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan COMMUNITY BASED INITIATIVE FOR
CoBILD
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
HOUSING & LOCAL DEVELOPMENT
PRINSIP PERUNTUKAN
PENGGUNAAN Pembelian tanah/penyelesaiannya, pembelian/pembangunan rumah
DANA baru, perbaikan & perluasan rumah, pembangunan /perbaikan
PINJAMAN prasarana.
MEKANISME
Pembiayaan berturut-turut (3 X putaran) dengan pembangunan
bertahap sesuai dengan kemampuan.
KARAKTER PINJAMAN
• Pagu maks. Pinjaman per KK Rp. 2,4 Juta.
• Suku bunga pasar di bidang perumahan (Non-kpr/BTN)
• Masa pinjaman paling lama 2 tahun untuk 1 x putaran
• Besar pinjaman menurut kemampuan angsuran perbulan.
PEMBAYARAN angsuran tiap bulan.
Berdasarkan rumus : (faktor ke-n x jumlah pinjaman)/masa pinjaman.
Faktor ke-n diperoleh dari tabel anuitas, dimana n = jangka waktu.
DANA AWAL diberikan kepada setiap Badan Pengelolan (BP) sejumlah
1.000 pinjaman (Rp. 2 milyar)..
2.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan COMMUNITY BASED INITIATIVE FOR
CoBILD
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
HOUSING & LOCAL DEVELOPMENT
KELUARAN 1. Pelembagaan Pembangunan Perumahan Bertumpu komunitas
PROGRAM dgn output sbb:
• Strategi pendukung yang disepakati.
• Sosialisasi untuk promosi, informasi, dan pelatihan.
• Ukuran meningkatkan pengembangan & kapasitas
kelembagaan.
2. Pembangunan dan atau/ mengembangkan lembaga komunitas
yang handal dengan output sbb:
• Forum dan Badan Pembangunan.
• Lembaga yang peka terhadap kesetaraan gender.
• Program bantuan teknis untuk keluarga MBR dalam kegiatan
perbaikan perumahan.
3. Penciptaan mekanisme pengembangan PKP dengan output sbb:
• Mekanisme pembebasan dan pembiayaan tanah.
• Mekanisme pembiayaan penyediaan prasarana.
• Mekanisme pembiayaan perbaikan, pembangunan/beli baru.
2.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan COMMUNITY BASED INITIATIVE FOR
CoBILD
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
HOUSING & LOCAL DEVELOPMENT
STRUKTUR
ORGANISASI
LEMBAGA
TK. PUSAT S/D
TK. KOMUNITAS
2.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan
COMMUNITY BASED INITIATIVE FOR
CoBILD
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten HOUSING & LOCAL DEVELOPMENT
ORGANISASI
LEMBAGA
DI TK. DAERAH
3.
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan
ARISAN PERUMAHAN
ARISAN
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten (Rik-rik Gemi – Tarumi Indramayu– Koptan Margaluyu Banjar)
Pengumpulan sejumlah uang
dalam nilai tertentu dari setiap anggota,
yang kemudian seluruh uang terkumpul
diberikan kepada setiap anggota
secara bergilir berdasarkan
sistem pengundian (acak/terencana)
dalam rentang waktu tertentu.

POLA ARISAN
1. Tidak Terencana  Penggunaan
dana arisan sesuai kebutuhan
individu.
2. Terencana  Penggunaan dana
arisan direncanakan & disepakati
bersama.
Contoh: Model Rik-Rik Gemi-Bandung,
TARUMI Indramayu (arisan uang),
Koptan Margaluyu-Banjar (arisan barang)
4.
Kerjasama
Pengembangan &
Pembangunan
Literatur Benchmark
PRAKTEK TERDAHULU
PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
KSP
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten KELOMPOK
SIMPAN PINJAM
Kelompok yang dibentuk untuk menjalankan
SIMPAN (TABUNGAN) & PINJAM atas sejumlah uang
yang dikumpulkan dari, oleh dan untuk
memenuhi kebutuhan komunitas.
PRINSIP DASAR
1. Pengumpulan iuran tetap secara rutin berdasarkan waktu
yang disepakati dalam 1 tahun.
