Anda di halaman 1dari 31

Teori dan Kritik Arsitektur

RTA-3322
Dosen : Wahyu Adillah, ST.,MT
T.A 2019/2020

VARIASI KRITIK
Kelompok 8
Tiara Amanda Salsabila (170406108)
Melisa Hutabarat (170406109)
Hilda Fajira Hidayat (170406113)
Fadillah Bahy (170406114)
Hana Fortuna S (170406118)
Rahmat Hidayatullah (170406121)
VARIASI KRITIK
SCHOLARY
RADICAL
CONSERVATIVE
LIBERAL
SPECULATIVE
SCHOLARY CRITICISM
Scholar: ilmiah, sarjana, atau cendikiawan (orang
terpelajar).

Scholarly criticism (kritik ilmiah) merupakan kritik yang


diberikan oleh orang-orang terpelajar (cendikiawan)
dimana mereka paham materi yang akan dikritik
DEFINISI DAN TUJUAN dengan baik dan telah mengikuti penulisan standar
ilmiah serta bersifat netral.
KRITIK ILMIAH
(SCHOLARY) Tujuan:
• Meningkatkan pemahaman tentang suatu
permasalahan
• Berkontribusi dalam mencari kebenaran (kritik
yang diajukan bisa salah)
Kritik disajikan dalam bentuk essay yang dapat
mengidentifikasi ide penulis dan dapat mengevaluasinya
berdasarkan teori dan penelitian saat ini.

Informasi yang di butuhkan sebelum memulai kritik,


meliputi:
1. Latar belakang dan disiplin penulis
2. Masalah utama yang sedang dibahas
3. Maksud penulisan
INFORMASI YANG DISERTAKAN
4. Sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung
KRITIK ILMIAH argument.
Bukti spesifik yang digunakan untuk mendukung
(SCHOLARY) 5.
argumen
6. Setiap analisis atau eksperimental diberikan (bukti
statistik)
7. Setiap batasan diidentifikasi.
• Batas waktu, ukuran sample, dasar informasi,
penelitian lebih lanjut yang diperlukan, sejauh mana
artikel tersebut dapat diterapkan.
Contoh Kritik Ilmiah:
Menurut Jeffrey Cahan,(2004),
Hullinger, M., & Hogan. R. L. (2014). Student anxiety: Effects of a new graduate student struktur penulisan essay kritik dapat
orientation program. Administrative Issues Journal: Education, Practice, and Research, dilakukan dengan cara:
4(2), 27-34.
• Identifikasi dan jelaskan ide dan
Membahas: perspektif penulis dan audiens.
Sertakan kutipan langsung dari
Artikel ini menunjukkan hasil signifikan terkait program orientasi dapat mengurangi artikel untuk menggambarkan poin
kecemasan pada mahasiswa baru dengan metode replikasi, sampel, dan generalisasi Anda (latar belakang)
hasil.
• Jelaskan apa yang Anda pikirkan
Kritik: tentang artikel tersebut,
berdasarkan evaluasi seperti yang
Hullinger dan Hogan (2014) tidak memberikan informasi detail tentang program tercantum di atas. Fokus pada
orientasi yang mereka gunakan dalam studi mereka. Kurangnya detail akan kelemahan dan kekuatan spesifik
menyulitkan untuk mereplikasi program mereka untuk memperluas penelitian tentang dalam artikel (Satu paragraf)
program semacam ini. • Untuk setiap poin yang Anda
Hasil yang signifikan dicatat dalam hasil penelitian ini, tetapi ada batasan untuk sebutkan, sertakan bagian dari
artikel (kutipan atau frase) untuk
temuan ini. Pertama, ukuran sampel kecil. Dari 802 siswa yang diundang untuk mengilustrasikan poin Anda dan
berpartisipasi, hanya 32 siswa yang menyelesaikan inventaris sebelum dan sesudah membawa referensi ke bukti-bukti
kecemasan. pendukung untuk mendukung
Sumber: writingcenter.ashford.edu
kritik Anda.
RADICALISM CRITICISM
Radikalisme berasal dari bahasa Latin radix yang
berarti akar. Maksudnya yakni berpikir secara
mendalam terhadap sesuatu sampai ke akar-
akarnya.

