Anda di halaman 1dari 43

Lansekap Arsitektur

Ruang Publik Ramah Lansia


M.Ikhwan Maulana (170406087)
Tiara Amanda Salsabila (170406108)
Fadillah Bahy (170406114)
Hana Fortuna Surbakti (170406118)
Rahmat Hidayatullah (170406121)
Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan.
Proses menjadi tua akan dialami oleh setiap orang. Masa
tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir,
dimana pada masa ini seseorang akan mengalami
kemunduran fisik, mental dan social secara bertahap
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari
(tahap penurunan).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip
dari Aziz (1994) (dalam Linda, 2011) menjadi tiga
kelompok yakni:
• Kelompok lansia dini (55-64 tahun),
merupakan kelompok baru memasuki lansia.
• Kelompok lansia (65 tahun ke atas)
• Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia
yang berusia lebih dari 70 tahun.
Ruang Luar
Ruang luar adalah sebuah ruang yang terbentuk oleh
batas vertikal/bidang tegak (massa bangunan atau
vegetasi) dan batas horizontal bawah (bentang alam)
atau pelingkup lainnya. (Ashihara, Yoshinobu. 1986.
Perancangan Eksterior dalam Arsitektur. Bandung).
Menjadi Lansia bukanlah berarti mereka tidak lagi
membutuhkan hiburan emosional, terlebih lagi dengan
penyakit fisik yang mendera, lansia sangat membutuhkan
hiburan salah satunya fasilitas ruang luar yang memadai
bagi lansia
Dalam proses penuaan berbagai kerusakan
pada bagian tubuh akan terjadi seiring waktu.
Beberapa Lansia mengalami kerusakan pada
tubuh dan fikirannya sehinngga termasuk
pada kategori disabilitas(keterbatasan diri).
Kebutuhan Lansia tersebut seharusnya
menjadi pertimbangan bagi arsitek ruang luar
dikarenakan kebutuhan khususnya yang
berbeda dibandingkan manusia yang masih
sehat secara jasmani maupun rohani
• Berkeinginan untuk meninggalkan warisan(fisik/nonfisik);
• Menjalankan fungsi sebagai seseorang yang dituakan;
• Punya kelekatan dengan objek-objek yang dikenal;
• Peka perasaan tentang siklus kehidupan;
• kreativitas,
• Memiliki rasa ingin tahu dan kejutan (surprise);
• Memiliki perasaan tentang penyempurnaan atau pemenuhan
kehidupan;
• Kenal konsep diri dan penerimaan diri;
• Memiliki orientasi ke dalam diri;
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada
karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kodisi
fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho
2000 dalam Maryam dkk, 2008).
Tipe arif bijaksana. Kaya dengan hikmah,
pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan,
bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan
menjadi panutan.

Tipe mandiri. Mengganti kegiatan


yang hilang dengan yang baru, selektif
dalam mencari pekerjaan, bergaul
dengan teman, dan memenuhi
undangan.
Tipe tidak puas. Konflik lahir batin
menentang proses penuaan sehingga
menjadi pemarah, tidak sabar, mudah
tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan
banyak menuntut.

Tipe bingung. Kaget, kehilangan kepribadian,


mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan
acuh tak acuh.

Tipe pasrah. Menerima dan menunggu nasib


baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan
pekerjaan apa saja.
Syarat Ruang
Publik Ramah
Lansia
Pada tahun 2002, WHO mengeluarkan pedoman kota ramah lanjut usia
(Age Fieldly Cities giudeline) guna merespon dua fenomena demografi,
yaitu fenomena penuaan penduduk (ageing) yang mengakibatkan jumlah
penduduk lanjut usia meningkat pesat dan
fenomena urbanisasi yang tinggi, yang mengglobal.Isu ageing ini telah
menjadi isu sosial,ekonomi, dan politik yang penting di negara berkembang
seperti di Indonesia, mengingat dampak penuaan penduduk tidak terbatas
pada sektor kesehatan dan ekonomi saja melainkan penuaan penduduk
juga harus diperhitungkan dalam melakukan analisa kemiskinan, lapangan
kerja, dan kesejahteraan, serta perencanaan kota.
Gambar : Kurva Penduduk Indonesia 2000-2020
Sumber : www.populationpyramid.net
Menurut situs www.populationpyramid.net bahwa pada setiap tahun perbangingan penduduk lanjut usia terus tumbuh yang pada
awalnya dapat dilihat perbandingan usia anak anak dan usia muda cukup tinggi dibandingkan dengan lanjut usia namun pada tahun
tahun berikutnya usia penduduk hampir sama bahkan dapat melewati usia produktif.
Dalam konteks Indonesia, jumlah penduduk lansia pada tahun 2000 mencapai 14,4 juta jiwa atau 7,18 persen dari total jumlah
penduduk. Pada tahun 2020 diperkirakan menjadi 28,9 juta atau naik menjadi 11,11 persen, meningkat dua kali lipat dalam dua
dekade.
WHO telah memperhitungkan pada tahun 2025 Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah lansia sebesar 41,4 persen yang
merupakan peningkatan tertinggi di dunia. Atas dasar itu pemerintah meminta Kota Ramah Lansia (Age-Friendly City) harus segera
diwujudkan, mengingat sampai saat ini di Indonesia belum ada kota yang benar-benar menjadi kota ramah lansia.
Kota Ramah
Lansia
Check list pedoman WHO terkait kota ramah lansia ini mencakup 8 dimensi
yaitu:
• G e d u n g d a n R u a n g Te r b u k a ( b u i l d i n g a n d o u t d o o r s p a c e )
• Tr a n s p o r t a s i ( t r a n s p o r t a t i o n )
• Perumahan (housing)
• Partisipasi Sosial (social participation)
• Penghormatan dan Keterlibatan Sosial (respect and social inclusion)
• Partisipasi Sipil dan Pekerjaan (civil participation and employment)
• Komunikasi dan Informasi (communication and information), dan
• Dukungan Masyarakat dan Kesehatan (community support and health
services).
Kota Ramah
Lansia
Adapun kota yang ramah lansia terdiri dari :
• Kawasan hunian dan rumah ramah lansia
• Fasilitas publik dekat dengan hunian lansia agar mendorong
kelanjutusiaan aktif
• Tr a n s p o r t a s i d a n i n f r a s t r u k t u r y a n g r a m a h l a n s i a ,
• Fasilitas publik taman dan hiburan yang ramah usia, termasuk lansia,
dan
• Diskon khusus untuk transportasi, makanan, sandang dan papan yang
ramah lansia (Nugroho, 2013:26).
Persyaratan taman yang harus diperhatikan dalam penataan ruang publik
lansia, apabila didasarkan pada kebutuhan masyarakat lansia adalah :