2. Alokasi Tabungan individu  Tabungan komunitas.
3. Pemberian dana pinjaman kepada anggota yang
membutuhkan setelah uang terkumpul cukup banyak,
(setelah 2-3 bulan misalnya).
4. Dana pinjaman digunakan anggota untuk
pembangunan/perbaikan rumah & kebutuhan dasar lainnya.
5. Dana pinjaman dikembalikan dalam waktu tertentu, secara
keseluruhan /bertahap, tanpa atau dengan bunga.
6. Perolehan bunga pinjaman dijadikan sumber dana Kelompok
Contoh Kasus:
PUSKOPAGMA  Gabungan 12 Koperasi Simpan Pinjam
5.
Kerjasama
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Literatur Benchmark
PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
CREDIT UNION
PRINSIP DASAR
1. Kewajiban Pembelian saham anggota (min.
1 saham) bernilai tertentu  dapat dijual
kembali ketika anggota keluar dari CU.
JENIS 2. Penyisihan %pendapatan anggota/bulan
KOPERASI PRODUKSI KREDIT dalam bentuk tabungan individu.
Inisiator 3. Penyisihan % tabungan individu  dana
Organisasi lokal & Kelompok masyarakat bersama.
Sumber Dana 4. Pembelanjaan dana CU (dana simpanan &
Iuran wajib eksternal dari berbagai sumber) untuk:
TABUNGAN ANGGOTA/KOMUNITAS • Operasionalisasi kegiatan CU/KOPDIT
Penyisihan SHU koperasi
• Pinjaman Anggota untuk beragam
Bantuan lembaga dana
kebutuhan (prioritas untuk kebutuhan
Kegiatan
Manajemen internal perumahan & modal usaha)
Rekonsolidasi nasabah & penghuni • Produksi pembangunan/perbaikan
Rehabilitasi rumah-rumah rusak perumahan berbasis prinsip P2BPK
Pembangunan kembali unit-unit usaha dimana CU/KOPDIT bertindak sebagai
Pengembangan proyek baru di kawasan Developer Rakyat.
Kerjasama
5.
Pengembangan &
Pembangunan
Literatur Benchmark
PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
CU
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
CREDIT UNION
Kerjasama
6.
Pengembangan &
Pembangunan
Literatur Benchmark
PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
GB
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten
Grameen Bank Bangladesh
• Perbankan perdesaan  kredit tanpa jaminan fisik
• Kredit sebagai senjata efektif melawan kemiskinan
VISI • Kredit sebagai katalis peningkatan kondisi Sos-Ek.
• Bebaskan masy.
miskin dari
tengkulak
• Hapus postulat
‘NO guarantee NO
credit’
• Income-
generating
melalui kredit bagi
masyarakat miskin
• Masy. miskin no
bankable & PRINSIP
Perempuan pintar
• tidak bergantung Kepercayaan Bersama – Akuntabilitas
pada donor Partisipasi - Kreativitas
Kerjasama
6.
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan Grameen Bank
GB
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PERTUMBUHAN
TAHUN 1976 di mulai di Desa Jobra TAHUN 1998
• 2,34 juta anggota (2,24 juta-nya
TAHUN 1976 - 1979 perempuan).
• Sponsor Bank Central Bangladesh & • Tabungan kelompok 7.853 juta TK (7.300
beberapa bank komersial juta TK ditabung perempuan).
• Perluasan ke beberapa desa sekitar • Daya pengembalian 98%.
 Distrik Tangail (Dhaka Utara) • Sebagian besar saham (>90%) berada di
tangan anggota.
TAHUN 1979 – 1983 • Penghasilan anggota Grameen Bank 
• Perluasan ke distrik lainnya o 50% > target kel. control village, dan
• X < 15 ribu anggota o 25% > target kel. non control village
• Oktober 1983  Grameen Bank • Anggota yang masih berada dibawah garis
sebagai Bank Independent kemiskinan tinggal 20%
TAHUN 1994
• 100 000 anggota TAHUN 1989
• sudah terbangun 450.000 rumah (7.000-8.000
• Pemerintah 60% saham, peminjam
peminjam baru terdaftar setiap bulan).
40% saham
• Rata-rata pengembalian hampir mencapai 100%.