Di dalam Cambridge Advanced Learners Dictionary;


Radikal adalah percaya atau mengekspresikan
DEFINISI keyakinan bahwa harus ada perubahan sosial atau
politik yang besar atau secara ekstrim.
RADIKALISME

“Radikalisme merupakan suatu paham yang


menghendaki adanya perubahan, pergantian,
terhadap suatu sistem masyarakat ke arah yang lebih
baik sampai ke akarnya.”
1. Radikalisme merupakan tanggapan terhadap
kondisi yang sedang terjadi, tanggapan ini
kemudian diwujudkan kedalam bentuk
evaluasi,penolakan bahkan perlawanan keras.
2. Melakukan upaya penolakan secara terus-
menerus dan menuntut perubahan drastis yang
diinginkan terjadi.
CIRI-CIRI 3. Orang-orang yang menganut paham
radikalisme biasanya memiliki keyakinan yang
RADIKALISME kuat terhadap program yang ingin mereka
jalankan.
4. Penganut radikalisme tidak segan-segan
menggunakan cara kekerasan dalam
mewujudkan keinginan mereka.
5. Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa
semua pihak yang berbeda pandangan
dengannya adalah bersalah.
• Penganut radikalisme punya tujuan yang jelas dan
sangat yakin dengan tujuan tersebut. serta
memiliki kesetiaan dan semangat juang yang
sangat besar dalam mewujudkan tujuannya.

KRITIK RADIKAL • Penganut radikalisme tidak dapat melihat


kenyataan yang sebenarnya karena beranggapan
bahwa semua yang berseberangan pendapat
adalah salah.
Kritik Radikalisme merupakan suatu • Umumnya memakai cara kekerasan dan cara
kritik yang biasanya menyangkal negatif lainnya dalam upaya mewujudknya
dengan pandangan/cara berfikir tujuannya.
seseorang yang menginginkan • Penganut radikalisme menganggap semua pihak
peningkatan mutu, perbaikan. yang berbeda pandangan dengannya adalah
musuh yang harus disingkirkan.
• Penganut radikalisme tidak perduli dengan HAM
(Hak Asasi Manusia).
Periode Radikal dalam Desain

Post
Pra Modern Modern
Modern

Pada Desain terdapat Desain mengacu Desain lebih


unsur agama dan pada manusia secara mengangkat
kepercayaan yang umum sehingga hasil identidas diri dan
menjadi gaya dalam desain lebih identitas karya yang
desain universal. dibuat sehingga
atau dikenal sebagai muncul gaya gaya
international style baru yang belum
pernah muncul
“ornament is crime” sebelumnya
CONSERVATIVE CRITICISM
Filsafat politik yang mendukung nilai-nilai
tradisional. Istilah ini berasal dari Bahasa
Latin, conservāre, melestarikan; "menjaga,
memelihara, mengamalkan".
Kritik Konservatif terutama berkaitan dengan
Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang
kesesuaian dengan aturan atau prinsip, dan
mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di
kesinambungan dengan masa lalu (semacam
berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang
tradisi atau warisan).
berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif
berusaha melestarikan status quo, sementara
yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai
dari zaman yang lampau, the status quo ante.

DEFINISI KRITIK
KONSERVATIVISME KONSERVATIV
Para Kritikus Konservatif menganggap bahwa :

1. Segala sesuatu di dunia memiliki tempat yang layak dan benar.


2. Orang-orang harus tahu tempat apa itu, untuk kebaikan mereka sendiri.
3. Orang-orang harus tinggal di tempat yang seharusnya, karena mereka berada di sana.
4. Orang tidak boleh mencoba untuk meninggalkan tempat yang semestinya dalam kehidupan, atau
hal-hal yang salah tempat, karena itu hanya menyebabkan masalah.
5. Perubahan yang terjadi, hanyalah benar-benar variasi dari hal-hal yang selalu tetap sama dalam
keberadaan manusia, karena "begitulah manusia" atau "begitulah masyarakat".