1 Kebutuhan Fisik Masyarakat Lanjut Usia:

• pedestrian dan trotoar


• signage
• siteplan
• fasilitas taman
• street furniture
• vegetasi
• kelandaian
2 Kebutuhan Keselamatan Masyarakat Lanjut Usia
• aksesibilitas
• tingkat kriminalitas kawasan

Kebutuhan keselamatan ini telah dicakup dalam penentuan lokasi taman lansia, sehingga lokasi
terpilih telah memenuhi aspek kebutuhan keselamatan
Kebutuhan sosial, harga diri, aktualisasi diri
3 Masyarakat Lanjut Usia
• Ruang Interaksi
STUDI
BANDING
Ruang Terbuka
- LANSIA -
STUDI BANDING
TEMA SEJENIS Aksesibilitas-mudah
1
dijangkau

2 Meningkatkan aktivitas fisik

3 Area rekreasi dan hiburan

4
Menyatu dengan alam dan
lingkungan
Tample of heaven’s park

23
TAMPLE OF HEAVEN’S
PARK Lokasi : 1 Tiantan E Rd, Dongcheng, Tiongkok,
100061
Luas : 2.700 KM²

Karateristik Lokasi :
Berada di tengah perkotaan

Karateristik Bentukan :

- Kuil melambangkan Bumi, sehingga bentukan


sekitarnya berbentuk bujur sangkar.
- Alun-alun adalah simbol kuat dalam budaya dan
mitologi Tiongkok yang bisa berarti Bumi atau tanah.
- Konstruksi kuil mencerminkan kepercayaan ini
dengan banyak dinding dan altar persegi.
STUDI BANDING

r TEMA SEJENIS

Playground
area

Tample of heaven’s park PLAN


1 2

Bermain Kartu Menari

26
3 4 5

Olahraga Bermain bola tenis, Area playground


badminton, atau hacky-
sack

27
STUDI BANDING
KASUS
SEJENIS
1 Tropis

2 Berada di tengah perkotaan

3 Ditujukan kepada lansia


Taman Lansia Surabaya

29
TAMAN DESKRIPSI KAWASAN

LANSIA
• Berada ditengah
kawasan perdagangan
• Kawasan beriklim tropis
• Lahan merupakan