• AGA KHAN FOR ARCHITECTURE 1989
Kerjasama
6.
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan Grameen Bank
GB
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten PENYALURAN KREDIT
1. Exclusive focus pada masy. termiskin 4. Peningkatan modal sosial  pemenuhan
kriteria khusus & prioritas perempuan kebutuhan dasar anggota
• Kesadaran politik & sosial
2. Pengorganisasian Peminjam • Fokus pada perempuan  survive &
• Partisipasi & solidaritas mampu beranjak dari kemiskinan
• Capacity planning • Membantu memonitor proyek
• Pengembangan level mikro. infrastruktur fisik dan sosial

3. Kondisi khusus bagi masy. miskin 5. Perancangan & pengembangan sistem


• Pinjaman kecil & tanpa jaminan organisasi bagi anggota
• Angsuran /minggu selama 1 tahun
• Persyaratan anggota berikutnya 6. Perluasan portofolio pinjaman agar
dapat memenuhi perkembangan
bergantung peminjam pertama kebutuhan masy. yang berbeda-beda
• Supervisi sederhana - tertutup Kredit pendirian kakus
melalui kelompok • Kredit pemasangan instalasi air bersih
• Disiplin perkreditan & tanggung • Kredit pengolahan dan penanaman
jawab kolektif peminjam tanaman agrikultur
• Perlindungan khusus : simpanan • Peminjaman perlengkapan/mesin
wajib &sukarela • Pembiayaan diusahakan seluruh
• Transparansi dalam transaksi keluarga
Kerjasama
6.
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan Grameen Bank
GB
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten MODEL OPERASIONAL
CABANG BANK  MANAJER SYARAT KEANGGOTAAN
CABANG  MANAJER CENTRE • Keluarga memiliki tanah < 0,5 acre untuk
• Kunjungan desa u/ membiasakan bertani
diri dengan lingkup lokal • Aset bersama tidak melampaui market value 1
• Identifikasi prospektif klien acre dari kualitas tanah rata-rata yang ada di
• Sosialisasi Program area tersebut
LANGKAH PEMBENTUKAN
KELOMPOK MODEL PINJAMAN
• Dipilih 5 anggota prospektif • Waktu pinjaman 1 tahun - Suku bunga 16%.
• 2 dari anggota grup diberi • Potongan pajak 5% di awal pinjaman 
pinjaman  evaluasi selama dideposito (kembali setelah 10 tahun)
sebulan  ketaatannya • Dana emergency (¼ total bunga)
terhadap peraturan • Pengembalian berangsur/mgg (2%total
• Jika selama 6 minggu anggota pinjaman).
tsb mampu mengembalikan • Setiap anggota menabung 2 taka / mgg (tk 40
pinjaman & bunga  anggota = usd 1)
lain diijinkan mendapatkan • Pinjaman maksimal tk 5.000 (USD 166),
pinjaman minimal TK 1.
Kerjasama
6.
Pengembangan &
MODEL TERDAHULU : Praktek Penyediaan Perumahan MBR
Pembangunan Grameen Bank
GB
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten MODEL OPERASIONAL
Kerjasama
6.
Pengembangan &
MODEL TERDAHULU : Praktek Penyediaan Perumahan MBR
Pembangunan Grameen Bank
GB
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten Low Cost Housing Programme
KREDIT PERUMAHAN PENGEMBANGAN 2 STANDAR DESAIN PERUMAHAN
Sejak Oktober 1984 1. Ukuran kecil Tk 12.000 (USD 1 = TK 40).
• 4 kolom beton @ Tk 380 TK 1.520
KONDISI HUNIAN PRA PROGRAM • Dua Gulung atap seng bergelombangTK 4.500
• Gubuk kecil (ukuran 2x3 m2
hingga 4x7 m2) • Sanitary Latrine TK 500
• Konstruksi bambu/lumpur • Material lainnya, Rangka atap, dll TK 5.480
kering dengan (atau tanpa) 2. Ukuran lebih besar berharga Tk 25.000
jendela
• Belanja USD 30/tahun untuk PERSYARATAN PEMINJAMAN
memperbaiki rumah setelah • Kepemilikan rumah a/n wanita  keamanan
banjir finansial istri
• Suku bunga kecil 8%
MINDSET • Limit pengembalian 10 tahun (maks. sejumlah
Pinjaman perumahan 
investasi: angka ribuan yang dipinjam)
• Tempat berusaha • Pengembalian mingguan dengan sistem jaminan
• Pengeluaran dapat ditabung peer-support
Kerjasama
6.