Karena itu, kritik konservatif tidak selalu "sempit", karena mengetahui tempat yang semestinya,
mungkin melibatkan pengetahuan luas tentang cara kerja berbagai hal. Mungkin ada alasan yang sangat
baik untuk menjaga segala sesuatu sebagaimana adanya atau dulu.
“Perbedaan antara "radikal" dan "konservatif" lebih
Para kritikus konservatif sama peduli dengan
berkaitan dengan keyakinan apakah perubahan
masa depan seperti orang lain, hanya saja mereka
tidak mengharapkan lebih dari masa depan, terhadap sesuatu yang benar-benar baru benar-
daripada yang pernah ada di masa lalu; dan, untuk benar mungkin dan perlu. Radikal biasanya sangat
mengatasi masa depan, mereka percaya hanya percaya bahwa perubahan seperti itu sangat
"metode yang telah dicoba dan diuji" yang harus diinginkan dan diperlukan, dan itu bisa dicapai.
digunakan. Biasanya konservatisme dikaitkan Kritik mereka adalah tidak ada perubahan yang
dengan orang tua, yang "telah melihat semuanya cukup. Sebaliknya, para kritikus konservatif sangat
dan melakukan semuanya". skeptis terhadap perubahan semacam itu, karena
mereka merasa perubahan itu "hanyalah bentuk
lain" dari sesuatu yang sudah ada."
Kritikus konservatif biasanya menekankan
kesinambungan daripada perubahan. Mereka percaya
tidak mungkin mengubah keberadaan manusia secara
radikal, apa pun penampilannya.
LIBERALISM CRITICISM
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi,
pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman
bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai Liberal criticism atau Kritik Liberal adalah kritik
politik yang utama. yang utamanya berfokus pada hak masyarakat
(termasuk hak asasi manusia) dan kebebasan,
dengan melihat pertanggung jawaban
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat terhadap pilihan tersebut, dan
masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan batasan-batasan toleransi.
berpikir bagi para individu. Paham liberalisme
menolak adanya pembatasan, khususnya dari
pemerintah dan agama.

DEFINISI DEFINISI

LIBERALISME KRITIK LIBERAL


Liberalisme Klasik dan Neo-Liberalisme :

1. Neo-Liberalisme menolak kebanyakan pandangan utopia dari liberalisme klasik.


2. Liberalisme klasik percaya bahwa sifat anarki global (global anarchy) masih dapat di hapuskan
sedangkan Neo-Liberalisme telah mengakui keberadaan konstan anarki global dalam system
internasional (meskipun begitu neo-liberal masih percaya system internasional masih dapat
berkooperasi)
3. Liberalisme Klasik focus kepada kekuatan individu untuk mempengaruhi kebijakan
pemerintahan/kenegaraan, Neo-Liberalisme menekankan kekuatan dari regime internasional.
Kritik Liberal percaya bahwa :

1. Minat, kebutuhan dan hak dari setiap individu adalah yang paling penting, bukan entitas
kelompok.
2. Semua orang berhak akan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri, dan harus
bertanggungjawab atas keputusan tersebut.
3. Semua orang memiliki kesetaraan yang sama dalam pasar.
4. Pemberian penghargaan kepada seseorang harus dilihat dari apa yang mereka capai, bukan
melalui status ataupun hak istimewa yang diturunkan.
5. Semua orang memiliki zona privasi masing masing, adanya pemisahan antar kehidupan publik
dan privat.
Contoh Kritik Liberal :

“…excessive regulation of land and housing markets by


state produced demant or supply side constraints. These
constraints decreased the quantity of investment
available to expand coverage, decreased affordability and
led to subsidies.”

-Burgess, The Challenge of Sustainable Cities, 1997 : 20


His uncompromising position on social housing
estates provoked particularly audible disgust. “When
socially renting tenants are asked to move and
offered a new place somewhere else, they are given
these new houses for free,” he thundered. “What a
tragedy for them.” City-centre locations should
instead be used to house “the most economically
potent and most productive users who serve us most
effectively,” he said, concluding with the suggestion
that we should build a new city on Hyde Park. “How
much are you actually using it?” he asked
Londoners in the audience. “We need to know what
it costs us!”
-Patrick Schumacher di Wold Architecture Festival,
Berlin, 2016
Oleh Oliver Wainwright via theguardian.com, 2016
SPECULATIVE CRITICISM
Secara bahasa Spekulasi adalah renungan, terpekur.
Secara istilah ialah Suatu pendapat atau dugaan
yang tidak (belum) berdasarkan atas suatu
kenyataan.Spekulasi merupakan suatu hal yang
berguna untuk mengembangkan dan mencoba
DEFINISI berbagai hipotesa.

