Anda di halaman 1dari 22

ARSITEKTUR KOTA DAN

PEMUKIMAN 1

KAMPUNG WISATA BATIK


KAUMAN
Disusun oleh :
• Mutiara Wahyuningrum (I0218052)
• Pristi Rahayu S (I0218061)
• Putri Ananda (I0218062)
• Rachma Syahri N (I0218066)
• Shafa Amalia S (I0218074)
Lingkup & Materi

Pencarian Data
1 Pencarian data fisik dan nonfisik

Kompilasi Data
2 This is the subtitle that makes it
comprehensible

Analisis Kualitatif
3 • SWOT
• Pohon Masalah

2
Pencarian Data
Pencarian data fisik dan nonfisik

3
1. Data Fisik
1.1 Peta Dasar
Aksesibilitas
Lokasi

Lokasi Kampung Batik Laweyan ini sangat strategis karena berada di


pusat kota. Kawasan ini dikelilingi oleh ikon-ikon Kota Surakarta seperti
Lokasi : kelurahan kauman, kecamatan pasar Keraton, Pasar Klewer, Matahari Singosaren, dan juga berdekatan
kliwon, kota Surakarta. dengan jalan Slamet Riyadi, yang merupakan pusat Kota Surakarta
Tata Ruang Bangunan dan Pasal 8
Lingkungan (RTBL) (2) Perubahan fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung sebagaimana
dimaksud
PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 8 TAHUN pada ayat (1) diusulkan oleh pemilik dalam bentuk rencana teknis
2016 TENTANG BANGUNAN GEDUNG Bangunan Gedung sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam
RTRW, RDTR dan/atau RTBL.
Pasal 1
29. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, yang selanjutnya disingkat Pasal 14
RTBL (1) Bangunan Gedung harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan
adalah panduan rancang bangun suatu kawasan untuk mengendalikan lokasi
pemanfaatan ruang yang memuat rencana program bangunan dan yang telah ditetapkan dalam RTRW, RDTR dan/atau RTBL.
lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, (2) Pemerintah Daerah wajib memberikan informasi mengenai RTRW,
ketentuan pengendalian rencana dan pedoman pengendalian pelaksanaan. RDTR
dan/atau RTBL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada masyarakat.
Pasal 5
(1) Fungsi Bangunan Gedung merupakan ketetapan pemenuhan persyaratan Pasal 15
teknis Bangunan Gedung, baik ditinjau dari segi tata Bangunan Gedung (1) Bangunan Gedung yang akan dibangun harus memenuhi persyaratan
dan lingkungannya, maupun keandalan Bangunan Gedung serta sesuai intensitas Bangunan Gedung yang meliputi persyaratan kepadatan,
dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW, RDTR dan/atau RTBL. ketinggian dan jarak bebas Bangunan Gedung, berdasarkan ketentuan
yang
Pasal 7 diatur dalam RTRW, RDTR, dan/atau RTBL.
(1) Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung harus sesuai dengan
peruntukan Pasal 23
lokasi yang diatur dalam RTRW, RDTR, dan/atau RTBL. (1) Persyaratan penampilan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud
(3) Penetapan fungsi dan klasifikasi Bangunan Gedung dilakukan oleh dalam
Pemerintah Daerah melalui penerbitan IMB berdasarkan RTRW, RDTR Pasal 22 ayat (1) disesuaikan dengan penetapan tema arsitektur bangunan
dan/atau RTBL, kecuali Bangunan Gedung fungsi khusus oleh Pemerintah. di dalam peraturan zonasi dalam RTRW, RDTR dan/atau peraturan
walikota
tentang RTBL.
Pasal 27
(2) Persyaratan Ruang terbuka hijau pekarangan (RTHP) ditetapkan dalam
(6) Pedoman pengendalian pelaksanaan sebagaimana dimaksud
RTRW, RDTR dan/atau RTBL, secara langsung atau tidak langsung dalam
bentuk Garis Sempadan Bangunan, KDB, KDH, KLB, sirkulasi dan pada ayat (1)
fasilitas merupakan alat untuk mengarahkan perwujudan pelaksanaan
parkir dan ketetapan lainnya yang bersifat mengikat semua pihak penataan
berkepentingan. bangunan dan lingkungan/kawasan yang berdasarkan dokumen
RTBL, dan
Pasal 28 memandu pengelolaan kawasan agar dapat berkualitas, meningkat,
(1) Persyaratan ruang sempadan depan Bangunan Gedung sebagaimana dan
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) huruf b harus mengindahkan keserasian berkelanjutan.
lansekap pada ruas jalan dan sempadan sungai sesuai dengan ketentuan (7) RTBL disusun berdasarkan pada pola penataan Bangunan
dalam RTRW, RDTR, dan/atau RTBL, yang mencakup pagar dan gerbang,
Gedung dan
tanaman besar/pohon dan bangunan penunjang
lingkungan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan/atau
Pasal 37 masyarakat
(1) RTBL memuat program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan serta dapat dilakukan melalui kemitraan Pemerintah Daerah
panduan rancangan, rencana investasi dan ketentuan pengendalian dengan swasta
rencana dan pedoman pengendalian pelaksanaan. dan/atau masyarakat sesuai dengan tingkat permasalahan pada
(5) Ketentuan pengendalian rencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lingkungan/kawasan bersangkutan dengan mempertimbangkan
merupakan alat mobilisasi peran masing-masing pemangku kepentingan pendapat
pada masa pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTBL sesuai dengan para ahli dan masyarakat.
kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati bersama, dan berlaku
sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk mengukur tingkat
keberhasilan kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan.
1. Data Fisik
1.2 Sarana dan Prasarana
A. Sarana
• Sarana Perniagaan
Terdapat 1 pasar di kampung batik kauman
yang mempunyai 283 kios atau toko.