Pengembangan &
MODEL TERDAHULU : Praktek Penyediaan Perumahan MBR
Pembangunan Grameen Bank
GB
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten Low Cost Housing Programme
KONSEP PERUMAHAN
• Bentuk bebas, struktur dasar yang sama
• Luas minimum 20 m2
• Pemasangan 4 kolom beton yang diletakkan pada pojokan
ruma
• Pasangan enam bambu / beton pada lantai ruamhnya berikut
dengan pengikatny
• Struktur atap kuat (rangka kayu/bambu) dilapisi seng besi
bergelombang
• Pemasangan sarana kakus setiap rumah (mulai tahun 1988)
• Pembuatan dapur (dapat diletakkan di dalam /di luar rumah
• Setiap rumah harus dilengkapi dengan jendela
• Peminjam dapat membeli tanah jika belum memiliki tanah
• Biaya perawatan sangat rendah
Kerjasama
Pengembangan &
Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
BAAN MANKONG
Prov. Banten
Thailand
PRINSIP 1. Baan Mankong (bahasa Thai)  Secure Housing
PROGRAM 2. Pelaksana: CODI (Community Organisations Development
Institute).  Lembaga motor penggerak program & proyek
perbaikan komunitas kumuh thailand
3. Komunitas miskin  Key Actors pada proses nasional dalam
menemukan solusi permasalahan perumahan.
4. Pengorganisasin komunitas  Tabungan & pinjaman skala
besar.
5. Pembentukan jejaring antar komunitas
6. Peningkatan Kapasitas manajemen komunitas untuk mengatasi
masalah-masalah perumahan serta pengadaan kebutuhan
perumahan anggotanya
7. Dana diberikan langsung kepada komunitas miskin yang
diorganisir dan diberdayakan
8. Komunitas secara kelompok dan swadaya merencanakan dan
membangun sendiri tanah dan lingkungan hunian
9. Komunitas membentuk wadah Koperasi Perumahan dan
mengelola sendiri sistem pembiayaan untuk semua keperluan
Kerjasama MODEL TERDAHULU : Praktek Penyediaan Perumahan MBR
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
BAAN MANKONG
Prov. Banten
Thailand
SKEMA PENDANAAN & PERUNTUKAN
Kerjasama Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
BAAN MANKONG
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
Prov. Banten Thailand
JEJARING STAKEHOLDER DALAM PROGRAM
Kerjasama
Pengembangan & Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
BAAN MANKONG
Prov. Banten
Thailand
RAGAM SOLUSI TEKNIS PENGADAAN RUMAH
Kerjasama Literatur Benchmark PRAKTEK TERDAHULU PEMBIAYAAN PERUMAHAN MBR
Pengembangan &
Pembangunan
Perumahan MBR
Kabupaten/Kota
BAAN MANKONG
Prov. Banten Thailand
KUNCI 1. Komunitas dan jaringan kerjanya menjadi aktor utama
2. Membiarkan masyarakat memilih partner kerjanya
SUKSES 3. Komunitas sebagai bagian integral dari kota
4. Kepemimpinan yang kuat dari pimpinan komunitas
5. Persatuan dan semangat dari komunitas
6. Masyarakat menjadi pengontrol keuangan program
7. Penggunaan sumber daya negara menjadi lebih efisien
8. Pertemuan yang berkelanjutan untuk brainstorming
9. Sistem Pembiayaan yang fleksibel
10.Pelaksanaan program sistematis, perencanaan jelas dan transparan
11.Dukungan pendampingan yang baik dari agen-agen luar (CODI,
CPB, Chomchon Thai Foundation, Wang Thonglang District Office,
anggota jaringan pengembangan perumahan dan Pilot Project
Baan Mankong)
12.Peran pemerintah didominasi sebagai fasilitator
13.Penjaminan status lahan

Anda mungkin juga menyukai