SPEKULATIF
Menurut Descrates dalam bukunya ‘Perenungan
tentang Filsafat Pertama’ (1641), Spekulasi
merupakan sesuatu yang mendasari keragu-raguan
tentang segala sesuatu, khususnya tentang hal-hal
yang bersifat material.
Kritik spekulatif adalah kritik yang berfokus pada apa yang sesuatu "mungkin,
bisa, atau seharusnya" maksudkan, atau apa "yang mungkin, bisa, atau harus"
ikuti darinya. Mungkin juga fokus pada makna "kemungkinan" atau
"kemungkinan" dari sesuatu, atau konsekuensi "kemungkinan" atau
"kemungkinan" dari itu. Kritik spekulatif biasanya terjadi tanpa adanya (cukup)
bukti yang akan memutuskan suatu masalah. Ini melampaui "fakta", karena fakta
yang tersedia (jika ada) tidak konklusif. Dengan demikian, kritik spekulatif
biasanya terjadi ketika sesuatu tidak pasti, pasti atau tetap (belum), atau ketika
beberapa makna yang berbeda dimungkinkan.
Ciri pemikiran kritik spekulatif ini merupakan
kelanjutan dari ciri berpikir abstrak yang selalu
berupaya mengangkat pengalaman-pengalaman
faktawi ketaraf pemahaman dan panalaran.

Melalui itu, orang tidak hanya berhenti pada


CIRI-CIRI informasi sekedar menunjukkan apa adanya (in
itself), tetapi lebih meningkat pada taraf
KRITIK membangun pemikiran dan pemahaman tentang
mengapa dan bagaimananya hal itu dalam berbagai
SPEKULATIF dimensi bentuk pendekatan.

Pemikiran filsafat yang berciri spekulatif


memungkinkan adanya transendensi untuk
menunjukkan sebuah perspektif yang luas tentang
aneka kenyataan.
Kritik spekulatif dapat memainkan peran penting
(misalnya, dalam penelitian, dalam seni, dalam
hermeneutika dan dalam teori sastra), karena
informasi yang sama dapat "dibaca" dengan cara
yang berbeda, dan dibaca dengan cara yang berbeda
oleh orang yang berbeda.

PERAN
Apa artinya informasi, dalam hal ini tidak diperbaiki;
KRITIK itu terbuka untuk interpretasi, ia memiliki makna
yang berbeda, dan mungkin saja, bahwa apa artinya
SPEKULATIF hanya dapat ditetapkan dengan berinteraksi dengan
informasi.

Melalui kritik spekulatif, ditetapkan apa arti


informasi tersebut, mungkin sebagai prolog untuk
verifikasi yang lebih menyeluruh.
Contoh Kritik Spekulatif

1. Ketika arkeolog menemukan beberapa tulang yang sangat tua, mereka mungkin
memperdebatkan firasat mereka tentang peradaban orang-orang yang memiliki tulang-tulang
itu. Dalam segala bidang usaha manusia, penting dan bernilai untuk menetapkan, melalui kritik,
apa yang mungkin dilakukan signifikansi sesuatu itu. Kritik spekulatif tidak selalu menganggap
bahwa segala sesuatu berarti "apa pun yang Anda suka". Mungkin saja signifikansi sesuatu dapat
ditafsirkan dalam sejumlah cara yang berbeda.

2. Seperti mengusulkan satu hipotesa atau lebih. Spekulasi merupakan karakteristik yang esensial
dalam sikap ilmiah.Hasil pemikiran spekulasi di jadikan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah
pengetahuan yang baru.
Kritik Spekulatif di dalam Arsitektur

Teori dalam dunia arsitektur bersifat unscientific, spekulatif, subyektif, terkait dengan eksplanasi
konsep desain, merupakan tuntunan praktik, atau iluminasi tentang suatu desain arsitektur. Teori
dalam arsitektur tidak mampu memberikan jaminan keberhasilan prediksi seperti halnya teori dari
khasanah ilmu. Dengan demikian, arsitektur hanya akan mendukung status quo, menciptakan yang
lama dalam situasi baru, maka tidak mampu menjadi sarana emansipatori kehidupan manusia. Oleh
karenanya, arsitektur tidak dapat lagi menggunakan teori tradisional atau bersifat spekulatif saja
karena tidaklah memadai untuk praktek arsitektur kini dan masa depan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai