Anda di halaman 1dari 16

BAB II

KEGIATAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN/REHABILITASI RUMAH


TIDAK LAYAK HUNI PROPINSI SUMATERA UTARA
MAKSUD DAN TUJUAN

 Kerangka Acuan Kerja disusun sebagai petunjuk (acuan) bagi calon penyedia jasa
konsultan Pengawasan
 Kerangka Acuan Kerja tersebut memuat azas, masukan, kriteria, keluaran, dan
proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan kedalam
pelaksanaan tugas konsultasi pengawasan.
SASARAN

 Sasaran pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni ini adalah
melakukan Pengawasan sebanyak 325 rumah dengan sebaik-baiknya.
LOKASI KEGIATAN

Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RLTH) pada tahun anggaran 2016 dibagi
menjadi tiga wilayah Kabupaten, yaitu :
 Kabupaten Mandailing Natal (100 unit)
 Kabupaten Simalungun (125 unit)
 Kabupaten Toba Samosir (100 unit)
LINGKUP PEKERJAAN

o LINGKUP FISIK
Meliputi kegiatan yang diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan pengawasan
teknik terhadap pelaksanaan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni yang akan
dilaksanakan oleh pihak yang ditunjuk sesuai dengan tujuan, sasaran, ruang lingkup,
dan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan.
o LINGKUP NON FISIK
Meliputi kegiatan pemberian arahan dari pihak TNI sebagai pelaksana kegiatan
RTLH. Pemberian arahan berupa tata cara pelaksanaan kegiatan RTLH dan
memberikan masukan-masukan kepada ihak terkait atas permasalahan non teknis
yang mungkin akan muncul pada saat pelaksanaan berlangsung.
KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan pengawas pada laporan akhir adalah :
 Laporan mingguan
 Laporan bulanan
 Pengawasan dan berita acara terhadap peralatan dan bahan yang masuk.
 Softdrawing atau jika perlu as builtdrawing apabila ada perbedaan antara gambar
rencana dan realisasi lapangan.
JANGKA WAKTU PEKERJAAN
Jangka waktu pekerjaan rehabilitasi Rumah Tidak Layah Huni ini adalah 3 (tiga) bulan
kalender atau 90 hari kerja sejak dikeluarkannya surat perintah kerja.

PERSONIL
a. Tenaga Ahli
-Team Leader/ahli teknik arsitektur
-Ahli Teknik Sipil
b. Tenaga Pendukung
- Pengawas lapangan
- Sekretaris/Op. Komputer
- Office boy
LAPORAN

Keluaran dari laporan adalah :


 Laporan pendahuluan
 Laporan akhir

Kegiatan pengawasan ini direalisasi melalui pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang


di evaluasi setiap minggunya.
BAB III
GAMBARAN UMUM
Prosedur Pelaksaan

Sebelum memulai pekerjaan, konsultan pengawas harus melaksanakan


koordinasi terlebih dahulu dengan Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan (PPTK)
untuk mendapatkan arahan mengenai data-data perencanaan dan penerima manfaat.
Disamping itu, konsultan harus mendapatkan informasi umum tentang kondisi
lokasi, sehingga pengawas bias mempersiapkan yang dibutuhkan dalam pengawasan
konstruksi dan lokasi.
3.2 Lingkup Pengawas

 A. Pekerjaan Dendeteksi
 B. Pekerjaan Pengawasan
 C. Sifat Pengendali
3.3 Konsep Pengawasan

 Maksudnya adalah Konsep Pengawasan terhadap distribusi material dan


pelaksanaan Konstruksi. Dilakukan secara berpisah karna mengingat pelaksana
pemasokan material bangunan bukan sekaligus sebagai pelaksana konstruksi
3.4 Pelaksanaan pekerjaan
3.4.1 Persiapan Pengawas
 A. gambar kerja
 B. alat ukur
 C. buku catatan
 D. laporan laporan hasil penyelidikan
3.4.2 Pengawasan dan Pemeriksaan
Pekerjaan
 A. pengaraan pekerja dan peralatan
 B. metode pelaksanaan
 C. gambar gambar kerja terpencil
 D. rencana penyediaan bahan bahan

 Tahap pelaksanaan konstruksi


 A. penentua / pembuatan
 B. model penimbunan dan pemadatan
 C. cara pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan metode pelaksanaan yang telah disetujui
 D. membuat dokumen haarian
3.4.3 Tata Cara Peneguran

 A. Peneguran melalui harian proyek


 B. Peneguran dengan surat dan mengirimnya keatasan
 C. Peneguran surat oleh pimpinan proyek dengan sanksi sanksi yang terutang dalam surat perjanjian
kerja
3.4.4 Pengendalian Pelaksanaaan

 A. pengendalian operasional
 B. pengendalian ukuran
 C. pengendalian Mutu
 D. pengendalian keamanan dan dampak lingkungan
 E. pengendalian pembiyaan pekerjaan (cost control)
 F. penampilan (performance)

Anda mungkin juga menyukai