Anda di halaman 1dari 5

Step 7

CRITICAL THINKING

1. Apa manfaat critical thinking?


 meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan logis
 membantu mengevaluasi secara kritis apa yang sudah dipelajari
 mendorong untuk selalu melihat segala sesuatu dari banyak perspektif yang lebih luas
 memampukan membangun argumentasi
 mampu memformulasikan persoalan secara jelas dan runtut
 memiliki sikap terbuka terhadap kritik dan mau memperbaiki diri
 memampukan kita menghindari pengambilan keputusan yang terburu
 memiliki tujuan pada dirinya sendiri, yakni membuat seseorang menjadi matang secara intelektual.
o (http://kuliahfilsafat.wordpress.com/2010/03/10/manfaat-berpikir-kritis)

o Berpikir kritis berguna tidak hanya untuk menganalisis masalah untuk menemukan akar masalah,
tetapi juga menemukan solusinya. (critical thinking 2011, Prof. Bhisma Murti, FK UNS)

2. Apa kendala mahasiswa dlm menerapkan critical thinking?

Pithers (2000) mengadopsi pendapat Raths, menjelaskan bahwa sikap mahaiswa yang dapat menghambat
berpikir kritis diantaranya adalah:

1. Bertindak tanpa berpikir (impulsive)


2. Memerlukan bantuan pada setiap tahap (over dependent)
3. Menggunakan strategi yang tidak sesuai dengan tujuan (tidak memahami hubungan sebab-akibat)
4. Mengalami kesukaran dalam pemahaman (miss meaning)
5. Merasa yakin ‘benar’ (dogmatism)
6. Kaku / tidak fleksibel (rigidity / infleksibility)
7. Tidak percaya diri (not confident)
8. Beranggapan berpikir kritis sebagai membuang waktu (anti intellectual)
Sumber : Pithers RT, Soden R. 2000. Critical thinking in education: A review. Educational Research,
42(3), 237-49.

3. Bagaimana cara mengembangkan critical thinking?


Pada kegiatan perkuliahan hal yang dapat dilakukan agar dapat
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan critical thinking adalah dengan:
 Dosen memberikan pertanyaan yang tidak hanya mengharuskan siswa untuk memahami
material, tetapi juga mengharuskan mereka untuk menganalisa dan menerapkan
pada contoh yang lain (Schafersman, 1991)
 Dosen harus dapat mengajar secara multiperspektif dan berfokus pada keterkaitan
dan kesamaan dari materi. Mahasiswa harus aktif; mengajukan pertanyaan,
mencari informasi, menghubungkan dengan pertanyaan yang relevan.
 memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut siswa untuk memberikan
penjelasan yang mengharuskannya berfikir sebelum memberikan jawaban
(Abraham, 2004)
 memberikan tugas kepada siswa, baik perorangan maupun kelompok untuk
membuat dan menyampaikan simpulan dari kegiatan perkuliahan yang baru saja
dilakukan, sebelum perkuliahan ditutup (Brown dan Monague, 2001)
sumber :
 Schafersman, Steven D. 1991. An Introduction to critical thinking.
 Abraham, R R, Upadhnya, S, Torke, S, and Ramnarayan, K. 2004. Clinically oriented physiology
teaching: strategy for developing critical-thinking skills in undergraduate medical students, Adv
Physiol Educ, 2004; 28, 102-104
 Brown, George dan Monague, Michael. 2001. AMEE: Medical Education Guide: 22,
Refreshing Lecturing: a Guide for lecturers. Medical Teacher, Vol 23 No.
3, 2001, 231-244
4. Bagaimana cara untuk menerapkan critical thinking? (strategi)

cara untuk menerapkan critical thinking :

Facione (2004) kegiatan berfikir kritis adalah interpretasi, analisis, evaluasi,

inferensi, penjelasan dan pengaturan/pengelolaan diri.