• Sarana Peribadatan
Terdapat 1 masjid, 2 mushola dan 6
langgar.
• Sarana Pemerintahan
Perkembangan industri batik di Kauman diikuti dengan perkembangan
perdagangan batik. Masyarakat pendatang turut serta menumbuhkan iklim
usaha di Kampung Kauman terutama di sepanjang jalan utama seperti jalan
Slamet Riyadi, Jalan Yos Sudarso,dan Jalan Dr. Radjiman.
Perkembangan yang cukup pesat bukan hanya di sektor perdagangan batik,
akan tetapi juga perdagangan lainnya yang sangat beragam. Hal ini menjadikan
Kauman sebagai salah satu kawasan pusat komersial (Central Buisness Distric)
di Surakarta.
Dalam proses pemasaran produknya dibantu oleh dinas pariwisata melalui situs
yang dimiliki oleh dinas pariwisata solo, batik kauman dikenalkan dengan
berbagai macam keunggulan yang memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan
dengan batik yang lain. dan tidak lupa juga di desa Kauman tersebut dikenalkan
sebagai desa pariwisata yang memiliki potensi yang cukup besar untuk
memberikan daya tarik kepada para wisatawan.
1. Data Fisik
1.2 Sarana dan Prasarana
B. Prasarana
• Akses Jaringan jalan
Untuk mencapai Kampung Wisata Batik Kauman
sangat mudah, kampung ini terletak di tepi jalan
Slamet Riyadi. Keberadaan Masjid Agung juga
menjadi tanda (landmark) keberadaan Kampung
Wisata Batik Kauman.
Dari sisi aksesibilitas kampung terdapat beberapa
gerbang yang menjadi penanda masuk ke kawasan
Kampung Wisata Batik Kauman.
Terdapat 4 buah gerbang penanda kawasan di
Kampung Wisata Batik Kauman, yaitu pada ruas
jalan Wijaya Kusuma sisi utara-selatan, jalan
Cakra di sisi barat kawasan serta Jalan Wijaya
Kusuma 1 di sisi timur.
• Open Space/Tempat Parkir • Utilitas Lingkungan
Kondisi kawasan yang relatif sudah dipenuhi dengan bangunan 1) Drainase
dengan segala kegiatan perekonomian menyebabkan terbatasnya 2) Penyediaan air bersih Penyediaan air PDAM dan
prasarana parkir kendaraan bagi pengunjung yang membawa kendaraan sumur.
pribadi sehingga menimbulkan parkir on street di di sepanjang Jalan Dr. 3) Sistem pengolahan sampah Mempunyai 1 tempat
Radjiman, Jalan Yos Sudarso dan Jalan Slamet Riyadi. pengolahan sampah.
Area parkir kendaraan sebenarnya disediakan di beberapa titik
lokasi seperti di halaman Masjid Agung dan di sekitar Pasar
Cenderamata.