SURABAYA
bekas lahan SPBU

Lokasi : Jl. Kalimantan No.12,


Gubeng, Kec. Gubeng, Kota
Surabaya, Jawa Timur 60281

Luas : 2.000 M²
1 2 3

Jalur refleksi kaki Area playground dan Jogging track dan air
olahraga mancur
KEBUTUHAN RUANG LUAR
LANSIA
TAMAN KOTA
Taman kota dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis. Klasifikasi taman dan ruang terbuka
menurut Steiner dan Butler dalam Suparyanti (2007) adalah :
a. Neighborhood Park, merupakan unit dasar dari kelompok taman dengan fungsi utama
sebagai sarana rekreasi dan sosial dengan fokus pengembangan sebagai rekreasi informal.
b. Community Park, merupakan taman kota dengan lingkup pelayanannya lebih besar dari
taman lingkungan (Neighborhood Park). Fungsi utama sebagai tempat pertemuan,
pemenuhan terhadap sarana rekreasi untuk melindungi keunikan lansekap dan ruang
terbuka kawasan.
c. Large Urban Park, merupakan taman kota dengan lingkup pelayanan kota yang lebih
besar dan populasi penduduk yang besar pula.
d. Youth Athletic Complex, merupakan fasilitas taman/lapangan yang disediakan untuk anak-
anak dan remaja dengan segala fasilitas olahraga. e. Community Athletic Complex,
merupakan fasilitas yang menggabungkan antara lapangan atletik untuk remaja dan fasilitas
olahraga untuk masyarakat.
f. Parkway, merupakan taman yang berbentuk linier sepanjang koridor jalan yang
menghubungkan taman umum, monument, instansi, dan pusat bisnis. Taman ini dapat
berupa ruang hijau atau disesuaikan dengan karakter alamiahnya
g. Special Use, merupakan taman dan sarana rekreasi dengan tampilan khusus yang
digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti kawasan bersejarah, lapangan pusat kota,
plaza, lapangan berkemah, ataupun lapangan golf.
h. Park School, merupakan halaman sekolah yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang
publik untuk bermain dan berolahraga
i. Private Park recreation facilities, merupakan taman dan fasilitas rekreasi dengan
kepemilikan bersifat privat dan tidak digunakan sebagai fasilitas taman umum.
j. Regional Park, merupakan taman dengan skala pelayanan tingkat nasional dan
difokuskan sebagai areal preservasi.

Berdasarkan karakteristik masyarakat lansia yang memiliki keterbatasan dalam


menjangkau aktivitas, maka jenis taman yang tepat adalah Community Park, dimana
fungsi utama taman ini adalah sebagai tempat pertemuan, serta penyediaan ruang
terbuka kawasan. Di Indonesia, tipe taman ini setara dengan Taman Kecamatan.
KARAKTERISTIK RUANG LUAR UNTUK
LANSIA
• Desain ruang luar yang baik membantu lansia menggunakan, mengenali, dan menikmati
lingkungan sekitar mereka. Terdapat 6 kunci desain ruang luar agar lansia dapat mengenali
lingkungan sekitar mereka yaitu; Familiar, Legible, Distinctive, Accessible, Comfortable, dan
Safe
• Faktor pendukung :
- pedestrian yang lebar mencegah tabrakan dengan pengguna lain.
- paving pedestrian dengan permukaan rata, solid (tidak berlubang), dan tidak licin.
- keberadaan toilet yang mudah dijangkau.
- ketersediaan bangku-bangku yang dapat digunakan disela-sela aktivitas untuk berhenti,
duduk, dan beristirahat.
- bangku-bangku dilengkapi dengan sandaran punggung dan sandaran tangan
- kawasan ruang luar khusus lansia tidak perlu luas (berhubungan dengan keterbatasan
fisik).
- ruang luar tidak terlalu ramai dan bising untuk membantu lansia dalam berkomunikasi.
- ruang luar mudah dicapai (accessible) .
RUANG PUBLIK
• Kelompok ruang publik, yaitu ruang terbuka seperti parkir, ruang kegiatan luar, seating
area, taman dan olahraga outdoor.
• Kelompok ruang publik bersifat umum dan mudah diakses pengunjung. Selain itu,
kelompok ruang publik memiliki tingkat kebisingan yang tinggi karena dekat dengan
jalan utama dan parkir serta fasilitas lansia dalam kelompok ini hanya berupa taman
dan tempat duduk di area taman.
RUANG SEMI-PRIVAT
• Kelompok ruang semi-privat, yaitu unit keterampilan, unit sosial-rekreasi dan unit
pendidikan.
• Kelompok ruang semi-privat bersifat lebih privasi. Untuk tingkat kebisingan, kelompok
ruang semi-privat tidak terlalu bising karena kebisingan hanya berasal pengguna.
Kelompok ruang ini memberikan fasilitas pendukung untuk kepentingan lansia agar
dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
RUANG PRIVAT
• Kelompok ruang privat, yaitu unit kesehatan dan unit pelayanan penunjang.
• Kelompok ruang privat memiliki tingkat privasi yang tinggi. Selain itu tingkat kebisingan
dalam kelompok ini harus diperhatikan dengan baik, untuk kebisingan dalam kelompok
ini harus diminimalkan agar tidak mengganggu lansia. Fasilitas dalam kelompok ini
merupakan fasilitas utama lansia yaitu klinik kesehatan atau pun toilet.
VARIABEL PERANCANGAN RUANG LUAR
MANFAAT RUANG LUAR

• MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP DALAM ASPEK KESEHATAN DAN HUBUNGAN


SOSIAL
• MENYEDIAKAN PERLINDUNGAN DARI RISIKO SOSIAL DAN LINGKUNGAN, DAN
BISA MEMBANTU PEMULIHAN FISIK, MENTAL, DAN EMOSI
• MEMENUHI KEBUTUHAN DAN KEINGINAN, SEHINGGA BERDAMPAK PADA
KESEJAHTERAAN DAN KEBAHAGIAAN MEREKA.
Terima Kasih
Catatan :
Studi ruang luar dan lansia sudah cukup lengkap, hanya perlu ada sedikit
catatan :
1. Studi banding taman lansia di Surabaya, apa saja prinsip
perancangannya?
2. Setiap sumber literature wajib dituliskan
3. Kesimpulan prinsip-prinsip desain ruang luar untuk lansia?

Anda mungkin juga menyukai