 interpretasi adalah kemampuan untuk memahami dan menjelaskan makna dari situasi,
pengalaman, kejadian, data, keputusan, konvensi, kepercayaan, aturan, prosedur dan criteria.
 Analisis adalah mengidentifikasi hubungan antar beberapa pernyataan, pertanyaan,
konsep, deskripsi, dan berbagai bentuk yang dipergunakan untuk merefleksikan pemikiran,
pandangan, kepercayaan, keputusan, alasan, informasi dan opini.
 Evaluasi adalah kemampuan untuk menguji kredibilitas pernyataan atau berbagai
bentuk lain yang dipergunakan untuk menyatakan pemikiran, persepsi, pandangan,
keputusan, alasan, opini, dan lain sebagainya; serta untuk menguji logika hubungan
berbagai pernyataan, deskripsi, pertanyaan dan bentuk lain yang dipergunakan untuk
merefleksikan pemikiran.
 Inferensi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan memilih elemen yang
dibutuhkan untuk menyusun simpulan yang beralasan; untuk menduga dan
menegakkan diagnosis; untuk mempertimbangkan informasi apa sajakah yang
dibutuhkan dan untuk memutuskan konsekuensi apa yang harus diambil dari data,
informasi, pernyataan, kejadian, prinsip, opini, konsep dan lain sebagainya.
 explanation
Facione (2004) menjelaskan bahwa kemampuan menjelaskan (explanation) ditunjukkan dengan
kemampuan menyatakan hasil pemikiran; menjelaskan penalarannya berdasarkan
pertimbangan bukti, konsep, metodologi, kriteriologi, dan konteks.
 self regulation atau kemampuan untuk mengatur diri dalam berfikir. kemampuan selfregulation
adalah selalu melihat ulang pada seluruh dimensi critical thinking yang dilakukannya dan
mengeceknya berulang kali atas apa yang dilakukannya pada keseluruhan kegiatan critical thinking-
nya tersebut.
Sumber : Facione NC.2004. Critical Thinking what it is and why it counts. California Academic
Press.
Strategi penerapan critical thinking :

 Pembelajaran Aktif
 Pembelajaran Kolaboratif
 Pembelajaran Kontekstual
 Menggunakan pendekatan higher order thinking
 Self directed learning

(Kajian Kritis tentang Permasalahan Sekitar Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis, Sudaryanto,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)

5. Apa ciri2 pemikir kritis?

Carrol (2004) dan Facione (1996, 2004) menyimpulkan beberapa ciri-ciri critical
thinker yang ideal yaitu:
1. terbiasa ingin tahu,
2. banyak pengetahuan,
3. menyampaikan alasan yang terpercaya, tanpa prasangka ,
4. fleksibel dalam mempertimbangkan berbagai alternatif dan pendapat ,
5. berpandangan terbuka di dalam megevaluasi,
6. jujur di dalam menghadapi bias pribadi,
7. bijaksana di dalam membuat penilaian,
8. berkeinginan mempertimbangkan kembali pendapatnya dan pandangannya ketika refleksi yang
dilakukannya dengan jujur mengharuskannya untuk merubah pandangannya tersebut,
9. rajin di dalam mencari informasi terkait & layak di dalam pemilihan ukuran-ukuran, fokus di dalam
pemeriksaan.
Sumber :
 Carrol, Robert T. 2004. Critical thinking. Becoming a Critical Thinker.
 Facione NC, Facione PA. 1996. Externalizing the critical thinking in knowledge
development and clinical judgment. Nursing Outlook, 44, 129-36.
 Facione NC.2004. Critical Thinking what it is and why it counts. California Academic
Press.

6. Apa tujuan critical thinking?

7. Bagaimana langkah2 pemikir kritis dlm menghadapi pasien?


- Bersikap tulus ikhlas
- Ramah tamah menyambut pasien
- Sikap ikhlas didasari sikap profesional dokter yang wibawa
- Tata sopan santun dan tata susila
- Perhatian terhadap pasien
- Pandangan terhadap pasien sebagai manusia seutuhnya

(FK USU: Kode Etik Kedokteran, 2004, Pasal 10-13 Kewajiban Dokter Terhadap Pasien)
8. Hubungan critical thinking, critical thinker, clinical reasoning?
critical thinker adalah seorang pemikir kritis yang berfikir secara kritis (critical thinking) dan critical
thinking ini digunakan dalam menerapkan clinical reasoning. Menurut (Norman
2004) proses clinical reasoning jika dilakukan dengan benar pasti akan menerapkan prinsip-prinsip critical
thinking.
Sumber : Norman, G. 2005. Research in clinical reasoning: past history and current trends, Medical
Education, 39, 418-427
9. Apa akibat seorang dokter yg tidak berpikir smart n kritis?
10. Apakah keuntungan dokter yg menerapkan critical thinking?

CLINICAL REASONING

1. Definisi dari clinical reasoning?


Groves dkk. (2002) mengambil pendapat Newble menjelaskan bahwa
clinical reasoning adalah proses kognitif yang terjadi ketika berbagai informasi yang
diperoleh dokter baik melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik atau melalui kasus klinik
yang diberikan pada mahasiswa kedokteran disintesis dan diintegrasikan dengan
penegtahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya oleh dokter dan mahasiswa
tersebut yang kemudian dipergunakan untuk mendiagnosis dan menatalaksana masalah
pasien.
2. Langkah untuk melakukan clinical reasoning?
 Smart thinking
 Critical thinking. (www.scribd.com)

3. Apa tujuan atau manfaat dari clinical reasoning?


 Menjadi dasar sebelum menentukan diagnose
 d i g u n a k a n u n t u k m e n g a m b i l k e p u t u s a n k l i n i s d e n g a n m e m b u a t diagnosis dan
menatalaksana masalah pasien.
(grove 2002)
Sumber : Groves, M, Scott, I, Alexander, H. 2002. Assessing clinical reasoning: a method to monitor its
development in a PBL curriculum, Medical Teacher, vol 24, No. 5. 507 -515

4. Jenis2 clinical reasoning?


Clinical reasoning biasa dibagi menjadi forward dan backward clinical reasoning .
 Forward clinical reasoning adalah proses untuk menetapkan hipotesis berdasarkan data yang
ada. Sedangkan
 Backward clinical reeasoning adalah mengungkapkan data berdasarkan hipotesis.
(Patel dkk. dalam Beullens dkk. 2005)
5. Apa saja faktor yg mempengaruhi clinical reasoning?
Higgs (1996) menyimpulkan bahwa ada tiga komponen atu faktor penting yang berperan dalam clinical
reasoning tersebut yaitu
1. kognisi,
2. dasar pengetahuan yang kuat dan
3. metakognisi.
Higgs (1996) menganggap clinical reasoning sebagai reflective inquiry
dengan menggunakan tiga komponen tersebut bersama-sama.
6. Pengaruh dari clinical reasoning kepada diagnosa?
Menurut Struyf dkk (2005) clinical reasoning berpengaruh pada penegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan medis yang tepat dalam kasus klinik.

CRITICAL PARTICIPATION

1. Definisi, tujuan, manfaat dari critical participation?


Definisi :
critical participation, yakni kemampuan berfikir kritis dalam keikutsertaannya sebagai warga masyarakat
yang bertanggungjawab atas persoalan di lingkungannya.
Tujuan :
 Untuk mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang (perspective),
 menentukan isu pokok di masyarakat, dan asumsi-asumsi masyarakat, kemudian
menganalisisnya.
 mampu memberikan pendapat berdasarkan norma dan nilai-nilai yang berkembang di
masyarakat, prinsip-prinsip umum yang ada di masyarakat, budaya, dan lain sebagainya.
Manfaat :
 Memecahkan masalah dalam masyarakat
 Menggunakan pemikiran reflektif berdasarkan bukti serta melalui kegiatan berfikir kritis.
Sumber : Dam dan Volman (2004)
Dam, Geert ten dan Volman, Monique. 2004. Critical Thinking as Citizanship
Competence: teaching strategy. Learning and Instruction. 14 (2004) 359-378.

2. Bagaimana cara melakukan critical participation?


 Terjun langsung ke masyarakat
 Penyuluhan/sosialisasi
3. Apa hubungan antara critical thinking dg critical participation?
critical participation merupakan kemampuan berfikir kritis (critical thinking) dalam keikutsertaannya
sebagai warga masyarakat yang bertanggungjawab atas persoalan di lingkungannya.
Sumber :
Dam, Geert ten dan Volman, Monique. 2004. Critical Thinking as Citizanship
Competence: teaching strategy. Learning and Instruction. 14 (2004) 359-378.

Anda mungkin juga menyukai