Parkir di sepanjang Jl. Slamet Riyadi Parkir di sepanjang Jl. DR. Radjiman
2. Data Non Fisik
• Pertumbuhan dan Perkembangan penduduk
2.1 Data Kependudukan
Jumlah penduduk di Kampung Kauman terdapat 3.591
jiwa, kampung ini termasuk kawasan padat penduduk.
Pertumbuhan penduduk yang semakin besar
• Jumlah Penduduk menghadapkan masalah terhadap lahan dan kesempatan
Jumlah penduduk di Kampung Kauman terdapat 3.591
jiwa, yang kemudian akan dikelompokan berdasarkan
kerja yang semakin sempit. Setiap penduduk berlomba
jenis kelamin, usia, dan juga pekerjaannya. lomba untuk mendapatkan pekerjaan maupun membuka
usaha sengan persaingan yang semakin ketat. Sehingga
Kauman dengan tanah yang tidak begitu luas, sangat
padat penduduk dengan berbagai macam usaha mikro
sampai makro.

11
kontribusi ke data ....?

• Pengelompokan berdasarkan usia & jenis kelamin


Komposisi penduduk dikelompokan menjadi jenis kelamin dan usia,
untuk mengetahui jumlah usia produktif, nonproduktif, dan belum
produktif. Diantara 3.591 jiwa, 1.785 merupakan penduduk laki-laki,
dan 1.806 merupakan penduduk perempuan. Komposisi penduduk
Kauman menurut jenis kelamin dan usia dapat dilihat dari table
disamping.
Dari table disamping, didapat kesimpulan sebagai berikut:
 Jumlah penduduk terbesar ialah usia produktif (15-59)
2.616 orang
 Penduduk belum produktif adalah (0-14) 936 orang
 Penduduk nonproduktif (≥60) 39 orang
 Kelompok penduduk usia produktif terbesar ialah usia 30-
39 tahun, yaitu sebanyak 754 orang
 Jumlah penduduk perempuan (1.806) lebih banyak
disbanding jumlah penduduk laki laki (1.758)

12
• Pengelompokan berdasarkan pekerjaan
Komposisi penduduk Kauman menurut mata pencahariannya
dapat dilihat dari table disamping.
Dari table disamping, didapat kesimpulan sebagai berikut:
 Matapencaharian penduduk Kauman ialah
heterogen, karena tidak terpaku pada satu jenis
pekerjaan.
 Pedagang ialah matapencaharian yang paling
banyak digeluti oleh penduduk Kauman, yaitu 726
orang. Hal ini dikarenakan Kauman sangat dekat
dengan Pasar Klewer sebagai pusat perekonomian
Kota Surakarta.

13
2.2 Kondisi Sosial Budaya

• Latar belakang dan sejarah


Sejarah batik di Kampung Kauman tidak lepas dari peran
abdi-abdi dalem keratin Kasunan Surakarta dan
perkembangan kota Solo. Diawali pada 1757, ketika Paku
Buwono III membangun masjid Agung. Para santri dan
abdi dalem keraton tinggal di sekitar masjid Agung.
Para abdi dalem yang tinggal disana juga membantik dan
menjual batik-batiknya. Seiring dengan pertumbuhan
pasar-pasar disekitar Kota Solo, seperti Kelewer membuat
produksi semakin bertambah.
Pertumbuhan itu menimbulkan banykanya pengrajin dan
saudagar batik. Hal itu membuat Kamoung Kauman
memiliki bangunan-bangunan khas para saudagar batik.
Bangunan khas saudagar yang megah dan luas.
Sumber gambar :
https://images.app.goo.gl/e6UVbwjnQkLsf2jE6 dan
https://images.app.goo.gl/mKUsLrrPexRgYkie6

14
2.2 Kondisi Sosial Budaya

• Corak Agama
Berdasarkan data Monografi Kelurahan Kauman
2014 terdapat 3209 penduduk yang beragama islam
dari total penduduk 3479.
Penduduk Kauman mayoritas Islam memiliki
keterkaitan dengan sejarah Kampung Kauman
sendiri. Karena awalnya Kampung Kauman adalah
kampung santri dengan pusat kegiatan keagamaan
dan penyebaran aktivitas masyarakat berada di
Masjid Agung Kraton Surakarta.
Maka tidak heran jika Agama Islam adalah agama
mayoritas di Kauman.

15
2.2 Kondisi Sosial Budaya

• Kualitas Pendidikan
Berdasarkan data yang dihimpun dari Monografi
Kelurahan Kauman 2014 sebanyak 603 orang yang
tamat Akademi/PT dan sebanyak 653 orang yang
tamat SMA dari jumlah 3062 orang. Hal ini cukup
membuktikan bahwa secara umum tingkat
pendidikan penduduk Kauman tergolong tinggi.

16
2.2 Kondisi Sosial Budaya

• Adat Istiadat
Adat istiadat yang paling menonjol dari Kauman
yaitu kegiatan membatiknya. Untuk melestarikan
budaya membatik di Kampung Kauman, pada tahun
2006 Pemerintah Kota Surakarta memebntuk
paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman
(PKWBK).
PKWBK ini juga mengadakan banyak kegiatan
seperti pelatihan pembuatan batik, cap, pewarnaan,
sampai pemasaran dan setting showroom.
Dengan adanya PKWBK ini memberikan dampak
yang sangat baik bagi masyarakat Kauman sebagai
pelestari budaya batik sampai ke bidang ekonomi. Sumber gambar :
https://www.kompasiana.com/dewianggrahini/5519836ba33311
0219b6592f/wisata-belanja-kampung-batik-kauman

17
2.2 Kondisi Sosial Budaya

• Adat Istiadat
Adat istiadat yang paling menonjol dari Kauman
yaitu kegiatan membatiknya. Untuk melestarikan
budaya membatik di Kampung Kauman, pada tahun
2006 Pemerintah Kota Surakarta memebntuk
paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman
(PKWBK).
PKWBK ini juga mengadakan banyak kegiatan
seperti pelatihan pembuatan batik, cap, pewarnaan,
sampai pemasaran dan setting showroom.
Dengan adanya PKWBK ini memberikan dampak
yang sangat baik bagi masyarakat Kauman sebagai
pelestari budaya batik sampai ke bidang ekonomi. Sumber gambar :
https://www.kompasiana.com/dewianggrahini/5519836ba33311
0219b6592f/wisata-belanja-kampung-batik-kauman

18
Analisis Kualitatif - Pohon Masalah
Data asli tdk ada, ini sudah jadi
data olahan & analisis.

PKWBK

Konservasi

19
Analisis Kualitatif
Analisis SWOT

20
EKSTERN Peluang/Opputunities Ancaman/Threats
AL • Ketertarikan masyarakat terhadap • Meningkatnya produksi sampah/limbah.
Kampung Batik Kauman. • Meningkatnya polusi.
• Kota Surakarta dikenal sebagai kota • Masyarakat lebih mengenal Kampung
budaya dan wisata. Batik Laweyan dibanding Kampung
• Industri batik Surakarta yang Batik Kauman.
INTERNAL menggeliat.

Kekuatan/Strengths Alternatif Strategi SO Alternatif Strategi ST


• Letak strategis karena beradad di pusat • Pengembangan potensi wisata.
• Peningkatan intensitas penghijauan.
Kota Surakarta. • Mendesain fasad dengan memamerkan
• Peningkatan vegetasi di beberapa titik.
• Adanya sarana transportasi umum yang hasil produksi batik. (Kampung Galeri
• Pengelolaan sampah terpadu.
dapat menjangkau kawasan tersebut. Batik)
• Mengekspos Kampung Batik Kauman
• Bangunan bergaya Jawa-Kolonial. • Peningkatan UMKM.
agar lebih dikenal masyarakarat.
• Potensi industri batik dan wisata.
• Atraksi antara penjual dan pembeli.

Kelemahan/Weakness Alternatif Strategi WO Alternatif Strategi WT


• Terbatasnya sarana parkir. • Penataan zonasi bangunan seperti PKL,
Lepas konteks
• Penataan zonasi bangunan dan
• Kurang penunjuk jalan menunju homestay, restoran, dan lain-lain.
kawasan yang lebih optimal.
homestay. • Mengembangkan jalur lambat .
• Mengembangkan jalur lambat.
• Jalur lambat (delman dan becak) yang • Menciptakan tempar parkir yang
• Menciptakan tempat parkir yang
kurang memadai. memadai.
memadai.
• Jalur pedestrian kurang memadai. • Mencipatkan jalur pedestrian melalui
• Peningkatan intensitasi peghijauan dan
desain pola material jalan yang
vegetasi di beberapa titik.
bervariasi.
Perbaiki dan kumpulkan
Tgl. 23 -12-2020

Thanks!

22

Anda mungkin juga menyukai